You are on page 1of 98

PENEMUAN

DAN
PENATALAKSANAAN
MALARIA

• Oleh : YENICE DEREK,ST,M.Kes


• Passive Case Detection (PCD)
PENEMUAN PENDERITA • Active :
o Pro Active Detection
₋ Active Case Detection(ACD)
₋ Mass Blood Survey (MBS)
₋ Malariometric Survey (MS)
o Reactive Case Detection
₋ Mass Fever Survey (MFS)
• Surveilans Migrasi
• Penyelidikan Epidemiologi
o Survei Kontak
PASSIVE CASE DETECTION

• Pengertian
• Sasaran
• Waktu
PASSIVE CASE DETECTION (PCD)
• Pengertian :
Adalah penemuan penderita malaria oleh petugas
kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan dengan
menunggu kunjungan penderita
• Sasaran :
Semua penderita malaria klinis, baik akut maupun
kronis dan penderita gagal pengobatan yang datang
ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)
• Metoda :
Pengambilan Sediaan Darah (SD) tebal terhadap
semua penderita malaria klinis dan penderita gagal
pengobatan yang datang ke UPK
• Waktu :
Setiap hari kerja UPK
SKEMA ALUR KEGIATAN PASIVE CASE DETECTION

L Pasien Pulang
o
k
Pasien e Poliklinik Apotik
t

Laboratorium malaria
DIAGNOSIS

• Manifestasi klinik

• Pemeriksaan mikroskopik

• Pemeriksaan cepat
GEJALA UMUM MALARIA
Periode dingin
Menggigil, kulit dingin kering, pucat, sianosis, berlangsung
15-60 menit.

Periode panas
Muka merah, kulit panas kering, nadi cepat, respirasi
meningkat, nyeri kepala, muntah-muntah, syok, delirium
sampai kejang, berlangsung hingga 2 jam atau lebih

Periode berkeringat
Temporal sampai seluruh tubuh, temperatur turun,
kelelahan, tertidur, bangun sehat melakukan aktivitas biasa
SKEMA PENDERITA MALARIA % ACT

ACT
30
Positif Malaria
% Konfirmasi

80
Perencanaan
(Logistik dll) Diambil SD SPR API
100
50
Malaria Klinis *) ABER
Pasien Negatif Malaria
/Suspek

20
AMI Tidak diambil SD **)
*) Ditjen P2M & PLP, 1993. Malaria, Epidemiologi 1. Ditjen P2M & PLP Depkes RI, Hal 24
**) Tidak diambil SD dan diobati Klinis disebut Probable
ACTIVE CASE DETECTION

• Tahap Pemberantasan:
o Waktu

• Tahap Pre-eliminasi, Eliminasi, Pemeliharaan


o Waktu
ACTIVE CASE DETECTION
1. Tahap Pemberantasan :
• Pengertian :
Kegiatan penemuan penderita malaria
secara aktif di lapangan menjadi alternatif
pengendalian pada tahap pemberantasan,
antara lain karena sangat tingginya risiko
sakit berat atau meninggal, dan kegiatan
penemuan penderita malaria secara pasif
tidak efektif menurunkan risiko penularan
malaria.
1. Tahap Pemberantasan :
• Sumber Data :
o Sumber data surveilans rutin ini adalah
penderita malaria yang ditemukan saat
melaksanakan kunjungan dari rumah ke
rumah atau yang berkunjung ke pos-pos
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
dalam rangka kegiatan penemuan penderita
malaria secara aktif di lapangan.
o Penderita malaria terdiri dari kasus malaria
suspek, kasus malaria suspek dengan
pemeriksaan mikroskopis/pemeriksaan
cepat, dan kasus malaria positif.
2. Tahap Pre-Eliminasi, Eliminasi, dan Pemeliharaan :
• Pengertian :
o Penemuan penderita malaria secara aktif di
lapangan adalah kunjungan secara aktif dan berkala
2 – 4 minggu sekali ke setiap rumah penduduk
untuk menemukan dan mengobati penderita demam
dengan malaria positif.
o Kegiatan penemuan kasus malaria secara aktif di
lapangan menjadi salah satu cara pengendalian
malaria pada tahap pre-eliminasi, dan eliminasi,
terutama di fokus malaria aktif, dimana upaya
pengendalian dengan penemuan penderita malaria
pasif di puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain tidak efektif menurunkan riskio
penularan malaria.
2.Tahap Pre-Eliminasi, Eliminasi, dan Pemeliharaan :
• Sumber Data:
o Sumber data surveilans ini adalah penderita
malaria yang ditemukan pada saat kunjungan
dari rumah ke rumah atau yang berkunjung ke
pos-pos pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
dalam rangka kegiatan penemuan penderita
malaria secara aktif di lapangan.
o Penderita malaria terdiri dari kasus malaria
suspek, kasus malaria suspek dengan
pemeriksaan mikroskopis/ pemeriksaan cepat,
dan kasus malaria positif.
MASS BLOOD SURVEY (MBS)
Mass Blood Survey (MBS)
• Pengertian :
o Pemeriksaan darah massal adalah menemukan
dan mengobati kasus malaria positif
(simtomatis dan asimtomatis) diantara
penduduk pada wilayah tertentu dengan cara
melakukan pemeriksaan sediaan darah semua
anggota masyarakat yang berada pada wilayah
tertentu dan dalam periode waktu terbatas.
o Seseorang yang ditemukan parasit pada sediaan
darahnya adalah kasus malaria positif, dan
setiap kasus malaria positif mendapat
pengobatan standar.
• Tujuan :
Untuk menurunkan risiko penularan dengan
cepat pada suatu wilayah tertentu.
• Lokasi Pelaksanaan :
o Tahap Pemberantasan :
₋ Wilayah desa/dusun endemis tinggi malaria, tetapi
sebagian besar penderita tidak menunjukkan
gejala.
₋ Daerah yang sedang terjadi peningkatan jumlah
penderita malaria atau berjangkit KLB malaria.
₋ Daerah yang sulit terjangkau pelayanan (remote
area) di wilayah endemis tinggi malaria.
o Tahap Pre-eliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan :
₋ Lokasi untuk penanggulangan KLB malaria
₋ Pada fokus malaria aktif untuk menurunkan
besarnya risiko penularan.
₋ Pada wilayah reseptif dengan dugaan terjadi
penularan setempat yang disebabkan karena
tingginya migrasi penduduk dari daerah endemis
malaria, agar penularan malaria dapat dihentikan.
PEMANFAATAN PUSKESMAS OLEH
RUMAH TANGGA

