You are on page 1of 22

POST-OP BEDAH JANTUNG

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


K
 Alifa Dzuhri Alhayyu (S16004)
 Dian Fatmawati (S16013) E
 Fitri Poniasih Sujarwati (S16022) L
 Ina Febriyanti (S16029) O
 Lulu’ul Arifah (S16037) M
 Nindi Saputri (S16044)
P
 Rika Nilam Sari (S16051)
 Satria Bagas Bayu R. (S16056) O
 Tivanny Natalia Putri (S16060) K
3
1. DEFINISI

Bedah jantung adalah usaha atau


operasi yang dikerjakan untuk melakukan
koreksi kelainan anatomi dan fungsi
jantung.
2. KLASIFIKASI OPERASI BEDAH JANTUNG

 Operasi jantung terbuka : operasi dengan


membuka rongga jantung yang memakai
bantuan mesin jantung paru (mesin extra
corporal)

 Operasi jantung tertutup : Operasi tanpa


membuka rongga jantung (mis: Ligasi PDA,
Shunting aortopulmonal)
3. TUJUAN OPERASI BEDAH JANTUNG
 Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada
 Transposition Of Great Arteri (TGA)
 Operasi paliatif
 Repair
 Replacement katup
 Bypass koroner
 Pemasangan inplant
 Transplantasi jantung
4. PENATALAKSANAAN PASCA OPERASI JANTUNG

 Pintasan jantung paru


Untuk sirkulasi dan oksigena darah ke seluruh tubuh
pada saat “memintas” jantung dan paru.
 Jantung buatan
Untuk memberikan kualitas hidup yang tinggi bagi
pasien
 Transplantasi jantung
Usaha paling akhir untuk mengatasi penyakit jantung
tahap akhir yang refrakter terhadap pengobatan konvesional
dan pembedahan.
 Eksisi Bedah
Untuk mencegah obstruksi ruang jantung atau katup
Tindakan bedah yang dikenal dalam kedokteran adalah
antara lain :
1. Valvulotomi atau kumisurotomi
2. Septostomi
5. REHABILITASI PASCA OPERASI JANTUNG
FASE 1 (fase perawatan RS (Inpatient)) 100 – 200 m , waktu 5-10 menit di
 Hari 1 : koridor 2 – 3 kali perhari dengan
1. Dalam kodisi stabil aktivitas dimulai
supervisi tim rehabilitasi jantung
di atas tempat tidur kemudian  Hari 4 :
dilanjutkan. 1. Latihan berjalan dikoridor jarak
2. Untuk duduk dikursi samping 200 – 300 m.
tempat tidur. 2. Latihan LGS dan pernafasan dada.
3. Latihan lingkup gerak sendi dan 3. Latihan ADL mandiri .
pernafasan.  Hari 5 :
 Hari 2 : 1. Latihan jalan ditingkatkan jarak
1. Latihan jalan 50 – 100 m di tempuhnya.
ruangan perawatan. 2. Melakukan uji jalan 6 menit.
2. Latihan Lingkup gerak sendi 3. Edukasi terhadap aktivitas
anggota gerak. dirumah.
3. Latihan pernafasan dada / chest
physical therapy.
 Hari 3 :
1. Latihan jalan ditingkatkan jaraknya
FASE 2 (fase setelah pulang RS endurance
(outpatient)) 2. Menghambat progresivitas atau
1. Dimulai sesegera mungkin 1 mg mengupayakan regresi
seteleh pulang RS. meningkatkan kualitas hidup
2. Menentukan stratifikasi resiko.
3. Melakukan tes uji jalan 6 menit.
4. Latihan erobik 3 – 4 kali Makoto Ayabe dkk,
seminggu selama 4 – 8 minggu. merekomendasikan :
5. Target latihan pasien mampu 1. Aktivitas latihan fisik 3 -4 kali
jalan 3000 m/30 menit. perminggu durasi 30 – 40 menit
6. Akhir fase II melakukan treadmill intensitas sedang 60 -80 % HR
tes. Max
2. Energi expendiituur ( PAEE ) 1000

