You are on page 1of 46

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS LATERALIS


SINISTRA REPONIBILIS

Oleh :
Putri Yulandari R. Husain

Pembimbing :
dr. Alfreth Langitan Sp. B, FINACS
PENDAHULUAN. . . . . .

Hernia merupakan protusi atau


penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian yang
lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan. Berdasarkan
terjadinya, dibagi atas hernia
Setelah appendisitis, hernia
bawaan atau kongenital dan inguinalis merupakan kasus
hernia dapatan atau akuisita. bedah terbanyak. Lebih dari 1
Berdasarkan letaknya, terdapat juta hernia abdominalis di
herniadiafragma, inguinal, Amerika Serikat menjalani
umbilikalis, femoralis, dll. perbaikan, diantaranya
terhadap hernia inguinalis
sebanyak 770.000 kasus.
Hernia ingunalis lebih banyak
ditemukan pada pria daripada
wanita. Perbandingan antara
pria dan wanita untuk hernia
ingunalis 7 : 1.
PENDAHULUAN. . . . . .

Hernia inguinalis
dibagi menjadi
hernia ingunalis
hernia ingunalis lateralis
lateralis dan hernia
ditemukan lebih banyak dua
ingunalis medialis pertiga dari hernia ingunalis
medialis. Sekitar 75 % dari
hernia inguinal merupakan
hernia inguinal lateralis dan
25% merupakan hernia
inguinalis medialis.
ANATOMI. . . . . . .
Kulit
Fasciasuperfic
ialis,terdiridar
Peritoneum
ifasciacamperi
danfasciascarp parietale
ae

Lapisandindingabdomen

Ototdindin Lemakextr
ganterior aperitonea
abdomen l

Fasciatransv
ersalis
ANATOMI. . . . . . .
1. Muskulus Obl. Abd.Eksternus (MOE),bagian medial berbentuk
Apponeurosis dan mendekati tuberkulum pubikum
membentuk crus superior dan inferior.
2. Muskulus Obl.Abd.Internus.
3. Muskulus Transversus Abd. Conjoined tendon
4. Ligamentum Inguinale (Poupart),mulai dari SIAS sampai
tuberkulum pubikum, ini merupakan tepi bawah MOE.
5. Ligamentum Lakunare Gimbernati.
6. Fascia Transversa, ligamentum COOPER.
7. Anulus Internus yang dibentuk oleh Lig.Ing, Conjoined
tendon dan vasa epigastrika inferior,ini merupakan
tempat keluarnya hernia inguinalis lateralis.

6
8. Kanalis Inguinalis panjang 3-5 cm, dibentuk oleh :
Bag.ventral : App. M.O.E.
Bag. Kaudal : Lig.Inguinale.
Bag. Dorsal : Fascia transversa.
Bag. Kranial : Conjoined tendon.

9. Funikulus Spermatikus, isi dari kanalis inguinalis,keluar melalui anulus


internus,menuju an.ekst dan ke skrotum, pada wanita berisi
ligamentum rotundum.

10.Segitiga HASSELBACH, dibentuk oleh bagian medial: tepi leteral


musk.rektus, bg. lateral Vasa epigastrika inferior dan bg. bawah:
lig.Inguinal. Ini merupakan tempat keluarnya hernia ing. Medialis.

11. Anulus femoralis, tempat keluarnya hernia femoralis.yang menuju fossa


ovalis.Anulus(kanalis) ini dibentuk oleh : lig.ing.,lig.lacunare
Gimbernati,fascia pectinea dan vasa femoralis.

12. Nervus ileo hipogastrika(T12,L1) dan ileo inguinalis(L1).

7
Funikulus Spermatikus
( Spermatic cord ),terdiri atas :
1.Nervus : Ileo inguinal, genito femoral dan
serat serat simpatis.
2.Arteri : Cremaster, Testikular, Arteri
yang menuju vas deferens.
3.Vena : Pleksus Pampiniformis.
4.Muscle : Cremaster.
5.Vas deferens.
6.Kantong hernia ( hernia ing. Lat).
8
Lapisan dinding perut lebih dalam.

9
Gambar:1 Gambar:3
Hernia ing. Lat.

Hernia ing. Med.

Gambar:2 Gambar:4
Anulus internus

Segi tiga
Hasselbach

10
Isi kantong hernia: usus,omentum,buli,atau organ retroperitoneum,
11 Dapat pula kosong, karena isi kantong masuk cavum peritoneum.
HERNIA INGUINALIS
DEFINISI
• Suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah
yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia
dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek
melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.

• Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis


Lateralis (HIL) dan Hernia Ingunalis Medialis (HIM).
Isiherniadapatterdiriatassetiapstrukturyangditemukandidalam
cavitasabdominalis

Kantonghernia,merupakankantong(divertikulum)peritoneidan Pelapisherniadibentukdarilapisan-lapisandindingabdomen
mempunyaileherdanbadan(corpus) yangdilaluiolehkantonghernia

Bagianher
nia
Faktor penyebab . . . .
TEKANAN INTRA ABD. MENINGKAT :
– Batuk batuk khronis
– Konstipasi
– Gangguan miksi sering mengejan BPH,striktur
urethra,stenosis urethra
– Ascites
– Pekerjaan yang berat
Kelemahan otot dinding abdomen :
• Obesitas

14
Gejala klinis ( pemeriksaan ) . . . .
Anamnesa :
– Benjolan dipelipatan paha atau skrotum yang timbul bila
berdiri, mengejan atau batuk.
– Bila benjolan tidak ada – test VALSAVA.– keluar.
– Benjolan menghilang bila berbaring.
– Kadang benjolan tidak bisa kembali (hilang).
– Kadang kadang nyeri
– Pekerjaan penderita,dan penyakit lain yang dapat
menyebabkan tekanan intraperitoneal meningkat :
batuk,gangguan miksi,defekasi.
– Pada bayi atau anak timbul saat menangis atau bermain.

15
Pemeriksaan Status Lokalis . . . .
• Posisi berbaring,bila ada
benjolan masukkan dulu
(biasanya oleh penderita). 2
3
ZIEMAN TEST : 4

• Hernia kanan diperiksa dengan


tangan kanan.
• Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada :
•jari ke 2 : Hernia ing. lat.
•jari ke 3 : hernia ing. med.
•jari ke 4 : hernia femoralis.
16
FINGER TEST :
• Menggunakan jari ke 2 atau jari
ke 5.
• Dimasukkan lewat skrotum
melalui anulus eksternus ke kanal
inguinal
• Penderita disuruh batuk:

• Bila impuls diujung jari 


Hernia ing. lateral
• Bila impuls disamping jari 
Hernia ing. medialis
17
THUMB TEST :

• Anulus internus ditekan dengan


ibujari dan penderita disuruh
mengejan

• Bila keluar benjolan 


Hernia ing. medialis
• Bila tidak keluar benjolan
 Hernia ing. lateralis

18
Pemeriksaan lain yang berhubungan dengan
hernia :

Pemeriksaan ini mencari kemungkinan adanya


tekanan intra peritoneal meningkat sebagai
penyebab timbulnya hernia.

1. Toucher rektum : BPH?,stenosa anal,tumor?


2. Thoraks : adakah batuk ,asthma?.
3. Abdomen : adakah asites?,tumor?.
4. Genetalia eksterna : striktura urethra,phymosis.

19
PENATALAKSANAAN

1. TEKNIK KONSERVATIF

Reposisibi Reposisisp Bantalpeny


manual ontan angga
2. TERAPI OPERATIF

Anak-
anak:Herniotomy Dewasa:
Herniorrhaphy
TEKNIK-TEKNIK OPERASI
• Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan cara
membuang kantung dan memperbaiki dinding abdomen.

Marcy Bassini Halsted McVay


TEKNIK HERNIORRHAPHY
Kelompok 1 : Open Anterior Repair
Operasi hernia (teknik Bassini,
McVay dan Shouldice) melibatkan
pembukaan aponeurosis otot
obliquus abdominis eksternus dan
membebaskan funnikulus
spermatikus. Fascia transversalis
kemudian dibuka, dilakukan
inspeksi kanalis spinalis, celah
direct dan indirect. Kantung hernia
diligasi dan dasar kanalis spinalis di
rekonstruksi.
Kelompok 2 : Open Posterior Repair

Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus)


dilakukan dengan membelah lapisan dinding abdomen
superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal
space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian
kanalis inguinalis. Posterior repair sering digunakan pada
hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan
parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya
dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.
• Kelompok 3: Tension-free repair
with Mesh
Operasi hernia (teknik Lichtenstein
dan Rutkow) menggunakan pendekatan
awal yang sama dengan teknik open
anterior. Akan tetapi tidak menjahit
lapisan fascia untuk memperbaiki
defek, tetapi menempatkan sebuah
prostesis, yaitu Mesh yang tidak
diserap. Mesh ini dapat memperbaiki
defek hernia tanpa menimbulkan
tegangan dan ditempatkan di sekitar
fascia. Hasil yang baik diperoleh
dengan teknik ini dan angka
kekambuhan dilaporkan kurang dari 1%
• Kelompok 4 : Laparoscopic
Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies
dilakukan menggunakan salah satu pendekatan
transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total
extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan
dengan meletakkan trokar laparoskopik dalam cavum
abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini
memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi
dengan peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah
prosedur laparokopik langsung yang mengharuskan masuk
ke cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus
atau pembuluh darah bisa cedera selama operasi.
KOMPLIKASI. . . . .

