You are on page 1of 41

KEBIJAKAN PENGENDALIAN

IMS/ISR – HIV AIDS


SITUASI HIV DI INDONESIA

Hampir di seluruh wilayah di Indonesia HIV merupakan epidemi terkonsentrasi,


kecuali Tanan Papua merupakan epidemi meluas tingkat rendah
Sumber: Laporan Jumlah Estimasi Populasi Berisiko & ODHA, Kemenkes RI
ESTIMASI INFEKSI BARU HIV
PER SUBPOPULASI

Waria
Pelanggan waria
LSL
WPS
Pelanggan WPS
Penasun
Laki-laki pop umum
Perempuan pop
umum

Sumber: Pemodelan HIV 2012, Ditjen PP&PL


PRAKIRAAN PENINGKATAN EPIDEMI HIV KE DEPAN
(DENGAN DATA PENCAPAIAN 2006-2010)
#ODHA
2,000,000
1,817,728

1,800,000
Tanpa peningkatan program
1,600,000
Dengan program 2006-2010
1,400,000
SRAN 2010-2014
1,200,000

1,000,000

800,000 751,816
648,322

600,000

400,000 350,550

200,000 244,103
178,911

-
1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025
KASUS IMS GLOBAL DAN REGIONAL

WHO, 2008

Diperkirakan 499 juta kasus baru IMS yang dapat disembuhkan


(gonore, klamidia, sifilis dan trikomoniasis) terjadi setiap tahun
KONDISI YANG MEMPERCEPAT PENULARAN?
Jumlah Penduduk Indonesia: 240 juta

230 000
Wanita
75 000 Penjaja
Penasun Sex

6,7 Juta Pria


4,9 Juta
membeli Sex menikah
(2-20% dari Pria dg pria risiko
Dewasa) tinggi

1.13 Jt
GWL
Anak
anak

LAKI-LAKI PEREMPUAN
Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV Tahun 2012, Kemenkes
ILLUSTRASI

1 Pekerja seks = 5 pelanggan/hari


60% pelanggan adalah pria beristri
10% perempuan hamil

30 PS 150 laki laki 90 IRT 10 IH 10 bayi


PREVALENSI SIFILIS
BERDASARKAN POPULASI BERISIKO,
25.0
STBP 2009 & 2013
2009
20.0
2013
15.0
%
12.0 11.3
9.7
10.0 8.0
6.3
5.0 4.0 3.6 3.4 3.5
3.0 2.9
1.8
1.0
0.0
WPSL WPSTL Pria Risti Waria LSL Penasun WBP
(9 Kota) (9 Kota) (4 Kota) (4 Kota) (3 Kota) (4 Kota) (3 Kota)

STBP 2013 | Survei Terpadu Biologis Perilaku


PREVALENSI GONORE
BERDASARKAN POPULASI BERISIKO
50.0
STBP 2009 & 2013
40.0 2009 2013

30.0

20.0

10.0

34.5 32.0 21.6 17.0 0.7 8.5 29.0 19.6 17.0 21.2
0.0

WPSL WPSTL Pria Risti Waria LSL


(9 Kota) (9 Kota) (1 Kota) (4 Kota) (3 Kota)

STBP 2013 | Survei Terpadu Biologis Perilaku


PREVALENSI KLAMIDIA
BERDASARKAN POPULASI BERISIKO
50.0 STBP 2009 & 2013
40.0 2009
2013
30.0

20.0

10.0
3.3

42.4 40.0 39.5 30.8 11.5 34.0 19.8 17.0 23.0


0.0
WPSL WPSTL Pria Risti Waria LSL

(9 Kota) (9 Kota) (1 Kota) (4 Kota) (3 Kota)

STBP 2013 | Survei Terpadu Biologis Perilaku


PREVALENSI SIFILIS & HIV
PADA WPS, WARIA DAN LSL
2009 & 2013

Sifilis HIV
13.1 12.8
11.3

9.7
9.1
8
7.4 7.4
7
6.2 6.5
5.1

3
2.6
1.8 1.5

2009 2013 2009 2013 2009 2013 2009 2013


WPSL WPSTL Waria LSL

Sumber: Hasil STBP 2009& 20013


IMS PADA LAYANAN KESEHATAN TAHUN 2014

600,000

500,000
537,366
400,000

300,000

200,000 313,444
262,403
100,000

Jumlah kunjungan layanan Jumlah pasien IMS yang Jumlah kasus IMS yang
IMS ditemukan diobati
BUMIL DAN SIFILIS

