You are on page 1of 40

ALIMENTASI

DISUSUN OLEH :

 RIO RAJAMIA HARLINSON ACD 115 008


 I MADE PURBI CUTHAMA ACD 115 011
ALIMENTASI

 Pencernaan intrasel dan ekstrasel (fisiologi


pencernaan),
 Organ-organ pencernaan
 Mekanisme Pencernaan (digestion)
 Penyerapan (adsorbs)
 Pembuangan (defecation)
PENCERNAAN INTRASELULER

pencernaan intraseluler adalah Partikel makanan


ditelan secara endositosis langsung ke dalam sel, dan
mengalami pencernaan intraseluler oleh asam dan
enzim.
PENCERNAAN EKSTRASELULER

umumnya dapat ditemukan pada hewan yang telah


memiliki saluran pencernaan kompleks. Pada sistem
ini, proses pencernaan terjadi pada lumen saluran
pencernaan. Partikel makanan dicerna secara mekanis
melalui aktivitas jaringan muskular pada saluran
tersebut dan dicerna secara kimiawi oleh berbagai
jenis enzim pencernaan dan berbagai substansi yang
membantu proses tersebut seperti asam lambung dan
garam empedu.
PERBEDAAN PENCERNAAN INTRASELULER
DAN EKSTRASELULER
Pencernaan Intraseluler Pencernaan Ekstraseluler

 Perombakan makanan di dalam  Perombakan makanan di luar


sel sel
 Terjadi secara aman di dalam  Terjadi di dalam kompartemen
kompartemen (ruang atau (ruang atau tempat di dalam
tempat di dalam tubuh di mana tubuh di mana agen kimia
agen kimia menetap setelah menetap setelah diserap) yang
diserap) yang terbungkus oleh bersambungan, melalui saluran-
membran. saluran, dengan bagian tubuh
hewan.
Pencernaan Intraseluler Pencernaan Ekstraseluler

Sumber : Champbell., et al. 2004. Biologi, Edisi 5. Jilid 3. Jakarta : Erlangga.


Saluran Pencernaan Makanan Pada Hewan

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Bagian Penerima
1
 Fungsi : yaitu untuk menerima makanan yang akan
dicerna oleh tubuh
 Permulaan dari saluran pencernaan makanan terdiri
atas organ-organ dan alat untuk makanan dan
menelan, termasuk di dalamnya adalah bagian
mulut, rongga mulut, faring, dan struktur yang
berhubungan seperti paruh, gigi, lidah, dan kelenjar
ludah. Fungsi utama lidah adalah melicinkan
makanan sehingga membantu proses penelanan.
Contohnya pada Chordata, lidah berfungsi
membantu menelan makanan.

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Bagian Penyimpanan Sementara
2
 Fungsinya yaitu untuk menyalurkan dan menyimpan makanan
 Esofagus Chordata dan Invertebrata berfungsi menyalurkan bolus
(makanan yang telah dikunyah ) dengan gerak peristaltik rongga
mulut atau faring.
 Pada beberapa hewan, terdapat suatu kantung yang disebut
tembolok ( crop ), yang digunakan untuk menyimpan makanan
sebelum dicerna. Tembolok juga digunakan sebagai tempat
peragian supaya makanan lunak atau mudah dicerna.
 Contohnya :
 lintah mengambil darah sebanyak-banyaknya dan menyimpan
darah tersebut selama beberapa minggu dan mencernanya saat
lintah tidak makan.
 Induk burung menyiapkan makanan dengan membuat
makanannya menjadi lunak kemudian menyuapi anaknya.

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Bagian Pencerna Dan Bagian Penyerapan
3
 Fungsinya yaitu untuk mencerna dan mengabsorbsi
zat makanan
 Pencernaan makanan pada Vertebrata dan
Invertebrata secara umum dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu lambung dan usus. Lambung menyediakan
proses-proses permulaan pencernaan, yang sering
memiliki lingkungan asam. Selain itu lambung juga
sebagai pengaduk makanan. Usus melakukan proses
pencernaan lebih lanjut yang telah dimulai di
lambung dan melakukan penyerapan zat-zat
makanan dan air.