Hernia Inkarserasi HerniaStrangulasi


Laporan Kasus
Identitas
• Nama : Tn.Y
• Umur : 50 tahun
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Alamat : Ds Motu kecamatan pasang kayu
• Agama : islam
• Tanggal MRS : 14 maret 2018
Keluhan Utama
Benjolan pada lipatan paha kiri

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien masuk dengan keluhan adanya benjolan pada paha
kiri yang dialami sejak kurang lebih dua tahun , benjolan timbul
saat beraktivitas seperti berlari dan hilang saat istirahat. Benjolan
pada awalnya tidak menimbulkan rasa nyeri hanya membuat
pasien merasa aneh akan hal tersebut., sebelumnya pasien pernah
berobat ke dokter dan disarankan untuk dilakukan operasi tetapi
pasien tidak menyetujuinya. Pada saat ini pasien datang lagi ke
poliklinik kerna benjolan dirasakan makin membesar,masih bisa
keluar masuk spontan saat berlari,batuk dan mengedan. Keluhan
demam (-), mual (-), muntah(-), BAB dan BAK terasa seperti biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku sudah sering mengalami keluhan
yang sama sejak 2 tahun yang lalu, namun masih bisa
dikembalikan.. Pasien menyangkal mempunyai
riwayat batuk lama, tumor/kanker.Pasien tidak
mempunyai riwayat hipertensi dan DM.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga pasien tidak pernah mengalami keluhan
yang sama.

Riwayat Pemberian Obat


Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

a. Pemeriksaan Umum :
• Keadaan umum : sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis
• Tanda – tanda vital :
– Tekanan darah : 120/80x/menit
– Nadi : 74 x/menit
– Respiration : 20 x/menit
– Suhu : 36,7ºC
• Status generalis:
• Kepala:
• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
• Hidung : tidak ada secret/bau/perdarahan
• Telinga : tidak ada secret/bau/perdarahan
• Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada
pigmentasi, mukosa tidak pucat.
• Leher:
Dalam batas normal
• Thoraks:
• Cor:
I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis teraba di ICS IV MCLS
P: batas jantung ICS IV PSL dekstra sampai ICS V
MCL sinistra
A: S1S2 tunggal
Pulmo:
• I: Simetris, tidak ada retraksi
• P: Fremitus raba normal
• P: Sonor
• A: Vesikuler +/+, Ronkhi-/- Wheezing -/-
Abdomen:
• I: permukaan datar, massa (-), jejas (-)
• A: bising usus (+) kesan normal
• P: tympani seluruh lapang abdomen
• P: tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas:
• Akral hangat +/+ Oedem - /-
Status Lokalis:
• Regio inguinalis sinistra :
• Inspeksi : terdapat benjolan berbentuk lonjong pada
scrotum sinistra, diameter ± 10 cm x 6 cm, permukaan rata,
warna sesuai warna kulit, tidak kemerahan.
• Palpasi :tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak
jelas, dapat dimasukkan, transluminasi (-), terasa nyeri.
• Auskultasi : bising usus (+).
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hasil Laboratorium (14 Maret 2018):
• Hematologi
• Hb : 10,2 gr/dl (13,4-17,7 gr/dL)
• Lekosit : 9,3 x 109 /L (4,3-10,3 x 109/L)
• Hematokrit : 32,3% (38-42%)
• Trombosit : 174 x 109 /L (150-450 x 109/L)
• GDS : 138 mg/dL
RESUME
Pasien laki-laki, usia 50 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan ada benjolan di
lipatan paha kiri yang dirasakan sejak kurang lebih dua tahun, benjolan dirasakan
makin membesar,masih bisa keluar masuk spontan saat berlari,batuk dan
mengedan.
Pemeriksaan fisik:

TD :120/80x/menit RR :20 x/menit


N : 74 x/menit S : 36,7ºC

Regio inguinalis sinistra


• Inspeksi: terdapat benjolan di bawah lig.inguinale, diameter ± 10 cm x 6 cm,
permukaan rata, warna sesuai warna kulit, tidak kemerahan.
• Palpasi:tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, dapat dimasukkan,
transluminasi (-), terasa nyeri.

