You are on page 1of 51

BAB 8

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

DIPRESENTASIKAN OLEH:

KELOMPOK 4
NELLI NOVYARNI
LINA MARLINA
HENDRA KURNIAWAN

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 1


Definisi Kinerja dan Pengukuran
Pengukuran
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat oebcaoaian pelaksanaan suatu
kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan


terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk
informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang
dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud
yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.

Sistem pengukuran kinerja SP adalah Sistem yang bertujuan untuk membantu


manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan
nonfinansial

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 2


Elemen Pokok Pengkuran Kinerja
1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.
2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-
sasaran organisasi.
4. Evaluasi kinerja
 Feedback
 Penilaian kemajuan organisasi
 Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan akuntabilitas.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 3


Fokus Pengukuran Kinerja Sektor
Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian
pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan
strategis organisasi. Jadi pengukuran kinerja harus berbasis
pada strategi organisasi. Pemilihan indicator dan ukuran
kinerja dan penetapan target untuk setiap ukuran ini
merupakan upaya konkret dalam memformulasikan tujuan
strategis organisasi sehingga lebih terwujud dan terukur.

Pengukuran kinerja juga harus didasarkan pada karakteristik


operasional organisasi. Hal ini terutama diperlukan untuk
mendefinisikan indicator dan ukuran kinerja yang
digunakan.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 4


Aspek-aspek Pengukuran Kinerja
Sektor Publik
 Pengukuran kinerja organisasi sektor publik meliputi aspek-aspek, antara lain:
1. Kelompok masukan
Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk
menghasilkan keluaran.
2. Kelompok proses
Ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi
pelaksanaan kegiatan tersebut.
3. Kelompok keluaran
Sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat
berwujud maupun tidak berwujud.
4. Kelompok hasil
Sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka
menengah yang mempunyai efek langsung.
5. Kelompok manfaat
Sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
6. Kelompok dampak
Pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negative.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 5


E. MANFAAT PENGUKURAN KINERJA SEKTOR
PUBLIK
Berikut Manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun
eksternal organisasi sektor publik (BPKP, 2000)

1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang


digunakan untuk pencapaian kinerja
2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati
3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan
membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan
tindakan untuk memperbaiki kinerja
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas
prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem
pengukuran kinerja yang telah disepakati
5. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam
upaya memperbaiki kinerja organisasi
6. Mengidentifikasikan apakah perusahaan pelanggan sudah
terpenuhi

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 6


7. Membantu memahami proses kegiatan
instansi pemerintah
8. Memastikan bahwa pengambilan
keputusan dilakukan secara objektif
9. Menunjukkan peningkatan yang perlu
dilakukan
10. Mengungkapkan permasalahan yang
terjadi

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 7


F. PERBEDAAN PENGUKURAN KINERJA
SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS
SEKTOR PUBLIK SEKTOR BISNIS
1.Pengukuran kinerja lebih 1.Pengukuran kinerja lebih
sulit dibandingkan dengan mudah dibandingkan
organisasi sektor bisnis dengan organisasi sektor
publik

2. Pengukuran 2. Kinerja penyelenggaranya


keberhasilannya lebih dapat dilakukan dengan cara
kompleks, karena hal-hal misalnya melihat tingkat
yang dapat diukur lebih laba yang berhasil diperoleh.
beraneka ragam dan kadang- 3.Apabila pengukurannya
kadang bersifat abstrak ingin ditingkatkan lagi, hal
sehingga pengukuran tidak ini dapat dilihat dengan
dapat dilakukan hanya menilai berbagai hal lainnya
Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 8
SEKTOR PUBLIK SEKTOR BISNIS
Menggunakan satu variabel saja. Misal Solvabilitas, rentabilitas, return on
kepuasan akan pelayanan sosial belum investment dan sebagainya
tergambar dengan memadai jika
hanya diungkapkan dengan satu
variabel saja karena kepuasan akan
pelayanan menyangkut banyak aspek.
3. Selama ini pengukuran keberhasilan
dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya sulit dilakukan secara
objektif
4. Selama ini pengukuran kinerja
suatu instansi pemerintah lebih
ditekankan pada kemampuan instansi
pemerintah tersebut dalam menyerap
anggaran
5. Pengukuran kinerja pada organisasi
sektor publik menjadi suilit dan
Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 9
kompleks
6. Suatu sistem pengukuran kinerja
yang dapat memberikan informasi
atas efektifitas dan efisiensi
pencapaian kinerja suatu organisasi
sektor publik sudah sangat
mendesak untuk disusun

