You are on page 1of 42

ANALISIS/DETEKSI

LIPID
Analisis
Lipid

Analisis Analisis Analisis


Kualitatif Kuantitatif Instrumen
ANALISIS KUANTITATIF
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jenis zat, dimana jenis lipid
dikelompokkan secara spesifik berdasarkan sifatnya.

UJI KELARUTAN UJI KETENGIKAN

UJI AKROLEIN UJI SALKOWSKI

UJI KETIDAKJENUHAN UJI LIEBERMAN-


BUCHARD
UJI KELARUTAN
Tujuan = Menguji kelarutan lipid yang dilakukan pada berbagai
pelarut (polar atau non-polar)
Prinsip = Senyawa Lipid adalah senyawa non-polar dan hanya akan
larut dalam pelarut non-polar, sehingga Lipid tidak dapat
larut dalam air (pelarut polar / organik)
Parameter = (+) Larut dalam pelarut organik / senyawa polar
(Kloroform, Benzena, dan Eter)
(-) Larut dalam pelarut air / senyawa polar
UJI KELARUTAN
Tahapan
1. Menyiapkan tabung reaksi bersih , lalu diisi dengan 2 ml pelarut
2. Menambahkan bahan uji, lalu dikocok, dan amati kelarutan lipid
dalam pelarut non-polar (organik) atau pelarut polar
UJI AKROLEIN
Tujuan = Menentukan / menguji keberadaan gliserin atau lemak

Tahapan
1. Menyiapkan sampel uji, memasukkan sampel ke tabung reaksi
2. Memasukkan KHSO4 ke tabung reaksi,memanaskannya dengan
pembakar bunsen, dan amati bau yang muncul

Parameter = (+) Tercium bau akrolein (seperti lemak terbakar)


( - ) Tidak tercium bau akrolein
Tabel 2 = Hasil Uji Akrolein

BAHAN HASIL KETERANGAN


MINYAK KELAPA + Bau pati
LEMAK HEWAN - Bau hewan
GLISEROL + Bau pati
ASAM OKAT + Bau pati
ASAM STEREAT - Bau hewan
PATI + Bau pati

Keterangan : Lemak + KHSO4 bila dipanaskan akan


menarik air, sehingga bagian gliserol akan
(+) : Mengandung Gliserol terdehidrasi menjadi aldehid tak jenuh /
(-) : Tidak Mengandung Gliserol akrolein (CH2=CHCHO)
Hanya gliserol dalam bentuk bebas
Pati adalah standar/ patokan atau yang terikat berupa senyawa
munculnya bau akrolein yang akan membentuk akrolein,
sedangkan asam-asam lemak tidak
Uji Ketidakjenuhan
Tujuan = Mengetahui Asam Lemak yang diuji termasuk Asam
Lemak jenuh / tak jenuh dengan pereaksi Iod Hubl
Tahapan
1. Menambahkan kloroform dengan jumlah yang sama banyak pada
Asam Lemak yang diuji
2. Dikocok hingga larut, lalu meneteskan pereaksi Iod Hubl ke tabung
reaksi, dikocok, dan lihat perubahan warna terhadap campuran
Parameter = (+) Terbentuknya warna merah setelah ditetesi Iod Hubl,
lalu kembali ke warna awal kuning bening
Tabel 3 = Hasil Uji Ketidakjenuhan

BAHAN HASIL KETERANGAN


MINYAK KELAPA - Kuning  Kuning keruh
LEMAK HEWAN - Putih  Putih
MINYAK TENGIK - Kuning bening  Kuning
ASAM OLEAT - Kuning bening  Kuning
ASAM STEREAT + Putih  Merah
MENTEGA - Kuning  Putih
MARGARIN + Kuning  Orange

Keterangan :
Pereaksi iod hubl (indikator perubahan
(+) : Memiliki ikatan lemak jenuh warna) akan mengoksidasi asam lemak
(tidak rangkap) yang mempunyai ikatan rangkap pada
(-) : Memiliki ikatan lemak tak molekulnya menjadi berikatan tunggal
jenuh (ikatan rangkap)
Uji Ketengikan
Tujuan = Menentukan derajat ketengikan yang disebabkan oleh oksidasi
lipid
Parameter =
Larutan Putih : Tidak tengik
Larutan merah muda : Tengik

