You are on page 1of 65

IMUNISASI

adalah suatu proses untuk


meningkatkan sistem
kekebalan tubuh terhadap
penyakit tertentu dengan cara
memasukkan zat/antibody ke
dalam tubuh seseorang
SISTEM KEKEBALAN TUBUH:

1. Kekebalan Aktif
adalah perlindungan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan
seseorang sendiri, akibat stimulasi sistem imunologi yang
menghasilkan antigen spesifik humoral (antibodi) dan kekebalan
selular.
Tidak seperti kekebalan pasif, kekebalan aktif biasanya dapat
bertahan untuk beberapa tahun dan sering sampai seumur hidup.
Timbul setelah menderita sesuatu penyakit atau imunisasi

2. Kekebalan Pasif
adalah perlindungan yang diberikan oleh zat-zat yang
dihasilkan oleh hewan atau manusia yang diberikan
kepada orang lain, biasanya melalui suntikan.
perlindungan akan menurun setelah beberapa minggu
atau bulan.
Vaksin adalah …..
Senyawa antigenik yang
• digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif dan meningkatkan
imunitas tubuh terhadap suatu
penyakit.

Berasal dari bahasa latin Vaccinia


, penyebab infeksi cacar sapi
Jenis2 Vaksin
•1. Vaksin berdasarkan tujuannya, contohnya: vaksin wisata, vaksin
wanita hamil, dll
2. Vaksin berdasarkan proses pembuatanya terbagi 2, yaitu vaksin
hidup dan vaksin mati.
3. Vaksin berdasarkan subjek yang di vaksinasi misalnya vaksin
balita dan anak-anak, vaksin orang dewasa dan vaksin untuk para
manula.
4. Vaksin berdasarkan jenis antigennya, terbagi 2, yaitu vaksin
virus dan vaksin bakteri
5. Vaksin masa depan, yaitu vaksin yang saat ini masih dalam
tahap penelitian, percobaan dan pengembangan seperti vaksin
HIV, vaksin malaria, vaksin demam berdarah, dll .
Jenis2 Vaksin

SEJARAH IMUNISASI
• Ditemukan oleh Edward Jenner (bapak
Vaksinologi) th 1796
• Saat berbagai belahan dunia dilanda
penyakit smallpox yang mematikan
• Berasal dari bahasa latin “Vacca” artinya
sapi
• Louis Pasteur,(Perancis) orang pertama
yang mengembangkan vaksin di
laboratorium, yaitu vaksin kolera,vaksin
antraks,vaksin rabies.

• Albert Calmette dan Jean Marie Camille
menemukan vaksin BCG
• Albert Sabin menemukan vaksin Polio oral
• Jonas Salk menemukan IPV
Th. 1956  Imunisasi Cacar
Th. 1973  Imunisasi BCG
Th. 1974  Imunisasi TT pada ibu hamil
Th. 1976  Imunisasi DPT untuk bayi
Th. 1977  WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai
upaya Global (EPI-Expanded Program on Immunization)
Th. 1980  Imunisasi Polio
Th. 1982  Campak
Tn. 1990  Indonesia mencapai UCI Nasional
Th. 1997  Imunisasi Hepatitis.B
Th. 2004  Introduksi DPT/HB di 4 propinsi (Tahap I)
Tn. 2007  DPT/HB di seluruh Indonesia
Tn. 2007  Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine) di Provinsi DIY
Th. 2010  Imunisasi Td untuk penanggulangan KLB & BIAS Kelas II & III
Tn. 2013  Introduksi Vaksin Pentavalent (DPT/HB/Hib) di 4 Provinsi
Tahap I yaitu Jawa Barat, DIY, Bali dan NTB
 Eradikasi Polio
 Eliminasi Tetanus Maternal dan
Neonatal
 Reduksi Campak
 Reduksi Hep.B
CACAR

TERBASMI TH
1974
VAKSINASI CACAR
STOP TH 1980
Saving:
1 milyard
USD
Per tahun
JENIS-JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Dasar Wajib :
Hep.B 0,BCG, Polio,DPT-HB-Hib,
Campak,TT

2. Imunisasi Lanjutan/Booster
DPT-HB-Hib lanjutan, Campak Lanjutan
DT,TD
JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI
Menurunkan angka kesakitan, Melindungi seseorang terhadap
kecacatan & kematian akibat penyakit tertentu
penyakit yang dapat dicegah (intermediate goal)
dengan imunisasi 
Menurunkan prevalensi penyakit
(mengubah epidemiologi
penyakit)

Eradikasi,Eliminasi & Eradikasi penyakit (final goal)
Reduksi
Penyakit apa saja
yang dapat
dicegah dengan
imunisasi ?
Polio

