You are on page 1of 60

KEGAWATDARURATAN

PENYAKIT DALAM

OLEH
AZZREN V PASYA
DARA MARISSA WP
I MADE AFRYAN SUSANE L
TARRINNI I
Definisi Syok

 Syok (hipoperfusi) adalah sindrom klinis


 Aliran darah tidak adequat ke organ & jaringan
 ↓suplay oksigen ke organ & jaringan
 Keadaan emergency

Sumber :http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/shock
Klasifikasi syok

Syok hipovolemi

Syok kardiogenik

Syok distributif

Syok obstruktif

Sumber
Sumber
Syok hipovolemik

 Syok hipovolemik adalah ↓ volume


intravaskular -> insufisiensi sirkulasi oksigen ke
sel (mitokondria)
 inadequate fluid

Sumber: ttps://www2.tulane.edu/som/departments/surgery/medical-education/medical-students/upload/Hypovolemic-
Syok hipovolemik

Penyebabnya :
 Perdarahan (syok
hemoragik)
 Non perdarahan
Kehilangan cairan berlebih (
severe vomiting, diare, luka bakar)
Redistribusi cairan ( pacreatitis,
“third spacing” setelah operasi)

Sumber : http://benthamopen.com/contents/pdf/TOPEDJ/TOPEDJ-7-10.pd
Sumber : https://med.uth.edu/anesthesiology/files/2015/05/Chapter-10-Hypovolemic-and-Hemorrhagic-Shock.pdf
Tanda klinis

Ringan Sedang Berat

Defisit 3-5% 6-8% >10%

Hemodinamik Takikardi Takikardi Takikardi


Nadi lemah Nadi sangat lemah Nadi tak teraba
Volume collapse Akral dingin
Hipotensi ortostatik Sianosis

Jaringan Lidah kering Lidah keriput Atonia


Turgor turun Turgor kurang Turgor buruk

Urin Pekat Jumlah turun Oligouri


kesadaran Mengantuk Apatis coma
Syok perdarahan
Terapi

1. Pastikan jalan napas


2. Posisi shock
3. Resusitasi cairan
Cairan garam seimbang (RL)
4. Amati tanda-tanda perbaikan syok : ttv,
kesadaran, perfusi perifer, urine output, pulse
oximetry dan analisis gas darah
5. Atasi sumber perdarahan, Hb <10 transfuse
6. Pada keadaan berat, pertimbangkan
dobutamin, dopamine atau vasopresin
Terapi perdarahan

 Pada dewasa perdarahan >15% perlu dilakukan


transfusi darah, sedang pada bayi dan anak bila
perdarahan > 10% .

Transfusi dengan :
1. Whole blood : (Hbx – Hb pasien ) x BB x 6 = ml
2. Packed red cell : (Hbx – Hbpasien) x BB x 3 = ml

Bila di pakai cairan kristaloid : 3 kali volume darah


yang hilang.
Cairan koloid : sesuai jumlah darah yang hilang
SYOK ANAFILAKTIK
ANAPHYLACTIC SHOCK

 Penyebab : reaksi antigen – antibody (antigen :


IgE)
 Patogenesis : antigen pelepasan mediator
kimiawi endogen (histamin, serotonin dll) 
permeabilitas endothelial vaskuler meningkat
disertai bronchospasme
 Gejala : priritus, urtikaria, anioedema, palpitasi,
dyspnea, dan syok.
SISTEM GEJALA dan TANDA

Umum/prodormal Lemas, rasa tidak enak badan, rasa tidak enak di


dada dan perut, rasa gatal di hidung dan palatum
Pernapasan
• Hidung Hidung gatal, bersin dan tersumbat
• Laring Rasa tercekik, suara sesak, sesak napas, stridor
• Lidah Edema
• Bronkus Batuk, sesak, mengi, spasme
Kardiovaskular Palpitasi, takikardi, hipotensi, sinkop, aritmia.