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 10


G. PENGUKURAN KINERJA DAN PENINGKATAN
KINERJA

Pengukuran kinerja bukanlah tujuan akhir melainkan


merupakan alat agar dihasilkan manajemen yang lebih
efisien dan terjadi peningkatan kinerja.
Hasil dari pengukuran kinerja akan memberitahu
kita apa yang telah terjadi bukan mengapa hal itu terjadi
atau apa yang harus dilakukan.
Suatu organisasi harus menggunakan pengukuran
kinerja secara efektif agar dapat mengidentifikasi strategi
dan perubahan operasional apa yang dibutuhkan serta
proses yang diperlukan

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 11


Dalam perubahan tersebut.

Pengukuran kinerja menyediakan dasar bagi organisasi


untuk menilai:
1. Bagaimana kemajuan atas sasaran yang telah ditetapkan
2. Membantu dalam mengenali area-area kekuatan dan
kelemahan
3. Menentukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan
kinerja
4. Menunjukan bagaimana kegiatan mendukung tujuan
organisasi
5. Membantu dalam membuat keputusan-keputusan
dengan langkah inisiatif
6. Mengutamakan alokasi sumberdaya dan
7. Meningkatkan produk-produk dan jasa-jasa kepada
pelanggan
Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 12
H. PENGUKURAN KINERJA SEBAGAI SUBSISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 13


Sistem pengendalian manajemen
merupakan sistem organisasi menyeluruh
yang mencakup semua aspek operasional
organisasi untuk membantu manajemen
menjaga keseimbangan atas semua bagian
dan mengoperasikan organisasi sebagai
suatu kesatuan yang terkoordinasi.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 14


Jadi sebuah sistem pengendalian manajemen terdiri dari
beberapa subsistem namun masing-masing subsistem
tersebut terkoordinasi dan terintegrasi untuk memberikan
informasi kepada manajemen tentang pencapaian tujuan.
Organisasi memerlukan system pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi
organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 15


Sistem pengendalian formal

Struktur pengendalian Proses Pengendalian


Manajemen Manajemen

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 16


Merupakan bentuk pusat
pertanggungjawaban yang didesain
pada unit organisasi tertentu.

Pusat pertanggungjawaban
adalah unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer
yang bertanggungjawab
terhadap aktifitas unit yang
dipimpinnya

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 17


Aktivitas-aktivitas
manajer secara umum
meliputi penyusunan
program, penyusunan
anggaran, implementasi
dan pengukuran
serta pelaporan dan
analisis

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 18


Preventi Kinerja
Operasiona
f
l

Pengawasan
Perumusan
pelaksanaan Evaluasi kinerja
strategi dan
program yang berdasarkan
perencanaan
telah tolok ukur
strategik yang
ditetapkan kinerja yang
dijabarkan dalam
melalui telah ditetapkan
bentukj program-
anggaran
program
Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 19
1.Struktur
pengendalian
Manajemen

Didukung

Sturktur Organisasi Yang


Baik

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 20


Struktur
Organisasi

termanifestasi

dalam bentuk Pusat


Pertanggungjawabanunit
organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggungjawab
terhadap aktifitas pusat
pertanggungjaeaban yangf
dipimpinnya`

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 21


Pusat
Pertanggungjawaban

Biaya Investasi
Pendapatan Laba

Pusat
Pusat pertanggungjawa Pusat Pusat
pertangggungjwaba pertanggungjawaba pertanggungj
ban yang prestasi
n yang prestasi awaban laba
n yang prestasi manajernya
manajernya dinilai yang
manajernya dinilai dinilai dihasilkan
berdasarkan biaya berdasarkan berdasarkan laba dikaitkan
yang dikeluarkan pendapatan yang yang dihasilkan dengan
Contoh:dinas sosial, dihasilkan Contoh: BUMN, investasi
dinas pekerjaan contoh: dinas BUMD, Objek yang
umum pendapatan Pariwisata milik ditanamkan
daerah Pemda, Bandara, contoh:
Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 Pelabuhan dll Dep.R&D22
2. HUBUNGAN ANTARA PUSAT
PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN
PENGENDALIAN ANGGARAN

Organisasi sector public seperti pemerintah


daerah dapat dianggap sebagai pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban
besar ini dapat dipecah-pecah lagi menjadi pusat-
pusat pertanggungjawaban yang lebih kecil lagi
hingga pada level pelayanan atau program missal
dinas-dinas atau sub-subdinas. Manajer pusat
pertanggungjawaban sebagai budget holder
memiliki tanggung-jawab untuk melaksanakan
anggaran