Data Jan - Juni 2015

Jumlah Ibu hamil positif sifilis yang diobati 1647

Jumlah Ibu Hamil yang dites Sifilis 13324

Jumlah Ibu hamil yang berkunjung ke UPK 20901

0 5000 10000 15000 20000 25000


Jumlah Ibu hamil yang Jumlah Ibu Hamil yang dites Jumlah Ibu hamil positif sifilis
berkunjung ke UPK Sifilis yang diobati
Data Jan - Juni 2015 20901 13324 1647
Fenomena Gunung Es
Infeksi Menular Seksual

Bergejala
(symptomatic)

Tanpa Gejala
(asymptomatic)
KONSEKUENSI IMS
• Penyakit Radang Panggul, Kanker serviks,
Wanita infertilitas
• Pd Kehamilan: IUFD, IUGR, BBLR &Kecacatan

• Infeksi Mata, Kebutaan, Kematian


Bayi • 90% bayi terinfeksi HIV tertular dari
ibu HIV positif

Pria Infertilitas

IMS meningkatkan risiko tertular HIV s.d 3 - 6 kali lipat


KEBIJAKAN & STRATEGI
PENGENDALIAN IMS DAN HIV
TUJUAN PENGENDALIAN HIV-AIDS

GETTING THREE ZEROES


 Menurunkan jumlah infeksi baru HIV
 Menurunkan angka kematian AIDS
 Menurunkan stigma dan diskriminasi
KEBIJAKAN PENGENDALIAN IMS

“Program pengendalian IMS bertujuan untuk menurunkan


angka kesakitan dan kematian yang berkaitan dengan IMS”
PRINSIP UMUM PENGENDALIAN IMS

Memutuskan mata rantai penularan


Mencegah berkembangnya IMS dan
komplikasinya
Obat harus dikonsumsi dengan tepat
Instruksi aktifitas seksual selama
pengobatan harus dipatuhi
Pasangan seksual harus diobati
Pelayanan berkualitas di FKTP,
mengutamakan
promotif & preventif

Penguatan manajemen
1 Memutus rantai penularan
program pd populasi kunci

7 2

Advokasi & kemitraan Deteksi dini dan


dalam mobilisasi
STRATEGI tatalaksana
sumber daya PENGENDALIAN 3 pengobatan pd Bumil
dan bayi untuk
6 IMS eliminasi sifilis
kongenital

Melibatkan seluruh
Fasyankes (pemerintah & Penggunaan informasi
swasta
5 4 yang terpercaya
UPAYA PENGENDALIAN IMS

Upaya pengendalian IMS Upaya :


pada populasi umum • penapisan pada
populasi kunci,
• penapisan pada ibu
hamil,
Upaya pengendalian IMS • upaya pencegahan
pada populasi kunci mel penyuluhan,
konseling, dan
penyediaan kondom

Pengembangan Layanan IMS


STRATEGI PENCEGAHAN

• Perluasan layanan untuk pemeriksaan IMS dan Konseling


Tes HIV
• Menempatkan layanan IMS sebagai layanan dasar yang
harus ada di Puskesmas, sesuai Permenkes no. 75 Tahun
2014 tentang PUSKESMAS
• Kondom sebagai bagian dari pengobatan IMS di Layanan
kesehatan
• Penapisan rutin IMS dan Tes HIV berkala di lokasi-lokasi
Hotspot

22
PENELITIAN OPERASIONAL /
UJI RESISTENSI PENGOBATAN GO
• Penelitian Uji Resistensi GO terhadap Antibiotika pada WPS di 3 Kota
(Jakarta, Tangerang dan Palembang)
• Berdasarkan hasil yang didapatkan, bahwa pilihan pengobatan
dalam Pedoman 2011 masih cukup baik
• Pola Resistensi terhadap antibiotika gol. Quinolon di ketiga kota
(Jakarta. Palembang dan Tangerang cukup tinggi sehingga tidak
direkomendasikan lagi
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

Jakarta Tangerang Palembang


PEDOMAN TATALAKSANA IMS
DELAPAN
SINDROM KLINIS IMS
YANG SERING DIJUMPAI
IMS DAN CA CERVIX

• Infeksi HPV menyebabkan 530 000 kasus Ca. Cervix


dan 275 000 kematian akibat Ca Cervix, Setiap
tahunnya

• HPV merupakan salah satu penyebab IMS yang tersering (Kondiloma akuminata)

• Lebih dari 290 juta orang wanita mempunyai infeksi HPV, yang merupakan salah satu IMS
yang paling sering (Kondiloma akuminata)

26
MENGAPA INTEGRASI??
• Faktor kesamaan kuman Penyebab
• Faktor risiko tinggi pada wanita seksual aktif (usia 30-50 th)
• Faktor risiko pada wanita dengan kejadian IMS yang berulang
• Faktor kesamaan metoda pemeriksaan / deteksi IMS dan Ca cervix
• Kebutuhan sarana/fasilitas yang hampir sama