GI Disfagia, mual, muntah, kolik, diare, peristaltk usus


meningkat
Kulit Urtikaria, angioderma di bibir, muka atau
ekstremitas
mata Gatal, lakrimasi

ssp Gelisah, kejang


Tindakan

Inisial
1. Pastikan Airway dan breathing dalam kondisi baik,
sesak: beri oksigen
2. Pasang akses vena untuk resusitasi cairan
3. Posisi syok
4. Epinefrin 1:1000 sebanyak 0,3-0,5 mg IM. Dapat
diulang 5-15 menit
Jika hipotensi
1. Posisi trendelenburg
2. Resusitasi cairan isotonic
3. Gejala klinis belum membaik : epinefrin 1:10.000 dg
dosis 0,3-0,5 Ml IV perlahan, pertimbangkan infus
epinefrin
4. Apabila hipotensi belum teratasi, pertimbangkan
infus norepinefrin 0,05-0,5 ug/menit atau dopamine
hcl 2-10 ug/kgBB/menit
Syok Kardiogenik
Syok Kardiogenik

Inadequate pump (jantung)


 Inadequate preload.
 Inadequate cardiac contractile strength.
 Excessive afterload.
Kriteria syok kardiogenik

1. SBP <90 mmHg pada > 30 menit / vasopresor diperlukan untuk


mencapai SBP ≥ 90 mmHg
2. Kongesti pulmonal / peningkatan tekanan ventrikel kiri
3. Tanda dan gejala:
- perubahan status mental
- dingin, kulit lembab
- oligouria
- peningkatan laktat serum

https://eurheartj.oxfordjournals.org/content/ehj/early/2015/03/01/eurheartj.ehv051.full.pdf
Terapi syok kardiogenik

Terapi Syok Kardiogenik


 Infus  memperbaiki sirkulasi
 Inotropic
 Bila BP sangat menurun  inotropic &
Vasopressor (noradrenalin )
Tatalaksana Syok Kardiogenik
Sumber : http://benthamopen.com/contents/pdf/TOPEDJ/TOPEDJ-7-10.pd
OBAT Efek Hemodinamik
Dosis CO MAP SVR
Dopamin 5 – 20 mcg/kg/min 2+ 1+ 1+

Norepinephrine 0,05 – 5 -/0/+ 2+ 2+


mcg/kg/min
Dobutamin 5 – 20 mcg/kg/min 2+ -/0/+ -

Epinephrine 0,05 – 2 2+ 2+ 2+
mcg/kg/min
Fenilephrine 2 – 10 mcg/kg/min -/0/+ 2+ 2+
SEPTIC SHOCK

 Adalah sepsis + hipotensi (systolic blood pressure <90 mmHg)


& tanda – tanda hipoperfusi meskipun telah dilakukan
resusitasi cairan secara adekuat.
 Problema :
 Vasodilatasi akibat SVR turun
 Kebocoran kapiler difus akibat permeabilitas endothelial vaskuler
meningkat  preload sangat turun  perfusi buruk.
Mikroba Pemicu Syok Septik

 Bakteri gram negatif :


 Endotoksin, Formyl Peptide, Eksotoksin, Enzim, Protease

 Bakteri gram positif :


 Eksotoksin, Superantigen (Toxic Shock syndrome Toxin (TSST)),
Streptococcal Pyrogenic Exotoxin A (SpeA), Enterotoksin, Hemolisin,
Peptidoglikan, Asam Lipotekoat

 Dinding sel Jamur


Istilah Definisi

Systemic Inflamatory response Minimal 2 dari 4:

Syndrome (SIRS) 1. Suhu Tubuh > 38°C atau < 36°C


2. Frekuensi Denyut Jantung > 90 kali/menit
3. Respirasi > 20/menit atau Pa CO2 < 32
mmHg
4. Jumlah Leukosit > 12.000/mm3, <
4000/mm3 atau > 10% immature cell

Sepsis SIRS dengan penemuan atau


kecurigaan bakteremia

Sepsis berat Sepsis dg disfungsi organ, hipotensi


atau hipoperfusi
Syok Septik Sepsis dengan kelainan hipotensi
yang tidak membaik dengan
resusitasi cairan awal.