Rumah Tangga yang


memanfaatkan
Puskesmas untuk
berbagai keperluannya
secara nasional sebesar
63,3 … % (Riskesdas
2010)
Puskesmas
(Fasilitas Kesehatan)
SD Negatif SKRINING (MBS, ANC)
Dengan Gejala Klinis Malaria
SD Anti Disease Imunity
Dengan
SD Positif Mikroskop Siklus Parasit Belum Diobati
Periode Sisogoni
Tanpa Gejala
Klinis Malaria Skrining
dengan RDT Minum Obat Tidak
Tuntas (ketemu
Wawancara Gametocyt)

Sampai 2 minggu Sampai 2 minggu


Diobati lalu belum pernah lalu pernah minum Tidak Diobati
minum obat obat
IMUNITAS
1. Anti parasitic imunity, adalah bentuk imunitas yang mampu
menekan pertumbuhan parasit dalam derajat sangat rendah
namun tidak sampai nol, hingga mencegah hiperparasitemia,
imunitas ini mulai berkembang semenjak umur lebih 5 tahun
sampai dewasa.
2. Anti disease imunity, adalah bentuk imunitas yang mampu
mencegah terjadinya gejala penyakit tanpa ada pengaruh
terhadap jumlah parasit.
3. Premunition, adalah keadaan semi-imun dimana respon imun
mampu selalu menekan pertumbuhan parasit dalam jumlah
rendah namun tidak sampai nol, mencegah hiperparasitemia
dan menekan virulensi parasit, hingga penderita tidak
bergejala/sakit, imunitas ini umumnya didapat pada orang
dewasa penduduk daerah endemis stabil, imunitas ini
meliputi baik anti parasitic imunity maupun anti disease
imunity.
Extra-erythrocytair LIVER

Erythrocytair
Extra-erythrocytair LIVER

Erythrocytair
Anopheles sp kepada TINDAK LANJUT
penderita malaria

Gigitan nyamuk

MBS
Masa Inkubasi Masa Inkubasi
Extrinsik (2 minggu) Extrinsik (2 minggu)
pada nyamuk pada nyamuk

Masa Inkubasi Masa Inkubasi Masa Inkubasi


Intrinsik (2 minggu) Intrinsik (2 minggu) Intrinsik (2 minggu)
Anopheles sp Infektif

di manusia di manusia di manusia


Gigitan nyamuk

Pengamatan Panas/Gejala Klinis/Suspek Pasca MBS


selama 4 minggu  Yang Suspek diperiksa Sediaan
Darahnya  Yang positif diobati
Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh
nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan
terbentuknya sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk )
Suhu optimal 26,7 º c : - P. falciparum = 10 – 12 hari
- P. vivax = 8 – 11 hari
- P. malariae = 14 hari
- P. ovale = 15 hari
Pada suhu 16º c P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º c, pada 32º c parasit
dalam tubuh nyamuk mati
Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai
timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang
matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu
yang dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni )
- P. falciparum = 12 hari
- P. vivax = 13 – 17 hari
- P. malariae = 28 - 30 hari
26
- P. ovale = 13 – 17 hari
PENENTUAN
LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN MASS
BLOOD SURVEY
DALAM PENEMUAN PENDERITA
PENENTUAN LOKASI ENDEMIS
API (Annual Parasite Incidence)

Jumlah penderita positif malaria X 1.000 ‰


Jumlah penduduk

KEGUNAAN :
untuk mengetahui incidence
malaria pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
STRATIFIKASI
API :
• High Case Incidence (HCI) : API > 5 ‰
• Moderate Case Incidence (MCI) : API 1 - 5 ‰
• Low Case Incidence (LCI) : API < 1 ‰
PETA STRATIFIKASI MALARIA KECAMATAN
KALIPUCANG TAHUN 2002
Keterangan :