FASE 3 (fase pemeliharaan – 1500 kcal/minggu


(Maintenance)) 3. Latihan jalan 6500 – 8500

1. Meningkatkan kemampuan
langkah sehari
6. DIET PENYAKIT JANTUNG
1. Hindari minuman berupa kopi, teh kental, atau
minuman yang mengandung soda (soft drink) dan juga
alkohol
2. Hindari juga jenis makanan atau kue yang terlalu
manis dan makanan berlemak atau dimasak dengan
lemak
3. Hindari untuk tidak merokok, dan tekanan emosial
4. Lakukan olahraga fisik untuk menjaga agar tidak
terjadi kenaikan berat badan tetapi pilih olahraga
sesuai dengan hoby dan kesanggupan.
5. Biasakanlah makan teratur, jangan terlalu kenyang dan
jangan terlampau lama membiarkan perut kosong
7. INDIKASI BEDAH JANTUNG
 Jenis jantung bawaan :  Jenis jantung dapatan :
1. Ductus arteriosus batolli 1. Kelainan katup (indokarditis),
(Pattren ductus arteriosus) katup mitralis atau katup
PDA. aorta.
2. Obstruksi (Stenosis katup paru 2. Arterioskerosis (a. koronaria).
& aorta) 3. Tumor.
3. Atrium septal defek. 4. Perikarditisinfeksi
4. Ventrikel septal defek 5. Aneurisma
5. Tetralogi fallot.
6. Tranpormasi pembuluh darah
besar.
8. KONTRA INDIKASI BEDAH JANTUNG
 Usia lebih dari 70 tahun.
 Fungsi jantung yang memburuk, dan
gangguan fungsi ginjal.
 Penyumbatan arteri batang utama kiri, dan
penyakit paru kronik.
9. PERAWATAN PASCA BEDAH
A. Perawatan di ICU  Ureum
1) Monitoring Hermodinamik  Gula darah.

2) EKG  Thoraks foto

3) Gula darah  EKG 12 lead.

4) Laboratorium 2) Hari ke 4 : lihat keadaan,


5) Drain pemeriksaan atas indikasi.
6) Foto thoraks 3) Hari ke 5 : Hematologi, LFT, Ureum

7) Fisioterapi
dan bila perlu elektrolit, foto
thoraks tegak.
B. Perawatan setelah di ICU/ di
4) Hari ke 6 - 10 pemerikasaan atas
ruangan
indikasi, misalnya thrombosis.
1) Hari ke 3 lihat keadaan dan
5) Obat - obatan
diperiksa antara lain :
6) Perawatan luka
 Elektrolit thrombosis.
10. KOMPLIKASI
A. Komplikasi Ringan 3) Gangguan selaput jantung seperti
1) Mual dan Muntah perikarditis.
2) Perdarahan ringan atau memar 4) Endokarditis Bacterial

3) Infeksi ringan 5) Infeksi serius pada dada,tulang


4) Tidak sembuhnya luka operasi dengan
dada,darah
tanda: munculnya warna kemerahan, 6) Gangguan ginjal sehingga harus
bengkak, nyeri dan keluar cairan menjalani cuci darah
5) Pembentukan parut yang abnormal 7) Gangguan sel-sel darah, yang terdiri

6) Nyeri pada dinding dada


hemolisis trombositopenia dan
trombosis terinduksi heparin dan
7) Lelah perubahan imunologis
8) Penurunan daya ingat akibat 8) Gangguan sistem saraf yang
kurangnya suplai darah ke otak mencakup kejang gangguan saraf tepi,
9) Gangguan tidur. penurunan kesadaran, hingga koma
dan stroke
9) Gangguan pengelihatan yang terdiri

B. Komplikasi Berat atas emboli retina, infark retina, dan


gangguan lapang pandang.
1) Serangan jantung saat maupun 10) Gangguan di pembuluh balik kaki
sesudah operasi atau gagal jantung. akibat bekuan darah
Komplikasi ini dapat ditangani dengan
pemasangan Intra Aortic Ballon Pump 11) Gangguan psokologis
(IABP) 12) Kematian
2) Gangguan irama jantung
WOC
BEDAH
JANTUNG
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN POST-OP JANTUNG
A. PENGKAJIAN

 Identitas
 Riwayat Kesehatan

 Riwayat kesehatan setelah menjalani operasi


jantung
 Pemeriksaan Fisik
• Bila pasien telah dipindahkan ke unit perawatan kritis, 4-12 jam
sesudahnya, harus dilakukan pengkajian yang lengkap mengenai semua
system untuk menetukan status pascaoperasi pasien dibandingkan dengan
garis dasar perioperative dan mengetahui perubahan yang mungkin terjadi
selama pembedahan. Parameter yang dikaji adalah sebagai berikut :

