You are on page 1of 45

TERAPI DIBIDANG

PSIKIATRI

Buku Acuan :
Kaplan and Saddock’ s
Farmakologi & terapi Ed. 4. (UI)
Maramis
KMB MP Ke-1 (sekarang)
Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat
psikotropik
TERAPI DI BIDANG PSIKIATRI
 Tujuan terapi : Menghilangkan
penderitaan penderita/masyarakat 
kalau mungkin mengembalikan ke
keadaan semula
 Dasar terapi : suasana terapi yang
diciptakan oleh dokter dan penderita 
hubungan penderita-dokter
Hubungan penderita-dokter khas  impati
Dalam Suasana Terapi :
 faktor sugesti & persuasi

 faktor kepercayaan dan keyakinan


penderita terhadap dokter/terapist 
penting
 Dokter harus selalu siap menolong
penderita
 Dokter tidak selalu dapat menyembuhkan
:
 Meringankan penderitaan
 Menghibur
PENDEKATAN HOLISTIK DALAM PENGOBATAN
(BIO-PSIKO-SOSIO-KULTURAL-SPIRITUAL)

MANUSIA

BADAN JIWA LINGKUNGAN SPIRITUAL


(Sosio-kultural)

Somato tx. Psiko tx.


- Farmako tx. - Suportif Sosio tx. dan Spiritual tx.
- Fisio tx. - Genetik- manipulasi -Agama
- Pembedahan dinamik lingkungan -Value
SOMATO TERAPI
Farmako Terapi (= Terapi dengan Obat )
Psikofarmaka = Psikotropika (a)
 Obat yang mempunyai efek terapeutik langsung
pada proses mental penderita karena kerjanya
pada otak (SSP) (Maramis)
 Obat yang bekerjanya secara efektif pada SSP
dan mempunyai efek utama terhadap aktifitas
mental dan mempunyai efek utama terhadap
aktifitas mental dan perilaku, digunakan untuk
terapi gangguan psikiatrik. (Rudi Maslim)
 (Obat) Psikiatrik:
 Anti Psikosis/ neuroleptika
 Anti Cemas/ Tranquilizaer
 Anti Depresi
 Anti Insomnia
 Anti Mania
 Anti Manik
 Anti Obsesif- Kompulsif
Obat Anti Psikosis
(Neuroleptika, Major Tranquillizers, Ataractics)

1. Phonethiazine:
- R. Aliphatic :
 Chlor Promazine (Largatil)
 Levomepromazine (Nozinan)
- R. Piperazine :
 Perphenazine (Trilafon)
 Trifouperazine (Stelazine)
 Fluphenazine (Anatensol)
- R. Piperidine :
 Thioridazine (Malleril)
 Butyrophenone : Haloperidol (Haldol,
Serenace)
 Diphenyl-Buty-piperlidine : Pimozide
(Orap)
 Benzamide : Sulpiride (Dogmatil)
 Dibenzodiazepine : Clozapine (leponex,
Clozaril)
 Benzisoxasole : resperidone (Resperdal)
Obat anti psikosis/neuroleptika :
 Dosis efektif tinggi : dengan dosis/takaran tinggi  efek
terapeutik
 Chorpromazine
 Thioridazine
 Dosis efektif rendah ; dengan dosis/takaran rendah 
efek terapeutik
 Trifouperazine
 Haloperidol
 Gejala sasaran (target syndrome) : syndrome psikosis :
 D.E.T. : Gejala Psikomotor
 D.E.R. : Gejala Psikotik lain
 Hipotesis : Sindrome psikosis  aktivitas
neurotransmitter dopamin  (hiperaktivitas sistem
dopaminergik sentral)
Mekanisme kerja Neuroleptika :
 Blokade Dopamine pada pasca sinaptik
neuron di otak
 Terutama pada sistem limbik & sistem
ekstrapiramidal (Dop. D2 receptor
antagonist). Obat Baru : Hambat DOP. D2
Receptor & serotonine 5HT2 Receptor
Efek, Efek Sekunder/Samping
 Efek Primer : Perbaiki Sindroma Psikosisnya
(target Syndrome)
 Efek Sekunder : Mengatasi Gejala Yang
Menyertainya
Contoh : Psikosis dengan gaduh-gelisah dan sulit
tidur
Tx. Chlorpromazine :
Efek Sekunder  sedatif  perbaiki tidur
Efek Primer  perbaiki gejala psikosis utamanya
Efek sekunder/samping Neuroleptika
 Sedasi dan inhibisi psikomotor
 Gangguan otonomik : hipotensi, mulut kering,
dsb.
 Gangguan ektrapiramidal : Sind. Parkinson,
Akatisa
 Gangguan endokrin : Amenorhea,
Gynaecomastia
 Metabolik : Jaundice
 Hematologik : Agranulocytosis
 Tardivedyskinesia : gerakan berulang involunter
pada wajah, lidah mulut, anggota gerak, waktu
tidur (-). (efek samping pemakaian jangka
panjang irreversibel.
Terapi Tardevedyskinesia :
 Neureleptika stop