Strata HCI
Ciparakan 0 %o
Strata MCI
Tunggilis 0 %o
Strata LCI

Banjarharja 0,83 %o Tidak ada kasus malaruia

Cibuluh 0 %o

Kalipucang 0,77 %o

Putrapinggan 0,90 %o

Emplak 4,25 %o Pamotan 6,65 %o

Bagolo 4,63 %o
PENENTUAN
WAKTU PELAKSANAAN
Waktu Pelaksanaan MBS
(Pola Maksimum-Minimum)

Kasus Malaria
Bulan
2006 2007 2008 2009 2010
Januari 12 22 10 35 52
Februari 51 20 17 24 36
Maret 39 17 5 17 32
April 27 48 7 27 48
Mei 24 55 26 17 75
Juni 25 46 12 25 46
Juli 29 51 19 19 51
Agustus 31 52 10 31 52
September 38 50 10 37 55
Oktober 32 47 31 33 45
Nopember 30 51 22 30 51
Desember 17 51 17 47 23
Waktu Pelaksanaan MBS
(Pola Maksimum-Minimum)

Kasus Malaria
Bulan
diurutkan dari Angka Terendah ke Angka Tertinggi
Januari 10 12 22 35 52
Februari 17 20 24 36 51
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Waktu Pelaksanaan MBS
(Pola Maksimum-Minimum)

Kasus Malaria
Bulan
Minimum Median Maksimum 2004
Januari 10 22 52 31
Februari 17 24 51 36
Maret 5 17 39 32
April 7 27 48 34
Mei 17 26 75 32
Juni 12 25 46 31
Juli 19 29 51 32
Agustus 10 31 52 35
September 10 38 55 41
Oktober 31 33 47 55
Nopember 22 30 51 40
Desember 17 23 51 37
POLA MAKSIMUM-MINIMUM (Untuk
memperoleh Puncak Median)
POLA MINIMUM MAKSIMUM
P OLA MINIMUM KASUS
MAKS IMUM POSITIF
KAS US MALARIA
MALARIA P US KESPUSKESMAS
MAS X X
TAHUN 2006 – 2010
TAHUN 1999 - 2004

