You are on page 1of 68

Diet Diabetes Mellitus

Anak (Type I)

By Fretika
Karakteristik
Type I  IDDM
• Dulu = Juvenilis onset type
• Biasanya pd org kurus atau lansia
ketika hiperglikemia tampak pertama
kali.
• Umur < 30 th (bisa jg tjd pd semua
umur)
• Tgt dari insulin exogenous  fs ; u/
m’cegah ketoacidosis & kematian
• Rentan thp ketosis
CAUSE ....????
Absolute insulin deficiency
1. Idiopathic
2. Immune-mediated (autoimmunity) 
infeksi virus, keracunan bahan kimia, dll)

Circulating auto-
antibodies
SYMPTOMS ????
1. Hyperglycemia
2. Polidipsi (excessive thirst)
3. Poliuria (frequent urination)
4. Electrolyte disturbances
5. BB menurun
Penatalaksanaan ???
1. Medical Management
• Daily blood glucose monitoring
• A1c testing
• Medications (Insulin injections &
Insulin pumps)
2. Nutritional Management
a. Sinkronisasi penggunaan insulin dengan
asupan makanan, konsistensi waktu makan
dan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi.
b. Menyesuaikan dosis insulin sebelum makan
sesuai jumlah karbohidrat dalam makanan
yang akan dikonsumsi.
c. Asupan energi dan zat gizi yg adequate untuk
menunjang tumbuh kembang pada anak.
Tujuan penatalaksanaan umum
• Diusahakan agar anak-anak :
1. Dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
2. Mengalami perkembangan emosional yang normal
3. Mampu mempertahankan kadar glukosuria atau kadar
glukosa darah serendah mungkin tanpa menimbulkan
gejala hipoglikemia
4. Tidak absen dari sekolah akibat penyakit dan mampu
berpartisipasi dalam kegiatan fisik maupun sosial yang
ada
5. Penyakitnya tidak dimanipulasi oleh penyandang DM,
keluarga, maupun oleh lingkungan
6. Mampu memberikan tanggung jawab kepada penyandang
DM untuk mengurus dirinya sendiri sesuai dengan
taraf usia dan intelegensinya
• Untuk mencapai tujuan ini penatalaksanaan
dibagi menjadi :
1. Pemberian insulin
2. Penatalaksanaan dietetik
3. Latihan jasmani
4. Edukasi
5. Home monitoring (pemantauan mandiri )
Tujuan diet
• Menyediakan mkn yg cukup utk tumbang
• Menjaga KGD & profil lipid agar tetap
mendekati normal
• Pengaturan 3J  disesuaikan dgn insulin &
Aktivitas
• Meningkatkan kesehatan umum
• Memberikan pendidikan  mampu
mengelola diabetes scr mandiri
Pemberian Insulin
• Suntikan insulin untuk pengobatan diabetes
dinamakan terapi insulin. Tujuan terapi ini
terutama untuk :
1. Mempertahankan glukosa darah dalam
kadar yang normal atau mendekati normal.
2. Menghambat kemungkinan timbulnya
komplikasi kronis pada diabetes.
Keberhasilan terapi insulin juga tergantung
terhadap gaya hidup seperti program diet
dan olahraga secara teratur.
• Pemberian insulin eksogen  untuk
memperbaiki katabolisme,
mencegah ketosis, dan menurunkan
hiperglukagonemia dan
peningkatan kadar glukosa darah.
• DM tipe I  Insulin
• DM tipe II diberikan insulin jika :
1. Gula darah puasa (GDP) telah melampaui
angka 250 mg/dl. Jika gula darah terkendali,
maka ADO digunakan kembali dan insulin
dihentikan
2. Jika pengendalian gula darah melalui gaya
hidup (olahraga dan diet) serta kombinasi
ADO tidak membuahkan hasil.
INSULIN & KARBOHIDRAT
• JUmlah kebutuhan akan KH perlu dihitung
karena keterkaitannya dengan dosis insulin
yang digunakan

• Lonjakan gula darah akan tercegah jika asupan


karbohidrat dapat dihitung dengan tepat
RASIO KARBOHIDRAT
• Rasio KH menggambarkan banyaknya (gram)
KH yang dapat ditangani dengan 1 unit insulin.
• Dengan mengetahui rasio maka kita mampu
menyandingkan jumlah KH yg akan dikonsumsi
dg dosis (juga jns ) insulin
• Kebanyakan diabetesi mencapai keadaan
mantap dg rasio 1:10 (sarapan) dan 1:12
(siang dan malam)
RASIO KARBOHIDRAT
• 1 gr KH akan meningkatkan kadar gula darah
sebesar 5,4 dan 3 mg/dl, berturut2 bagi
diabetesi dg BB 45,68 dan 90 kg.