 Diberi reserpine 2,5 mg/hari

 Ganti clozapin 50-100mg/hari


Dosis ekivalen : efek primer sama, perbedaan pada efek sekunder

Nama obat Mg eq Dosis (mg/hr) Sedasi Otonomik Ekst.pyr.


 Chlorpro 100 100-1600 +++ +++ ++
mazine
 Thioridasi 100 100-900 +++ +++ +
ne
 perphena 8 8-48 + + +++
zine
 Trifluo 5 5-60 + + +++
perazine
 fuphena 5 5-60 ++ + +++
zine
 Haloperi 2 2-100 + + ++++
dol
 Pimozide 2 2-6 + + ++
 Nama Obat Mg.eq Dosis (Mg/hr) Sedasi Otonom Ekst.Pyr
 Clozapine 25 25-75 ++++ + -
 Levome 25 50-300 ++++ ++
promazine
 Sulpiride 200 200-1600 + + +
 Respirodone 2 2-9 + + +

 Pertimbangkan Gx. Psikosois yang


dominan dan efek samping obat.
 Pergantian obat  sesuai dosis ekuivalen
Pengaturan Dosis Oral

Pertimbangkan :
 Onset efek primer : 2-4 minggu

 Onset efek sekunder : 2-6 jam

 Waktu paruh (pemberian 1-2 X/hr) : 12-24 jam

 Disis pagi < dosis malam

Dosis awal ( ∞ dosis anjuran) 2-3 minggu  _ dosis


Efektif (Sind. Psikosis ) 2 minggu  dosis
Optimal (8-12 minggu) 2 minggu  dosis
Maintenance (6-12 bulan)  tapering
Off (diturunkan tiap 2-4 minggu)  stop (skiz. Khronis ≤
5 tahun)
Pengaturan dosis Perinjeksi
 Halop. Dec./2-4 minggu/1X inj. (long
acting)
 CPZ  2X/hr
 Efek samping hipotensi orthostatik
Prevensi : tetap baring 5-10 menit
Tindakan : infus ringer laktast, jika tak
berhasil, Nor – Adrenaline
Obat Anti-Depresi
(Anti depresan, Thymoleptics, Psychic Energizers)
1. Tricyclic Compound :
 Amitriptyline (Amitriptyline)
 Imipramine (Tofranil)
 Clomipramine (Anafranil)
 Amineptine (Survector)
 Opipramol (Insidone)
2. Tetracyclic Compound :
 Maprotiline (Ludiomil)
 Mianserine (Tolvon)
 Amoxapine (Asendine)
3. Monoamine-oxydase Inhibitor (MAOI) :
 Maclobemide
4. selective Serotonine Re-uptake Inhibitor
(SSRI) :
 Sertraline (Zoloft)
 Paroxetine (Seroxat)
 Flufoxamine (Luvox)
 Fluoxetine (Prozac)
5. Atipycal Anti-depresant :
 Trazodone (Trazone)
Obat Anti Depresi :
 Target syndrome : Sind. Depresi

 Hipotesis : Sind. Depresi disebabkan


defisiensi relatif satu/>” Aminergic
Neurotransmitter”.
Mekanis Kerja :
 Hambat “ Re-uptake aminergic-
neurotansmitter”.
 Hambat Penghancuran oleh enzym “
Monoamine-oxidase”.
 Aminrgic-Neurotransmitter 
Efek Samping :
 Sedasi : Mengantuk, Psikomotor 