Puncak
Penularan
80

60

40

20

J P M A M J J A S O N D

M e di a n M i n i ma l M a k s i ma l 2004
MASS BLOOD SURVEY
Pengertian :
• Periksaan Darah Massal merupakan kegiatan
pencarian dan penemuan penderita malaria positif
(simtomatis, asimtomatis) diantara penduduk, diikuti
dengan pengobatan standar semua penderita, agar
terjadi penurunan penularan malaria
Tujuan
• Menemukan penduduk positif malaria di daerah
endemis tinggi yang sudah tidak lagi menunjukkan
adanya kasus klinis malaria pada masyarakat
• Menemukan penduduk positif malaria di daerah yang
sedang terjadi peningkatan kasus
Tujuan
MASS BLOOD SURVEY
• Memberikan pengobatan penduduk positif malaria
dan menurunkan sumber penularan
• Mendapatkan prevalensi malaria pada populasi rawan
(parasit rate), dan proporsi penderita malaria diantara
penduduk positif malaria (carier)
Sasaran Wilayah
• Daerah (desa/dusun?) endemis tinggi, MBS
dilaksanakan secara rutin setahun sekali pada saat
penularan tinggi berdasarkan kurva bulanan penderita
malaria
• Daerah (desa/dusun ?) endemis tinggi, tetapi sudah
tidak lagi menunjukkan adanya kasus klinis di
masyarakat
MASS BLOOD SURVEY
Sasaran Wilayah
• Daerah yang sedang terjadi peningkatan jumlah
penderita malaria atau berjangkit KLB malaria
• Daerah yang sulit terjangkau pelayanan (remote area)
• Daerah pengendalian malaria pada tahap pre-
eliminasi, eliminasi dan pemeliharaan yang diduga ada
peningkatan atau migrasi. Sebagai upaya deteksi dini
penduduk positif malaria dan memastikan dugaan
adanya penularan setempat
Metode
• Pada prinsipnya, MBS adalah memeriksa adanya
parasit malaria pada sediaan darah setiap orang yag
ada pada populasi tertentu.
MASS BLOOD SURVEY
Metode
• Pada prinsipnya, MBS adalah memeriksa adanya parasit malaria
pada sediaan darah setiap orang yag ada pada populasi
tertentu.
• Langkah Persiapan
1. Tentukan batas daerah yang akan dilaksanakan MBS
berdasarkan :
a. Sebaran penderita malaria berdasarkan penemuan kasus
pasif
b. Kurva mingguan/bulanan malaria berdasarkan penemuan
kasus pasif, tentukan periode penularan tertinggi
MASS BLOOD SURVEY
Metode
d. Keadaan lingkungan dan sosial ekonomi yang
berpengaruh terhadap penularan malaria
2. Hitung jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk
berdasarkan data pemerintahan desa setempat, dan
buatlah pemetaan kepala keluarga (rumah) sebagai
dasar kunjungan dari rumah ke rumah dalam rangka
MBS
3. Siapkan kebutuhan tenaga dan logistik :
a. Jumlah tenaga .... orang dengan spesifikasi : ....,
...., ....
b. Jumlah slide kaca sebesar jumlah penduduk + 10 %
per pos pelayanan
MASS BLOOD SURVEY
Metode
c. Jumlah formulir MBS
4. Pelatihan dan pembahasan dengan kader malaria
5. Penyuluhan pelaksanaan MBS (sasaran, mekanisme,
pos pelayanan dan jadwal). MBS dilaksanakan pada
periode puncak penularan.
Langkah Pelaksanaan dengan metode pos-pos
pelayanan pemeriksaan :
• Menyiapkan pos-pos pelayanan, termasuk tenaga dan
log istik serta formulir MBS
• Penduduk yang akan diperiksa dicatat dalam formulir
MBS dan diberikan kartu berisi nama dan kode
MASS BLOOD SURVEY
Langkah Pelaksanaan dengan metode pos-pos
pelayanan pemeriksaan :
• Penduduk yang akan diperiksa mendatangi meja
pemeriksaan sediaan darah yang telah ditentukan
• Petugas di meja pemeriksaan sediaan darah
mengambil sediaan darah dan tulis di bagian pinggir
slide : nama, kode dan tanggal pengambilan sediaan
darah
• Slide disimpan pada tempatnya untuk pemeriksaan
lebih lanjut
• Mendatangi ke rumah penduduk yang belum
mengikuti pemeri ksaan
MASS BLOOD SURVEY
Langkah Pelaksanaan dengan metode pos-pos pelayanan
pemeriksaan :
• Pemeriksaan mikroskopis Sediaan Darah sesuai pedoman
terkait
• Setelah diperoleh hasil pemeriksaan sediaan darah,
penduduk positif parasit malaria segera mendapat
pengobatan standar
• Seluruh proses pelaksanaan MBS sedapat mungkin tidak
lebih dari 7 hari, agar pengobatan terhadap penduduk
positif malaria dapat efektif menurunkan sumber
penularan dan mencegah terjadinya pen ularan
MASS BLOOD SURVEY
Langkah Pelaksanaan dengan metode kunjungan dari rumah
ke rumah (total populasi)
• Menyiapkan pemetaan rumah penduduk dan rencana kerja
kunjungan dari rumah ke rumah dalam rangka MBS
• Mengadakan kunjungan dari rumah ke rumah. Identititas
Kepala Keluarga dan semua anggota keluarga dicatat pada
formulir MBS.
• Setiap anggota keluarga diambil darahnya untuk
pembuatan Sediaan Darah Malaria. Satu slide untuk satu
Sediaan Darah, dan dituliskan Nama, Desa, tanggal MBS
dan kode
MASS BLOOD SURVEY
Langkah Pelaksanaan dengan metode kunjungan dari rumah
ke rumah (total populasi)
• Slide disimpan pada tempatnya untuk pemeriksaan lebih
lanjut
• Memastikan semua rumah telah dikunjungi dan diambil
Sediaan Darahnya. Jumlah penduduk diambil Sediaan
Darahnya sebesar minimal 90% dari total penduduk.
• Pemeriksaan mikroskopis Sediaan Darah sesuai pedoman
terkait, dan diperiksa antara 48-72 jam setelah
pengambilan Sediaan darah
MASS BLOOD SURVEY
Langkah Pelaksanaan dengan metode kunjungan dari
rumah ke rumah (total populasi)
• Setelah diperoleh hasil pemeriksaan sediaan darah,
penduduk positif parasit malaria segera medapat
pengobatan standar
• Seluruh proses pelaksanaan MBS sedapat mungkin
tidak lebih dari 7 hari, agar pengobatan terhadap
penduduk positif malaria dapat efektif menurunkan
sumber penularan dan mencegah terjadinya pen
ularan
MALARIOMETRIC SURVEY
MALARIOMETRIC SURVEY (MS)
1. Malariometrik Survey Dasar (MSD)
• Pengertian :
Adalah kegiatan pemeriksaan SD jari pada
100 anak kelompok usia 0 – 9 th & limpa
pada kelompok usia 2 – 9 th
• Tujuan :
Untuk mengukur tingkat endemisitas &
prevalensi malaria pada daerah yang belum
tercakup kegiatan pemberantasan vektor
Analisis Hasil Malariometric Survey Dasar
Spleen Rate :
• Hypo Endemis : SR < 10 %
• Meso Endemis : SR 10 – 50 %
• Hyper Endemis : SR 50 – 75 %
• Holo Endemis : SR > 75 %
Parasite Rate :
• Low Prevalence Area (LPA) : PR < 2 %
• Medium Prevalence Area (MPA) : PR 2 – 3 %
• High Prevalence Area (HPA) : PR > 4 %
SR (Spleen Rate), kegiatan Malariometric
Survey Dasar (MSD)

Jumlah anak 2 – 9 th membesar limpanya X 100 %


Jumlah anak 2 – 9 th yg diperiksa limpanya

KEGUNAAN :
untuk mengetahui prevalence
malaria pada satu daerah
tertentu
PR (Parasite Rate), kegiatan Malariometrik
Survey (MS)
Jumlah malaria positif 0 – 9 th X 100 %
Jumlah anak 0 – 9 th yg diperiksa SD

