Professional Documents
Culture Documents
ABOUT ABORTUS
PEMBAHASAN
Abortus Spontan
Missed abortion
kematinan janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi
Abortus Habitualis (kuguguran berulang)
janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu
keadaan dimana penderita mengalami keguguran
atau lebih. Artinya keadaan dimana janin sudah
berturut-turut 3 kali atau lebih.
mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak
dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih
4 Abortus Kompletus
Abortus ini terjadi jika semua produk pembuahan-janin, selaput ketuban dan plasenta sudah keluar. Pendarahan dan
rasa nyeri kemudian akan berhenti, serviks menutup dan uterus mengalami involusi.
5. Abortus Tertunda (Missed Abortion)
a. Kelainan hasil pertumbuhan hasil konsepsi
b. Pengaruh dari luar yaitu beruparadiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi baik hasil
konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus
6. Abortus Habitualis (Recurrent Abortion)
a. gangguan hormonal dan nutrisi, kekacauan autoimun, penyakit infeksi, kelainan genetik dan anatomik di
uterus, laserasi uterus yang luas serta mioma uteri
b. Kelainan zygote
c. Gangguan nutrisi
d. Penyakit infeksi
e. Kelainan pada serviks dan uterus
7. Abortus Septik (Septic Abortion)
Adanya penyebaran kuman (bakteri) yang menyebabkan infeksi berat. Bakteri-bakteri penyebab abortus ini seperti
E.coli, Enterobacter aerogenes, Proteus vulgaris, Hemolytic streptococci, dan Staphylococci.
Penanganan Abortus
Abortus Provokatus
1. Abortus Medisinalis. Dilakukan dalam pertama enam sampai sepuluh minggu setelah
periode menstruasi berakhir.
2. Abortus Kriminalis. Dengan memberikan pendidikan moral budi-pekerti dan
meningkatkan aktivitas remaja dalam pembangunan. Sehingga bisa mencegah terjadinya
kehamilan di luar nikah yang dapat menimbulkan abortus kriminalis.
Penanganan Abortus Spontan
Abortus Inkompletus
Abortus Kompletus Jika disertai dengan syok karena perdarahan berikan
Penderita tidak memerlukan pengobatan khusus. infus dan transfusi darah. Setelah syok diatasi,
Namun, jika penderita menderita anemia, perlu segera lakukan kuret. Hampir semua wanita
ditransfusi. mengalami abortus inkomplet memerlukan
perawatan pasca abortus atau keguguran.
Abortus Imminens
dengan pemeriksaan USG untuk menentukan janin masih
Abortus Insipiens hidup atau tidak. Jika masih ada harapan, janin dapat
Dilakukan tindakan kuretase. dipertahankan. Biasanya, ibu diminta untuk beristirahat,
yaitu dengan tidur berbaring. Cara ini dapat menambah
aliran darah ke rahim dan berkurangnya rangsang mekanik
Penanganan Abortus Spontan
Missed Abortion
Evaluasi hematologi rutin (hemoglobin, hematokrit, Abortus Habitualis
leukosit, trombosit) dan uji hemostasis (fibrinogen, waktu dapat diobati dengan transfusi leukosit (sel darah
perdarahan, waktu pembekuan). Bila terjadi gangguan faal putih) atau heparin (mukopoli sakarida yang banyak
hemostasis dan hipofibrinogenemia, segera rujuk di rumah dijumpai dalam hati dan paru-paru) yang berguna
sakit yang mampu untuk transfusi trimbosit atau untuk mencegah pembekuan darah
komponen darah lainnya.
Abortus Infeksiosus
Abortus Septik
Jika telah mengalami banyak perdarahan, berikan
Penanganannya dengan pemberian antibiotik dalam
infus, transfusi darah, dan antibiotik. Kuretase
dosis yang lebih tinggi.
dilakukan setelah enam jam kemudian
Pencegahan Abortus Imminens
Mengonsumsi vitamin
Mengatur jarak Menjalani ANC atau
dan nutrisi-nutrisi lain
kehamilan Antenatal Care
yang diperlukan tubuh
Mengonsumsi vitamin
sebelum atau selama awal
kehamilan
Pencegahan Abortus Habitualis
Kandung kemih dan rectum harus selalu kosong
Pendidikan
Pemberdayaan
keluarga
kesehatan Bagi perempuan yang telah menikah
reproduksi
REMAJA
Kebijakan Abortus
1. Aborsi di Malaysia
2. Aborsi di Singapura
Hukum aborsi di Malaysia diatur dalam Penal Code
Hukum aborsi di Singapura adalah legal dan diatur dalam statuta
Section 312 tahun 1989. Serupa dengan Indonesia,
Termination of Pregnancy Act, alias TOP Act.