Difteri

Tuberculosis

Pertusis Tetanus

Campak
Tuberkulosis
Gejala:
- Badan lemah
- Berat badan menurun
- Demam
- Berkeringat pada malam hari
- Batuk terus menerus
- Nyeri dada
- Kadang – kadang batuk darah
DIPHTHERIA

50%
MENINGGAL
DG GAGAL
JANTUNG
Infeksi Akut

Penyebab Coryabacterium Diphtherial

80 % pada anak kurang < 15 th

50% meninggal karena gagal jantung

Penularan melalui droplet

Dapat dicegah dgn imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan anak


Batita, sbg booster
Imunisasi DT dan Td diberikan pd anak kelas 1-3
SD/MI dalam program BIAS
DIFTERI
Gejala:
 Radang tenggorokan,
 Hilang nafsu makan
 Demam ringan Dalam 2-3 hari timbul selaput
putih kebiru - biruan pada tenggorokan dan
tonsil.
KASUS DIFTERI
Difteri kulit
Case Fatality Rate= 5-10%
Reported: 10,365 cases
0.18 100

0.16

80
0.14

DPT3 Coverage (%)


0.12
Incidence Rate

60
0.1

0.08
40

0.06

0.04
20

0.02

0 0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
DP T3 90.8 91.9 76.4 85 91 91.6 93.5 94.9
< I year 0.07 0.01 0.16 0.05 0.004 0.03 0.011 0.018
1- 4 year 0.05 0.02 0.15 0.1 0.04 0.05 0.021 0.06
5 - 14 year 0.02 0.01 0.1 0.04 0.02 0.02 0.015 0.05

Source: Routine STP (2002-2006), Integrated VPD Surveillance (2007-2010) and Immunization coverage data

Data as of 30 April 2013 -


www.surveilans.org
Gejala :
 Demam, lemah, nafsu makan
menurun
 Warna urine seperti teh pekat,
kotoran menjadi pucat ( dempul ).
 Warna kuning bisa terlihat pula
pada mata ataupun kulit.
PERTUSIS
Gejala :
 Pilek,
 Mata merah,
 Bersin,
 Demam dan kadang menggigil
 Batuk yang ringan yang lama-kelamaan menjad
batuk lama ( 100 Hari )
2001: Estimated: 50 million cases and 300,000 deaths (0.6%) Reported:
160,821 cases (0.3%) Case Fatality Rate: up
to 4% in infants
 Tm
TETANUS
NEONATORUM
Tanpa fasilitas
memadai,
kematian >90%
ditargetkan
untuk di
eliminasi
TETANUS
Gejala :
 Kaku otot pada rahang, disertai kaku pada
leher,
 Kesulitan menelan,
 Kaku otot perut,
 Berkeringat dan demam.
 Pada bayi terdapat juga gejala tiba – tiba
berhenti menetek (sucking) antara 3 s/d 28
hari setelah lahir.
 Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat
dan tubuh menjadi kaku.

Jane Soepardi 42
Upaya eliminasi tetanus melalui: imunisasi
DPT-HB-Hib pada waktu bayi, anak Batita,
DT dan Td pd waktu sekolah  lengkap.
Dapat memperoleh perlindungan seumur
hidup terhadap penyakit Tetanus.
Distribution of Neonatal Cases by Province
Indonesia, 2012-2013

2012: 119 cases

2013: 10 cases

Source: Integrated VPD Surveillance data

Data as of 30 April 2013 -


: 1 NT case www.surveilans.org
*Dots are randomly placed within provinces
250 100

200 80

% TT2+ Coverage
150 60
NT Cases

100 40

50 20

0 0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

TN 147 175 173 140 118 141 198 158 147 114 119 10
TT2+ 68,1 66,1 63,9 49,5 52 26 65,2 73,5 70 63,5 71,2 9,8

Data as of 30 April 2013 -


www.surveilans.org
 Disebabkan oleh : satu dari tiga virus yang
berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2
atau 3.
Gejala

- Lumpuh Layu akut


- Pada anak berumur < 15 tahun
- Demam dan nyeri otot
- Kematian bisa terjadi karena
kelumpuhan
- Otot pernapasan
- Penyebaran melalui tinja yang
terkontaminasi
Kasus Polio di Lebak ( 102 Kasus )
thn 2005-2006
Kasus Polio

KASUS
LUMPUH
POLIO

CACAT
MENETAP

Rojudin, Campang
Cacad Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Menetap
Foto 03-07-’05
KASUS LUMPUH

POLIO

CACAT MENETAP
Dapat di eradikasi
Encephalitis
0,1% M E A S L E S 10
Pnemonia 2-27%  CFR 56-86%
( difisiensi Vit.A & sistem kekebalan
rendah
M E A S L E S 8
Diare 8-15% , Otitis Media 7-15%
Luka di kornea mata, menyebabkan buta 0,1%