KEGUNAAN :
untuk mengetahui prevalence
malaria pada satu daerah
tertentu
MASS FEVER SURVEY (MFS)
• Pengertian :
o Penemuan penderita demam massal adalah
menemukan kasus malaria positif diantara
penduduk pada suatu wilayah tertentu dengan
cara memeriksa semua penderita demam
suspek malaria pada suatu wilayah tertentu,
dan memastikan diagnosis malaria (jenis
parasit) melalui melalui pemeriksaan
mikroskopis atau pemeriksaan cepat (RDT).
o Semua kasus malaria positif mendapat
pengobatan standar.
• Tujuan :
Untuk mengukur besarnya risiko penularan
malaria di wilayah tertentu.
• Lokasi Pelaksanaan :
o Tahap Pemberantasan, Pre-eliminasi, Eliminasi :
₋ Wilayah yang diduga terjadi KLB malaria,
terutama sebagai metode
pembuktian/konfirmasi terjadinya KLB malaria.
₋ Lokasi untuk penanggulangan KLB malaria
o Tahap Pre-eliminasi, Eliminasi dan Pemeliharaan:
₋ Pada fokus malaria aktif untuk menurunkan
besarnya risiko penularan.
₋ Pada wilayah reseptif dengan dugaan terjadi
penularan setempat yang disebabkan karena
tingginya migrasi penduduk dari daerah
endemis malaria, agar penularan malaria dapat
dihentikan.
DEMAM
Pecahnya parasit di darah yang
mengeluarkan zat tertentu, memicu Inang
untuk mengeluarkan sitokin yang
mempengaruhi thermoregulator
Thermoregulat
TNF or Titik set suhu
(Tumor berubah
Necrosis
Factor)

Sel Inang
Hypothalam
us
endothelium
 Produktifitas kerja tidak
optimal
 Absensi anak sekolah tinggi
GEJALA KLASIK MALARIA
Periode dingin (Cold Stage)
Menggigil, kulit dingin kering, pucat, sianosis, berlangsung
15-60 menit.

Periode panas (Hot Stage)


Muka merah, kulit panas kering, nadi cepat, respirasi
meningkat, nyeri kepala, muntah-muntah, syok, delirium
sampai kejang, berlangsung hingga 2 jam atau lebih

Periode berkeringat (Sweating Stage)


Temporal sampai seluruh tubuh, temperatur turun,
kelelahan, tertidur, bangun sehat melakukan aktivitas
biasa
KEJADIAN LUAR BIASA MALARIA
KLB
Kriteria KLB Malaria Pada Tahap
Kasus M alaria Puskesmas X T ahun 2 0 0 4 - 2 0 0 5

Pemberantasan dan Tahap Pre- 140


2004 2005

Eliminasi : 120
115

100

1. Kriteria Penderita : 80

• Jumlah penderita sebulan meningkat


60
55 55
51 52
45 47
40 41 40
35 36 35 37
32 34 32 32
31 30 31

>2 x dibanding bulan yang sama 20 20 22

tahun sebelumnya atau bulan 0


J P M A M J J A S O N D

sebelumnya tahun yang sama atau


Pola Musiman Malaria Puskesmas X, 1999 - 2004
melebihi jumlah penderita
maksimum (pola maksimum- 80 60
60
minimum) 40
40

• Dan Slide Positivity Rate pada Mass 20


0
20

0
Fever Survey > 20 % dengan J P M A M J J A S O N D

Plasmodium falsiparum dominan 2004 M inimal M aksimal


KLB
Kriteria KLB Malaria Pada
KEMATIAN POSITIF
Tahap Pemberantasan MALARIA 2001
dan Tahap Pre-Eliminasi : 7

2. Kriteria Kematian :
• Terjadi Peningkatan 4 4 4

jumlah penderita malaria 3 3

meninggal dalam periode 2 2


tertentu (satu bulan) > 1 1 1
50% dibanding keadaan 0

sebelumnya dalam
periode yang sama.
KLB
Kriteria KLB Malaria Pada Tahap Kasus M alaria Puskesmas X T ahun 2 0 0 4 - 2 0 0 5
140

Eliminasi : 120
2004 2005

115

1. Kriteria Penderita :
100

80

• Jumlah penderita Indigenous sebulan 60

40
45 47
51 52
55

41
55

40

meningkat >2 x dibanding bulan yang 20


35
31
36

20
32
22
34
30 32 31 32
35 37

sama tahun sebelumnya atau bulan 0


J P M A M J J A S O N D

sebelumnya tahun yang sama atau


melebihi jumlah penderita Pola Musiman Malaria Puskesmas X, 1999 - 2004

indigenous maksimum (pola


80 60
maksimum-minimum) 60
40
• Dan Slide Positivity Rate pada Mass 40
20
20
Fever Survey > 20 % atau Active Case 0 0
Detection dengan Plasmodium J P M A M J J A S O N D

falsiparum dominan 2004 Minimal Maksimal


KLB
Kriteria KLB Malaria
Pada Tahap Eliminasi : KEMATIAN POSITIF MALARIA 2001
7
2. Kriteria Kematian :
• Jumlah penderita
malaria (indigenous, 4 4
4
impor) meninggal
3 3
dalam periode
2 2
tertentu (satu bulan) >
50% dibanding 1 1 1
keadaan sebelumnya 0

dalam periode yang


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des
sama.
KLB
Kriteria KLB Malaria Pada Tahap Pemeliharaan :
1. Kriteria Penderita :
• Jika ditemukan 1 atau lebih jumlah penderita
Indigenous
MALARIA INDIGENOUS 2014
1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nop Des
INDIKASI KLB
Kasus Malaria Puskesmas X Tahun 2005