Multiple organ dysfunction syndrome Adanya gangguan fungsi organ-


(MODS) organ tubuh secara akut sehingga
homeostasis yang tidak dapat
dipertahankan tanpa intervensi
TERAPI

a) Antibiotika
b) Stabilkan hemodinamik :
- terapi cairan
- vasopresor  nor epinephrine
- Inotropik  perfusi buruk  Dobutamin,
Dopamin
a) Oksigen
SYOK OBSTRUKTIF
 Penyebab : hambatan terhadap aliran darah
yang menuju jantung (venous return) akibat
tension pneumothorak dan cardiac temponade.
 Perubahan hemodinamik : CO BP  SVR 
 Tujuan terapi untuk menghilangkan sumbatan
 Tindakan
- kristaloid isotonik untuk mempertahankan
volume intravaskuler
- pembedahan
KETOASIDOSIS DIABETIK
KOMPLIKASI DM

Ketoasidosis
Diabetik

Hipoglikemi
DEFINISI

 Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan


dekompensasi kekacauan metabolik yang ditandai
oleh trias:
 Hiperglikemia
 Asidosis metabolik
 Ketosis Hiperglikemia

terutama disebabkan oleh


defisiensi insulin absolut KAD
atau relatif Asidosis
Ketosis
akibat diuresis osmotik,KAD metabolik
dapat menyebabkan
dehidrasi berat hingga syok
DIAGNOSIS

 ANAMNESIS:
 Riwayat DM
 Polidipsi, poliuri, polifagi
 Riwayat berhenti menyuntik insulin/demam/infeksi

 Pemurunan kesadaran
 Mual muntah
 Nyeri perut
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan fisik:
 Pernafasan Kussmaul (cepat & dalam)
 Nafas bau aseton
 Tanda dehidrasi (turgor berkurang, lidah dan bibir
kering)
 Demam /infeksi
 Tanda-tanda syok
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan laboratorium:
 Darah
 Hiperglikemia (GDS > 250 mg/dL)
 Asidosis (pH < 7,3; bikarbonat <15 mmol/L)
 Ketonemia
 Anion gap yang tinggi
 Gangguan elektrolit (Na, K, Ca, Cl)

 Urin
 Glukosuria
 ketonuria
Apa yang harus dilakukan?

 Pemeriksaan cito!
 GDS
 Elektrolit
 Ureum kreatinin
 Aseton darah
 Urine rutin
 Analisa gas darah
 EKG
Apa yang harus dilakukan?

 Tatalaksana umum:
 O2 bila PO2 <80 mmHg
 Antibiotika adekuat
 Heparin: bila ada DIC atau hiperosmolar (>380 mOsm/L)

 Prinsip tatalaksana
 Penggantian cairan dan garam yang hilang
 Menekan lipolisis sel lemak dan menekan glukoneogenesis sel
hati dengan pemberian insulin
 Mengatasi stres sebagai pencetus KAD
 Mengembalikan keadaan fisiologis normal
 Penyesuaian pengobatan
Apa yang harus dilakukan?

Akses IV 2 jalur, salah satunya dengan 3 way


 Insulin drip ( RI = regular insulin)
 Cairan
Diberikan 2 jam setelah
NaCl 0,9% diberikan dengan: rehidrasi cairan
 1-2 L pada 1 jam pertama
Gula darah RI, subkutan
 1 L pada jam kedua
 0,5 L pada jam ketiga dan < 200 0
keempat
200 – 250 5
 0,25 L pada jam kelima dan
keenam 250 – 300 10
 *jumlah cairan yang diberikan 300 – 350 15
dlm 15 jam sekitar 5L
> 350 20
 Kalium
 KCl drip dimulai bersamaan dgn drip
insulin dgn dosis 25 mEq/6 jam
 Syarat: tidak ada kontra indikasi

 Dosis
KCl kemudian disesuaikan
dengan hasil pemeriksaan Kalium
 sebaiknya diberikan melalui vena
sentral
 Bikarbonat
 Diberikan hanya bila pH < 7.1
Apa yang harus dilakukan?

 Pemantauan
 TTV tiap jam
 Kesadaran tiap jam
 Keadaan hidrasi (turgor, lidah/bibir) tiap jam
 Produksi urin (kateterisasi)
 Balance cairan
 GDS tiap jam
 AGD bila pH saat masuk <7 -> tiap 6 jam hingga pH
>7,1; kemudian periksa tiap hari
 Elektrolit (Na+, K+, Cl-) tiap 6 jam selama 24 jam
KOMPLIKASI

 Syok hipovolemik
 Edema paru
 Hipertrigliseridemia
 Infark miokard akut
 Hipoglikemia
 Hipokalemia
 Hiperkloremia
 Edema otak
 Hipokalsemia
Hipoglikemia
HIPOGLIKEMIA DITANDAI DENGAN ADANYA
PENURUNAN KADAR GLUKOSA DI SIRKULASI DARAH
<70 MG/DL.
Etiologi
 Pada pasien DM Terapi Dm secara agresif
 Defisiensi insulin , penurunan kadar glukagon
 Terapi DM dengan target glukosa terlalu rendah
 Riwayat hipoglikemia
 Gagal ginjal
 Gagal jantung
 Asupan makanan tidak adekuat