Perubahan warna akibat reaksi antara floroglusinol dengan molekul O2 yang


mengoksidasi minyak tersebut
Bau tengik karena terbentuknya senyawa pemecahan Hidroperoksida
Tengik karena Trigliserida banyak teroksidasi oleh molekul O2 dalam udara bebas
Tahapan Uji Ketengikan
1)Menyiapkan sampel uji, lalu tambahkan HCl pekat pada sampel
2)Mencelupkan kertas saring ke dalam larutan Floroglusinol, lalu menjepitnya
pada labu erlenmeyer yang telah disumbat karet.
3)Memasukkan serbuk CaCO3, lalu segera tutup dengan sumbat karet tersebut
4)Diamkan selama 20 menit dan amati perubahan warna yang terjadi

Tabel 4 = Hasil Uji Ketengikan

BAHAN WARNA KERTAS HASIL KETERANGAN


MINYAK KELAPA COKELAT - Kuning  Kuning keruh
MINYAK KELAPA MERAH MUDA + Kuning bening  Kuning
TENGIK
MENTEGA COKELAT - Kuning  Putih
LEMAK HEWAN COKELAT - Kuning  Orange
UJI SALKOWSKI
Tujuan : Mengidentifikasi ada atau tidaknya kolesterol dalam
sampel

Tahapan
1. Tabung reaksi bersih diisi beberapa miligram(mg) kolesterol, lalu
ditambah 3 ml kloroform anhidrat
2. Menambahkan AsamSulfat (jumlah sama) dan jangan dikocok,
kemudian amati perubahan warna yang terjadi

Pereaksi Asam Sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan


(+) Terbentuk tiga lapisan warna :
• Warna merah kebiruan sampai merah cerah
PARAMETER UJI
dan ungu (reaksi antara kloroform dan
SALKOWSKI kolesterol yang berupa kolestadiena)
• Fluoresensi hijau (reaksi antara kolestadiena
dan asam sulfat yang berupa asam sulfonat)
• Kuning (sisa asam sulfat)
• Cincin Coklat (reaksi antara kolesterol dengan
Asam Sulfat pekat)
UJI LIEBERMANN-BURCHARD
Tujuan : Mengidentifikasi adanya kolesterol melalui penambahan
Asam Sulfat
Parameter: (+) Perubahan warna dari merah muda menjadi biru-ungu
dan akhirnya menjadi warna hijau
Tahapan
1. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam kolesterol dan
kloroform (dari uji Salkowski), dan menambahkan asam sulfat
Molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol, kemudian teroksidasi
membentuk 3,5- kolestadiena
2. Tabung dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit
Produk dikonversi menjadi polimer (Kromofor menghasilkan warna hijau).
ANALISIS KUANTITATIF
Analisis kuantitatif dilakukan untuk untuk mengetahui kadar Lipid dalam suatu sampel

ANALISIS
KUANTITATIF

UJI METODE
BILANGAN EKSTRAKSI

NON
SOLVENT
SOLVENT
UJI BILANGAN IODIN
Tujuan : mengukur derajat ketidakjenuhan lipid dan menunjukkan
jumlah ikatan rangkap C=C dalam lipid
Parameter : semakin banyak ikatan rangkap maka akan semakin
banyak pula iodium yang dapat bereaksi, semakin tinggi nilai iodinnya.

Asam Lemak tak jenuh dapat mengikat Iodium dan membentuk senyawa jenuh
( menunjukkan banyak ikatan rangkap dalam sampel)
Semakin besar ikatan rangkap , maka semakin besar Iodium yang bereaksi,
sehingga bilangan iodinnya semakin besar.
UJI BILANGAN IODIN
UJI BILANGAN PEROKSIDA
Tujuan : Menentukan derajat kerusakan pada lemak / minyak dan
menentukan tingkat ketengikan lipid