160

140
137
120
121
100 Indikasi 115

80 KLB
60
51 56
40 47 52
45
20 35 30
20 22
0
J F M A M J J A S O N D

Salah satu kriteria KLB : Kasus malaria positif meningkat > 2 x dibanding
bulan yang lalu pada tahun yang sama.
INDIKASI KLB
K a s u s M a l a r i a P u s k e s ma s X T a h u n 2 0 0 4 - 2 0 0 5

160
2004 2005
140 Indikasi 137

120 KLB 115


121

100

80

60
55 55
51 52
45 47
40 35 36 35
41 40
37
32 34 32 32
31 30 31

20 20 22

0
J P M A M J J A S O N D

Salah satu kriteria KLB : Kasus malaria positif meningkat 2 x dibanding bulan yang sama
tahun sebelumnya
INDIKASI KLB
POLA MAKSIMUM-MINIMUM KASUS MALARIA
PUSKESMAS X TAHUN 1999 - 2004 Salah satu
Indikasi KLB
kriteria
KLB :
80 Kasus
70 malaria
positif
60
melebihi
50 jumlah
40 kasus
30 maksimum
20 (pola
maksimum
10
-minimum)
0
J P M A M J J A S O N D

Median Minimal Maksimal 2004


POLA MAKSIMUM-MINIMUM
Kasus Malaria
Bulan
2006 2007 2008 2009 2010
Januari 12 22 10 35 52
Februari 51 20 17 24 36
Maret 39 17 5 17 32
April 27 48 7 27 48
Mei 24 55 26 17 75
Juni 25 46 12 25 46
Juli 29 51 19 19 51
Agustus 31 52 10 31 52
September 38 50 10 37 55
Oktober 32 47 31 33 45
Nopember 30 51 22 30 51
Desember 17 51 17 47 23
POLA MAKSIMUM-MINIMUM
Kasus Malaria
Bulan
diurutkan dari Angka Terendah ke Angka Tertinggi
Januari 10 12 22 35 52
Februari 17 20 24 36 51
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
POLA MAKSIMUM-MINIMUM
Kasus Malaria
Bulan
Minimum Median Maksimum 2011
Januari 10 22 52 31
Februari 17 24 51 36
Maret 5 17 39 32
April 7 27 48 34
Mei 17 26 75 32
Juni 12 25 46 31
Juli 19 29 51 32
Agustus 10 31 52 35
September 10 38 55 41
Oktober 31 33 47 55
Nopember 22 30 51 40
Desember 17 23 51 37
POLA MAKSIMUM-MINIMUM

P OLA MINIMUM
POLA MINIMUM MAKS IMUM
MAKSIMUM KAS US
KASUS MALARIA
POSITIF P US KESPUSKESMAS
MALARIA MAS X X
TAHUN
TAHUN 2006
1999 - –2004
2010

Puncak
Penularan
80

60

40

20

J P M A M J J A S O N D

M e di a n M i n i ma l M a k s i ma l 2004
SISTEM KEWASPADAAN DINI MALARIA DENGAN
POLA MAKSIMUM-MINIMUM
•Jumlahkasus dibawah garis
median (pola maksimum- POLA MINIMUM MAKSIMUM KASUS MALARIA PUSKESMAS X
minimum), dinyatakan aman. TAHUN 1999 - 2004

•Bila jumlah kasus diantara


garis median dan garis 80
maksimum dinyatakan
60
waspada.
•Bila jumlah kasus melebihi
40