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Bagian Penyimpanan Sisa dan Absorsi Air
4
 Fungsinya yaitu dalam proses menyerap air dan
defekasi
 Bagian akhir dari saluran pencernaan makanan
secara umum berkaitan dengan pemindahan
kelebihan air dari isi usus, dan pengumpukan bahan
makanan yang tidak tercerna sebelum dikeluarkan
sebagai feses melalui anus. Pada Invertebrata, fungsi
ini dilakukan di usus besar.

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
ORGAN – ORGAN PENCERNAAN

1. Lambung (lambung monogastrik, digastrik dan


poligastrik )
2.

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
5. Jelaskan perbedaan struktur lambung
monogastrik, digastrik dan poligastrik!

a. Lambung monogastrik
 Pencernaan makanan secara mekanik dilakukan dengan
berbagai cara. Lambung monogastrik merupakan suatu
kantung tunggal dari otot yang kuat, khas pada
vertebrata Carnivora atau Omnivora. Kantung muscular
tunggal ini berkontraksi sehingga mengaduk isinya
dengan cairan pencernaan. Lambung beberapa
Invertebrata, termasuk Insekta memiliki kantung luar
yang disebut “ gastric-ceae” (lambung buntu) yang
memiliki dinding sel yang dapat mensekresikan enzim-
enzim dan sel-sel fagosit yang meneruskan proses
pencernaan setelah makanan yang telah dicerna sebagian
itu ditelan.

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Lambung
Monogastrik
b. Lambung Digastrik
 beberapa burung dan
serangga memiliki
lambung yang terdiri
dari dua bagian yaitu,
lambung kelenjar dan
lambung urat daging
yang berotot kuat
(gizzard). Lambung
demikian disebut
lambung digastrik.

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
c. Lambung poligastrik
 Lambung poligastrik merupakan lambung yang
terdiri lebih dari dua kamar, dijumpai pada mamalia
subordo Ruminansia (kijang, menjangan, jerapah,
bison, biri-biri dsb.). Lambung poligastrik
ruminansia memiliki 4 kamar, dipisahkan menjadi
dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari rumen
dan reticulum, kelompok kedua terdiri dari omasum
dan abomasum (lambung sebenarnya).

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Lambung Poligastrik
ORGAN- ORGAN DAN MEKANISME
PENCERNAAN
Pencernaan Makanan Pada Manusia

Sumber : http://wandylee.wordpress.com
Proses Pencernaan pada Manusia

 Mulut

Di dalam rongga mulut terdapat beberapa alat lain seperti gigi, lidah, dan
kelenjar ludah.

 Gigi, berfungsi sebagai alat pencernaan mekanik seperti untuk memotong,


mengoyak, dan memecah makanan menjadi begian yang lebih kecil
sehingga mempermudah kerja enzim. Berdasarkan fungsi dan bentuknya
gigi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu seri, taring, dan geraham. Gambar
penampang gigi serta bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar.
 Lidah, merupakan jaringan otot yang memiliki pangkal pada bagian
belakang dasar mulut. Lidah berfungsi untuk menahan makanan saat
dikunyah dan juga mendorong makanan dari rongga mulut untuk masuk ke
kerongkongan.
 Kelenjar ludah, sesuai namanya kelenjar ludah berfungsi untuk
mengeluarkan air ludah. Di dalam air liur, terdapat enzim bernama amilase
(ptialin). Enzim ptialin berfungsi untuk mengubah amilum (zat tepung)
menjadi maltosa (gula).
Sumber : https://www.bersosial.com/threads/sistem-pencernaan-makanan-pada-tubuh-manusia.4534/
Sumber : http://www.klinikpengobatanalami.wordpress.com
Kelenjar Ludah