 Anti Klonergik : mulut kering, konstipasi, retensio urine

 Efek antiadrenergik alfa : hipotensi

 Efekneurotoksis : insomnia, gelisah, agitasi, tremor halus

Over dosis/intosikasi tricyclic :”atropine toxic sind.” :


eksitasi SSp, hipertensi, hiperpirexia, konvulsi>

Tindakan :
 Gastric Lavage

 Diazepam 10 mg/i.m

 Prostigmine 0,5- mg (i.m)

 Monitoring EKG.
Pemilhan Obat Anti Depresi :
Pada dosis eqivalen  efek primer sama, efek sekunder/samping
berbeda.
Nama Dosis Anti kho Sedasi Hipotensi Ket
Obat mg/hari linergik ORTH.
 Amitryp 75-150 +++ +++ ++ 3+
tiline (berat)
 Imipra 75-150 +++ ++ ++
mine
 Clomi 75-150 ++ ++ + 2+
pramine (sedang)
 Trazodo 100-200 + +++ +++
ne
 maproli 75-150 + ++ + 1+
tine (ringan)
 Mianse 30-60 + ++ +
rine
Nama Dosis Anti Sedasi Hipotensi Ket.
Obat Kholinergik Orth.
 Amoxapine 200-300 + + ++ 
(minimal)
 Amineptine 100-200   
 Mocloberide 300-600   +
 Sertraline 50-100   
 Paroxetine 20-40   
 Fluvoxamine 50-100   
 Fluoxetine 20-40   
Pemilihan Obat Tergantung :
 Toleransi efek samping
 Kondisi pasien (usia, penyakit fisik, jenis depresi)

Depresi ringan & rawat jalan, urutan pilihan (step care) :


Step 1 : Gol SSRI (Sertraline dsb.)
 Efek samping minimal
 Spektrum luas
 Lethal dose tinggi
Step 2 : Gol. Trisiklik (Amitriptyline dsb.)
 Efek samping agak berat
 Spektrum luas
 Step 3 : Gol. Tetrasiklik (Maprotile dsb),
Gol. “Atipical” (Trazodone), Gol. MAOI
Reversible (Moclobemide) – Spektrum
sempit
Perpindahan dari step 1 ke step lain  3
bulan
Pergantian SSRI ke MAOI perlu istirahat 2-
4 minggu (washout period)
 Cegah “Serotonim Malignant Synd.”
Mual, agitasi gelisah
Pengaturan dosis
Perlu pertimbangkan :
 Onset efek primer : 2-4 minggu
 Onset efek sekunder : 12-24 jam
 Waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2
X/hr)
 Ada 5 proses :
1. Initiating dosage (test dose) : untuk
mencapai dosis anjuran selama minggu 1.
 Amitriptyline 25 mg/hr : hari 1 & 2
 Amitriptyline 50 mg/hr : hari 3 & 4
 Amitriptyline 100 mg/hr : hari 5 & 6
2. Titrating dosage (optimal dosage). Mulai dosis anjuran
 dosis efektif  dosis optimal
 Amitriptyline 150 mg/hr : hari 7-14 (minggu II)
 Amitriptyline 200 mg/hr : minggu III
 Amitriptyline 300 mg/hr : minggu IV
3. Stabilizing dosage (stabilitzation dose). Dosis
optimal dipertahankan 2-3 bulan.
Amitriptyline 300 mg/hr : 2-3 bulan
 diturunkan ke dosis maintenance
4. Maintenance dosage (maintenance dose).
Selama 3-6 bulan (Biasanya ½ dosis optimal)
Amitriptyline 50 mg/hr : 3-6 bulan
5. Tapering dosage (Tapering dose)
Selama 1 bulan, kebalikan proses intiating dosage.
Obat Anti Anxietas
1. Benzodiazepine :
 Diazepam (Valium, Mentalium, ddl.)
 Chlodiazepoxide (Artisan, Cetabrium, dll.)
 Bromazepam (Lexotan)
 Lorazepam (Ativan, renaquil)
 Prazepam (Equipax)
 Oxazolan (serenal- )
 Alprazolam (Xanax)
 Chlorazepate (Tranxene)
 Clobazam (Frisium)
2. Non Benzodiazepine :
 Buspiron (Buspar)
 Sulpiride (Dogmatil-50)
Obat anti cemas
Efek :
 Anti cemas
 Anti tegang
 Anti agitasi
 Anti kovulsi
 Hipotesis : sindroma cemas disebabkan
hiperaktivitas sistem limbik : “Dopaminergic
Serotoninergic Neurons”
(yang dikendalikan GABA-Ergic Inhibitory
Neurotransmitter)
 obat anti cemas bereaksi dengan reseptor
(Benzodiazepine R.)  me-reinforce “The
Inhibitory Action of GABA-Ergic Neuron” 
Heperaktivitas 
Efek samping
 Sedasi

