You are on page 1of 59

KEHAMILAN

NORMAL
KELOMPOK 26
FERTILISASI
• Pada saat sanggama, air mani dapat terpancar ke ujung atas vagina
sebanyak 2-6 cc.
• Dalam air mani, terdapat spermatozoa sebanyak 20-250 juta sel/cc.
• Bentuk sel mani seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan
ekor yang panjang seperti cambuk.
• Didalam tuba, sel mani menunggu kedatangan sel telur. Jika pada
saat ini kebetulan terjadi ovulasi, mungkin fertilisasi akan
berlangsung. Jika tidak terjadi ovulasi, fertilisasi tidak mungkin
terjadi. Sanggama sekitar saat ovulasi yang dapat menghasilkan
kehamilan.
• Sebelum terjadinya fertilisasi, sel telur maupun sel mani telah
mengalami proses pematangan yang tidak hanya berwujud dalam
perubahan bentuk, tetapi juga perubahan kromosom. Induk sel telur
disebut oogonium, yang menghasilkan sebuah sel telur dan 3 buah
benda poler yang hanya mempunyai separuh kromosom sel biasa.
Induk sel mani disebut spermatogonium yang menghasilkan 4 buah
spermatozoa, juga memiliki separuh kromosom sel biasa. Setelah
fertilisasi, zigot mempunyai 46 buah kromosom kembali, 23 buah
dari sel mani dan 23 buah dari sel telur.
PENENTUAN JENIS KELAMIN
• Sifat kelamin seorang anak sudah ditentukan pada waktu terjadinya
fertilisasi, bukan oleh sel telur, melainkan oleh sel mani.
• Perbedaan antara sel laki-laki dan sel perempuan terletak pada
kromosom seksnya.
• Sel laki-laki mempunyai sepasang kromosom seks yang berlainan.
Terdiri dari 22 pasang kromosom biasa, sebuah kromosom seks X
dan sebuah kromosom seks Y.
• Sel perempuan mempunyai kromosom seks yang sama. Terdiri dari
22 pasang kromosom biasa dan 2 buah kromosom seks X.
• Jika spermatozoon dengan 22 kromosom biasa dan sebuah
kromosom X membuahi sel telur, terjadilah zigot dengan 44
kromosom biasa dan 2 buah X kromosom. Zigot ini akan menjadi
anak perempuan.
• Jika spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah
kromosom Y membuahi sel telur, terjadilah zigot dengan 44
kromosom biasa, sebuah X kromosom dan sebuah Y kromosom.
Zigot ini akan menjadi anak laki-laki.
PERTUMBUHAN TELUR
• Pada waktu sel telur bertemu dengan spermatozoa, mungkin
beberapa spermatozoa masuk ke dalam korona radiata, tetapi
hanya satu diantaranya yang dapat memasuki sel telur.
• Setelah sel telur dimasuki spermatozoa, terjadilah perubahan-
perubahan pada permukaan sel telur.
• Inti sel mani dan inti sel telur bersatu disertai bercampurnya
kromosom dari kedua inti.
• Masing-masing kromosom membelah diri sehingga
didapatkan 2 pasangan yang terdiri dari 46 kromosom.
• Ovum yang telah dibuahi mengalami proses segmentasi,
terjadi blastomer. Kemudian terjadi pembagian sel.
• Saat ini telur terdiri dari sekelompok sel yang menyerupai
buah murbei dan disebut morula.
• Kelompok sel tersebut akan bergerak menuju ke cavum uteri
(± 3 hari).
• Dalam morula terbentuk suatu rongga yang disebut
eksoselom (terletak tidak di tengah-tengah, tetapi eksentris).
• Sel morula terbagi menjadi 2 jenis:
1. sel sel yang terletak di sebelah luar yang merupakan
dinding dari telur disebut trofoblas. Fungsi trofoblas adalah
untuk mencari makanan bagi telur.
2. Sel-sel yang terletak di sebelah dalam, yang merupakan
kelompok sel, disebut bintik bening atau nodus embrionale.
Bayi akan terbentuk dari sel ini.
• Pada tingkat ini, telur disebut blastokista. Telur menanamkan
diri ke dalam endometrium yang disebut nidasi. Nidasi terjadi
± 6 hari setelah fertilitas.
• Nidasi biasanya terjadi pada dinding depan atau dinding
belakang, sekitar fundus uteri.
