You are on page 1of 117

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kurikulum 2013

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah


2013
Beberapa Isu Publik Tentang Kurikulum

• Terkesan mendadak, tanpa evaluasi kurikulum yang sedang


berjalan
• Tidak melibatkan guru atau asosiasi profesi pendidik
• Kurang sosialisasi
• Menghapus mata pelajaran yang mendukung di persaingan
global (Bahasa Inggris dan TIK)
• Mengabaikan kemampuan guru didalam membuat RPP dan
silabus
• Tidak menjawab apa yang dibutuhkan peserta didik
• Berkembangnya stigma negatif terhadap guru
• Mestinya metodologi yang diperbaiki bukan kurikulum
• Anggaran sangat besar , khawatir seperti kasus hambalang
• Tarik-ulur anggaran antara Kemdikbud dan DPR
• Implementasi bakal terhambat karena anggaran belum disetujui
2
Kronologi Pengembangan Kurikulum 2013
DASAR HUKUM:
Amanah RPJMN 2010-2014 mengarahkan untuk memantapkan pelaksanaan sistem
pendidikan nasional, melalui penyediaan sistem pembelajaran, penyempurnaan kurikulum
pendidikan dasar dan menengah serta pembelajaran.
Sasaran : Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang
diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014.
KRONOLOGI:
31 Juli 2012 19 September 2012 14 Desember 2012
Rapat Sidang Terbatas Rapat Koordinasi Menghadapi Panja Raker Komisi X DPR RI:
Arahan Presiden RI Belanja Pemerintah Pusat Banggar DPR RI “menyetujui anggaran
“Penguatan Kurikulum Usulan Kriteria Pemanfaatan Optimalisasi Kurikulum untuk Satker
dengan penekanan Anggaran Pendidikan : Dikdas dan Dikmen”
memasukkan pendidikan “Program telah dibahas dan disetujui
karakter” oleh Komite Pendidikan Nasional”

18 Februari 2013
4 Agustus 2012
Sidkab Paripurna
RPJMN 2010- Komite Pendidikan 22 November 2012
Arahan Presiden:
2014 Laporan awal : Raker Komisi X DPR RI:
“kurikulum 2013 lebih
INPRES 1/2010 Penataan dan Penyempurnaan “sepakat pembahasan
disosialisasikan secara
(Pengembangan) Kurikulum pengembangan kurikulum dalam
masif untuk
 Komite Pendidikan Menyetujui panja Kurikulum”
pelaksanaannya
3 mulai
TA 2013/2014”
3
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947 1975 2004
Rencana Pelajaran → Kurikulum Rintisan
Dirinci dalam Rencana Sekolah Dasar Kurikulum
Pelajaran Terurai Berbasis
Kompetensi
1968 1994 (KBK)
Kurikulum Kurikulum 1994 2013
Sekolah Dasar ‘Kurikulum 2013’

1945 1955 1965 1975 1985 1995 2005 2015

1984
Kurikulum 1984 2006
1973 Kurikulum
Kurikulum Proyek Tingkat Satuan
Perintis Sekolah Pendidikan
Pembangunan (KTSP)
1964 (PPSP) 1997
Rencana Revisi Kurikulum 1994
Pendidikan
Sekolah Dasar
Materi pengetahuan Produk
4
Kurikulum Sebagai Materi

• Planning oriented, mewakili pandangan teoritis


• Dipergunakan di Indonesia periode sebelum Tahun 2000
• Kurikulum sebagai wahana menyampaikan pengetahuan
(knowledge transmission) dari guru ke siswa
• Perencanaan pembelajaran sangat dominan dan ketat
berdasarkan urutan logis dari materi pembelajaran
• Guru melaksanakan pembelajaran dengan meneruskan apa
yang diketahuinya kepada siswa sesuai dengan silabus yang
telah ditentukan
• Penilaian berdasarkan atas penyerapan materi
pengetahuan oleh siswa terhadap rencana materi
pengetahuan yang tertuang dalam silabus

5
Kurikulum Sebagai Produk
• Result oriented, mewakili pandangan produktif
• Dipergunakan di Indonesia dalam periode Dekade 2000an
• Dipicu oleh kebutuhan pasar atas kompetensi yang harus
dikuasai oleh lulusan (produk) program pendidikan
• Berkembang dari Inggris (sejak 1980an)
• Kebebasan dalam penyampaian pembelajaran, yang penting
hasil akhirnya harus sesuai standar, yaitu memiliki kompetensi
sebagaimana dirumuskan.
• Sangat tergantung pada penilaian terstandar (harus ketat)
sejalan dengan konsep produk dimana pengecekan adalah pada
hasil akhir yang harus sesuai standar
• Diadopsi di Indonesia dalam bentuk KBK dan KTSP, dengan
modifikasi bahwa produk akhir diterjemahkan dari materi yang
harus dikuasi, sehingga standar lulusan diturunkan dari standar
isi
6
Kurikulum Sebagai Proses
• Action Oriented, mewakili pandangan praktis
• Tidak pernah digunakan di Indonesia
• Dipicu oleh kebutuhan individual siswa yang tidak dapat
diseragamkan
• Berkembang dari Finlandia (sejak 1990an)
• Penekanan pada berfikir kritis yang diwujudkan dalam tindakan
nyata dengan membangun kolaborasi antar pelaku pendidikan
(guru, siswa, pengelola)
• Mengevalusi proses secara terus menerus melalui pemantauan
proses dan capaiannya secara ketat
• Penilaian berdasarkan kemajuan siswa dalam pembelajaran
(relatif terhadap dirinya pada periode sebelumnya)
• Hasil akhir dapat berbeda bagi tiap siswa sesuai dengan bakat
dan minatnya