1. Status neurologis :tingkat responsivitas, ukuran pupil dan reaksi terhadap


cahaya, refleks, gerakan ekstremitas, dan kekuatan genggaman tangan.
2. Status Jantung :frekuensi dan irama jantung, suara jantung, tekanan darah
arteri, tekanan vena sentral (CVP), tekanan arteri paru, tekanan baji arteri
paru (PAWP = pulmonary artery wedge pressure). tekanan atrium kiri (LAP),
bentuk gelombang dan pipa tekanan darah invasif, curah jantung atau
indeks. tahanan pembuluh darah sistemik dan paru, saturasi oksigen arteri
paru bila ada, drainase rongga dada, dan status serta fungsi pacemaker.
3. Status respirasi : gerakan dada, suara napas, penentuan ventilator
(frekuensi, volume tidal, konsentrasi oksigen, mode [mis, SIMV], tekanan
positif akhir ekspirasi [PEEP], kecepatan napas, tekanan ventilator, saturasi
oksigen anteri (SaO2), CO2 akhir tidal, pipa drainase rongga dada, gas darah
arteri.
4. Status pembuluh darah perifer :denyut nadi perifer, warna kulit, dasar kuku,
mukosa, bibir dan cuping telinga, suhu kulit, edema, kondisi balutan dan
pipa invasif.
5. Fungsi ginjal :haluaran urin, berat jenis urin, dan osmolaritas.
6. Status cairan dan elektrolit asupan : haluaran dan semua pipa drainase.
semua parameter curah jantung, dan indikasi ketidakseimbangan
elektrolit berikut:
a) Hipokalemia : intoksikasi digitalis, disritmia (gelombang U, AV blok,
gelombang T yang datar atau terbalik).
b) Hiperkalemia : konfusi mental, tidak tenang, mual, kelemahan,
parestesia eksremitas, disrirmia (tinggi, gelombang T puncak,
meningkatnya amplitudo, pelebaran kompleks QRS; perpanjangan
interval QT).
c) Hiponatremia : kelemahan, kelelahan, kebingungan, kejang, koma.
d) Hipokalsemia parestesia, spasme tangan dan kaki, kram otot, tetani.
e) Hiperkalsemia intoksikasi digitalis, asistole.
7. Nyeri :sifat, jenis, lokasi, durasi, (nyeri karena irisan harus dibedakan
dengan nyeri angina), aprehensi, respons terhadap analgetika.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan kontraktilitas
 Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan ketidakseimbangan ventilasi
C. RENCANA KEPERAWATAN
NO Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Penurunan NOC : Keefektifan pompa jantung NIC : Perawatan Jantung
Curah Kriteria hasil : a) Cek pasien secara ritun baik secara fisik maupun
jantung b.d a) Cek tekanan darah diastole psikologis
perubahan b) Cek tekanan darah sistol b) Pastikan tingkat aktifitas pasien tidak membahayakan
kontraktilitas c) Denyut jantung apical curah jantung atau memprovokasi serangan jantung
d) Indeks Jantung c) Intruksikan pasien tentang pentingnya untuk melaporkan
e) Denyut Nadi perifer bila merasakan nyeri dada
f) Cek tekanan vena sentral d) Evaluasi nyeri dada (intensitas,lokasi,durasi dan factor
g) Keseimbangan intake output yang memicu serta meringankan nyeri dada
h) Disritmia e) Monitor EKG
i) Suara jantung abnormal f) Monitor TTV secara rutin
j) Angina g) Monitor distrimia jantung
k) Oedema paru h) Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung
l) Oedema perifer i) Monitor status pernapasan terkait dengan adanya gejala
m) Hepatomegali gagal jantung
n) Dyspnea pada saat istirahat j) Monitor keseimbangan cairan
o) Dyspnea pada aktivitas ringan k) Sususn waktu latihan dan istirahat untuk mencegah
kelelahan
2. Gangguan NOC : Status pernapsan:Pertukaran gas NIC : Monitor pernafasan
pertukaran gas Kriteria hasil : a) Monitor kecepatan,irama,kedalam dan
b.d a) Frekuensi pernapasan keulitan bernafas
ketidakseimbang b) Irama pernapasan b) Monitor pola nafas (misalnya;
an ventilasi c) Kedalaman Inpirasi bradipneu,takibneu,hiperventilasi,pernafasa
d) Kepatenan jalan napas n kusmaul)
e) Penggunaan otot bantu pernapasan Pengaturan posisi
f) Dypsneu saat istirahat a) Tempatkan pasien diatas tempat tidur
g) Dypneu dengan aktifitas ringan terapeutik
h) Gangguan kesadaran b) Berikan kasur yang lembut
i) Demam c) Posisikan pasien untuk mengurangi
j) Pernapasan cuping hidung deyespnea (misalnya ; posisi semi fowler)
Respon ventilasi mekanik: dewasa d) Minimalrisil gesekan dan cidera ketika
Kriteria hasil : memposisikan dan membalikan tubuh
a) Tingkat pernapasan pasien
b) Irama pernapasan
c) Kedalam Inspirasi
d) Pantau PCO2
e) Perfusi jaringan perifer
f) Keseimbangan Ventilasi perfusi
g) Kegelisahan
h) Gerakan didnding dada yang asimetris
TERIMAKASIH

You might also like