27
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI
DETEKSI DINI CA.CERVIX (IVA), CBE DAN IMS

• Buku Panduan Integrasi IMS – IVA dan CBE sudah


cetak 2014
• Pembuatan Modul Pelatihan Integrasi IMS – IVA dan CBE
 Finalisasi
• Pembuatan Media KIE Integrasi IMS – IVA dan CBE
sudah cetak

28
ALUR PEMERIKSAAN IMS - IVA

Ditemukan portio dengan


Pemeriksaan IMS dengan Inspekulo IMS/Displasia/lesi pra kanker

BILA ADA IMS,


Ambil sampel
dulu

Penyemprotan As.Asetat + Krioterapi 29


KEGIATAN INTEGRASI LAYANAN IMS DI
PUSKESMAS
• Pada saat Pemasangan KB
• Ibu hamil dengan ditemukan IMS
keluhan IMS
• Kondom sebagai Dual
• Saat ANC ditemukan Protection
IMS
• Konseling Pasangan
• Konseling Pasangan
• Pemberian Kondom
• Penawaran Tes HIV
bagi bumil dengan
IMS KIA KB • Penemuan kasus IMS
• Pengobatan IMS
• Konseling IMS
• Kondom sebagai paket
pengobatan
• Penawaran Tes HIV bagi
• Edukasi gejala IMS pada REMAJ seluruh pasien IMS
remaja yang seksual aktif IMS • Pemeriksaan Deteksi dini Ca
• Promosi kondom bagi remaja A Servix bagi setiap ps IMS
yang berisiko, dengan
yang seksual aktif metode IVA
• KIE Kesehatan Reproduksi

30
PROPORSI ALOKASI PEMBIAYAAN PUSAT-DAERAH
UTK OBAT DAN KOMODITAS LAIN PROGRAM HIV -
IMS

Jenis Obat dan Pengadaan oleh Pusat Pengadaan oleh


Komoditas lainnya (% dari total Daerah (% dari total
kebutuhan) kebutuhan)
Reagen tes HIV 45 55
Reagen Sifilis 50 50
Reagen Pewarnaan Gram - 100
Reagen CD4 45 55
Reagen VL 45 55
Obat ARV 100 -
Obat IO 40 60
Obat IMS 40 60
Metadon 100 -
(FINAL DRAFT)
RENCANA AKSI NASIONAL IMS 2015 - 2019
TARGET
Indikator Indikator 2019
Baseline (2014)

Prevalensi sifilis pada 5% Turun 25% menjadi 4%,


WPSL (STBP 2011)

Prevalensi sifilis pada LSL 13% Turun 25% menjadi 10%


(STBP 2011)

Cakupan ibu hamil yang 2% 80 %


dites sifilis saat kunjungan (SIHA)
Ante Natal Care
ISU STRATEGIS
• Akses populasi kunci ke layanan IMS di Indonesia masih terbatas
• Pengembangan layanan IMS di seluruh FKTP masih menjadi tantangan besar
• Angka kejadian sifilis pada ibu hamil bervariasi antara wilayah di Indonesia
dan beberapa diantaranya cukup tinggi.
• Perilaku mencari pengobatan sendiri masih tinggi di kalangan populasi kunci
• Penutupan lokalisasi menjadi tantangan besar dalam upaya pencegahan IMS
• Masih tingginya stigma dan diskriminasi terutama diantara petugas kesehatan
• Fasiltas pelayanan kesehatan swasta perlu dilibatkan dalam pengendalian IMS
UPAYA PENGENDALIAN IMS

1. Upaya pengendalian IMS pada populasi umum / sasaran
2. Upaya pengendalian IMS pada populasi kunci dan antara
3. Pengembangan Layanan IMS

“Upaya tersebut meliputi penapisan pada populasi kunci, penapisan pada ibu
hamil, dan upaya pencegahan melalui penyuluhan, konseling, dan penyediaan
kondom “
UPAYA PENGENDALIAN IMS
Upaya pengendalian IMS pada populasi umum /
sasaran

