Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 8
VEKTOR MALARIA
(Genus Anopheles)
Taksonomi
• Phylum : Arthropoda
• Klas : Insecta
• Ordo : Diptera
• Famili : Culicidae
• Tribus : Anophelini
• Genus : Anopheles
• Terdapat 430 spesies Anopheles, tetapi hanya
30-40 yang mentransmisikan malaria (vektor)
• Siklus hidup Anopheles : telur, larva, pupa,
dewasa
– Telur-larva-pupa 5-14 hari,
dipengaruhi/tergantung dari spesies dan
temperature lingkungan
– Dewasa : ketika Anopheles menjadi vektor
malaria, dapat hidup <= 1-2 minggu
TELUR
• Betina dewasa : 50-200 telur setiap x
bertelur. Telur diletakan pada air payau,
memiliki pelampung pada kedua sisinya
• Telur tidak tahan terhadap kering dan
menetas dalam 2-3 hari
• Pada iklim yg dingin, dapat menetas hingga
2-3 minggu
LARVA
• Memiliki kepala dengan mouth brushes untuk makan
• Large thorax
• Segmented abdomen
• No leg
• Bernafas : spirakel pada segmen 8 abdomen harus sering
ke permukaann posisi nya paralel dengan permukaan air
• Larva terdiri dari 4 stadium, kemudian ber metamorfosa
menjadi pupa
• Lokasi : clean, unpolluted water, fresh or salt water, rice
fields, edges of river
PUPA
• Berbentuk koma (samping)
• Kepala dan thorax cephalothorax
• Bernafas seperti larva (muncul ke permukaan),
menggunakann trumpets pada cephalothorax
Dewasa
• 3 Bagian : kepala, thorax, abdomen
• Kepala :
– Untuk menangkap informasi dan untuk makan
– Terdiri dari sepasang mata, antena yang panjang
– Antena untuk mendeteksi bau host
– 2 sensory palps
• Thorax :
– Locomotion
– 3 pasang kaki, sepasang sayap melekat pada abdomen
• Abdomen :
– Untuk
Ciri khas Anopheles
• Warna hitam dan putih • Betina dapat hidup
pada sayap hingga 1 bulan
• Dari cara hinggap : jantan • Pulpa nyamuk anopheles
dan betina istirahat sama panjangnya dengan
dengan abdomen naik ke probocis, baik pada
udara, daripada nyamuk jantan ataupun
sejajar/paralel dengan betina
permukaan
• Jantan : hidup 1 minggu,
dengan makan nektar
atau olahan gula
• Betina : makan darah,
SIKLUS HIDUP PLASMODIUM
VEKTOR FILARIASIS
Siklus hidup wuchereria bancrofti
VEKTOR DENGUE
(Aedes aegypti)
Aedes aegypti
• Betina meletakkan telur pada dinding lembab
yang terdapat air
• Telur menetas akibat meluap nya air (hujan atau
genangan air yand dibuat)
• Larva memakan mikroorganisme dan materi
organik lain, menggugurkan kulitnya 3x, sehingga,
dari tahap 1 4
• Larva pupa, ketika memiliki energi yg cukup
• Pupa dewasa
• Total siklus hidupnya 8-10 hari dalam suhu ruang
Filariasis
Nyamuk
mencucuk dan
injeksikan
sporozoit
Sporozoit Bersirkulasi
dalam darah
Parasit
Hepatome
menginfeksi hepar
gali
(stadium
eksoeritrositer)
Skizon Tua (Penuh
merozoit)
Kompensasi
Merozoit masuk
Splenomeg dari Eritrosit
ke sel RES di Lien
ali Lisis
Filtrasi &
fagositosis
Reproduksi
aseksusal
(Skizogoni)
Stadium cincin
Ekspresikan Ag RESA
(Ring-Erythrocyte
Surface Antigen)
Knob dibentuk karena Stadium Matur
adanya PfHRP2 (P. PfEMP1 berikatan
falciparum histidine knob molekul adhesif endotel
rich protein 2) (CD-36, trombospondin,
PfHRP2 ICAM-1,VCAM-1