garis maksimum, dinyatakan 20

masuk Indikasi KLB. 0


J P M A M J J A S O N D

M edi an M i ni mal M aksi mal 2004


MASS FEVER SURVEY (MFS)
Pengertian :
Penemuan Penderita Demam Massal merupakan kegiatan
pencarian dan penemuan penderita demam positif parasit
malaria diantara penduduk
Tujuan
• Memastikan desa dengan jumlah kasus rendah adalah
benar menunjukkan tingkat transmisi rendah (konfirmasi)
• Menemukan penderita demam positif parasit malaria pada
populasi rawan untuk mendapat pengobatan dan
menghilangkan sumber penularan malaria. Ini dilaksanakan
jika pengendalian malaria dengan PCD dan ACD dan
penanggulangan KLB tidak berhasil
• Mendapatkan prevalensi kasus malaria pada populasi rawan
MASS FEVER SURVEY (MFS)
Sasaran
1. MFS konfirmasi
a. Dilaksanakan pada daerah endemis yang sudah
menunjukkan transmisi rendah, dengan kriteria :
• Desa/dusun pernah endemis tinggi
• Wilayah reseptif malaria
• Mobilitas penduduk tinggi
• Surveilans dengan kinerja rendah
b. Dilaksanakan pada saat puncak penularan malaria
berdasarkan kurva bulanan penderita malaria
c. Memastikan KLB malaria
MASS FEVER SURVEY (MFS)
Sasaran
2. MFS khusus mengurangi sumber penularan dan
mencegah KLB :
a. Dilaksanakan pada daerah fokus yang menunjukkan
kecenderungan kenaikan jumlah penderita, dengan
kriteria :
• Ditemukan satu kasus indigenous bayi
• MOPI kumulatif dua bulan berturut-turut 3%
atau dua kali MOPI bulan sebelumnya
b. Dilaksanakan sebelum puncak penularan malaria,
berdasarkan kurva bulanan penderita malaria dan atau
potensi terjadinya penularan meningkat
MASS FEVER SURVEY (MFS)
Metode
Pada prinsipnya, MFS adalah memeriksa adanya parasit
malaria pada sediaan darah setiap orang yang menderita
demam yang ada pada populasi tertentu.
Langkah Persiapan
1. Tentukan batas daerah yang akan dilaksanakan MFS
berdasarkan
• Sebaran penderita malaria berdasarkan penemuan
pasif
• Sebaran nyamuk penular malaria di daerah tersebut
• Keadaan lingkungan dan sosial ekonomi yang
berpengaruh terhadap penularan malaria
MASS FEVER SURVEY (MFS)
Langkah Persiapan
2. Hitung jumlah penduduk berdasarkan data
pemerintahan desa setempat dan perkiraan adanya
penderita demam rata-rata setiap hari
3. Siapkan kebutuhan tenaga dan logistik :
• Jumlah tenaga .... orang dengan spesifikasi : ...., ....,
....
• Jumlah slide kaca sebesar jumlah penduduk + 10 %
per pos pelayanan
• Jumlah formulir MFS
4. Pelatihan dan pembahasan dengan kader malaria
MASS FEVER SURVEY (MFS)
Langkah Persiapan
5. Penyuluhan pelaksanaan MFS (sasaran, mekanisme,
pos pelayanan dan jadwal)
6. Menjelang hari pelaksanaan MFS, kader mendata
penduduk dari rumah ke rumah warga, dan mencatat
warga menderita demam atau riwayat menderita
demam dalam 48 jam terakhir
Langkah Pelaksanaan
• Menyiapkan pos-pos pelayanan, termasuk tenaga dan
log istik serta formulir MFS
• Warga yang menderita demam yang akan diperiksa
dicatat dalam formulir MFS dan diberikan kartu berisi
nama dan kode
MASS FEVER SURVEY (MFS)
Langkah Pelaksanaan
• Warga yang akan diperiksa mendatangi meja pemeriksaan
sediaan darah yang telah ditentukan
• Petugas di meja pemeriksaan sediaan darah mengambil
sediaan darah dan tulis di bagian pinggir slide : nama, kode
dan tanggal pengambilan sediaan darah (dapat sekaligus
diperiksa dengan RDT)
• Slide disimpan pada tempatnya untuk pemeriksaan lebih
lanjut
• Mendatangi ke rumah warga yang tercatat oleh kader
(menderita demam) yang belum mengikuti pemeriksaan
SURVEILANS MIGRASI
• Sasaran :
Orang dengan gejala klinis malaria yang baru
datang dari daerah endemis, yang dilakukan di
desa yang reseptif dan diketahui penduduknya
banyak melakukan migrasi ke daerah endemis.
• Metoda :
Pengambilan SD terhadap penduduk dengan
gejala malaria klinis, bila positif diberikan
pengobatan radikal :
o Aktif, petugas kunjungi/periksa penduduk

o Pasif, penduduk yang baru datang mengunjungi


petugas/fasilitas pelayanan kesehatan.
• Waktu :
Sesuai jadwal JMD atau setiap hari kerja UPK
dengan memperhatikan pola musim migrasi
penduduk.
• Langkah-langkah pelaksanaan :
o Wawancara (anamnesa) calon penumpang yang

datang dengan gejala demam, menggigil,


berkeringat atau sakit kepala, digali informasi
tentang : identitas kasus/nomor kontak, riwayat
perjalanan (daerah endemis malaria), riwayat
penularan, riwayat penyakit malaria, dan tujuan
perjalanan.
• Langkah-langkah pelaksanaan :
o Penegakan diagnosis dengan mikroskopis atau
RDT
o Pengobatan standard diberikan pada positif
malaria
o Notifikasi penderita malaria dilakukan :