• Dalam bintik benih, timbul pula sebuah rongga, yang
dinamakan ruang amnion. Ruangan amnion ini kelak menjadi
besar dan meliputi seluruh embrio.
• Dalam ruangan inilah embrio akan tumbuh.
• kira-kira pada waktu bersamaan, timbul sebuah rongga lain di
bawah ruangan amnion, yaitu ruang kuning telur, yang kelak
akan menjadi traktus intestinalis.
• Ruang kuning telur dibatasi oleh 2 lapisan, yaitu
entoderm di sebelah dalam dan mesoderm di
sebelah luar.
• Ruang amnion dibatasi oleh ektoderm disebelah
dalam dan mesoderm disebelah luar, sedangkan
eksoselom dibatasi mesoderm di sebelah dalam
dan trofoblas di sebelah luar
• Ruang amnion makin lama makin besar sehingga
mengisi seluruh eksoselom.
Pertumbuhan Pada Permukaan Telur

• Korion yang mula-mula hanya terdiri dari 1 lapisan sel,


lambat laun akan terdiri dari 2 lapisan:
1. Lapisan dalam yang berhubungan dengan
mesoderm dan terdiri dari sel-sel yang jelas batas-
batasnya. Lapisan ini disebut lapisan Langhans atau
siotrofoblas.
2. Lapisan luar yang berhubungan dengan desidua,
yang terdiri dari protoplasma dan inti-inti sel tanpa
batas –batas sel. Lapisan ini disebut sinsitium atau
sinsitiotrofoblas.
• Korion mengeuarkan enzim yang mencairkan sel-
sel desidua dan juga menghancurkan pembuluh-
pembuluh darah.
• Korion juga mengeluarkan cabang-cabang pada
seluruhh permukaannya, ke dalam desidua
sekitarnya, untuk menanamkan diri ke dalam
desidua
PERUBAHAN PADA ENDOMETRIUM
• Nidasi terjadi dalam selaput lendir yang ada dalam stadium
sekresi, biasanya di daerah fundus uteri.
• Endometrium yang berubah karena pengaruh kehamilan
disebut desidua
• Desidua dibagi dalam 3 lapisan:
1. Stratum kompactum yang sifatnya padat. Telur terdapat
dilapisan ini
2. Stratum spongiosum, yang mengandung banyak kelenjar dan
pembuluh darah yang lebar sehingga pada penampang
berlubang-lubang menyerupai spons.
3. Stratum basale, yang tidak berubah.
• Dengan membesarnya telur di dalam desidua, desidua
tersebut akan terbagi dalam 2 lapisan:
1. Desidua yang terdapat antara telur dan dinding
rahim disebut desidua basalis
2. Desidua yang terdapat antara telur dan cavum uteri
disebut desidua kapsularis.
3. Desidua yang tidak terbagi oleh telur itu disebut
desidua vera
• Telur makin lama makin menonjol ke cavum uteri dan
karena telur lebih cepat tumbuhnya dari uterus, pada
bulan ke 4 desidua capularis akan menempel pada
desidua vera. Tidak terdapat lagi rongga rahim.
• Mulai saat ini tumbuhnya uterus akan berlangsung
secara pasif, artinya tumbuh karena diregang oleh janin.
SISTEM KOMUNIKASI IBU
DAN JANIN
• Dibedakan menjadi 2 bagian yaitu plasenta dan parakrim
Plasenta (Uri)
• Merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan
sebaliknya, juga sebagai penghasil hormon.
• Jiwa anak bergantung pada plasentanya.
• Setelah nidasi, sel-sel trofoblas menyerbu desidua dan
sekitarnya sambil menghancurkan jaringan.
• Diantara masa trofoblas timbul lubang-lubang sehingga
menyerupai spons. Lubang ini kemudian berisi darah ibu
karena dinding pembuluh-pembuluh darah juga
termakan oleh kegiatan trofoblas
• Mula-mula sel-sel yang dihancurkan menjadi bahan
makanan dari telur, kemudian makanan diambil dari
darah ibu.
• Sel-sel trofoblas yang menyerbu kemudian berubah
menjadi batang-batang yang masing-masing
bercabang pula, dan akhirnya membentuk jonjot
korion (fili koriolis)
• Sementara itu trofoblas yang membentuk dinding
filus sudah terdiri dari 2 lapisan.