PfHRP2 PfEMP1 berikatan molekul adhesif
endotel
Melepaskan toksin Rosetting (EP
Sitoadheren
malaria (GPI, LPS) Pansitop matur diselubungi
dengan endotel
enia 10/> eritrosit non-
vaskuler
Pelepasan sitokin parasit)
EP matur tidak
dari endotel,
beredar kembali
makrofag dan
ke dalam sirkulasi Obstruksi aliran
monosit seperti
(Sekustrasi) darah
TNF-alpha, IL-1, IL-
3, IL-6, INF-gamma Malaria otak & Kebocoran kapiler,
sindroma distres edem, anoksia
Febris respirasi jaringan
Set point
Hipothalam
us
TNF
alpha
Lisis
eritrosit
TNF Glycosylphosphatidyl
alpha inositol
Stadium Matur
Eritrosit pecah
(Hemolisis)
Defek
Anemia hemolitik
⇡ Retikulosit ⇡ Destruksi Produksi
normokromik
(eritropoesis
Hem Hemoglobin ) Jumlah
Hem emia ↓
Redukta
se Biliverdi Hemoglobin
n uria
Biliverdi
Black water
n
fever
Redukta
se Unconjuga
ted
Bilirubin
Jaundice
PENATALAKSANAAN
Menurut PERMENKES
PENATALAKSANAAN
FILARIASIS
TUJUAN
• Cegah/perbaiki perjalanan penyakit
NON-FARKO
• Memelihara kebersihan kulit
• Fisioterapi kadang diperlukan pd penderita
limfedema kronis
• Konseling & edukasi:
Penyakit filariasis, t.u. dampak akibat penyakit dan cara
penularan
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini
melalui pemberantasan nyamuk dewasa, jentik
nyamuk, dan cegah gigitan nyamuk
FARKO
Diethyl carbamazine citrate (DEC)
Membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa
Dosis
• 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari pc, selama 12 hari
• Pd Tropical Pulmonary Eosinophylia (TPE)
terapi diberi 3 minggu
Cont.
Efek samping
Bisa terjadi akibat reaksi thd DEC atau thd pelepasan
protein oleh cacing dewasa yg mati
• ES DEC lbh berat pd penderita onchorcerciasis shg obat
tdk diberi dlm program terapi masal di daerah endemis
filariasis dgn ko-endemis Onchorcercia valvulus
• Sistemik : febris, cephalgia, nyeri badan, vertigo,
anorexia, malaise, vomittus bhub dgn intensitas
infeksi
• Lokal : limfadenitis, abses, transien
limfedema tjadi lambat tp blangsung lbh lama
Cont.
Ivermektin
Antimikrofilaria kuat namun tdk memiliki efek
makrofilarisida
Efektif thd penurunan derajat mikrofilaria W.bancrofti
Pd filariasis e.c. Brugia spp. penurunan bsifat gradual
Dosis
150 μg/kgBB SD, tiap 6 bulan/12 bulan (untuk menjaga
agar derajat mikrofilaremia tetap rendah)
Cont.
Efek samping
Sama spt DEC
Kontraindikasi
• Perempuan hamil
• Anak < 5 tahun
Cont.
Obat lain:
1. Antibiotik Mengurangi serangan
2. Antifungi berulang shg cegah
terjadinya limfedema
3. Antihistamin kronis
Atasi ES
4. Kortikosteroid terapi
5. Analgetik prn
Cont.
Terapi lain:
• Kadang hidrokel kronik perlu tindakan
operatif, juga pd chyluria yg tdk membaik dgn
terapi konservatif
RENCANA TINDAK LANJUT
Setelah terapi, lakukan kontrol thd gejala dan
mikrofilaria. Bila msh ada gejala dan mikrofilaria
pd pemeriksaan darah ulang terapi 6 bulan
kemudian
KRITERIA RUJUK
• Butuh tindakan operatif
• Gejala tdk membaik dgn pengobatan
konservatif
PENATALAKSANAAN DENGUE
Penatalaksanaan
• Tujuan: mengganti kehilangan cairan akibat
kebocoran plasma dan memberikan terapi
substitusi komponen darah bila diperlukan.