DIAGNOSIS KERJA
• Hernia Inguinalis Lateral Sinistra reponibilis
DIAGNOSIS BANDING
RENCANA TATALAKSANA
• Medikamentosa :
• IVFD RL 28 tpm
• Inj. Ranitidine 1 ampul/12 jam
• Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam
• Rencana tindakan Hernioraphy
• Konsul jantung : tidak ada kontraindikasi absolut untuk
dilakukan tindakan operasi
• Instruksi post op:
• IVFD RL 28 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
• Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam
• Inj. Ranitidin 1 ampul/ 12 jam
PROGNOSIS
• Dubia et bonam

LAPORAN OPERASI
• Anestesi spinal, pasien diposisikan dalam posisi supinasi,
disinfeksi daerah operasi dan memasang duk steril
• Insisi regio inguinal sinistra lapis demi lapis, tampak kantong
hernia
• Insisi kantong hernia, kantong berisi cairan dan usus. Usus
viable
• Mengembalikan usus ke dalam cavum abdomen
• Melakukan hernioraphy
• Jahit luka lapis demi lapis sampai kutis
• Tutup luka operasi dengan kasa steril
• Operasi selesai
Follow Up
21 Maret 2018 S: Nyeri luka operasi (+), BAB P:
(-), flatus (+), BAK (per kateter) IVFD RL 28 tpm
O: TD 110/70 mmHg Ceftriaxone 1 gr/ 12jam
N 80x/menit Ranitidin 50 mg/ 8 jam
S 36,7°c Ketorolac 30 mg/ 8 jam
P 20x/menit Mobilisasi bertahap
Abdomen : peristaltik (+), Diet lunak
distensi (-)
A: hernia inguinalis lateralis
sinistra reponibilis + post
hernioraphy (S) H-1
Follow Up
22 Maret 2018 S: nyeri pada luka bekas P
operasi mulai berkurang, IVFD RL 28 tpm
BAB (-) dan BAK biasa Ceftriaxone 1 gr/ 12jam
O: TD 110/70 mmHg Ranitidin 50 mg/ 8 jam
N 82x/menit Ketorolac 30 mg/ 8 jam
S 36,5°c
P 20x/menit
Abdomen : peristaltik (+),
distensi (-)
A: hernia inguinalis lateralis
sinistra ireponibilis + post
hernioraphy (S) H-2
Follow Up
23 Maret 2018 S: nyeri pada luka bekas P
operasi mulai berkurang, AFF Infus
BAB (-) dan BAK biasa AFF Kateter
O: TD 100/70 mmHg Cefadroxyl 2 x 500 mg
N 82x/menit Ranitidin 2x1
S 36,5°c Asam mefenamat 3x500 mg
P 20x/menit
Abdomen : peristaltik (+),
distensi (-)
A: hernia inguinalis lateralis
sinistra ireponibilis + post
hernioraphy (S) H-3
PEMBAHASAN

Pada kasus ini,


diagnosis ditegakkan
termasuk dalam klasifikasi
berdasarkan
anamnesis dari pasien hernia inguinalis sinistra
langsung, serta dari reponibilis
pemeriksaan fisik
yang dilakukan.

Teori :
hernia inguinalis lateralis sisnistra reponibilis
adalah jika isi kantong dapat direposisi kembali ke
rongga abdomen akibat adanya perlengketan
dengan usus dan biasanya tidak disertai dengan
keluhan nyeri. Pada hernia inguinalis lateralis
sinistra reponibilis benjolanakan selalu ada dan
akan menghilang dalam posisi berbaring.
• Pada pemeriksaan fisik (visible test),
didapatkan adanya benjolan pada inguinal
sebelah kiri dan berwarna sama seperti kulit
disekitarnya. Dari palpasi didapatkan bahwa
terdapat nyeri tekan dan suhu lebih hangat
dibanding daerah yang lainnya.Dan pada
pemeriksaan auskultasi didapatkan bunyi
bising usus positif kesan normal.
• Untuk penatalaksanaan dari hernia ingunalis lateralis adalah
dengan dilakukan tindakan operatif. Pada pasien ini dilakukan
tindakan hernioraphy untuk mengatasi keluhan pasien, hal ini
sudah sesuai dengan teori. Pengobatan yang dilakukan pada
kasus ini adalah dilakukan operasi hernioraphy.Operasi
hernioraphy yang dilakukan berupa herniotomi dan
hernioplasti, pada pasien ini telah dilakukan herniotomi
dimana dilakukan pembukaan kantong hernia untuk
memastikan isi kantong hernia dan setelah dilakukan
pembukaan kantong hernia, yang didapatkan berupa usus
halus.
TERIMAKASIH

You might also like