 Relaksasi otot

 Efek ketergantungan (,narkotika)

 Lama pemberian maksimum : 100 hari


Sediaan Benzodiazepin & Dosis Anjuran

No. Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anj/hari


1. Diazepam Valiu Tab.2-5 mg Oral 10-30 mg
Amp. 10 mg/2 cc Inj.2-10 mg/kali
Validex Tab.2-5 mg 1kali tiap3-4jam
Stezolid Tab.2-5 mg
2. Chlordia Cetabrium Drg.2-10 mg 15-30 mg
zepoxide
3. Lorazepam Ativan 0,5;1;2 mg 2-3 X 1 mg
4. Clobazan Frisium Tab. 10 mg 2-3 X 10 mg
5. Brodaze Lexotan 0,5;3;6 mg 3 X 1,5 mg
pam
No. Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anj/hari

6. Oxazolam Serenal-10 Drg. 10 mg 2-3 X 10


mg
7. Cloraze Tranxene Cap. 5,10 2-3 X 5 mg
pate
8. Alprazo Xanax Tab.0,25;0,5; 0,25/0,5mg
lam 1 mg
9. Prazepam Equipax Tab.5 mg 2-3 X 5 mg
Pemilihan Obat Anti Anxietas :
 Drug of choice : Gol. Benzodiazepin

 Diazepam : Broad Spectrum

Pengaturan Dosis :
 “Steady state” (masuk = keluar) dicapai 5-7 hari
dengan dosis 2-3 X/hari  efek klinis tampak
 Dosis awal (anjuran) 3-5 hari  dosis optimal
(2-3 minggu) 2-4 minggu  1/8 X dosis minimal
 (maintenance dose)  Bila kambuh naikkan ke
dosis efektif (4-8 minggu)  tapering off
 Pemberian : 1-3 bulan (100 hari)
Terapi Elektro Konvulsi (T.E.K)
Elektro Convulsive Therapy (E.C.T)
 UGD Cerletti (1877-1963) & BINI  Tx. Psikosa
 Mekanisme kerja belum jelas

Alat T.E.K :
Elektro Kovulsator :
1. Keluarkan Listrik Sinusoid 100-150 , waktu 0,2-
0,3 detik
2. Satu fase aliran dihilangkan 4 J. waktu 2-3 detik
 Efek Tx. (+)  bila kejang umum
 Bila kejang (-)  ulang 3 X  (-)  stop, atau
voltase dinaikkan
Persiapan T.E.K
1. Pemeriksaan fisik, TU, COR, dan paru
2. Puasa  cegah muntah  aspirasi
3. Kandung seni dan rektum dikosongkan
4. Gigi palsu (bila ada) dilepas
5. Tidurkan telentang:
 Tempat tidur datar
 Agak keras
 Pakaian dilonggarkan
6. Antara Os Frontalis dan Os temporalis:
 Dibersihkan dengan alkohol
 Dibasahi bahan penghantar listrik
 Tempat elektrode ditempel
7. Antara rahang atas dan bawah diberi ganjal yang lunak
8. Dagu ditahan  cegah luxatio rahang
9. Lengan dan kaki dipegangi
10. Elektrode ditempatkan dengan tekanan sedang
Reaksi Penderita T.E.K.
Konvulsi Mirip Grandmal Epilepsi
 Fase tonik  10 detik