• Dalam ranah pengobatan DM:


 1 porsi KH ditetapkan sebesar 15 gr

• Rasio awal insulin terhadap KH (I/KH) ialah 1


berbanding 15, yg berarti 1 unit insulin untuk
setiap 15 g KH (ADA,1998)
1. Insulin Reguler (R)
Kerja cepat, disuntikkan sblm bersantap guna
mencegah terjadinya lonjakan gula darah dan
digunakan saat terjadi ketoasidosis
2. NPH (Neutral Protamin Hagedorn)
Tambahan protamin. Efek kerja menengah, dan
cocok digunakan sebagai pengganti insulin basal.

Campuran insulin NPH dan R (perband 70:30)


biasanya disuntikkan 2x sehari
3. Insulin semilente & Lente
Kerja cepat namun msh membutuhkan 2x
waktu yg diperlukan oleh insulin reguler.
Semilente biasanya dipadukan dg lente
4. Ultralente (mula kerja paling lama).
Biasanya disuntikkan sekali sehari dlm
kombinasi dg insulin reguler.
Jenis Insulin Mula kerja Kadar puncak Lama kerja Waktu Keefektifan
(menit) (jam) (jam) pemberian kerja

Insulin sewaktu makan (bolus)


Lispro (cpt) 5-15 0,5-1,5 3-5 Saat makan tinggi
Aspart 5-15 1-2 3-5 Saat makan sedang
Reguler 30-60 2-4 5-8 20-45 mnt Sedang
sblm mkn

Insulin basal
NPH 45-180 4,5-7 14+ 2x/hr Sedang
Lente 60-180 6-8 20+ 2x/hr Sedang
ultralente 60-240 8-14 18-24 2x/hr Rendah
Glargin 90-120 Tidak ada 24 1x/hr tinggi
• DTH (Dosis total harian)  jumlah keseluruhan
insulin yg digunakan dalm sehari, baik insulin basal
maupun bolus.
• FK (utk mengendalikan kelebihan glukosa darah
diatas angka yg ditargetkan)
• Insulin bolus
 Sejumlah insulin yg diperlukan utk
mempertahankan kadar gual darah setelah makan.
• Insulin basal
 Sejumlah insulin yg dibutuhkan utk menekan
produksi glukosa oleh hati diantara 2 waktu makan.
Kalkulasi dosis ialah 45-50% DTH.
PASIEN BARU DTH = 0,5 U X BB
DTH = 1U x BB
INSULIN BASAL = 40% DTH (MAX 50%)
NPH ATAU UL
NPH ATAU L ATAU UL
INSULIN BOLUS = DTH - INSULIN BASAL
SEBELUM SARAPAN 35%
SEBELUM MAKAN SIANG 30%
SEBELUM MAKAN MALAM 35%
 DOSIS HRS DIATUR
BERDASARKAN FREKUENSI DAN
JADWAL SANTAP
INSULIN BOLUS  penjumlahan dari 2 komponen :
1. Rasio I/KH
Rasio I/KH = 500/DTH  insulin kerja cpt
(humalog)  plg akurat utk DM tipe 1
Rasio I/KH = 450/DTH  insulin kerja pendek
(reguler)
2. FK (Faktor kepekaan insulin)
FK=1500/DTH  menggnkan insulin jenis reguler
FK =1800/DTH  menggnkan insulin jns lispro
• BB = 50 kg • Rasio I/KH  500/50=10
• 1 Unit/kgBB/hr  diabetesi ini membutuhkan 1 unit
•  50 unit/hr insulin utk setiap 10 g KH yg disantap