₋ Daerah yang menemukan penderita malaria


pertama kali.
₋ Ditujukan kepada daerah asal penderita.
₋ Tujuan agar daerah asal dapat
menindaklanjuti kasus dan melakukan
surveilans aktif.
• Langkah-langkah pelaksanaan :
o Mekanisme alur notifikasi dalam penemuan
kasus malaria dapat disampaikan kepada
daerah asal penderita malaria agar segera
dilakukan surveilans aktif dan tindakan
pengendalian.
o Menindaklanjuti setiap kasus positif dilakukan
penyelidikan epidemiologi (PE) untuk
mengetahui tempat terjadinya penularan.
o Bila hasil PE menunjukkan kasus impor, Dinkes
Kab/Kota kirim notifikasi ke daerah asal
penularan melalui Dinkes Prov setempat
dengan tembusan Dinkes Kab/Kota asal kasus.
KASUS RELAPS
• Relaps yang timbul yang disertai parasitemia
(adanya parasit di darah tepi yang sudah bisa
ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis) dalam
waktu 8 minggu setelah serangan pertama
disebut short term relaps atau rekrudesensi.
• Relaps yang timbul yang disertai parasitemia
dalam waktu 24 minggu atau lebih setelah
serangan pertama disebut long term relaps atau
rekurensi.
• Relaps pada P.vivax paling lama 2 tahun.
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Tujuan
• Memastikan adanya KLB malaria
• Menetapkan etiologi KLB malaria (jenis parasit)
• Penemuan penderita
• Mengetahui gambaran epidemiologi KLB berdasarkan
karakteristik waktu (kurva), tempat (dusun/desa) dan
orang (umur, jenis kelamin) dan faktor risikonya
• Mengidentifikasi kelompok rentan KLB malaria
• Mengetahui pola musiman dan bionomik vektor
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Tujuan
• Mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
terhadap malaria
• Mengetahui musim dan curah hujan dan pengaruhnya
terhadap perkembangan malaria
• Identifikasi penduduk migrasi dan hubungannya dengan
perkembangan malaria
• Mengetahui sumber-sumber dan cara penularan malaria
(idnetifikasi penularan setempat)
• Rekomendasi upaya penanggulangan yang lebih baik
Survey kontak
• Pengertian :
Merupakan bagian dari kegiatan penyelidikan
epidemiologi atas penderita malaria yang ditemukan
positif dan diberi pengobatan
• Tujuan :
Untuk mengetahui apakah kasus positif yang ditemukan
telah menularkan penyakitnya pada orang yang tinggal
serumah atau tinggal berdekatan dengan rumah
penderita
• Metode :
Melakukan pengambilan SD dari penghuni 5 rumah di
sekitar rumah penderita (+ 25 orang)
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Analisis Aspek Tempat:
• Membuat grafik
distribusi kasus per lokasi API Per Desa Puskesmas X Tahun 2004-2005
yang menunjukkan
peningkatan saat 12
2004 2005

dibanding tahun yang 10


lalu
• Membuat spot map 8

distribusi kasus (attack 6

rate)
• Distribusi kematian per
4

lokasi dan adanya 2

malaria berat 0

• Adanya TPP di wilayah Daik Penuba Sei Pinang Mentuda Pekaka Musai Kelumu Meraw ang

tersebut atau jangkauan


vektor ke wilayah
tersebut
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Analisis Aspek Waktu: Jumlah Kasus Malaria Desa X Tahun 2003-2004

• Membuat grafik 140


2003 2004

fluktuasi kasus bulanan 120

100
di tempat kejadian pada 80

tahun berjalan 60

40
dibandingkan tahun 20

sebelumnya 0
J F M A M J J A S O N D

• Membuat grafik kasus Kasus Malaria Mingguan Desa Pamotan 2002/2003 - 2003/2004

mingguan pada tahun 7

kejadian di tempat
6

kejadian dibanding
Kasus

tahun sebelumnya, 2

untuk menentukan 0
2233333333334444444444555
123456789
111111111122222222

kasus awal dan masa 8901234567890123456789012 012345678901234567

2002/2003 4 4 4 5 4 4 5 5 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
2003/2004 0 2 1 0 0 0 2 0 1 1 0 0 1 2 2 0 3 0 0 0 1 0 2 1 1 2 1 0 2 0 2 1 2 6 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0
inkubasi KLB Mingguan
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Analisis Aspek Orang:
Malaria berdasarkan Gol Umur & Jenis Kelamin

• Membuat tabel & grafik Bagolo, Ciamis 2002

kasus per lokasi


berdasarkan golongan umur,
jenis kelamin dan jenis
pekerjaan pada saat
kejadian
Malaria
Malaria berdasarkan Gol Umur & Jenis Kelamin
• Membuat tabel pada kasus
per Age and Sex group, Kebutuh Jurang 2002
Kebutuh Jurang, Banjarnegara 2002
250
meninggal per lokasi 200
L P

berdasarkan golongan umur, 150

jenis kelamin dan jenis 100

pekerjaan 50

0
<1 1 ~ 4 5 ~ 9 10 ~ 14 > 15
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
• Penyelidikan perilaku masyarakat
pada malam hari.
• Perilaku masyarakat dalam
mencari pengobatan.
• Pengamatan penduduk musiman.
• Penyelidikan perilaku provider.
• Pengamatan vektor untuk
mengetahui vektor berperan.
• Pengamatan perubahan
lingkungan.
• Pengamatan terhadap iklim dan
curah hujan.
95
96
• Passive Case Detection (PCD)
PENEMUAN PENDERITA • Active :
o Pro Active Detection
₋ Active Case Detection(ACD)
₋ Mass Blood Survey (MBS)
KESIMPULAN
₋ Malariometric Survey (MS)
o Reactive Case Detection
₋ Mass Fever Survey (MFS)
• Surveilans Migrasi
• Penyelidikan Epidemiologi
o Survei Kontak
Terimakasih

You might also like