• Non-Farmakologi:
- Tirah Baring (pada trombositopenia berat)
- pemberian makanan dengan kandung-an
gizi yang cukup, lunak dan tidak
mengandung zat atau bumbu yang
mengiritasi saluaran cerna
• Farmakologi
- Simptomatis:
Antipiretik PCT Dewasa: 3x500-1000mg
anak : 10-15mg/kgbb/kali 3x
• Protokol pemberian cairan sebagai
komponen utama penatalaksanaan DBD
dewasa mengikuti 5 protokol, mengacu
pada protokol WHO. Protokol ini terbagi
dalam 5 kategori, sebagai berikut:
1. Penanganan tersangka DBD tanpa syok
(gambar4).
2. Pemberian cairan pada tersangka DBD
dewasa di ruang rawat (gambar 5).
3. Penatalaksanaan DBD dengan
peningkatan hematokrit>20% (gambar 6).
4. Penatalaksanaan perdarahan spontan
pada DBD dewasa
5. Tatalaksana sindroma syok dengue pada
dewasa (gambar 7).
• Kriteria rujukan
1. Perdarahan asif (hematemesis, melena)
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai
15ml/kg/jam kondisi belummembaik
3. Terjadi komplikasi atau ekadaan klinis yang
tidak lazim, seperti kejang penurunan
kesadaran, dan lainnya
Penatalaksanaan
• Yang digunakan program nasional adalah derivat
artemisinin dengan gol. Aminokuinolin, yaitu :
• Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC)
terdiri dari Dihydroartemisinin dan Piperakuin
(DHP)
– 1 tablet FDC mengandung 40mg dihydroartemisinin
dan 320mg piperakuin.
– Diberikan PO 3 hari dgn range dosis tunggal harian :
DHA 2-4mg/kgBB ; DHP 16-32mg/kgBB
• Artesunat – Amodiakuin
– Dengan 3 blister, terdiri dari 4 tablet artesunat 50mg
dan 4 tablet amodiakuin 150mg
Pengobatan M.falsiparum dan
M.vivaks
• Lini pertama
– ACT + Primakuin
• DHA = 2-4mg/kgBB
• DHP = 16-32mg/kgBB
• Primakuin = 0,75mg/kgBB (falsiparum untuk hari 1)
• Primakuin = 0,25mg/kgBB (vivax 14 hari)
– Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin
• Amodiakuin basa = 10mg/kgBB
• Artesunat = 4mg/kgBB
• Primakuin = 0,75mg/kgBB (falsiparum untuk hari 1)
• Primakuin = 0,25mg/kgBB (vivax 14 hari)
• Lini kedua Malaria Falsiparum
– Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
• Kina (3x10mg/kgBB/hari)
• Doksisiklin 3,5 mg/kgBB/hari diberikan 2x sehari (≥ 15 tahun)
• Doksisiklin 2,2mg/kgBB/hari diberikan 2x sehari (8-14 tahun)
• Tetrasiklin 4mg/kgBB/ kali diberikan 4x sehari ( tidak untuk <8
tahun)
Tetrasiklin 4mg/kgBB/ kali diberikan 4x sehari ( tidak untuk <8
tahun)
• Lini kedua Malaria Vivaks
– Kina + Primakuin
• Pengobatan Malaria Ovale
– Lini pertama
• ACT atau artesunat + amodiakuin
– Lini kedua
• Sama seperti m.vivaks
• Pengobatan Malaria malariae
– ACT 1x/hari selama 3 hari dosis sama spt yg
lainnya, tanpa piperakuin
• Pengobatan infeksi campur falsiparum +
malariae
– ACT 3 hari + Primakuin pd hari 1
• Pengobatan infeksi campur
falsiparum+vivaks/ovale
– ACT 3 hari + Primakuin 0,25mg/kgBB/hari
selama 14 hari