• FK=1500/50 = 30  tiap 1 unit insulin akan menurunkan


kadar glukosa darah sebanyak 30 mg/dl
• Bolus koreksi  dibutuhkan saat gula darah target tdk
tercapai.
• Bolus koreksi = (gula darah terkini-gula darah target)/FK
• Misal gula drh terperiksa = 300 mg/dl, gl drh target =150
•  BK = (300-150)/30=5
•  kelebihan gula drh diatas target terkoreksi dg pemberian
5 unit insulin
Contoh Diabetisi use Insulin Basal
bolus
• Diabetisi E = 1700 kkal, insulin 24 U
• KH = 50% x 1700 = 850 kkal (= 212 g)
• Insulin utk keb basal = 50 % x 24 U = 12 U
• Insulin utk keb bolus = 50% x 24 U = 12 U
 12 U insulin utk 212 g KH maka rasio = 1 U
insulin utk 17 g KH
1. Menghentikan kegiatan seketika
2. Segera mengkonsumsi KH yg bekerja cepat (3-4
tablet glukosa @ 4 g, atau ½ cangkir jus apel atau
jeruk)
3. Menyantap 1 porsi makanan berbasis
tepung/penukarnya. Sebelum kembali melanjutkan
kegiatan (2 sdt mentega kacang, 30 g keju atau
crakers)
4. Beristirahat selama 15 menit utk memberi wkt
penyerapan KH
5. Memulai kembali kegiatan jk pasien merasa lebih
baik dan kadar gula darah >100 mg/dl
ADANYA KESEIMBANGAN ANTARA :

2. AKTIVITAS
1. DIET FISIK

3. JUMLAH
INSULIN YANG
DISUNTIKKAN
1. Energi diberikan sesuai dengan umur, jenis
kelamin, tinggi badan dan berat badan,
aktivitas fisik dan proses tumbuh kembang

SEBAGAI PEDOMAN :
Bila BB dan aktivitas normal, sampai anak
berumur 12 tahun dapat dipakai perhitungan :

1000 + (usia
1000 dlm th(tahun)x100
kkal +(umur x 100) = ....... Kal/hari
kkal)
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori
adalah jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai
112 Kal/kg BB.
Umur 1 Tahun membutuhkan lebih kurang
1000 Kalori dan selanjutnya pada anak anak
lebih dari 1 tahun mendapat tambahan 100
kalori untuk tiap tahunnya
2. Proporsi HA terhadap energi tidak banyak
berbeda dengan makanan anak sehat, yaitu
antara 50-60% ; gula dan makanan yang
mengandung gula tidak boleh diberikan atau
sangat dibatasi. Perhatikan IG
3. Proporsi protein terhadap energi adalah 10-15%.
Jika ada ggn ginjal  P dimodifikasi
4. Proporsi lemak terhadap energi adalah 25-35%,
diutamakan penggunaan LTJG; LJ dan kolesterol
dibatasi (< 300 mg/hr). Jika LDL > 100 mg/dl  LJ
< 7% TE, kolest < 200 mg/hr
5. Cukup mineral dan vitamin, kec Na (garam < 6
g/hr)
6. Cukup serat untuk memberi rasa kenyang,
utamakan serat larut.
usia 1-3 th = 19 g, 4-8 th = 25 g, 9-13 th (L) = 31 g
(P) = 26 g, 14-50 th (L) = 38 g (P) = 26 g
7. Cara pemberian makanan disesuaikan dengan
jenis obat yang diberikan :
 Suntikan RI 3 kali sehari :
Makanan utama diberikan 3x sehari dan makanan
selingan 3x sehari
• Makanan pagi : 20%, Makan siang = 30%,
makan malam : 20% makanan sehari
• Makanan selingan : seluruhnya 30% (3x)
makanan sehari,Diberikan pukul 10.00,16.00
dan 21.00

PZI : makanan utama diberikan 4 kali sehari dalam


jumlah yang sama dan makanan selingan 2 kali sehari
Macam Energi (Kal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Diet
I 1500 60 45 220
II 1700 65 50 250
III 1900 70 50 290
IV 2100 80 55 315
V 2300 85 60 350
VI 2500 100 70 370
VII 2700 110 75 400
• Semua bahan makanan boleh diberikandalam
jumlah yang telah ditentukan, kecuali gula
murni seperti yang terdapat pada :

1) Gula pasir,gula jawa,


2) Sirup,selai,jelli,buah yg diawet dg gula,SKM,soft drink,
es krim,dsb
3) Kue2 manis,dodol,blu,cake,tarcis,dsb
4) Permen,permen coklat
5) Abon, dendeng manis,dsb
Jenis Kebutuhan Anjuran Diet

Energi Kebutuhan sama dg anak yg bukan DM

KH 45-50% (ADA)

Menurut PERSAGI : Khusus diet B1 untuk anak perempuan < 14 th dan anak laki2 <
18 tahun : KH 60%,Protein 20% dan Lemak 20%
Serat 2 gr/100 kkal

Lemak <35% total E, lemak jenuh < 10%

Kolesterol < 300 mg/hr bagi remaja

Protein 15-20% total energi

Na Garam tidak ditambahkan

vitamin Diberikan ckp


Andi (7 Th) didiagnosa mengalami DM. Saat ini
ia sedang dirawat di RS. Hitung kebutuhan
kalori dan jenis diet yang diperlukan ?