Sumber : http://file.upi.edu/sistem-pencernaan.pdf
Mekanisme menelan pada manusia

 Fase volunteer
Fase ini merupakan fase dimana pada saat mengumpulkan
isi mulut ke atas lidah dan mendorongnya ke belakang ke
dalam faring. Waktu mendorong ke faring yang berfungsi
adalah konteraksi otot-otot dasar mulut( m. mylohyoideus,
m. degastik, m. thyrohyoideus) dan lidah. Kontraksi dasar
mulut ini akan membantu mengangkat tulang hyoid dan
laring, sementera aditus laringis mendekati epiglottis.
Epiglottis direndahkan oleh radiks lidah dangan bantuan
m. aryepigloticus sehingga aditus laringis ditutup. Sacara
serentak rimalotidis ditutup dan pernapasan terhenti,
bolus melewati faring

Sumber :Soewolo.dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press


 Fase involunteer
Fase ini terjadi dimana otot faring yang mendorong materi ke
dalam esofagus. Pada sambungan faringoesofagus ada
segmen esophagus (13cm) tempat tegangan dinding saat
istirahat. Segmen ini berelaksasi reflex dengan menelan,
sehingga materi yang ditelan masuk ke korpus esofagus.
Kontraksi cincin esofagus terbentuk di belakang bolus yang
terus diikuti gelombang peristaltic, sampai esofagus bersih
dari bolus masuk ke lambung. Bolus yang lewat di esofagus
dipermudah oleh kelenjar esofagus.

Sumber :Soewolo.dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press


 Kerongkongan (esofagus)

Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia selanjutnya adalah


kerongkongan. Kerongkongan adalah saluran pencernaan yang
menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Di dalam
kerongkongan terjadi gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik
adalah gerakan kerongkongan mendorong makanan agar masuk
ke dalam lambung.

Sumber : https://www.bersosial.com/threads/sistem-pencernaan-makanan-pada-tubuh-manusia.4534/
 Lambung (ventrikulus)

Lambung manusia terletak dibawah sekat rongga badan


(diafragma) sebelah kiri. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu:
 Kardiak, adalah penghubung kerongkongan dengan lambung.
 Fundus, merupakan bagian tengah lambung yang bentuknya
agak besar.
 Pilorus, adalah penghubung lambung dengan usus halus.
Lambung tersusun dari tiga lapisan otot, yaitu lapisan otot
membujur di bagian paling luar, lapisan melingkar di bagian
tengah, dan lapisan menyorong di bagian dalam. Di bagian dinding
lambung terdapat sel-sel yang dapat mengeluarkan getah lambung.
Getah lambung terdiri dari asam lambung (HCl), enzim pepsin,
enzim renin, serta air dan cairan lendir (mukus).

Sumber : https://www.bersosial.com/threads/sistem-pencernaan-makanan-pada-tubuh-manusia.4534/
Dinding
Lambung
Bagian
Lambung

Sumber : http://file.upi.edu/sistem-pencernaan.pdf
 Usus Halus

Usus halus pada manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu usus dua belas
jari (duodenum), usus halus tengah (jejenum), dan usus halus bagian
akhir (ileum). Pada usus halus, terjadi proses penyerapan sari-sari
makanan yang selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah. Proses pencernaan kimiawi pada usus halus
dilakukan oleh zat-zat kimia yang dihasilkan dari getah usus, getah
pankreas, dan kelenjar empedu.

