You are on page 1of 36

ALKALOID

Alkaloid mrpk senyawa yang mengandung N yang


seringkali tdp dalam cincin heterosiklik dan kebanyakan
bersifat basa (alkaloid = mirip alkali).
Alkaloid telah dikenal selama beratus tahun dan menarik
perhatian terutama krn pengaruh fisiologinya thd
binatang menyusui dan pemakaiannya di bidang farmasi.
Fungsi alkaloid tumbuhan a. l. :
Sbg zat pengatur tumbuh karena struktur bbrp
alkaloid menyerupai zat pengatur tumbuh. Bbrp
alkaloid merangsang perkecambahan, yang lainnya
menghambat.
Sbg pengganti basa mineral dlm mempertahankan
keseimbangan ion dalam tumbuhan
Sbg pelindung tumbuhan
1. Sejarah alkaloid
Alkaloid I yang ditemukan : opium, getah kering candu Apium
Papaver sammiferum. Opium telah digunakan sbg obat-obatan
selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sbg analgesik maupun
narkotik telah diketahui
1803 : Derosne mengisolasi alkaloid semi murni opium
(narkotin)
1805 : Sertuner meneliti lanjut thd opium dan berhasil
mengisolasi morfin (Yunani, Morpheus ; dewa impian) murni.
1817-1826 di laboratorium Pelletier dan Caventon di fakultas
farmasi di Paris, diperoleh alkaloid a.l. : striknin, emetin,
brusin, piperin, kafein, kuinin, sinkonin dan kolkisin serta
koniin. Koniin bertanggung jawab thd kematian Socrates, tetapi
struktur molekulnya sederhana.
1870 : penentuan sifatsifat alkaloid yang I kali (koniin)
1886 : sintesis alkaloid I kali (koniin)
1946 : penentuan struktur striknin yang kompleks oleh
Robinson dkk setelah melakukan pekerjaan kimia yang ekstra
sukar selama hampir 140 tahun.
Pada akhir 1978, hampir 4000 struktur alkaloid telah
diidentifikasi.
2. Sumber Alkaloid
Sumber utama alkaloid : tanaman berbunga, angiospermae,
sejumlah alkaloid tdp pula dari hewan, serangga, organisme
laut, mikroorganisme dan tanaman rendah.
Kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid adh
Liliaceae
Solanaceae
Rubiaceae

Suatu genus yang sama sering menghasilkan alkaloid yang


sama dan bahkan bbrp genus yang berbeda dalam suatu
famili dapat mengandung alkaloid yang sama.
Alkaloid dalam tanaman mungkin terlokasi (terkonsentrasi)
dalam jumlah tinggi pada bagian tertentu tanaman, contoh
kuinin tdp dalam kulit, morfin pada getah/lateks Papaver
samniferum.
3. Klasifikasi Alkaloid

Sistem klasifikasi alkaloid menurut Hegnauer :

a.Alkaloid sesungguhnya

b.Protoalkaloid

c.Pseudo alkaloid
a. Alkaloid sesungguhnya:
Berasal dari asam amino
Bersifat basa
Atom N ada pada cincin heterosiklis
Terdapat dalam bentuk garam dengan asam organik
Contoh: atropin, morfin
Morphine: and Opium Alkaloid

6
b.Protoalkaloid
amin yang relatif sederhana
N yang terikat pada asam amino tidak
terdapat dalam lingkar heterosiklik.
dibiosintesis dari asam amino
bersifat basa
Contoh: efedrin, meskalin dan amfetamin

OH CH3O

CHCHNHCH3 CH3O CH2CH2NH2

CH3 CH3O
Efedrin meskalin

CH2CHNH2

Amfetamin CH3
c. Pseudoalkaloid
tidak diturunkan dari prekusor asam amino, biasanya
bersifat basa. Contoh : Alkaloid steroidal (konessin) dan
alkaloid purin (kafein).
CH3
N CH3 O
NCH3
CH3N
CH3
O N N
CH3
(CH3)2N
konessin kafein
Gugus lakton

Senyawa kimia yang telah berhasil diisolasi dari fraksi diklorometan


daun Pandan adalah senyawa golongan alkaloid yaitu senyawa
pandamarilakton
Klasifikasi alkaloid berdasarkan bentuk cincin
heterosiklik dan letak atom N terbagi 6 :
1. alkaloid heterosiklik
N N N
N N
N
N N
pirolidin piperidin pirimidin purin

N N 2. alkaloid dg atom N di luar cincin


3. alkaloid putressin
N
pirol piridin indol
N
kuinolin
4. alkaloid peptida
5. alkaloid diterpen
N
6. alkaloid steroid
N
N N N
pirolizidin imidazol tropan isokuinolin