1. Lapisan luar atau sinsitiotrofoblas
2. Lapisan dalam atau sitotrofoblas (sel-sel
Langhans)
• Sebelah dalam villus terisi oleh mesoderm.
• Dalam mesoderm ini terbentuk sel-sel darah merah
dan pembuluh-pemmbuluh darah yang lamban laun
sambung menyambung dan akhirnya berhubungan
dengan peredaran darah janin melalui pembuluh-
pemmbuluh darah dari tali pusat.
• Pada kehamilan muda, seluruh korion mempunyai
fili, tetapi fili dalam desidua capsularis akan mati.
• Sedangkan fili dalam desidua basalis tumbuh terus dan
merupakan fetal dari plasenta.
• Sebagian fili ada yang menanamkan diri dalam desidua, fili ini
disebut jonjot pancang (Hafzotte) karena memancangkan
telur pada desidua .
• Ada juga vili yang ujungnya tidak sampai ke desidua, tetapi
terapung dalam darah ibu. Vili ini terutama bertugas mencari
makanan. Mula-mula vili itu berbentuk batang saja, tetapi
kemudian mengeluarkan cabang-cabangnya. Hal ini sangat
memperluas permukaan filtrasi vili tersebut dan berguna
karena kebutuhan janin bertambah seiring usianya.
• Pada minggu ke-16, sel-sel Langhans mulai menghilang.
Hal ini menguntungkan bagi kecepatan pertukaran zat
antara darah anak dan ibu.
• Darah anak dan ibu tidak dapat bercampur karena
terpisah oleh jaringan yang dinamakan membran
plasenta. Membran plasenta terdiri dari lapisan
sinsitium, lapisan sel Langhans, jaringan ikat vilus dan
lapisan endotel kapiler.
• Dengan hilangnya satu lapisan, membran plasenta akan
menjadi lebih tipis dan pertukaran zat lebih lancar.
• Pada akhir bulan ke-IV, daya serbu trofoblas berhenti dan pada
batas antara jaringan janin dan ibu terdapat lapisan jaringan
yang bersifat nekrotik, disebut lapisan fibrin Nitabuch.
• Pada akhir kehamilan, plasenta berbentuk seperti cakram dengan
garis tengah 15 – 20 cm, tebal 2-3cm, dan berat ± 500gram.
• Plasenta tadi terletak pada dinding rahim sebelah depan atau
belakang disekat fundus pembukaan fetal.
• Permukaan fetal adalah permukaan plasenta yang menghadap ke
janin warnanya keputih-putihan dan licin karena tertutup oleh
amnion. Dibawah amnion, tampak pembuluh-pembuluh darah
• Permukaan maternal adalah permukaan plasenta yang menghadap
dinding rahim, warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah.
• Darah janin menuju 2 buah arteri umbilikalis dan dari plasenta
kembali ke tubuh janin melalui vena umbilikalis.
• Dari tali pusat, pembuluh-pembuluh darah berjalan dalam korion
dan kemudian masuk ke dalam fili. Darah ibu memancar ke dalam
ruangan intervilar, yaitu rongga diantara fili dari arteri-arteri ibu
yang terbuka pada dasar ruangan tersebut.
• Darah ibu menyebar ke segala jurusan dan secara lambat mengalir
kembali ke bawah dan masuk ke dalam vena pada dasar plasenta.
Parakrin
• Dibagi menjadi bagian ibu dan bagian janin.
• Bagian ibu terdiri dari desidua parietalis, sedangkan bagian
janin terdiri dari cairan amnion, amnion, dan korion-laev.
• Terbentuk dari kontak langsung antar sel dan lintas
biomolekuler antara selaput janin dan jaringan ibu.
• Parakrin adalah komponen yang secara fungsional berperan
dalam kelangsungan kehamilan, imunitas transplantasi,
homeostatis volume cairan amnion, serta perlindungan janin
secara fisik.
PERTUMBUHAN JANIN
• Umur janin yang sebenarnya harus dihitung dari saat fertilisasi atau,
karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi, sekurang-
kurangnya dari saat ovulasi.
• Mulai dari 0-2 minggu setelah fertilisasi disebut ovum, mulai dari 3-5
minggu disebut embrio (mudigah). Lebih dari 5 minggu disebut fetus
(janin), yang sudah mempunyai bentuk manusia.
