You are on page 1of 28

PNEUMONIA

DEFINISI
• Pneumonia adalah peradangan alat parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli, yang disebabkan oleh mikro-organisme (bakteri,
virus, jamur, protozoa)
INSIDENSI
• Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum
berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di
masyarakat (pneumonia komunitas/PK) atau di dalam rumah
sakit (pneumonia nosokomial/PN). Pneumonia yang
merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di
parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%.
INSIDENSI
• Meskipun penyakit ini lebih banyak ditemukan pada daerah
berkembang akan tetapi di negara maju dapat ditemukan
kasus yang cukup signifikan. Berdasarkan umur, pneumonia
dapat menyerang siapa saja. Meskipun lebih banyak
ditemukan pada anak-anak. Pada berbagai usia penyebabnya
cenderung berbeda-beda, dan dapat menjadi pedoman dalam
memberikan terapi.
EPIDEMIOLOGI
 Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran
napas yang terbanyak di dapatkan dan sering merupakan
penyebab kematian hampir di seluruh dunia. Frekuensi
relative terhadap mikroorganisme patogen paru bervariasi
menurut lingkungan ketika infeksi tersebut didapat. Misalnya
lingkungan masyarakat, panti perawatan, ataupun rumah
sakit. Selain itu faktor iklim dan letak geografik mempengaruhi
peningkatan frekuensi infeksi penyakit ini.
EPIDEMIOLOGI
• Penyebab tersering pada usia muda : Streptokokus (Str)
pneumonia

• Penyebab tersering pada Lansia : Str.pneumoniae,


H.influenzae, Stafilokokus aureus, batang gram (-)
ETIOLOGI
• Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, protozoa, yang
sebagian besar disebabkan oleh bakteri.
• Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri
positif-gram, Streptococcus pneumonia yang menyebabkan
pneumonia streptokokus. Bakteri staphylococcus aureus dan
streptococcus aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh
virus, misalnya influenza.
PATOFISIOLOGI
• Stadium kongesti (4 – 12 jam pertama)
• Stadium hepatisasi merah (48 jam selanjutnya)
• Stadium hepatisasi kelabu (konsolidasi)
• Stadium akhir (resolusi)
KLASIFIKASI
A. Berdasarkan klinis dan epidemiologi
• Pneumonia komuniti (Community-acquired pneumonia= CAP)
• Penumonia nosokomial (Hospital-acquired Pneumonia= HAP)
• Pneumonia pada penderita immunocompromised Host
• Pneumonia aspirasi
KLASIFIKASI
B. Berdasarkan lokasi infeksi
• Pneumonia lobaris
• Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)
• Pneumonia interstisial
DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis pneumonia dapat dilakukan melalui:
• Gambaran Klinis
• Pemeriksaan Laboratorium
• Gambaran Radiologis
• Pemeriksaan Bakteriologis
Gambaran Klinis
Gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis pneumonia.
Gejala-gejala meliputi:

Gejala Mayor: 1.batuk


2.sputum produktif
3.demam (suhu>37,80c)

Gejala Minor: 1. sesak napas


2. nyeri dada
3. konsolidasi paru pada
pemeriksaan fisik
4. jumlah leukosit >12.000/L
Pemeriksaan Laboratorium
• Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah
leukosit, biasanya >10.000/ul kadang-kadang mencapai
30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat
pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED.
Pemeriksaan Laboratorium
• Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan
dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif
pada 20-25% penderita yang tidak diobati. Anlalisa gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
Gambaran Radiologis
1.Pneumonia Lobaris
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu
segmen/lobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang tersebar. Air bronchogram biasanya
ditemukan pada pneumonia jenis ini.
Hasil CT scan dada ini menampilkan gambaran hiperdens di
lobus atas kiri sampai ke perifer.
2. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Pada gambar ini


tampak konsolidasi
tidak homogen di
lobus atas kiri dan
lobus bawah kiri.
Tampak gambaran
opak/hiperdens pada
lobus tengah kanan,
namun tidak menjalar
sampai perifer.
3. Pneumonia Interstisial

Terjadi edema dinding


bronkioli dan juga edema
jaringan interstitial
prebronkial. Radiologis
berupa bayangan udara
pada alveolus masih
terlihat, diliputi oleh
perselubungan yang tidak
merata.
PENATALAKSANAAN
• Dalam mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan
keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada
indikasi rawat dapat dirawat dirumah.
Penderita yang tidak dirawat di RS:
• Istirahat ditempat tidur, bila panas tinggi di kompres
• Minum banyak
• Obat-obat penurunan panas, mukolitik, ekspektoran
• Antibiotika
Penderita yang dirawat di Rumah Sakit, penanganannya di bagi 2 :

Penatalaksanaan Umum
 Pemberian Oksigen
 Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit
 Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan pembersihan jalan
nafas
 Obat penurunan panas hanya diberikan bila suhu > 400C, takikardi
atau kelainan jantung.
 Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti nyeri.
• Pengobatan Kausal
Dalam pemberian antibiotika pada penderita pneumonia
sebaiknya berdasarkan MO (Mikroorganisme) dan hasil uji
kepekaannya,
DIAGNOSIS BANDING
A.Tuberculosis Paru (TB)
B. Atelektasis
C. Efusi Pleura
TERIMA KASIH

You might also like