N N
akridin kuinazolin
(Demerol)

11
4. Penamaan dan Sifat sifat
fisika kimia
1. Tidak ada sistem penamaan dan penomoran
yang konsisten. Penamaan lazim untuk alkaloid
: nama berakhiran in.
nama trivial (non sistematik) diturunkan dari:
nama genus, contoh : atropin dari Atropabelladona
nama spesies, contoh : kokain dari Erythroxyloncoca
nama yang lazim untuk obat-obatan, contoh :
emetin, emetat
nama pakar kimia alkaloid yang terkenal, contoh
pelletierin
Atropa belladona Solanaceae
2. Sifat-sifat fisik
Kebanyakan alkaloid berupa padatan atau dlm bentuk kristal dg titik lebur
yang tajam atau dg kisaran dekomposisi.
Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf
Bbrp alkaloid spt nikotin dan koniin berupa cair pada suhu kamar.

Kebanyakan alkaloid tidak berwarna tetapi bbrp senyawa yang kompleks,


golongan aromatik berwarna, contoh berberin (kuning) dan betanin (merah).
Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dlm pelarut organik
meskipun bbrp pseudoalkaloid dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid
dan alkaloid kuartener sangat larut dalam air

3. Sifat-sifat kimia
Kebanyakan alkaloid bersifat basa karena adanya pasangan e pada N.
Jika gugus fungsi yang berdekatan dg N bersifat melepaskan e-. Contoh : gugus
alkil, maka ketersediaan e- pada N naik dan senyawa bersifat lebih basa.

(C2H5)3N > basa dari (C2H5)2NH > basa dari C2H5NH2

trietil amin dietil amin etil amin


Sebaliknya, bila gugus fungsi yang berdekatan dg gugus amina menarik e-,
spt gugus karbonil maka ketersediaan pasangan e- berkurang dan
pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan
sedikit asam. Contoh : senyawa yang mengandung gugus amida.

Inti piridin mengandung 6 e- didalam lingkar heterosiklik, shg pasangan


e- pada N dan piridin bersifat basa. Tetapi ikatan rangkap C=N
mengurangi kebasaannya, dan piridin kurang basa daripada piperidin yang
jenuh. Kuinolin dan isokuinolin kebasaannya mirip piridin.

>basa
N
N N N
H
piperidin piridin kuinolin isokuinolin
Untuk sistem lingkar lima, pirol hanya mrpk aromatik penuh (4 + 2 e-)
bila sepasang e- pada N dilibatkan dalam kearomatikan. Karena itu pirol
dan indol bukan basa, tapi bersifat asam karena pembentukan anion
menaikkan ketersediaan e- pada N. Namun pirolidin bersifat basa sangat
kuat seperti halnya piperidin

N N N
H H H

pirolidin pirol indol


(basa kuat) (asam) (asam)

Kebasaan menyebabkan alkaloid sangat mudah mengalami


dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dg adanya Oksigen.
Pembentukan garam dg senyawa organik (tartarat, sitrat) atau an-organik
(asam hidrokhlorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah
sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dlm bentuk
garamnya.
5. Deteksi, Isolasi dan Pemurnian
1. Deteksi
Beberapa metode pemeriksaan kandungan alkaloid yang
sering digunakan : metoda Culvenor-Fitzgerald dan Kiang
Douglas. Pereaksi sering didasarkan pada kesanggupan
alkaloid untuk bergabung dg logam yang memiliki berat atom
tinggi seperti merkuri, bismut, wolfram atau Iod.
Mayer (kalium iodida dan merkuri klorida) reaksi positif :
endapan putih
Dragendorff (bismut nitrat dan merkuri klorida dlm asam nitrit
berair) reaksi positif : warna oranye / merah jingga.
Bouchardat mirip dg pereaksi Wagner (kalium iodida dan Iod)
Asam silikotungstat (kompleks silikon dioksida dan tungsten
trioksida)
Berbagai pereaksi tsb : perbedaan yang besar dlm hal
sensitivitas thd gugus alkaloid yang berbeda. Pereaksi Mayer
paling banyak digunakan karena memberikan endapan putih
dg hampir semua alkaloid.
2. Isolasi
Satu-satunya sifat kimia alkaloid yang penting :
kebasaan, maka alkaloid diperoleh dg cara
mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang
diasamkan (asam hidroklorida, sitrat dan tartarat) yang
melarutkan alkaloid sbg garam atau bahan tumbuhan
dapat dibasakan dg natrium karbonat dsb dan basa
bebas diekstraksi dg pelarut organik spt kloroform, eter
dsb. Pendekatan khusus harus dikembangkan untuk
beberapa alkaloid yang tidak bersifat basa.