• Tuanya kehamilan dihitung dalam bulan terdiri dari 4 minggu. Jadi,
kehamilan 3 bulan sama dengan kehamilan 12 minggu.
• Akhir bulan I, badan bayi sangat melengkung, panjangnya 7,5-10
mm, kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah. Saluran yang akan
menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar-dasar
traktus digetivus sudah tampak, permulaan kaki dan tangan
berbentuk tonjolan.
• Akhir bulan II, wajah sudah jelas berbentuk wajah manusia,
dan sudah mempunyai lengan serta tungkai dengan jari tangan
dan kaki. Alat kelamin sudah tampak, walaupun belum tampak
ditentukan jenisnya. Panjangnya ± 2,5 cm.
• Akhir bulan III, panjang bayi sekitar 7-9 cm, sudah terdapat
pusat-pusat penulangan. Kuku sudah ada dan jenis kelamin
sudah dapat ditentukan. Janin sudah bergerak, tetapi
sedemikian halusnya pergerakan ini sehingga belum dapat
dirasakan oleh ibu. Ginjal sudah membentuk sedikit air
kencing.
• Akhir bulan IV, panjang bayi sekitar 10-17 cm, dengan berat
100 gr. Alat kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya.
Kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo). Pergerakan anak
mungkin sudah dapat dirasakan ibu.
• Akhir bulan V, panjang bayi sekitar 18-27 cm dengan berat 300 gr.
Bunyi jantung sudah dapat didengar dengan stestoskop monoaural.
Jika saat ini dilahirkan, bayi sudah berusaha untuk bernapas.
• Akhir bulan VI, panjang bayi sekitar 28-34 cm dengan berat 600 gr.
Kulitnya keriput dan lemak mulai ditimbun dibawah kulit tertutup
oleh verniks caseosa yang bertujuan untuk melindungi kulit.
• Akhir bulan VII, panjang bayi sekitar 35-38 cm dengan berat ± 1000
gr. Jika saat ini dilahirkan, bayi sudah dapat hidup di dunia luar,
walaupun kemungkinan untuk terus hidup masih kecil. Jika
menangis, bayi mengeluarkan suara yang lemah.
• Akhir bulan VIII, panjang bayi sudah mencapai 42,5 cm dengan berat
1700 gr. Permukaan kulit masih merah dan keriput seperti kulit
orang yang tua.
• Akhir bulan IX, panjang bayi sudah mencapai 46 cm dengan
berat 2500 gr. Karena sudah ada lapisan lemak di bawah kulit,
ia sudah berisi.
• Akhir bulan X, janin sudah cukup bulan (matur, aterm).
Panjangnya mencapai 50 cm dengan berat 3000 gr. Bayi laki-
laki biasanya lebih berat daripada bayi perempuan. Kulitnya
halus dan hampir tidak memiliki lanugo lagi. Pada kulit masih
terdapat verniks kaseosa, yaitu campuran sel-sel epitel kulit,
lanugo dan sekret kalenjar lemak. Kepala ditumbuhi rambut.
Kuku melebihi ujung jari. Pada laki-laki, testes sudah ada
dalam skrotum, sedangkan pada perempuan, labia majora
menutupi labia minora.
• Dalam 5 bulan pertama, panjang janin dalam cm adalah
kuadrat dari umur kehamilan (dalam bulan) dikaitkan dengan
5 (menurut HAASE). Berat badan dapat juga membantu dalam
menentukan umur janin.
Lama Kehamilan
• Lama kehamilan kira-kira 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
HPHT. Sebenarnya lebih tepat jika kita menghitung umur janin mulai
dari konsepsi. Jarak konsepsi sendiri tidak jauh dari ovulasi, mungkin
hanya berbeda beberapa jam.
• Ovulasi terjadi ± 2 minggu sebelum haid yang akan datang.
• Lama kehamilan adalah 38 minggu atau 266 hari. Untuk siklus 5
minggu, ovulasi terjadi ± 3 minggu setelah haid terakhir. Persalinan
akan terjadi 38 minggu kemudian atau kehamilan berlangsung 41
minggu.
• Rumus Neagle adalah (hari +7) , (bulan-3), (tahun +1) = 280 hari
• Untuk siklus 3 hari hukum Neagle menjadi (hari + 14), (bulan-3),
(tahun+1).
• Kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu sejak haid terakhir
disebut kehamilan cukup bulan (matur, aterm). Persalinan sebelum
kehamilan 37 minggu, antara 28 minggu dan 37minggu disebut
kehamilan partus prematurus.
• Small for date baby ialah bayi yang dilahirkan dengan berat
badan kurang dari usia kehamilannya. Jika persalinan terjadi
setelah 42 minggu disebut partus serotinus.
• Abortus jika BB anak < 500 gr. Tuanya kehamilan < 20 mgg.
• Partus imaturus jika BB anak antara 500-1000 gr. Tuanya
kehamilan antara 20-28 mgg.
• Partus prematurus jika BB anak antara 1000-2500 gr. Tuanya
kehamilan antara 28-37 mgg.
• Partus maturus jika BB anak > 2500 gr. Tuanya kehamilan lebih
dari 42 mgg.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Janin
• Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Faktor ibu, seperti tinggi badan, keadaan tempat tinggal,
keadaan gizi, peminum alkohol, perokok, kelainan pembuluh
darah, kelainan uterus dan kehamilan ganda.
2. Faktor anak, seperti jenis kelamin, kelainan genetik, infeksi
intrauterin, terutama virus, kelainan kongenital lainnya.
3. Faktor plasenta: insufiensi plasenta dapat menyebabkan
malnutrisi intrauterin.
Kepala Anak
KEPALA TERDIRI DARI :
1. Bagian muka pada persalinan, muka dikenal saat meraba dagu,
mulut, hidung atau rongga mata. Bagian muka terdiri dari tulang
hidung (Os Nasale), 2 buah tulang pipi (Os Zigomatikum), tulang
rahang atas (Os Maksila) tulang ragang bawah (Os Mandibula).
2. Bagian tengkorak yang membentuk bagian tengkorak yaitu tulang
dahi (Os Frontale) 2 buah, tulang ubun-ubun (Os Parietale) 2 buah,
tulang pelipis (Os Temporale) 2 buah, tulang belakang kepala (Os
Occipetale)
Diantara tulang-tulang tersebut terdapat sela tengkorak (sutura) yang
pada janin memungkinkan terjadi pergeseran sutura yang dikenal
sebagai berikut : sutura sagitalis antara ossa parietalia, sutura
koronaria antara os frontale dan ossa parietalia, sutura lambdoidea
antar os occipetale dan kedua ossa parietalia, sutura frontalis antara os
frontale kiri dan kanan.
• Ubun ubun besar terdapat pada pertemuan antara 3 buah
sutura, yaitu sutura sagitalis, sutura coronaria, dan sutura
frontalis.
• Ubun ubun kecil bukan merupakan lubang besar pada
tengkorak, tetapi tempat 2 buah sutura bertemu, yaitu sutura
lambdoidea dan sutura sagitalis.
• Ubun-ubun dan sela-sela baru tertutup setelah anak berumur
1,5-2 tahun.
Ukuran Kepala Bayi
1. Ukuran muka belakang
• Diameter suboccipito-bregmatika adalah 9,5 cm
• Diameter suboccipito-frontalis adalah 11 cm
• Diameter fronto-occipitalis adalah 12 cm
• Diameter mento-occipitalis adalah 13,5 cm
• Diameter submento-bregmatika adalah 9,5 cm

2. Ukuran melintang
• Diameter biparietalis berukuran 9 cm.
• Diameter bitemporalis berukuran 8 cm.

3. Ukuran lingkaranA
• Sirkumferensia suboccipitobregmatika (lingkaran kecil kepala) berukuran 32 cm
• Sirkumferensia frontooccipitalis (lingkaran sedang kepala) berukuran 4 cm.
• Sirkumferensia mentooccipitalis (lingkaran besar kepala) berukuran 35 cm.
FISIOLOGI JANIN
• Sejak permulaan anak harus mengambil makanan dari ibu.
Setelah implantasi, endometrium yang dicairkan oleh enzim
trofoblas menjadi bahan makanan selanjutnya janin
mengambil makanan dari darah ibu.
Peredaran Darah Janin
• Darah janin dialirkan ke plasenta melalui a. Umbilicalis, darah
ini mengangkut bahan makanan yang berasal dari darah ibu.
• Kemudian darah ini masuk ke dalam badan janin melalui v.