Derajat Kerusakan: nilai seberapa mudah lipid dapat teroksidasi,


dimana lipid yg sudah teroksidasi berakibat
terhadap rusaknya struktur lipid tersebut
UJI BILANGAN PEROKSIDA
Tahapan
1. Diamkan sampel minyak yang akan diuji selama 1 menit dengan
sesekali digoyang kemudian tambahkan 30 ml aquades
2. Lakukan titrasi dengan 0,1 N Na2S2O3 sampai warna kuningnya
hampir hilang, lalu tambahkan 0,5 ml larutan pati 1%.
3. Lakukan titrasi sampai warna biru menghilang
Uji Bilangan FFA (Free Fatty Acid)
Tujuan : Menunjukkan jumlah Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid)
yang ada dalam lemak setelah lemak dihidrolisis
berdasarkan berat molekul dari asam lemak
Tahapan
1. Ekstraksi lipid dari sampel
2. Larutkan lipid dalam larutan etanol yang mengandung indikator
3. Titrasi dengan KOH hingga larutan berwarna pink
Parameter
1. Semakin tinggi nilai FFA, maka semakin tinggi derajat kerusakan
suatu lipid
2. Asam lemak bebas ini menunjukan gugus karboksilat yang sudah
tersaponifikasi (sudah lepas dan merupakan hasil degradasi
trigliserida sebagai akibat dari kerusakan minyak.
3. Acid value = jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk mentitrasi
asam lemak yang terdapat dalam 1 gram lipid
4. Acid value merupakan ukuran yang baik untuk memecah trigliserida
menjadi tiga asam lemak

Semakin tinggi bilangan FFA, semakin rendah kualitasnya.


Uji Bilangan Saponifikasi
Tujuan : Mengukur indeks rata-rata berat molekul Triasilgliserol
dalam sampel
Tahapan
1. Lipid yang telah diekstraksi dilarutkan dalam etanol yang mengandung KOH
berlebih, dan dipanaskan hingga reaksi sempurna
2. KOH yang tidak bereaksi ditentukan dengan menitrasi sampel dengan HCl
Parameter
Bilangan penyabunan besar  berat molekul kecil (minyak tersebut
memiliki asam lemak dengan rantai karbon pendek)
Bilangan penyabunan kecil  berat molekul besar (minyak tersebut memiliki
asam lemak dengan rantai karbon panjang)
Bilangan Saponifikasi : banyaknya jumlah basa yang diperlukan untuk
menyabunkan secara sempurna satu gram
lemak atau minyak.
Bilangan saponifikasi dinyatakan dalam miligram KOH (Basa) yang
dibutuhkan untuk mensaponifikasi 1 gram lemak

Reaksi
Trigliserida + 3 KOH -> Gliserol + 3 garam asam lemak
natrium
Uji Bilangan Reichert - Meissel
Definisi : Banyaknya mL NaOH 0,1 N yang dipakai untuk menetralkan
asam lemak yang menguap dan larut dalam air, yang diperoleh dari
penyulingan 5 gram minyak atau lemak pada kondisi tertentu
Tujuan : Menentukan berapa banyak asam lemak volatile yang
dapat di ekstrak dari lemak melalui proses Saponifikasi

Bilangan Reichert-Meissel = 1,1 x (Ts-Tb)

Banyak digunakan untuk menganalisis pemalsuan mentega yang dicampur


minyak lain
Uji Bilangan Hebner
Tujuan : Menentukan jumlah asam lemak yang tidak larut dalam
air
Definisi : Lemak dengan BM yang tinggi akan mempunyai bilangan
Hebner
Tahapan
1. Sabun dilarutkan dalam air panas dan ditambah HCl pekat
(terbentuk asam lemak bebas)
2. Sabun tersebut didinginkan dan akan diperoleh lapisan asam lemak
yang tak larut dalam air, lapisan ini disaring dan ditimbang
Solvent Extraction
Definisi : Metode untuk mengekstraksi lemak menggunakan pelarut
(solvent)

Metode  Soxhlet
 Goldfish
Metode Soxhlet
Tahapan
1. Sampel dikeringkan, dihaluskan dan diletakkan
dalam thimble berpori.
2. Thimble diletakkan dalam alat soxhlet yang
dihubungkan dengan kondensor.
3. Labu soxhlet dipanaskan, solvent menguap,
terkondensasi dan masuk ke bejana ekstraksi yang
berisi sampel, dan mengesktraksi sampel.
4. Lemak tertinggal di labu karena perbedaan titik
didih. Pada akhir ekstraksi, solvent diuapkan dan
massa lemak yang tersisa ditimbang.
Metode Goldfish
Metode Goldfish merupakan metode yang mirip dengan metode
Soxhlet, tetapi labu ekstraksinya dirancang sedemikian rupa sehingga
solvent hanya melewati sampel, bukan merendam sampel.