Kebutuhan Kalori : 1000 + 7(100) Kal = 1700 Kkal


Jenis diet yang diperlukan : Diet DM II
TARGET PENGOBATAN DM
Kendali glikemik NIlai
HBA1c <7%
Glukosa Preprandial 90-130 mg/dl

Glukosa Posprandial <180 mg/dl


TD <130/80 mmHg
HDL >40 mg/dl
LDL <100 mg/dl
Trigliserida <150 mg /dl
NEXT..??
Gestational diabetes
mellitus
Metabolisme Karbohidrat dalam kehamilan

• Untuk pertumbuhan bayi  dibutuhkan kadar


glukosa yg stabil
• Glukosa ibu dapat berdifusi ke janin sehingga
kadarnya menyerupai kadar ibu
• Insulin ibu tak dapat masuk ke janin
• Resistensi insulin akibat hormon estrogen,
progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta
laktogen  mempengaruhi reseptor insulin
pada sel
Pengaruh Kehamilan pada Diabetes

• Pre diabetes menjadi manifes atau


penyakitnya menjadi sulit dikendalikan
• Kehamilan  toleransi glukosa
terganggu
• Insulin antagonisme akibat laktogen
plasenta, estrogen, progesteron.
Pengaruh Kehamilan terhadap DM
 Nausea dan vomiting  hipoglikemik syok
 insulin resisten jika terjadi ketosis
Wanita hamil mudah menjadi asidosis metabolik akibat
penghematan karbohidrat dan lipolisis dan pengaruh
hormon laktogen plasenta
DM  severe metabolik asidosis
Infeksi selama kehamilan  resistensi insulin dan
ketoasidosis
Setelah melahirkan kebutuhan insulin menurun secara
cepat, jika terjadi infeksi nifas menghambat respon ini
Fasting and 2 hours postprandial venous
plasma sugar during pregnancy.

Fasting 2h postprandial Result

<100 mg/dl < 145mg/ dl. Not diabetic

>125 mg/ dl >200 mg/ dl. Diabetic

100-125 mg/dl 125-200 mg/dl. Border line indicates


glucose tolerance test.
Predisposisi DMG
• Umur ibu hamil > 30 tahun
• Riwayat DM dalam keluarga
• DMG pada kehamilan sebelumnya
• ISK berulang pd kehamilan
Risk assessment
Age <25 years.
Weight normal before pregnancy.
Member of an ethnic group with a low
prevalence of gestational diabetes mellitus.
No known diabetes in first-degree relatives.
No history of abnormal glucose tolerance.
No history of poor obstetric outcome.
Risk assessment
A high risk of gestational diabetes mellitus:

marked obesity.
personal history of gestational diabetes
mellitus.
Glycosuria.
a strong family history of diabetes.
Risk assessment
• high risk patients should undergo glucose testing

A fasting plasma glucose In the absence of this


level >125mg/dL or a degree of hyperglycemia,
casual plasma glucose evaluation for gestational
>200 mg/dL meets the diabetes mellitus in women
with average or high-risk
threshold for the
characteristics is by
diagnosis of diabetes glucose tolerance test.
Diagnosis
• Wanita hamil ( dalam keadaan puasa 8-12 jam )
• Diberikan glukosa 75 gram  lrtkan 250 ml air
• Diperiksa plasma vena 2 jam

Normal DMG
Criteria for glucose tolerance test:
The maximum blood glucose values during
pregnancy:
• - fasting 90 mg/ dl,
• - one hour 165 mg/dl,
• - 2 hours 145 mg/dl,
• - 3 hours 125 mg/dl.
If any 2 or more of these values are
elevated, the patient is considered to have
an impaired glucose tolerance test.
Wanita Kadar Gula Darah > 140 mg/dl
hamil < 140 mg/dl
Puasa

Glu 75 gr 140-199 mg/dl > 200 mg/dl > 200 mg/dl



Plasma 2 jam

Toleransi
Diagnosis glukosa DM DMG
terganggu
Monitoring
 Urine glucose monitoring is not useful in
gestational diabetes mellitus.
Urine ketone monitoring may be useful in
detecting insufficient caloric or
carbohydrate intake in women treated with
calorie restriction.
Monitoring
Glycosylated haemoglobin (Hb A1(