Umbilicalis yang bercabang 2 setelah memasuki dinding janin.
Cabang kecil bersatu dengan v. Porta, darahnya beredar dalam
hati dan kemudian diangkut melalui v. Hepatica ke dalam v.
Cava inferior. Cabang satunya ialah ductus venosus arantii
akan mengandung “darah bersih” yang bercampur dengan
“darah kotor” dari anggota bawah janin.
• Darah dari vena cava inferior, setelah masuk ke dalam serambi
kanan, sebagian masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale,
dan sebagian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama
dengan darah v. Cava superior yang membawa darah dari
kepala dan anggota tubuh atas.
• Darah dari bilik kanan masuk ke dalam arteri pulmonalis,
tetapi sebelum sampai ke paru-paru, sebagian besar dialirkan
ke aorta melalui duktus arteriosus botalli. Sebagian kecil darah
menuju ke paru-paru, masuk ke serambi kiri melalui vena
pulmonalis, dan bersama dengan darah dari vena cava inferior
masuk ke dalam bilik kiri, kemudian terus ke aorta.
• Darah yang masuk ke dalam paru-paru bukan untuk
pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-
paru yang sedang bertumbuh.
• Darah aorta disebarkan ke semua anggota badan, tetapi darah
banyak yang menuju ke arteri hypogastricae (cabang dari
arteri iliaca communis). lalu menuju ke a. Umbilicales, dan
selanjutnya ke plasenta.
• Dengan demikian, darah yang beredar dalam janin selalu
bersifat “darah campuran” dan isi vena cava inferior lebih
bersih daripada isi aorta.
• Setelah anak lahir, terjadi penurunan tekanan dalam a.
Pulmonalis karena anak bernapas sehingga banyak darah
mengalir ke paru-paru. Duktus arteriosus botalli tertutup 1-2
menit setelah anak bernapas. Dengan terguntingnya tali
pusat, darah dalam v. Cava inferior berkurang sehingga
tekanan dalam serambi kanan ikut berkurang. Sebaliknya,
tekanan di serambi kiri bertambah karena darah yang datang
dari paru-paru juga bertambah sehingga terjadi penutupan
foramen ovale.
• Sisa duktus arteriosus disebut ligamentum arteriosum,
sedangkan sisa duktus venosus Arantii menjadi ligamentum
teres hepatis. Dan dari aa. Umbilicales menjadi ligamentum
vesico umbilicale laterale dekstra et sinistra.
• Seperti disebutkan sebelumnya, oksigen janin lebih rendah
dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengimbangi
keadaan ini, peredaran darah janin menjadi lebih cepat, kadar
Hb janin menjadi tinggi (sampai 18 gr%) dan eritrositnya
banyak (5,5 juta per mm³).
• Hb janin sedikit berbeda dari Hb orang dewasa. Hb janin
terutama dibentuk didalam hati, sedangkan Hb orang dewasa
pada sumsum merah. Hb janin lebih mudah mengambil dan
menyerahkan oksigen daripada Hb pada darah orang dewasa.
Hb janin baru diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4
bulan atau lebih.
• Selama berada dalam rahin, janin ternyata telah melakukan
pergerakan pernapasan. Pergerakan ini ternyata diperlukan
untuk perkembangan pembuluh darah paru, dengan demikian
pernapasan setelah anak lahir sebetulnya hanya kelanjtan dari
gerakan pernapasan intrauterin.
Perubahan Pada Badan Ibu
UTERUS
• Pada kehamilan, uterus bertambah besar, dari alat yang
beratnya hanya 30gr menjadi 1000gr dengan ukuran panjang
32cm, lebar 24cm, dan ukuran muka belakang 22cm
• Perbesaran rahim disebabkan oleh hipertrofi otot-otot rahim,
tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang
baru. Bulan-bulan pertama pertumbuhan rahim disebut
pertumbuhan aktif, karena dinding rahim menjadi tebal
disebabkan pengaruh hormon estrogen pada otot-otot rahim.
• Karena telur lebih cepat tumbuhnya daripada rahim sendiri,
sekitar bulan ke-IV, desidua kapsularis akan menempel pada
desidua vena sehingga rongga rahim tidak ada lagi.
• Mulai saat ini, pertumbuhan rahim diregang oleh isinya,
sehingga disebut pertumbuhan pasif. Dinding rahim akan
menjadi tipis karena renggangan ini.
