You are on page 1of 22

BRONKOPNEUMONIA +PERTUSIS

PEMBIMBING
dr. Indra Wahyudi Tanjung, Sp. A
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSU DR. PIRNGADI
MEDAN 2018
 Bronkopneumonia adalah inflamasi paru yang
terfokus pada area bronkiolus dan memicu
produksi eksudat mukopurulen yang dapat
mengakibatkan obstruksi pada alveoli dan
menyebabkan konsolidasi yang merata ke
lobulus yang berdekatan.

•Marcdante, Karen J., Dkk. 2014. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi Keenam.Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah
kesehatan utama pada anak di negara-negara berkembang.
Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak berusia dibawah lima tahun (balita). Diperkirakan
hampir seperlima kematian anak diseluruh dunia lebih kurang 2
juta anak balita, meninggal setiap tahun akibat pneumonia,
sebagian besar terjadi diafrika dan asia tenggara. Menurut Survei
Kesehatan Nasional (SKN) pada tahun 2001, sebanyak 27,6%
kematian bayi dan 22,8% kematian balita di indonesia
disebabkan oleh penyakit system respiratori, terutama
pneumonia.3
Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang
Lahir - 20 hari E.Colli Bakteri anaerob
Streptococcus grup B Streptococcus grup D
Listeria monocytogenes Haemophillus influenza
Streptococcus pneumonie

Virus
Virus Sitomegalo
Virus Herpes Simpleks
3 minggu – 3 bulan Clamydia trachomatis Bordetella pertusis
Haemophillus influenza
Streptococcus tipe B
pneumonia Moraxella catharalis
Staphylococcus aureus
Virus Sitomegalo
4 bulan – 5 tahun Clamydia pneumoniae Haemophillus influenza
Mycoplasma pneumonia tipe B
Streptococcus Moraxella catharalis
pneumonia Staphylococcus aureus
Neisseria meningitides

5 tahun – remaja Clamydia pneumoniae Haemophillus influenza


Mycoplasma pneumonia Legionella sp
Streptococcus Staphylococcus aureus
pneumonia Adenovirus
Epstein-Barr
Rinovirus
Varisela zoster
Influenza
parainfluenza
Mikroorganisme penyebab terhisap paru
kebagian perifer melalui saluran respiratori
reaksi jaringan edema
Stadium hepatisasi merah
serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit,
cairanedema, bakteri
Stadium hepatisasi kelabu
deposisi fibrin, fagositosis
Stadium resolusi
peningkatan jumlah makrofag,degenerasi sel,
fibrin menipis, kuman dan debris
menghilang
Gejala umum : demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
napsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual muntah atau
diare, kadang-kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmonal
Gejala gangguan respiratori : batuk, sesak napas, retraksi dada,
takipneu, napas cuping hidung, merintih, dan sianosis
Pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak per
kusi, suara nafas melemah, dan ronki
 Batuk atau kesulitan  Batuk dan atau kesulitan
bernafas: bernafas ditambah
◦ Pada anak umur 2 bulan minimal (salah satu):
– 11 bulan : ≥ 50 • Kepala terngguk-angguk
kali/menit • Pernafasan cuping hidung
◦ Pada anak umur 1 tahun • Tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam
– 5 tahun : ≥ 40
• Foto dada menunjukkan
kali/menit gambaran pneumonia
Pneumonia Ringan (infiltrate Berat
Pneumonia luas, konsolidasi,
dll)
 Tidak dapat menyusu atau minum atau
makan, atau memuntahkan semuanya
 Kejang, letargis atau tidak sadar
 Sianosis
 Distress pernafasan berat
1. Pemeriksaan darah perifer
lengkap
2. Pemeriksaan rontgen thoraks
3. C-reactive protein (crp)
4. Uji serologis
5. Pemeriksaan mikrobiologis
 Terapi oksigen
 Berikan cairan IV seperti NaCl
 Antipiretik dan analgetik
 Pemberian antibiotik
 Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau
NaCl
Pemberian Antibiotik :
1. Amoksisilin/ampisillin 25-50 mg/kgBB/kali IV
setiap 6 jam di pantau dalam 24-72 jam pertama
dan bila anak merespon dengan baik maka
diberikan selama 5 hari.
2. Golongan Makrolid seperti gentamisin (5-
7.5mg/kgBB/kali selama 24 jam.
3. Pada pneumonia berat bisa digunakan kombinasi
ampisilin-gentamisin
4. Antibiotik intravena yang dianjurkan juga adalah
kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone,
cefuroxime, dan cefotaxime.
1. Empiema thoracis
2. Pericarditis purulenta
3. Pneumothoraks
4. Infeksi ekstrapulmonalis ( meningitis
purulenta)