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 23


Pengendalian Anggaran
Mengukur
dengan
membandingka
n

Output dan
belanja riil Anggaran

Jika terjadi
penyimpangan
dianalisis apa penyebab
dan siapa yang
bertanggungjawab???
Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 24
Agar tidak terjadi penyimpangan sebaiknya struktur
pusat pertangungjawaban hendaknya sejalan dengan
program atau struktur aktivitas organisasi.
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan
strategi organisasi harus dipersiapkan dengan sebaik-
baiknya agar tidak terjadi penyimpangan. Pusat
pertanggungjawaban merupakan bagian yang paling
kompeten untuk menyiapkan anggaran karena merekalah
yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan
aktifitas pelayanan masyarakat . Pusat
pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan
untuk dilakukannya bottom-up budgeting atau
participate budgeting.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 25


I. SISTEM PENGUKURAN KINERJA
 Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu sistem yg
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai
pencapayan suatu strategi melaluai alat ukur finansial
dan non finansial.
 Aktivitas- aktivitas sebelum pengukuran kinerja ini,
Yaitu mulai perencanaan strategi, penyusunan program,
Sampai pada penyusunan anggaran cenderung bersifat
kualitatif.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 26


Perencanaan Strategi

Penyusunan Program

Penyusunan Anggaran

Implementasi

Pengukuran Kinerja

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 27


 Pengukuran kinerja terhadap ketercapaian anggaran
lebih mudah dari pada mengukur ketercapayan
program.
 Sedangkan mengukur ketercapaiyan program lebih
mudah daripada mengukur ketercapaian strategi,
Sistem pengukuran kinerja koherensif merupakan
penilaiyan ketercapaian organisasi sehingga
pendesainanya hendaknya sejak penentuan tujuan.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 28


 Anggaran tahunan sering disusun tampa
berlandaskan program – program yang telah
ditetapkan dengan demikian, proses pengukuran
kinerja organisasi menjadi tidak terarah karena
aktivitas manajmen strategi yang mendahuluinya
terpisah – pisah satu samalain.
 Pedoman pengukuran kinerja yang tidak fokus juga
menyebabkan kinerja yang dihasilkan organisasi
bersifat semua (artifical perpormance) kinerja yang
dihasilkan bukan merupakan kinerja sesungguhnya
dari organisasi.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 29


Sifat keterukuran
perencanaan
Visi misi
fal sapah
Tujuan

Sasaran
Program

Anggaran

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 30


1.Perencanaan Strategi
 Perencanaan strategi adalah proses sistematik yang
ditunjukan untuk menghasilkan tindakan dan
menghasilkan keputusan – keputusan mendasar
sebagai pedoman dan panduan organisasi dalam
menjawab pertayaan apa yang harusdilakukan dan
mengapa melakukan aktivitas tertentu.
 Menurut Bryson (1995) terdapat 10 tahap dalam
proces perencanaan strategi yaitu:

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 31


a. Menginisasi dan menyetujui suatu proses perencanaan strategis
b. Mengidentifikasi kewajiban – kewajiban organisasional
c. Menjelaskan nilai – nilai dan misi organisasi
d. Menilai lingkungan internal dan ekternal organisasi untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
e. Mengidentifikasi isu – isu yang tragis yang dihadapi organisasi.
f. Merumuskan strategi untuk me – manage isu – isu ini.
g. Me – review dan menetapkan rencana- rencana atau rencana
strategis
h. Mendapatkan suatu visi organisasi yang efektip.
i. Mengembangkan suatu proses implementasi yang efektip.
j. Menilai kembali strategi – strategi dan proses perencanaan strategi.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 32


2.PENYUSUNAN PROGRAM
 Penyusunan program ( programming) adalah proses
pembuatan keputusan mengenai program- program
yang akan dilak sanakan organisasi dan taksiran
jumlah sumber – sumber yang akan di alokasikan
untuk setiap program tersebut.
 Penyusunan program meliputi tiga kegiatan utama
yaitu:

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 33


• Analisis program baru
a

• Penelaahan program yang sedang berjalan


b

• Penyusunan sistem pengkoordinasian program pormal


c

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 34


1.Pembenahan peyelenggaraan
pemerintah
KONDISI YANG PROGRAM INDIKATOR
DIHADAPKAN
Meningkatnya kualitas Analisis pormasi jabatan Jumlah keluhan
Dan moralitas aparatur dan penyusunan data masyarakat terhadap
pemeritah daerah eseloon dan keadaan kinerja dan pelayanan
sehingga bisa pegawai serta pembinaan aparat menurun
meningkatkan pelayanan dan peningkatan mutu di
kepada masyaratkat. seruruh bidang / sektor

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 35


2.Pembenahan pendidikan
KONDISI YANG PROGRAM INDIKATOR
DIHARAPKAN
Meningkatnya Pembinaan pendidikan Angka partisipasi
pembinaan dan dasar, pendidikan (APK) dan anggka
pengawasan dalam menengah , dan partisipasi menurut
rangka pengelolaan dan pendidikan tinggi. (APM) untuk SD, SLTP,
serta pemnerdayaan SLTA Membaik setiap
lembaga pendidikan tahun.
pormal dan non pormal,
baik negri maupun suasta
sebagai pembudayaan
nilai,

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 36


3. Pembenahan Bidang Kesehatan
KONDISI YANG PROGRAM INDIKATOR
DIHARAPKAN
Meningkatnya pelayanan Penyuluhan dan Indek mutu hidup (IMH)
kesehatan yang bermutu pelayanan kesehatan menjadi 77 pada tahun
secara adil dan merata masyarakat 2005
melalui upaya promotif
dan prepentif yang
didukung oleh upaya
kuaratif dan rehabilitas.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 37


4.Pembenahan Bidang Ekonomi
KONDISI YANG PROGRAM INDIKATOR
DIHARAPKAN
Pulihnya dampak pasca Pemulihan ekonomi PDRB ( Harga kosntan)
krisis ekonomi melalui masyarakat melalui menjadi Rp. 5,8Triliun
perkembangan pekonomi peningkatan kesempatan pada tahun 2005
Daerah yang berontasi dan keterampilan bagi
global dan penerapan masyarakat dan tenaga
kemajuan iptek kerja.
bedasarkan keunggulan
komporatif dan
komperhensif sesuai
komperhensi produk
unggulan daerah (
perwilayahan) dll.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 38


5.Penyusunan Anggaran
 Apabila penyusuna program sudah dilaksanakan dan
dirumuskan dalam suatu sistem pormal dan komperhensip
maka program – program selanjutnya dijadikan acuan
dalam peyusunan anggaran. Anggaran merupakan rencana
masa datang yang mencakup harapan manajemen
terhadap pendapatan , biaya dan transaksi keungan lain
dalam masa satu tahun.dalam kontek anggaran organisasi
sektor publik , mencakup rencana – rencana tentang:
 Berapa biaya atas rencana – rencana yang buat
 Berapa bayak dan bagai mana cara memperoleh uang
untuk mendanai rencana tsb.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 39


6.Peran pengukuran kinerja
Jika organisasi sudah merumuskan dan menetapkan
strategi, program, dan juga anggaran maka tahap
selanjutnya tentunya adalah implementasi. Untuk
menilai ketercapayan implementasi tersebut
dibutuhkan sistem pengukuran kinerja yang bisa
membantu manajer publik menilai pencapayan suatu
strategi baik melalui alat ukur finansial maupun
nonfinansial.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 40


J. CRITICAL SUCCESS FACTOR (CSF)
 Critical Success Factor (keberhasilan Utama) adalah suatu
area yang mengindikasikan kinerja unit kerja organisasi.
Area CSF ini menggambarkan preperensi manajerial
dengan memperhatikan variabel – variabel kunci finansial
dan nonfinansial pada kondisi waktu tertentu. Suatu CSF
dapat digunakan sebagai indikator kinerja atau masukan
dalam menetapakan indikator kerja.
 Contoh CSF penyelenggaraan pemerintah daerah, misalnya
Aspek kesejahtraan masyarakat:
a. Kesejahtraan dan penerataan ekonomi.
b. Kesejahtraan sosial.
c. Seni budaya dan olahraga.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 41


K. KEY PERPORMANCE INDIKATOR
(KPI)
 Key performance idicator (KPI) adalah sekumpulan
indikator yang bersipat finansial maupun
nonfinansial untuk melakukan oprasi dan kinerja
satuan kerja (entitas) Indikator dapat digunakan
oleh manajer untuk mendeteksi dan memonitor
capayan kerja ( Moh. Mahsun,2006.80).
 Key performance indikator (KPI) yang baik perlu
memenuhi unsur – unsur sebagai berikut (Damin,
2008) :