It is normally accounts for 5-6% of the total haemoglobin


mass. A value over 10% indicates poor diabetes control in
the previous 4-8 weeks.
If this is detected early in pregnancy, there is a high risk of
congenital anomalies .
If this is detected in late pregnancy it indicates increased
incidence of macrosomia and neonatal morbidity and
mortality.
Monitoring

Glycosylated haemoglobin (Hb A1(

The mean glucose represented by the


hemoglobin A1c level can be calculated using
the "rule of 8's." A value of 8 percent equals
180 mg/dl, and each 1 percent increase or
decrease represents ± 30 mg/dl.
Prinsip Penanganan
• Kontrol gula darah, bila tidak berhasil
pertimbangkan terminasi kehamilan
dengan mempertimbangkan paru
janin.
• Hindari adanya infeksi
• Bila terjadi hipoglikemi pada bayi
berikan glukosa
Penanganan Umum
• Terpadu : internis, obsgin, anak dan gizi
• Tujuan : mencapai dan mempertahankan
normoglikemi (GD puasa < 105 mg/dl dan 2
jam pp < 120 mg/dl).
• Bila GD puasa > 130, langsung diberikan insulin
+ diet
• Jika GD puasa < 130, bisa dicoba diet.
• Monitor kesehatan janin
• Persalinan disesuaikan kemampuan kontrol
GD dan kesehatan janin.
1-medical nutrition
therapy
Medical nutrition therapy should include the
provision of adequate calories and nutrients to
meet the needs of pregnancy and should be
consistent with the maternal blood glucose goals
that have been established. Noncaloric
sweeteners may be used in moderation.
Diet therapy is critical to successful
regulation of maternal diabetes. A
program consisting of three meals and
several snacks is used for most patients.
Perhitungan Kebutuhan

TMS I TB – 100 X 30 + 100

TMS II TB – 100 X 30 + 200

TMS III TB – 100 X 30 + 300


Atau gunakan cara Perkeni....!!!
Dietary composition should be :
 50 to 60 percent carbohydrate,
 20 percent protein,
 25 to 30 percent fat with less than 10
percent saturated fats, up to 10
percent polyunsaturated fatty acids,
and the remainder derived from
monosaturated sources
2-insulin therapy

insulin therapy is recommended when medical nutrition


therapy fails to maintain self-monitored glucose at the
following levels:
Fasting whole blood glucose <95 mg/dL
Fasting plasma glucose <105 mg/dL
or
1-hour postprandial whole blood glucose <140 mg/dL
1-hour postprandial plasma glucose <155 mg/dL
or
2-hour postprandial whole blood glucose <120 mg/dL
2-hour postprandial plasma glucose <135 mg/dL
Insulin therapy …..cont.

GOAL
Self-blood glucose monitoring combined
with aggressive insulin therapy has made
the maintenance of maternal
normoglycemia
(fasting and premeal glucose between 50-
80mg/dl and 1 hour postprandial glucose
<140mg/dl)
Insulin therapy …..cont.

Twice daily ( before breakfast and before


dinner) injections of a combination of short
and intermediate acting insulins are usually
sufficient to control most patients otherwise a
subcutaneous insulin pump is used.
Insulin therapy …..cont.
The total first dose of insulin is calculated
according to the patient’s weight as follow:

In the first trimester .......... weight x 0.7


In the second trimester........ weight x 0.8
In the third trimester........... weight x 0.9
3-Hospitalisation
In patients who are not well controlled, a brief
period of hospitalization is often necessary
for the initiation of therapy. Individual
adjustments to the regimens implemented
can then be made.
Pemantauan Lanjutan
• Semua wanita DMG setelah
persalinan dilakukan tes toleransi
glukosa setiap 6 bulan
• Perlindungan obstetri dengan
kontrasepsi
Dampak DM terhadap kehamilan

1. IBU
• Pre eklampsi dan eklampsi  4x
• Infeksi bakteri
• Makrosomi  perlukaan jalan lahir
• SC meningkat
• Hidramnion  sesak pada ibu
• Maternal mortality meningkat
Dampak DM terhadap Kehamilan

2. Fetal dan neonatal efek


• Angka kematian perinatal meningkat
• Major anomali  3x
• Preterm delivery 2-3 x akibat hipertensi
• Neonatal morbidity
• Predisposisi DM
THANK’S

You might also like