Ekstraksi alkaloid : lihat gambar 3.3


Ekstraksi
Bahan tanaman

Petroleum eter

Ekstrak
Residu
petroleum eter
MeOH atau EtOH 95 %
pemekatan
partisi EtOAc : asam tartrat 2 %

EtOAc larutan asam


alkaloid netral tartrat 2 %
atau basa lemah
dibasakan dengan
amonia atau
natrium karbonat

EtOAc larutan basa


berair
fraksi alkaloid mengandung alkaloid
basa kuartener

Gambar 10.2. Ekstraksi khusus bahan tanaman yang mengandung alkaloid


Metode ke-2 untuk mengekstraksi alkaloid :
dg menambahkan amonia pada bahan tanaman untuk
mengubah garam alkaloid menjadi basa bebas,
diekstraksi dg pelarut organik yang cocok.
Setiap alkaloid kuartener yang terdapat dlm tanaman
tidak dapat dipisahkan dg cara ini, tetapi senyawa dapat
diperoleh dg cara mengekstraksinya dg alkohol.
Prosedur lain :
Bahan tanaman yang telah dihilangkan lemaknya ditambah dg
larutan asam tartarat 2% dan diekstrak dg n-heksana untuk
menghilangkan basa lemah.
Bahan tanaman kmd dibuat alkalis dg amonia dan basa yang
lebih kuat diekstrak dg pelarut organik (n-heksana, kloroform,
atau etil asetat).
Senyawa (alkalis) diekstrak dg alkohol untuk memperoleh
alkaloid fenolat dan kuartener.
Pemisahan alkaloid
Metode yang lazim : Kromatografi dg absorben yang cocok.
Pemisahan pada kromatografi kolom thd bahan alam
selalu dimonitor dg KLT.
Pereaksi untuk mendeteksi alkaloid pada kromatogram :
Dragendorff : noda berwarna jingga untuk semua jenis alkaloid
Pereaksi Cerium amonium sulfat (CAS) berasam (asam sulfat atau fosfat) :
warna yang berbeda dg berbagai alkaloid indol. Warna tergantung pada
kromofor ultra ungu alkaloid. Contoh :

N N N
H H H

CO2CH3
Kuning Jingga/merah Biru
Indol Dihidro indol (indolin) -anilinoakrilat

Glikoalkaloid steroidal dideteksi dg penyemprotan vanilin-asam fosfat.


3. Pemurnian
Ekstrak alkaloid kompleks yang masih kotor
dipisahkan menjadi komponen2nya.
Rekristalisasi mrpk prosedur pemurnian yang
paling sederhana.
Beberapa kombinasi pelarut yang sering
digunakan untuk kristalisasi alkaloid :
metanol-etanol
metanol-kloroform
metanol-eter
metanol-aseton
etanol-aseton
Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder
E. padat-cair
(Maserasi)

Ekstraksi
Ekstraksi
cair-cair

KLT Kromatografi
Kolom

KLT Preparatif

Pemurnian
Rekristalisasi
Elusidasi Struktur
Tl, dispersi putaran optik dan data2
spektroskopi : spektrum UV, IR, NMR dan
NMR 2 D serta MS
Spektrum gugus kromofor dari seny. organik dan
UV membedakan senyawa aromatik dg
senyawa alifatik rantai jenuh
Spektrum gugus fungsi dalam seny. organik (bil.
IR frekuensi spesifik)
Spektrum
1H NMR, 13C NMR jumlah dan jenis proton, C

Spektrum berat molekul senyawa


Massa
Kesimpulan
SEKIAN
6. Bioaktivitas Alkaloid
Manusia primitif seringkali menggunakan ekstrak akar, kulit
kayu, daun, bunga, buah dan biji-bijian sbg obat. Banyak
tumbuhan mengandung senyawa yang berdampak faali yang
nyata. Zat-zat aktif ini telah diisolasi dan kebanyakan
diketahui berupa senyawa N heterosiklik.
Dlm dosis tinggi nikotin bersifat toksik dan pernah digunakan
sbg insektisida.
Dlm dosis sangat rendah (dlm rokok/sigaret) nikotin
bertindak sbg stimulan thd sistem syaraf otonom. Jika dosis
rendah ini disambung, nikotin dapat menekan sistem syaraf
ini shg aktivitasnya dibawah normal.