 Fase klonik 30-40 detik

 Fase relaksasi dengan pernafasan dalam dan keras
kepala dimiringkan

 Penderita tak sadar  5 menit

 Kesadaran pulih (5-10) terjadi amnesia

 Ada yang langsung tidur
 Ada yang kebingungan  jaga
Frekuensi Dan Banyaknya T.E.K.
1. Secara “blok” : 2-4 hari, 1-2 X/hari

2. 2-3 X/minggu

3. Maintenance : 2-4 minggu/kali

4. Sebelum ada neroleptika min. 12 X.


Sekarang : membaik  stop  lanjutkan
neroleptika
Komplikasi T.E.K
 Lixatio rahang
 Fract. (Verb.), otot robek

 Apneu  bila lama  cyanosis

 Sakit kepala post T.E.K.

 Retrograde amnesia

 Kebingungan  gelisah  agresif/destruktif

 Menjadi mudah lupa

 Bila 1 seri > 20-30 X  Demintia


Indikasi T.E.K.
 Px. Skizofrenia, terutama gaduh gelisah, stupo
 Depresi  bunuh diri

 Mania pada gangguan efektif

 Tx. Neuroleptika  hasil kurang baik

Kontra indikasi T.E.K


Absolut : tumor otak
Relatif :
 Decomp. Cordis
 Aneurisma aorta
 Osteoporosis
 Kehamilan
 TBC. Paru
 Hypertensi
 Thrombosis koroner
Psiko Terapi
 Secara harfiah : pengobatan jiwa (psike = jiwa;
terapi = pengobatan)
 Secara umum : Segala bentuk pengobatan
untuk menyembuhkan gangguan jiwa
 Definisi
Kolb ; Psikoterapi adalah pengobatan malasah
emosional dan kepribadian serta gangguan
psikologik. Dari semua faktor terapeutik, yang
penting adalah faktor hubungan terapist-pasien.
Definisi :
Maramis :
Psikoterapi ialah suatu cara pengobatan
terhadap masalah emosional seorang
pasien, yang dilakukan oleh seorang yang
terlatih, dalam hubungan profesional
secara sukarela dengan maksud hendak
menghilangkan, mengubah atau
menghambat gejala-gejala yang ada,
mengoresiksi perilaku yang terganggu dan
mengembangkan pertumbuhan
kepribadian secara positif.
Macam Psikoterapi
Berdasarkan Prosesnya :
 Psikoterapi suportif
 Psikoterapi genetik-dinamik (wawasan)
Berdasarkan waktu/lama terapi :
 Psikoterapi singkat
 Psikoterapi jangka panjang
Berdasarkan jumlah pasien :
 Psikoterapi individual
 Psikoterapi kelompok
Psikoterapi Suportif
Tujuan :
1. Menguatkan daya tahan mental
2. mengembangkan mekanisme baru yang lebih baik
3. mengembalikan keseimbangan adaptif (dapat menyesuaikan diri)

Cara-cara :
1. Ventilasi/katarsis
2. Persuasi
3. Sugesti
4. Penjamin kembali (reassurance)
5. Bimbingan dan penyuluhan
6. Terapi kerja
7. Hipnoterapi dan narkoterapi
8. Psikoterapi kelompok
9. Terpai perilaku
Psikoterapi wawasan (Genetik-dinamik)
 Reedukatif
 Rekonstruktif
I. Psikoterapi reedukatif
 Untuk mencapai pengertian konflik dialam sadar
 Usaha untuk menyesuaikan diri kembali
 Memodifikasi tujuan
 Membangkitkan/mengembangkan potensi yang
ada
Cara-cara:
1. Terapi sikap (Attitude therapy)
2. Terapi wawancara (interview therapy)
3. Konseling terapeutik dll.
II. Psikoterapi rekostruktif
 Untuk mencapai konflik di alam tak sadar
 Mendapatkan perubahan yang luas dari struktur
kepribadian
 Perluasan pertumbuhan kepribadian dengan
pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru
Cara-cara :
 Psikoanalisa freud
 Psikoanalisa Non-freudian
 psikoterapi yang berorientasi pada psikoanalaisa

You might also like