Empiema torasis merupakan komplikasi tersering


yang terjadi pada pneumonia bakteri.
 Pada umumnya anak akan sembuh dari
pneumonia dengan cepat dan sembuh
sempurna.
◦ Walaupun kelainan radiologi dapat bertahan
selama 6-8 minggu sebelum kembali
kekondisi normal. Pada
beberapa anak, pneumonia dapat berlangsung
lebih lama dari 1 bulan atau dapat berulang.
Defenisi : merupakan infeksi saluran pernafasan akut
yang disebabkan oleh berdetellah pertusis, nama lain
penyakit ini adalah Tussisi Quinta, whooping cough,
batuk rejan.
Pertusis adalah penyakit yang serius pada anak-anak kecil
diseluruh dunia. Pada orang dewasa juga sering terjadi
karier yang asimptomatik atau infeksi yang ringan.
Prevalensi pertussis di seluruh dunia sekarang berkurang
karena adanya imunisasi aktif
Untuk itu anak-anak diberi vaksin DPT yang diberikan pada 2
bulan, 3 bulan dan akhirnya 5 bulan dari dosis tambahan
pada usia 18 bulan. Vaksin ini berkisar selama 5 tahun.
Penyakit ini lama-kelamaan dapat menyebabkan kematian.
Sampai saat ini manusia dikenal sebagai satu-satunya tuan
rumah dan penularannya melalui udara secara kontak
langsung dari droplet penderita selama batuk.
Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella
Pertusis yang berbentuk batang gram negatif,
tidak berspora, berkapsul, dan dapat
dimatikan pada pemanasan 50oC tetapi
bertahan pada suhu 0o – 10o C. Bakteri ini
menyangkut pada bulu dari saluran
pernapasan.
Stadium kataralis : Stadium ini berlangsung 1 – 2
minggu ditandai dengan adanya batuk-batuk ringan,
terutama pada malam hari, pilek, serak, anoreksia,
dan demam ringan
Stadium Paroksimal : Berlangsung selama 2 – 4 minggu,
batuk semakin berat sehingga pasien gelisah dengan
muka merah dan sianotik. Batuk terjadi paroksismal
berupa batuk-batuk khas. Serangan batuk panjang
dan tidak ada inspirasi di antaranya dan diakhiri
dengan whoop.
Stadium Konvalesensi : Berlangsung selama 2 minggu
sampai sembuh. Jumlah dan beratnya serangan batuk
berkurang, muntah berkurang, dan nafsu makan
timbul kembali
 Leukositosis (20.000-50.000/mm³ darah)
dengan limfositosis absolut khas
 Foto thoraks : infiltrat perihiler, atelaktasis
atau empiema
 Test serologis berguna pada stadium lanjut
penyakit dan untuk menentukan adanya
infeksi pada individu dengan kultur negatif.
 Bronkioitis
 pneumonia bacterial
 stuberculosis
 Antibiotik
Eritromisisn (50 mg/kgBB/hari) atau ampisilin (100
mg/kgBB/hari), maksimum 2gram perhari
diberikan selama 14 untuk mencegah relaps.
 Oksigen
Beri oksigen pada anak bila pernah terjadi sianosis
atau berhenti napas atau batuk paroksismal
berat.
 Suportif
Terutama menghindarkan faktor-faktor yang
menimbulkan serangan batuk, mengatur hidrasi
dan nutrisi.
Bonam dengan penatalaksanaan yang tepat
dan cepat.

You might also like