M E A S L E S 9
Infeksi Akut & sangat Penyebab virus morbili
menular

Penularan melalui jalan napas


secara atau melalui droplet

Dapat dicegah dengan imunisasi


Gejala awal campak adalah :
 Demam
 Pilek
 Batuk
 Ruam
 Mata merah berair
 Kesulitan bernafas

Komplikasi yang terjadi meliputi:


 Kebutaan (conjunctivitis)
 Diare
 Tuli/gangguan pendengaran
(Otitis-media, inflamasi di
pertengahan telinga)
 Encephalitis yang dapat
menyebabkan kerusakan otak
 Pneumonia

Campak menyerang tubuh bagian luar dan dalam


Manfaat imunisasi CAMPAK
per REGIONAL, 2000 vs 2006
Region Estimasi Estimasi %
Kematian Kematian Penurunan
2000 2006
Africa 396,000 36,000 91%

Americas <1,000 <1,000 -


Eastern
96,000 23,000 76%
Mediterranean

European <1,000 <1,000 -

SE Asia 240,000 178,000 26%


W. Pacific 25,000 5,000 81%

Global 757,000 242,000 68%

Source: MMWR 2007; 56(47):1237-1241


Menurunkan angka kesakitan, Melindungi seseorang terhadap
kecacatan & kematian akibat penyakit tertentu
penyakit yang dapat dicegah (intermediate goal)
dengan imunisasi 
Menurunkan prevalensi penyakit
(mengubah epidemiologi
penyakit)

Eradikasi,Eliminasi & Eradikasi penyakit (final goal)
Reduksi
Maturasi Perjalanan Program Imunisasi
KIPI meningkat Kepercayaan
Pra Cakupan Kepercayaan masyarakat Eradikasi
vaksinasi meningkat masyarakat meningkat
menurun, kembali
terjadi KLB
Penyakit Imunisasi
stop

KLB
INCIDENCE

Eradikasi
penyakit

59
MATURITY (Chen RT, 1999)
Isu/Trending Topik
Masalah Imunisasi
1. Vaksin Palsu
2. Vaksin Haram
3. Perda Imunisasi
Seputar Fakta Vaksin Palsu
• Peredaran vaksin palsu awalnya terungkap dari
laporan sebuah rumah sakit di Bogor yang curiga
dengan vaksin yang dikirimkan sebuah distributor.
Setelah dicek di laboratorium ternyata palsu.
Bareskrim lalu menggerebek CV Azka Medical di
Bekasi pada 16 Juni 2016, disusul rumah di Puri
Bintaro, Kemang Pratama Regency, dsb.

• 14 RS dan 37 Faskes terlibat penggunaan


vaksin Palsu. RS Pemerintah dan Puskesmas
tdk ada yg menggunakan vaksin palsu.
Seputar Fakta Vaksin Palsu
 Pabrik pembuatannya di Tangerang dan Bekasi
 Beredar sejak th 2003
 Jumlah tersangka : 23 orang 6 orang produsen, 9 orang
distributor, 2 orang pengumpul botol vaksin, 1 orang pencetak label,
2 orang bidan dan 3 orang tersangka lainnya yang berprofesi
sebagai dokter.
 Daerah sebaran vaksin palsu : Aceh,
Sumatera Barat, Lampung, Banten, Jawa
Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur
Seputar Fakta Vaksin Palsu
Berikut daftar vaksin yang dipalsukan:

1. Vaksin engerix B : Hep B


2. Vaksin pediacel : DPT,Polio,Hib
3. Vaksin eruvax B : Hep B
4. Vaksin tripacel : DPT
5. Vaksin PPDRT23 : Tuberkulin Purified Protein
Derivative (PPD) RT 23
6. Vaksin penta-bio
7. Vaksin TT
8. Vaksin campak
9. Vaksin hepatitis B
10. Vaksin polio bOPV
11. Vaksin BCG
12. Vaksin harvix : Hepatitis A
Fatwa MUI tentang
Imunisasi :
No 4 Tahun 2016
Ketentuan Hukum :
 1. Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk
mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu penyakit
tertentu.
 2. Vaksin untuk imunisasi wajib menggunakan vaksin yang halal dan suci.
 3. Penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan/atau najis hukumnya
haram.
 4. Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis tidak dibolehkan kecuali:
 a. digunakan pada kondisi al-dlarurat atau al-hajat;
 b. belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci; dan
 c. adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada
vaksin yang halal.
 5. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian,
penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan
pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.
 6. Imunisasi tidak boleh dilakukan jika berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten
dan dipercaya, menimbulkan dampak yang membahayakan (dlarar).

You might also like