N CH3
Nikotin
Kodein : derivat metoksi dari morfin (pada gugus fenolnya)
Kodein seperti morfin mrpk analgesik (zat penghilang nyeri) yang ampuh
dan secara alamiah berasal dari biji buah candu. Kodein juga mrpk obat
batuk. Akhir-akhir ini kodein telah digantikan dg dekstrometorfan, suatu
obat sintetik yang tidak membuat ketagihan (non additif).
Heroin : derivat diasetil dari morfin
Heroin tidak tdp dialam, tetapi disintesis dari morfin di laboratorium.
Heroin (seperti kodein dan morfin) mrpk penghilang nyeri yang ampuh.
Heroin : menghilangkan rasa sakit pada pasien kanker stadium akut.
Karena lebih membuat ketagihan daripada morfin, penggunaannya sbg
obat dilarang di Amerika
Sejumlah besar alkaloid yang aktif secara faali mengandung
sistem cincin tropan spt atropin (Atropa belladona). Atropin
digunakan dalam obat tetes mata untuk membengkakkan
pupil. Skopolamin (serum kebenaran) digunakan sbg sedatif
menjelang operasi, dari segi kimia skopolamin adh epoksida
dari atropin. Kokain mrpk stimulasi yang membuat ketagihan
dan penghilang rasa nyeri.

Kokain
Sebelum masehi, efedrin diekstrak dari tanaman ma-chuang di Tiongkok
senyawa ini mrpkn obat peluruh dahak (decongestant) yang aktif dalam
obat tetes hidung dan obat flu.

Meskalin suatu halusinogen yang diisolasi dari kaktus peyote telah


berabad-abad digunakan oleh orang Indian di Meksiko dan Amerika Barat
daya dalam upacara keagamaan.

Amfetamin : stimulan sintetik yang menyebabkan tak dapat tidur dan


kegugupan. Amfetamin digunakan juga untuk mengurangi kegemukan
karena mengurangi nafsu makan. Amfetamin mengandung C khiral dan
memp sepasang enansiomer. Enansiomer amfetamin yang lebih aktif (yang
memutar kekanan) disebut deksedrina.
OH CH3O

CHCHNHCH3 CH3O CH2CH2NH2

CH3 CH3O
Efedrin meskalin

CH2CHNH2

Amfetamin CH3
Alkaloid pirolizidina tdp dalam aneka ragam tumbuhan spt keluarga aster.
Alkaloid ini mrpk racun yang kumulatif bagi hewan yang merumput,
mengakibatkan sirosis hati, tumor hati bahkan kematian. Telah
diidentifikasi 100 alkaloid pirolizidin. Kebanyakan sbg ester yang dapat
dihidrolisis menjadi suatu asam karboksilat yang disebut asam nesat dalam
suatu amino alkohol (pirolizidin tersubstitusi) yang disebut nesin.

OH CH2OH

N
retronesin

Nesin yang paling umum adalah retronesin yang I kali diisolasi pada
tahun 1909 dan disintesis di laboratorium pada tahun 1962 (Fessenden,
1995).
Tumbuhan mengandung sejumlah besar senyawa yang berkerangka sistem
cincin indol yang mencakup asam amino triptofan dan banyak alkaloid. Indol
mrpk penyebab sebagian dari wangi bunga yasmin. Senyawa paling menarik
pada fisiologi tumbuhan ialah senyawa yang berkaitan erat dg asam indol 3
asetat, auksin alam mrpk yang terpenting. Turunan indol alami lainnya memp
aktivitas auksin setelah diubah secara enzimatik menjadi asam indol 3 asetat.

CH2COOH CH2CN CH2CHO

N N N

asam indol 3 asetat indol 3 asetonitril indol 3 asetaldehid

Telah ditemukan pula asam 4 kloroindol 3 asetat dan ester metilnya, ester asam
indol 3 asetat dgn gula dan myoinositol. Asam 5 hidroksilindol 3 asetat adalah
penghambat pertumbuhan. Banyak asam indolasetat dlm tumbuhan terikat pada
bahan polimer spt polisakarida, protein atau glikoprotein.
OH
CH2CH2NH2 CH2CH2NH2

N N
triptamin serotonin

Triptamin bertindak sbg amina penekan.


Serotonin memp efek thd tekanan darah dan sistem saraf pusat.
Turunan serotonin yang termetilasi menjadi penyebab efek psikis yang ditimbulkan
oleh jamur halusinogenik tertentu sementara senyawa lain aktif sebagai
neurotoksin dan penolak serangga. Beberapa senyawa lain menarik sebagai
fitoaleksin, fungisida dan antikarsinogen (Robinson, 1995).
Jalur biosintesis alkaloid

You might also like