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 42


1. Dapat menjadi sarana perusahaan mengkomunikasikan strategi
2. Terkait secara langsung dengan strategi yang di pilihperusahaan
3. Indikator tersebut bersifat kuantitatif, memiliki formula tertentu
dalam perhitunganya
4. Indikator tersebut dihitung
5. Frekwensi pemutahiranya bermamfaat
6. Penetapan target untuk perbaikan dapat dilakukan
7. Kemungkinan pembandingan dengan perusahaan lain dapat
dilakuakan
8. Pengukuran masih valid
9. Data dan sumber daya tersedia
10. Biaya pengukuran tidak melebihi mamfaat

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 43


Contoh Key performan indikator
penyelenggaraan pemerintahan
1. Pertumbuhan ekonomi

2. Laju imflasi
3. Pendapatan Perkapita
4. Ketimpangan Kemakmuran
5. Pemerataan Pendapatan
6. Ketimpanga Regional
7. Angka melek huruf.
8. Angka usia harapan hidup

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 44


L. AKUNTABILITAS KINERJA
 Dalam pengertian yang sempit akuntabilitas dapat
dipahami sebagai bentuk pertanggung jawaban yang
mengacu kepada siapa organisasi (atau pekerjaan individu)
bertanggung jawab dan untuk apa organisasi (pekerja
individu) bertanggung jawab? Dalam pengertian luas,
ankuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak
pemegang amanah (agent)
 Dalam kontek organisasi pemerintah, sering ada istilah
akuntabilitas publik yang berarti pemberian informasi dan
disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah
kepada pihak – pihak yang berkepentingan dengan laporan
tsb. Pemerintah baik pusat maupun daerah, harus bisa
menjadi subnjek pemberi informasi dalam rangka
penentuan hak - hak publik.
Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 45
Akuntabilitas pulik terdiri dua
macam:
1. Akuntabilitas vertikal dan 2. Akuntabilitas horisontal .
Akuntabilitas vertikal adalah
pertanggung jawaban atas
pengelolaan dana kepada
otoritas yang lebih tinggi,
misalnya pertanggung jawaban
unit – unit kerja (dinas) kepada
pemerintah daerah, pertanggung
jawaban daerah kepada
pemerintah pusat, dan
pemrintah pusat kepada MPR,
pertanggung jawaban horizontal
adalah pertanggung jawaban
kepada masyarakat luas.

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 46


M. IKHTISAR
 Kenerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapayan pelaksanaan suatu kegiatan / program /
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi organisasi yang tertuang dalam strategic planing suatu
organisasi , sedangkan pengukuran kinerja ( performance
masuremen ) adalah suatu proses penilayan kemajuan
pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efesiensi
penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan barang dan
jasa ( seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada
pelanggan dan sampai berapa jauh elanggan terpuaskan)
 Hasil kegiatan di bandingkan dengan maksud yang
diinginkan ; dan efektifitas tindakan dalam mencapai
tujuan.
Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 47
Elemen pokok suatu pengukuran
kinerja :
1. Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi.
2. Merumuskan indikator dan aturan kerja
3. Mengatur tingkat ketercapayan tujuan dan sasaran- sasaran organisasi dan
4. Evaluasi kinerja, pengukuran kinerja organisasi sektor publik meliputi aspek2
1. Kelompok masukan (imput)
2. Kelompok proses (procces)

3. Kelompok keluaran (output)


4. Kelompok hasil ( outcom)
5. Kelompok mamfaat (benefid)
6. Kelompok dampak (impact).

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 48


N. PERTAYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan kinerja dan pengukuran
kinerja?
2. Sebutkan dan jelaskan berbagai elemen pokok
pengukuran kinerja?
3. Sebutkan dan jelaskan berbagai aspek pengukuran kinerja
organisasi sektor publik?
4. Apa saja mamfaat dilakukan pengukuran kinerja
organisasi sektor publik?
5. Jelaskan fokus pengukuran kinerja organisasi sektor
publik?
6. Jelaskan perbedaan pengukuran kinerja organisasi sektor
publik dengan sektor nbisnis komersial (swasta)!

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 49


Referensi
 http://liamanalu.blogspot.co.uk/2010/02/definisi-
kinerja-dan-pengukuran-kinerja.html

Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 50


Nelli, Lina dan Hendra kelompok 4 51

You might also like