• Ismus uteri juga akan berangsur tertarik ke atas karenanya,
dan menjadi bagian bawah dinding rahim yang terkenal
dengan nama segmen bawah rahim.
• Batas antara corpus uteri dan segmen bawah rahim disebut
Lingkaran retraksi yang fisiologis
• Pada kehamilan, pertumbuhan uterus tidak merata. Uterus
lebih cepat tumbuh di daerah implantasi ovum dan di daerah
insersi plasenta (tanda piskacek). Selain itu, dalam
pertumbuhannya bentuk rahim juga berubah.
• Mual-mula bentuknya seperti bola lampu, kemudian menjadi
bundar dan setelah bulan IV sampai akhir kehamilan
berangsur-angsur menjadi lonjong
• Mula-mula rahim berada di tengah-tengah rongga panggul.
Akan tetapi pada bulan ke IV, rahim menjadi terlalu besar
untuk rongga panggul yang kecil sehingga rahim akan naik dan
terletak di dalam rongga perut.
• Rahim pada saat kehamilan sering mengalami kontraksi tanpa
perasaan nyeri. Demikian juga jika disentuh, misalnya sewaktu
pemeriksaan dalam, kita kadang-kadang meraba konsistensi
rahim dari lunak menjadi keras, kemudian lunak kembali.
CERVIX
• Yang terpenting adalah menjadi lunaknya cervix.
• Gejala ini sudah dapat ditentukan sebulan setelah konsepsi,
dan merupakan tanda kehamilan yang harus diketahui.
• Sebab-sebab perlunakan cervix ialah karena pembuluh darah
dalam cervix bertambah, dan karena timbulnya edema cervix,
serta hiperplasia kelenjar-kelenjar cervix.
• Pada akhir kehamilan, cervix menjadi lunak sekali, portio
menjadi pendek (lebih dari seengahnya mendatar), sehingga
dapat dimasukan dengan mudah dengan satu jari. Cervix yang
sedemikian disebut cervix yang matang dan merupakan syarat
untuk persalinan anjuran.
VAGINA
• Dalam kehamilan, pembuluh darah dinding vagina bertambah
sehingga warna selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick).
Kekenyalan (elastisitas vagina bertambah, artinya daya regang
bertambah, sebagai persiapan persalinan.
• Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan,
reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan
oleh terbentuknya asam laktat sebagai hasil penghancuran
glikogen yang berada dalam sel-sel epitel vagina oleh basil
doderlein.
OVARIUM
• Dapat ditemukan corpus luteum graviditatum, tetapi setelah
bulan IV, corpus luteum ini mengisut.
DINDING PERUT
• Pada primigravida, sering timbul garis-garis memanjang atau
serong di perut saat kehamilan lanjut. Garis-garis ini disebut
striae gravidarum.
• Kadang-kadang terdapat pada buah dada dan paha
• Warna garis-garis ini membiru dan disebut striae lividae.
• Pada seorang multigravida di samping striae yang biru,
terdapat juga garis putih-putih agak mengilat yang merupakan
bekas parut (sikatriks) dari striae gravidarum pada kehamilan
yang lalu
• Striae yang putih ini disebut striae albicans
Pertukaran zat
• Wanita yang hamil akan mengalami perubahan berat badan sebagai
berikut :
• Dalam triwulan pertama penambahan berat + 1 kg
• Dalam triwulan kedua penambahan berat + 5 kg
• Dalam triwulan ketiga penambahan berat + 5,5 kg

• Indeks masa tubuh = berat badan sebelum hamil (kg)


tinggi badan
• Penambahan berat badan juga tergantung pada berat badan
sebelum kehamilan. Kenaikan berat selama kehamilan ditentukan
dengan menghitung indeks massa tubuh.
• Jika indeks masa tubuh kecil (<19,8), dIperlukan penambahan sebesar
12,5-18 kg.
• Jika indeks masa tubuh normal (19,8-26), diperlukan penambahan BB
sebesar 11,5-16 kg.
• Jika indeks masa tubuh besar (>26-29), diperlukan penambahan BB
sebesar 7-11 kg.