aborsi di Malaysia adalah legal, jika:
Sama halnya dengan Indonesia, wanita yang ingin menjalankan
•Kehamilan mengancam nyawa ibu
aborsi di Singapura harus terlebih dulu berkonsultasi dengan
•Dilakukan atas dasar menjaga kesehatan fisik
dokter dan konselor kompeten
•Dilakukan atas dasar menjaga kesehatan mental
3. Aborsi di Filipina
4. Aborsi di Jepang
Berdasarkan Artikel II dari Konstitusi Filipina 1987 dan
Aborsi termasuk tindak pidana di Jepang. Namun, aborsi boleh
Artikel 256, 258, dan 259 dari Revised Penal Code of
dilakukan dan dilindungi oleh dua statuta: Eugenic Protection
The Phillipines, aborsi termasuk tindakan kriminal dan
Law 1948 dan versi revisinya, Maternal Body Protection Law
bisa dijerat hukum pidana dengan tidak adanya
1996, dengan ketentuan sebagai berikut:
perkecualian, bahkan keselamatan nyawa dan kesehatan
•Guna menyelamatkan nyawa dan/atau kesehatan fisik wanita
ibu dan/atau janin, serta korban perkosaan. Hukuman
•Kehamilan adalah hasil dari perkosaan atau inses
penjara bagi pelaku tindak aborsi berkisar dari enam
•Alasan finansial dan/atau sosial
bulan hingga enam tahun.
5. Aborsi di Korea Selatan
Hukum aborsi di Korea Selatan adalah ilegal, berdasarkan
6. Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus,
keputusan mahkamah konstitusional Republik Korea Selatan. seperti di Belanda.
Pelarangan ini telah berlangsung selama 63 tahun semenjak aborsi 7. Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan
pertama kali dilarang tahun 1953. Kemudian pada tahun 1973, kehidupan penderita (ibu), seperti di Perancis dan
Maternal and Child Health Law membuat beberapa pengecualian Pakistan.
dalam tiga situasi di bawah ini:
•Guna menyelamatkan nyawa ibu 8. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi
•Jika wanita hamil atau pasangannya menderita penyakit menular, medik, seperti di Kanada, Muangthai dan Swiss.
atau kelainan genetik lainnya yang telah ditentukan dalam 9. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi
Presidential Decree sosio-medik, seperti di Eslandia, Swedia, Inggris,
•Kehamilan merupakan akibat dari perkosaan atau inses
Scandinavia, dan India.
10. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi 12. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi
sosial, seperti di Jepang, Polandia, dan Yugoslavia. eugenistis (aborsi boleh dilakukan bila fetus yang akan
11. Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan lahir menderita cacat yang serius) misalnya di India.
tanpa memperhatikan indikasi-indikasi lainnya 13. Hukum yang memperbolehkan aborsi atas indikasi
(Abortion on requst atau Abortion on demand), seperti humanitarian (misalnya bila hamil akibat perkosaan)
di Bulgaris, Hongaria, USSR, Singapura. seperti di Jepang.
2. Kebijakan Abortus Nasional
Abortus buatan
Abortus Legal Larangan Abortus
Ilegal
1. Abortus Legal
Abortus legal yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang
dibenarkan oleh undang-undang.
Abortus atas indikasi medik ini diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan Pasal 15 :
(1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertentu.
(2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) hanya dapat dilakukan:
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut.
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai
dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
d. Pada sarana kesehatan tertentu.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2. Abortus buatan Ilegal
Abortus Provocatus Criminalis (Abortus buatan illegal) yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya
selain untuk menyelamatkan atau menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta
tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang. Abortus golongan ini sering
juga disebut dengan abortus provocatus criminalis karena di dalamnya mengandung unsur kriminal atau
kejahatan.
Beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP):
1. Pasal 299
2. Pasal 346
3. Pasal 347
4. Pasal 348
5. Pasal 349
6. Pasal 535
7. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 80
Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan:
•Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia
menyuruh orang lain, diancam hukuman empat tahun.
•Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil, dengan
tanpa persetujuan ibu hamil tersebut diancam hukuman 12 tahun, dan
jika ibu hamil itu mati diancam 15 tahun
•Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun
penjara dan bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun
penjara.
•Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut
seorang dokter, bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman
hukumannya ditambah sepertiganya dan hak untuk praktek dapat
dicabut.
3. Larangan Abortus