 Pada Non DM
 Konsumsi alkohol berlebihan
 Penyakit kronis

 Defisiensi hormon
 Krtisol
 Glukagon dan epinefrin

 Obat-obatan
Klasifikasi

 Hipoglikemia Berat
 Membutuhkan orang lain untuk pemerian karbohidrat dan glukagon
serta resusitasi lainnya
 Hipoglikemia Simptomatik
 Apabila GDS <70mg/dl disertai gejala klinis
 Hipoglikemia Asimptomatik
 Apabila GDS <70mg/dl tanpa disertai gejala klinis
 Hipoglikemia Relatif
 Apabila GDS >70mg/dl disertai gejala klinis
 Probable Hipoglikemia
 Gejala klinis + Tanpa pemeriksaan GDS
 Trias wipple
 Adanya gejala gipoglikemia
 Kadar glukosa rendah
 Gejala berkurang setelah pengobatan
Tatalakasana

Hipoglikemia Ringan:
 Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat
sederhana)
 Glukosa murni (pilihan utama)
 Makanan berlemak
 Glukosa 15-20 g (2-3 Sendok makan) dilarutkan kedalam air ->
berikan pada pasien yang masih sadar
 Pemeriksaan glukosa dilakukan 15 menit sekali-> jika kadar
normal -> dapat makan atau konsumsi snack
 Pengobatan Hipoglikemia Berat:
 Gk Neuroglikopenia (+) -> Dextrose 20% sebanyak
50 cc diikuti infus D5% / 10%
 Lakukan pemeriksaan setiap 15 menit -> jika target
belum tercapai -> ulang pemberian dextrose
 Jika terdapat perbaikan -> lakukan monitoring 1-2
jam -> jika hipoglikemia berulang -> Berikan
Dextrose 20% ulang
 Evaluasi Penyebab hipoglikemia.
KRISIS HIPERTENSI
HIPERTENSI HIPERTENSI URGENCY
EMERGENCY
 situasi dimana terdapat
 situasi dimana
peningkatan tekanan
diperlukan penurunan
darah yang bermakna
tekanan darah yang
tanpa adanya gejala
segera dengan obat
yang berat atau
antihipertensi parenteral
kerusakan organ target
karena adanya
progresif dan tekanan
kerusakan organ target
darah perlu diturunkan
akut atau progresif
dalam beberapa jam
SBP >
HIPERTENSI
180
KRISIS

DBP >
120
HIPERTENSI EMERGENCY HIPERTENSI URGENCY
SSP (encefalopati

hipertensi, SAB, PIS)  HT aselerasi
 Ischemic stroke maligna
 Decomp kiri akut,  Infark serebri
angina tidak stabil, IMA
 Eklampsia  Rebound
 Edem pulmo hypertension
Trauma kepala

 Penderita
 Renal damage
(proteinuria, hematuria, hipertensi berat
ARF) yang memerlukan
 Microangiopathic operasi segera
hemolytic anemia;
preeclampsia-  Hipertensi berat
eclampsia
pasca operasi
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

 Riwayat ht dan tatalaksana  Tensi kedua ekstremitas


 Kepatuha minum obat  Raba nadi perifer
 Tensi rata-rata  Bunyi jantung
 Riwayat pemakaian obat
 Bruit pada abdomen
simpatomimetik dan steroid
 Kelainan hormonal  Edema

 Gejala serebral  Funduskopi


 Gejala jantung  Status neurologis
 Gangguan penglihatan
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN SESUAI
PENUNJANG INDIKASI
 DPL  Foto toraks
 UL  Echocardiography
 Ureum  Renin plasma
 Kreatinin  Aldosteron
 Gula darah
 USG abdomen
 Elektrolit
 CT Scan
 EKG
 MRI
TATALAKSANA

 Target: berkurangnya MAP 25% dalam 2 jam


 Jika tidak ada hipoperfusi organ: lanjutkan
penurunan 12-16 jam selanjutnya sampai normal
 Pada stroke: penurunan 20%
 Pada ht urgency: tensi diturunkan bertahap dalam
24 jam
TERIMAKASIH

You might also like