You are on page 1of 21

“HALUSINASI”

OLEH K EL OMP OK 5 . . .

1. I N T A N K U R N I A WA TI
2. LALU GUNAWAN
3. L I N D A A N A N D A H U MA I R A H
4. M. T OR I Q A Z IZ HA MD ANI
5. MU HA MMA D F I R D A U S
6. N I K OMA N G B U D A N I N
7. N I N Y OMA N L I S T U A Y U D I T A U T A MI
8. N U G R A HA G I T A P R A T A MA
9. R I A D A TUL J A N N A H
DEFINISI

• Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana


klien mengalami perubahan sensori, seperti merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan
perabaan atau penghiduan. Pasien seakan merasakan
stimulus yang sebenarnya tidak ada. (WHO, 2006)
JENIS-JENIS
HALUSINASI
1. HALUSINASI PENDENGARAN
2. HALUSINASI PENGELIHATAN
3. HALUSINASI PENGHIDUNG
4. HALUSINASI PENGECAPAN
5. HALUSINASI PERABAAN
FAKTOR PRESIPITASI
(PENYEBAB)
HALUSINASI
A. BIOLOGIS
B. PSIKOLOGIST

C. SOSIAL BUDAYA
FAKTOR PREDISPOSISI
(PENDUKUNG)
HALUSINASI
Faktor Perkembangan

Faktor Sosiokultural Faktor Biokimia

Faktor Psikologis Faktor Genetik


PROSES TERJADINYA
HALUSINASI
Halusinasi berkembang melalui empat fase :
1. Fase comporting
Merupakan fase yang menyenangkan dimana karakteristik
pasien yaitu stress, cemas atau sebagainya. Termasuk
nonpsikotik. Dan tingkah pasien akan tertawa sendiri, respons
verbal yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan
suka menyendiri
2. Fase condemming
Pasien dalam ansietas berat yaitu halusinasi menjadi
menjijikkan, termasuk dalam psikotik ringan. pengalaman sensori
menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat Mulai
dirasakan adanya bisikan yang tidak jelas. Sikap klien akan asyik
dengan halusinasinya dan tidak bisa membedakan realitas.
3. Fase controlling
Pasien dalam ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi
berkuasa. Termasuk kedalam gangguan psikotik. Bisikan, suara, isi
halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien.
Pasien akan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya
beberapa menit atau detik. Klien berkeringat, tremor, dan tidak
mampu mematuhi perintah.
4. Fase conquering
Pasien dalam keadaan panic yaitu klien lebur dengan
halusinasinya. Termasuk dalam psikotik berat. Halusinasinya
berubah menjadi mengancam, memerintah, dan memarahi sehingga
ia merasa takut dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan
orang disekitarnya. Pasien akan memiliki perilaku teror akibat
panik, potensi bunuh diri, perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri,
dan tidak mampu berespons lebih dari satu orang.
TANDA DAN GEJALA
HALUSINASI
• Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
• Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
• Gerakan mata abnormal.
• Respon verbal yang lambat.
• Diam.
• Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
• Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas
misalnya peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.
• Penyempitan kemampuan konsentrasi.
• Dipenuhi dengan pengalaman sensori
• Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara
halusinasi dengan realitas.
• Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya.
• Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
• Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
• Berkeringat banyak.
• Tremor.
• Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
•Sangat potensial melakukan bunuh diri
atau membunuh orang lain.
•Kegiatan fisik yang merefleksikan isi
halusinasi seperti amuk dan agitasi.
•Menarik diri atau katatonik.
•Tidak mampu berespon terhadap
petunjuk yang kompleks.
•Tidak mampu merespon terhadap
lebih dari satu orang.
• Perilaku menyerang teror seperti panik.
PENATALAKSANAAN
Psikofarmakologis

Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK)

Terapi kejang listrik atau Elektro


Compulcive Therapy (ECT)

You might also like