• Sementara pada wanita obese atau gemuk (IMT>29), hanya
memerlukan kenaikan BB sebesar 6 kg
• Penambahan BB ini disebabkan :
• Berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1kg)
• Berat rahim (dari 30 menjadi 1 kg)
• Penimbunan lemak, seperti pada buah dada, pantat, dan lain-lain (1,5
kg)
• Penimbunan zat putih telur (2 kg)
• Retensi air (1,5 kg)
• Penimbangan saat pemeriksaan kehamilan sangat penting, karena
kenaikan BB yang terlalu banyak merupakan tanda adanya retensi air
yang berlebihan, atau disebut keadaan praedema dan merupakan gejala
dini toksemia gravidarum.
Lanjutan …
Sebaliknya, kenaikan BB yang terlalu sedikit dapat menandakan
gangguan pertumbuhan janin
• Metabolisme basal naik pada kehamilan sehingga terjadi
penimbunan protein, demikian juga kadar zat lemak dalam darah
sehingga terdapat kecenderungan ketosis. Kebutuhan akan kalsium
dan fosfor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin, begitu
pula pembuatan ferum untuk pembentukan Hb janin.
Darah
• Pada kehamilan, volume darah bertambah, baik plasma
maupun eritrosit. Akan tetapi, penambahan volume plasma
yang disebabkan oleh hidremia lebih menonjol sehingga
biasanya kadar Hb turun.
• Batas-batas fisiologis keadaan ini adalah sebagai berikut :
• Hb 11 gr% (WHO)
• Eritrosit 3,5 juta per mm³
• Leukosit 8000-18000 per mm³
• Dengan demikian jumlah leukosit naik secara fisiologis . Dalam
kehamilan, jumlah leukosit yang lebih dari 18000/mm³ baru
menunjukkan adanya infeksi .
• Dalam persalinan dan nifas jumlah leukosit yang masih fisiologis
adalah sampai 20000/mm³
Jantung
• Jantung lebih berat bebannya dalam kehamilan disebabkan
penambahan volume darah, perluasan daerah pengaliran,
fetus yang membesar, dan adanya plasenta. Selain itu, jantung
terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah
Paru-paru
• Kegiatan paru-paru dalam kehamilan bertambah . Hal ini
disebabkan karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri,
paru-paru juga harus mencukupi kebutuhan janin akan O₂
• Walapun diafragma terdesak ke atas, adanya kompensasi karena
pelebaran rongga thorax menyebabkan kapasitas paru-paru tidak
berubah. Akan tetapi karena tingginya diafragma ini,ibu sering
merasa sesak pada akhir kehamilan
Pencernaan
• Sekresi asam garam (HCl) dan gerakan lambung dalam
kehamilan berkurang, hal tersebut mungkin menyebabkan
muntah dan perasaan kembung saat kehamilan
• Tonus otot juga berkurang sehingga dapat menimbulkan
oabstipasi
Ginjal
• Kegiatan ginjal dalam kehamilan bertambah karena ginjal juga
harus mengeluarkan racun-racun badn janin
• Pada akhir kehamilan dan saat nifas, uji reduksi kemungkinan
positif disebabkan adanya laktosa, yaitu gula air susu
• Meskipun demikian, kemungkinan diabetes selalu harus
diperiksa
Ureter
• Ureter jelas melebar dalam kehamilan, terutama ureter
sebelah kanan
• Dilatasi ureter terutama disebabkan oleh pengaruh
progesteron meskipun mungkin terdapat juga faktor tekanan
pada ureter oleh rahim yang mmbesar
• Dilatasi ini menimbulkan bendungan yang memudahkan
terjadinya infeksi pyelum (pielitis)
Kandung kencing
• Pada permulaan kehamilan, juga pada bulan terakhir ,
kapasitas kandung kencing berkurang
• Pada hamil muda, hal ini disebabkan adanya desakan oleh
rahim yang membesar
• Pada akhir kehamilan disebabkan oleh kepala janin yang turun
ke dalam rongga panggul
• Karena itu, pada kehamilan muda dan pada akhir kehamilan,
mungkin timbul gejala polakisuria (sering kencing)
Kelenjar
• Kelenjar buntu seperti kelenjar tiroid, hipofisis lobus anterior,
dan kelenjar suprarenalis menujukkan hiperfungsi dan
hipertrofi
Mental
• Pertimbangan mental labil sehingga menimbulkan “ngidam”
dan perubahan perilaku

You might also like