Sumber : https://www.bersosial.com/threads/sistem-pencernaan-makanan-pada-tubuh-manusia.4534/
 Senyawa yang dihasilkan kelenjar pankreas

Sumber : http://file.upi.edu/sistem-pencernaan.pdf
Usus Halus

Sumber : http://file.upi.edu/sistem-pencernaan.pdf
Mekanisme Usus Besar

Usus besar merupakan bagian terakhir dari sistem


pencernaan pada manusia. Memiliki panjang kurang lebih
satu meter dan terdiri atas dua bagian, yaitu usus tebal
(colon) dan poros usus (rektum). Sisa-sisa makanan yang
sudah diserap sari-sarinya oleh usus halus akan terdorong
masuk ke dalam usus besar. Di dalam usus besar, air dan
garam mineral yang masih terdapat dalam sisa-sisa makanan
ini akan diserap kembali oleh dinding colon. Setelah itu, sisa-
sisa makanan akan ditampung di dalam rektum untuk
dibusukkan oleh bakteri pembusuk yang disebut dengan
Escherichia coli. Zat-zat sisa makanan yang sudah menjadi
feses (tinja) ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui anus.

Sumber : https://www.bersosial.com/threads/sistem-pencernaan-makanan-pada-tubuh-manusia.4534/
Usus Besar

Sumber : http://file.upi.edu/sistem-pencernaan.pdf
Mekanisme motilitas dan pengosongan lambung.

 Motilitas Lambung
Jika makanan sampai di lambung maka terjadi relaksasi otot
lambung yang disebabkan gerakan faring dan esophagus. Kemudian
diikuti oleh kontaksi peristaltic yang mencampur makanan dan
menyemprotkan makanan ke duodenum. Gerakan peristaltik dalam
lambung dikoordinasi oleh gelombang lambat lambung, suatu
gelombang depolarisasi sel otot polos yang berlanjut dari otot
sirkuler fundus ke dalam pylorus sekitar setiap 20 detik. Gerakan
ini lambat-halus, melembutkan makanan menjadi suatu cairan
encer disebut chyme (kim). Setiap gelombang pencampuran
memaksa sejumlah kecil isi lambung ke duodenum melalui spingter
pilorika. Sebagian makanan dipaksa kembali ke korpus lambung
untuk pencampuran lebih lanjut. Gelombang berikutnya
mendorong kearah depan lagi dan memaksa sedikit lagi makanan
ke duodenum. Begitu gerakan mencampur dari lambung sampai
kim dalam lambung habis.

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Motilitas Lambung

Sumber : http:// fkuisu.ac.id


 Pengosongan Lambung
Kecepatan pengosongan lambung ke duodenum
tergantung jenis makanan yang ditelan. Makanan kaya
karbohidrat meninggalkan lambung dalam jam.
Makanan kaya protein meninggalkan lambung lebih
lambat dari pada yang mengandung lemak. Kecepatan
pengosongan lambung juga tergantung pada tekanan
osmotik yang memasuki duodenum. Produk pencernaan
protein dan ion hidrogen yang melapisi mukosa
duodenum akan menurunkan motilitas lambung yang
diperantarai saraf, reflek enterogaser

Sumber : Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah
Mekanisme reflek defekasi ( Anus )

 Refleks defekasi  kontraksi otot rectum yang timbul saat


tinja memasuki rectum

 Refleks defekasi dibedakan menjadi dua yaitu :


1. Refleks defekasi instrinsik  Ketika feses masuk
kedalam rektum, pengembangan dinding rektum memberi
suatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus
untuk memulai gelombang peristaltik pada kolon desenden,
kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini menekan
feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati
anus, spingter anal interna tidak menutup dan bila spingter
eksternal tenang maka feses keluar.

Sumber :Soewolo.dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press


2. Refleks defekasi parasimpatis Ketika serat saraf dalam
rektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord (sakral 2
– 4) dan kemudian kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid
dan rektum. Sinyal – sinyal parasimpatis ini meningkatkan
gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus internal dan
meningkatkan refleks defekasi instrinsik.

 Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan


diaphragma yang akan meningkatkan tekanan abdominal dan
oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang
menggerakkan feses melalui saluran anus. Defekasi normal
dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan
didalam perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan
kebawah ke arah rektum.

Sumber :Soewolo.dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang : UM Press


TERIMA KASIH ^^

You might also like