Tujuan : Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi


Non-solvent Extraction
Definisi : Metode yang tidak memakai solvent untuk mengekstraksi
lemak

Metode  Babcock
 Gerber
 Detergen
Metode Babcock
Definisi : Ekstraksi lemak menggunakan botol Babcock

Tahapan
1. Memasukkan sampel dengan cara
dipipet kedalam botol babcock
2. Melepaskan lipid dari zat lain seperti
protein atau polisakarida dengan asam
sulfat
3. Sentrifugasi saat 55-60oC akan
menyebabkan lipid cair naik ke leher
botol yang diberi skala pengukuran
Metode Gerber
Metode ini mirip dengan metode babcock, hanya saja meng-
gunakan asam sulfat dan isoamil alkohol.

Isoamil alkohol digunakan untuk mencegah pengarangan gula


karena panas dan asam sulfat
Metode Detergen
Tujuan : Metode ini untuk mengatasi masalah keamanan penggunaan
asam sulfat yang sangat korosif.

Prinsip
Metode ini menggunakan surfaktan pada sampel untuk menggantikan Asam
Sulfat
Surfaktan akan menggantikan membran yang menyelubungi droplet emulsi
dalam sampel susu, menyebabkan lemak terpisah.
Sampel kemudian disentrifugasi sehingga lemak akan berada di leher botol
sehingga kadar bisa ditentukan
Analisis Lipid Instrumental
Analisis lipid instrumental merupakan analisis lipid menggunakan
alat (instrumen), dan dapat berupa analisis kuantitatif maupun analisis
kualitatif (tergantung Instrumennya)

Metode  GC - MS
 HPLC
 TLC
 FTIR
GCMS (Gas Chromatography and
Mass Spectroscopy)
Tujuan
1. Memisahkan berbagai macam asam lemak dalam sampel
2. Mengetahui komposisi setiap asam lemak dalam sampel
3. Memperjelas asam lemak yang mempunyai panjang rantai yang
mirip dan mempunyai posisi ikatan rangkap berbeda

Prinsip : Memisahkan senyawa-senyawa dalam sampel berdasarkan


titik didih, ukuran, kepolaran, senyawa-senyawa yang
dipisahkan harus bersifat volatile.
Tahapan
1. Tahap ekstraksi lipid
2. Tahap Pembentukan Metil Ester (Metilasi)
3. Tahap Identifikasi Asam Lemak
HPLC (High Performance Liquid
Chromatogrpahy)
HPLC sering disebut kromatografi cair kinerja tinggi. HPLC memiliki
tingkat sensitifitas yang tinggi sehingga lebih mudah untuk melakukan
identifikasi dan pemisahan sampel.

Tujuan
1. Mengurangi interaksi hidrofobik rantai hidrokarbon
2. Melemahkan ikatan hidrogen dan interaksi elesktrostatik yang mengikat
lipid dengan protein membrane.
3. Memisahkan lipid nonvolatil yang memiliki berat molekul tinggi
Prinsip kerja
1. Memisahkan berdasarkan kepolaran
2. Menggunakan Tekanan Tinggi untuk Mendorong Fasa Gerak

Kelebihan : Mampu memisahkan lipid non volatile dengan berat


molekul yang tinggi

Tahapan
Sampel diinjeksikan dan terurai menjadi analit sesuai dengan
afinitasnya, lalu dideteksi oleh detektor dan dicatat
TLC (Thin Layer Chromatography)
Tujuan
1. Memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan-perbedaan
adsorpsi
2. Menggunakan prinsip perbedaan kepolaran antara sampel dengan
pelarut yang digunakan

Prinsip : Memisahkan dengan menggunakan fasa diam dari bentuk


plat silika dan fasa geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang
dipisahkan
Tahapan
1. Menutup pelat dengan sepotong kaca.
2. Merendam pelat sampel dalam pelarut
3. Menunggu beberapa saat
4. Menyemprot kedua sisi dengan rhodamine
5. Memanaskan pelat
FTIR (Fourier Transform Infra-Red)
Tujuan : Menganalisis keberadaan lemak berdasarkan jenis lemak,
biasanya digunakan untuk uji kehalalan (minyak babi)

Prinsip : Memisahkan berdasarkan emisi atau absorbsi sinar


inframerah oleh molekul lemak yang jadi sampel

You might also like