Professional Documents
Culture Documents
Hypnosis
Laser therapy
Electric dental
anesthesia
BUT
Infiltration anesthesia
Mustbe
Must bedried
dried
Limited area
By single movement
Donaldson
Handbook of Local Anesthesia
Stanley F. Malamed
Biasa disebut
sebagai infiltrasi
lokal.
Dilakukan untuk
menganestesi
sebuah gigi atau
suatu daerah
tertentu yang
dipersyarafi oleh
suatu cabang syaraf.
Tehnik :
1. Tarik pipi dan bibir sehingga
jaringan menjadi tegang.
2. Penusukan dilakukan pada
lipatan mukobukal, jarum
ditusukkan ke arah apeks gigi
(bevel jarum menghadap
tulang), dimasukkan terus
sampai ujung jarum di daerah
apeks akar gigi (ingat panjang
akar masing-masing gigi)
3. Aspirasi, bila negatif,
masukkan anestetikum 0,6-1
cc secara perlahan (20 detik).
4. Tarik jarum secara perlahan.
PENYUNTIKAN SUPRAPERIOSTEAL
GIGI INSISIVE KEDUA RAHANG ATAS
Tehnik Penyuntikan di Rahang
Atas
Persyarafan :
Ada 3 bundel syaraf yaitu :
a. N. Palatinus mayus
yang keluar dari
foramen palatinus
anterior (kiri dan
kanan)
b. N. Nasopalatinus yang
keluar dari foramen
incisivum.
Tehnik Penyuntikan di Rahang Atas
Posisi Pertama :
Jari telunjuk diletakkan di belakang
gigi terakhir, kemudian digeser ke
lateral untuk mencari linea obliqua
eksterna, lalu geser ke median untuk
mencari linea obliqua interna
(melalui trigonum retromolar).
Posisi kedua :
Syringe digeser ke arah sisi
yang akan dianestesi, harus
sejajar dataran oklusal,
jarum ditusukkan lebih
lanjut sedalam kurang lebih
6 mm, lalu aspirasi.
Bila aspirasi negatif, larutan
anestesi lokal dikeluarkan ½
cc untuk menganestesi N.
Lingualis.
Anestesi Blok Rahang Bawah Tehnik Fisher (lanjutan).
Posisi ketiga :
Syringe digeser lagi ke arah posisi
pertama namun tidak penuh
(regio caninus), jarum ditusukkan
lebih dalam menyusuri tulang
kurang lebih 10-15 mm sampai
terasa kontak jarum dengan
tulang terlepas.
Lakukan kembali aspirasi, bila
negatif, larutan anestetikum
dikeluarkan 1 cc untuk
menganestesi N. Alveolarius
inferior.
DAERAH KEBAALAN PADA ANESTESI BLOK
RAHANG BAWAH TEHNIK FISHER
Anestesi Blok N. Buccinatorius
(“Buccal Nerve Blok”)
Ditujukan untuk
menganestesi
daerah pipi dan
membran mukosa
bukal (regio gigi
molar)
Anestesi Blok N. Buccinatorius
(“Buccal Nerve Blok”)
Tehnik :
Tekanan disini harus kuat (karena yang
akan dicapai adalah jaringan periodontal).
Disini akan dirasakan adanya rasa tolak
balik dari jaringan.
Anestetikum yang dikeluarkan 0,25 – 0,5 cc
secara perlahan pada beberapa tempat
yang berbeda.
JARUM DIINSERSIKAN KE DALAM LIGAMEN PERIODONTAL
PADA PERMUKAAN MESIO LABIAL DARI GIGI
Indikasi
Sebagai anestesi dari 1-2 gigi dari 1 kwadran
Untuk menghindari blok anestesi dari 2 sisi
(bilateral)
Pada penderita dimana rasa baal merupakan
keadaan yang sangat tidak nyaman
Pada penderita hemophilia, dimana penyuntikan
blok merupakan kontraindikasi.
Pada perawatan gigi anak-anak (karena rasa baal
akan menambah risiko komplikasi pada jaringan
lunak)
Kontra Indikasi
Bila ada infeksi / inflamasi akut.
Pada penderita yang memerlukan rasa
baal untuk “psychological comfort”
Perhatikan :
Bila memakai cartridge, tidak dibenarkan
menyimpan sisanya dipakai pada
penderita lain.
Tehnik Penyuntikan
Intrapulpa
Dilakukan bila
ruang pulpa
terbuka
Anestesi dicapai
baik karena efek
anestetikum
maupun karena
tekanan yang
diberikan.
Tehnik Penyuntikan
Intrapulpa
Tehnik :
1. Masukkan jarum No. 25, ke dalam ruang pulpa
2. Sebaiknya jarum ditahan dengan kuat ke
dalam ruang pulpa
3. Masukkan anestestikum dengan tekanan.
4. Jarum dapat dibengkokkan bila diperlukan
untuk mencapai saluran akar.
Keuntungan :
Onset cepat / segera
Jumlah Anestetikum sedikit
Kerugian :
“Brief pain”
Mencapai saluran akar sulit
Kebaalan kurang akibat kurangnya tekanan
The Wand (Computer-Controlled
Anesthesia
Disposable:
cartridge holder
serpent
handpiece
foot control
(activation switch)
The Wand
Foot Control
Traditional vs The Wand