Pengendalian IMS pada populasi umum ditekankan pada upaya pencegahan melalui upaya :
• Kesehatan reproduksi
• Layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir meliputi penapisan IMS pada ibu hamil dan
program eliminasi sifilis kongenital  setiap ibu hamil diperiksa IMS dan HIV dalam
kunjungan ANC pertama di Puskesmas
• Dalam program Keluarga Berencana, pencegahan IMS diberikan melalui pemberian
informasi tentang kesehatan reproduksi, pemberian kondom sebagai Dual proteksi serta
melalui konseling pasangan akseptor KB
• Dalam program kesehatan reproduksi remaja, pencegahan IMS diberikan melalui
pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi, pelayanan klinis medis,
konseling, pendidikan ketrampilan hidup sehat, dan pelatihan konselor sebaya
• Deteksi dini ca serviks dengan integrasi pemeriksaan IVA dan IMS untuk wanita berusia 30-
50 tahun
UPAYA PENGENDALIAN IMS
Upaya pengendalian IMS pada populasi kunci dan
antara
• Cakupan yang tinggi dalam pemeriksaan rutin IMS dan penapisan
dengan tes sifilis pada populasi kunci merupakan faktor penting
dalam penurunan prevalensi IMS.
• Jumlah populasi kunci (WPS, LSL, Waria, dan Penasun) di Indonesia
diperkirakan sebanyak 1,5 juta orang, tersebar di seluruh provinsi.
• Penguatan program PMTS, melalui 4 pilar PMTS :
• Peningkatan peran positif pemangku kepentingan,
• Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP),
• Manajemen pasokan kondom dan pelicin, dan
• Penatalaksanaan IMS.
• Untuk dapat menjangkau populasi tersebut dibutuhkan kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan IMS  Sesuai dengan Permenkes No.75
tahun 2014 : Layanan IMS merupakan layanan esensial di Puskesmas
• Penyediaan Kondom sebagai bagian dari pengobatan di setiap layanan
kesehatan
STRATEGI PENGENDALIAN IMS
1. Menjamin ketersediaan layanan IMS berkualitas yang mengedepankan upaya
preventif dan promotif di puskesmas dan fasilitas kesehatan tingkat primer
lainnya.
2. Menurunkan penularan HIV dengan memutus rantai penularan IMS pada
populasi kunci (pekerja seks, LSL, waria, penasun).
3. Meningkatkan upaya deteksi dini dan tatalaksana sifilis, HIV dan IMS
lainnya pada ibu hamil dan bayinya dalam rangka menurunkan kematian
dan kecacatan pada bayi.
4. Memastikan ketersediaan dan penggunaan informasi yang terpercaya dalam
pengendalian IMS.
5. Melibatkan seluruh pemberi pelayanan kesehatan pemerintah serta swasta
dalam pengendalian IMS.
6. Memperkuat manajemen program, advokasi, kemitraan dan mobilisasi sumber
daya untuk pengendalian IMS di semua tingkat .
RENCANA PENGEMBANGAN LAYANAN IMS
2015-2019
Jumlah layanan IMS Total
Tingkat 2015-2019
Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
Provinsi 34 - - - - - 34
Kabupaten 167 66 16 49 100 110 508

RS yang menyediakan layanan IMS - 377 70 70 70 182 769

PKM yang menyediakan layanan 1.029 571 1.583 2.000 2.000 2.536 9719
diagnosis dan pengobatan IMS
Layanan IMS dengan pemeriksaan 83 100 1.000 1.000 669 500 3.352
laboratorium
Layanan lain (termasuk Fasyankes 19 40 100 200 200 90 649
Swasta, Klinik Swasta, NGO,
BUMN, Lapas/Rutan)

Total Pengembangan Layanan IMS 1.048 988 1.753 2.270 2.270 2.808 11.137
di tahun tsb
TARGET CAKUPAN LAYANAN IMS
2015 – 2019
Indikator Base line 2015 2016 2017 2018 2019
jumlah dan proporsi orang 215.734 269.667 449.445 719.112 1.258.446 1.258.446
diperiksa sifilis di antara
populasi yang berisiko* 12% 15% 25% 40% 70% 70%
proporsi (%) kasus IMS (sifilis) 215.734 382.028 647.201 1.132.602 1.132.602
yang diobati di antara kasus
Sifilis yang didiagnosis 80% 85% 90% 90% 90%
Jumlah ibu hamil diperiksa sifilis - 934.845 1.391.799 2.225.630 3.059.460 4.090.912
saat ANC
18% 27% 44% 60% 80%
Jumlah dan % ibu hamil sifilis 92.046 85.046 81.818 71.591 61.364
diobati diantara yang
terdiagnosis sifilis 90% 90% 95% 95% 100%
Jumlah Kab/Kota melakukan
Penapisan Sifilis 6 bulan sekali 167 66 16 49 100 110
Jumlah kab/kota melakukan
mobile klinik IMS setiap bulan 167 66 16 49 100 110

Jumlah kondom diberikan


19.416.032 34.382.556 58.248.095 101.934.166 101.934.166
melalui layanan IMS
TERIMA KASIH

You might also like