7
Kurikulum Sebagai Praksis Kontektual
• Pengertian baru dalam Kurikulum
• Perluasan dari konsep kurikulum sebagai proses dengan
penambahan perlunya komitmen bersama menyepakati (antar
pelaku pendidikan) kegiatan-kegiatan yang diperlukan (sebagai
bagian dari proses pembelajaran) untuk mencapai target
tertentu yang telah ditetapkan.
• Pendekatan sistem: materi  proses  produk
(konsep: teoritispraktisproduktif)
• Penguasaan materi pembelajaran diperoleh melalui siklus aksi
dan refleksi berkelanjutan (continuous action-reflection)
• Pentingnya peran guru dalam menghasilkan komitmen dari
siswa untuk mencapai target tertentu yang telah ditetapkan
• Perlunya tambahan pendekatan transdisipliner melalui tema
pembelajaran yang kontekstual dengan sekitarnya untuk
memastikan praksisnya relevan

Praxis is the process by which theory, lesson, or skill is enacted, practiced, embodied, or realized.8
Konsep Pengembangan Kurikulum Sebagai Praksis
Keutuhan
Keseragaman
Keselarasan
(Praktek terbaik)
UU Sisdiknas
Konteks Materi Inti
Kebutuhan: Kompetensi Pembelajaran
-Individu lulusan Proses Dokumen
-Masyarakat (Sikap,
-Bangsa dan Negara Pembelajaran Kurikulum
Keterampilan,
-Peradaban Pengetahuan) Proses
Bervariasi Standar Penilaian
(produk) Standar
(materi dan proses)

Sikap, Pengetahuan, Proses KI-KD Mapel


Keterampilan Pembelajaran Standar
Variasi (normal, pengayaan, remedi) 9
Perbandingan Kurikulum dari Masa ke Masa
No Kurikulum .... – 1994 Kurikulum 2004 – 2006 Kurikulum 2013
1 Basis materi Basis produk Basis praksis
2 Fokus pada ranah Mapel berkontribusi pada Mapel berkontribusi pada
pengetahuan kompetensi tertentu semua ranah kompetensi
2 Produk dan proses Produk ditentukan dari Materi dan proses
ditentukan dari materi materi, proses ditentukan diturunkan dari produk
terpisah
2 Penekanan pada rencana Penekanan pada hasil Penekanan keselarasan
rencana, kegiatan, hasil
3 Keseragaman materi Keseragaman hasil Keseragaman materi,
proses dan hasil
4 Pemantauan pelaksanaan Penilaian hasil yang sangat Penilaian proses dan hasil
silabus dan RPP standar ketat (harusnya), mis. UN secara utuh
5 Menggunakan materi Menggunakan materi sebagai Menggunakan tema
sebagai konteks konteks populer sebagai konteks

Arah Pengembangan: Kurikulum sebagai Praksis Kontekstual 10


Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum
Psikologi Pedagogi Sosio-eko-kultural * tidak pernah berhenti belajar
Pribadi beriman, bertakwa, berakhlak
Peserta Didik

Lulusan yang
Kompeten
Pembelajarmulia yang Sukses *
Pembelajaran Individu yang Percaya Diri
WN yang Bertanggung Jawab
Kontributor Peradaban yang Efektif
Kesiapan: Kelayakan: Kebutuhan:
-Fisik -Materi -Individu
-Emosional -Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia
-Metode Penyampaian
-Intelektual
-Metode Penilaian -Peradaban
- Spiritual
Kurikulum

Iklim Akademik dan


(SKL, Struktur Kurikulum, Standar-standar: Isi, Proses, dan

Manajemen dan
Budaya Sekolah

Kepemimpinan
Penilaian)

Buku Pegangan (Buku Babon)


(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru)

Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan


Guru 11
Pertimbangan Dalam Pengembangan Kurikulum
Tetap Prioritas Utama

1.
Kebutuhan
Akademis

Pengembang
Kurikulum

3. 2.
Kebutuhan Toleransi
Kebutuhan
Operasional
Aspirasi

12
Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar
Kurikulum 2013

Sedang Dikerjakan

Telah dan terus


Dikerjakan

-Peningkatan Kualifikasi &


Sertifikasi
-Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi
-Uji Kompetensi dan
Pengukuran Kinerja

-Rehab Gedung Sekolah


-BOS
-Penyediaan Lab dan Manajemen Berbasis
-Bantuan Siswa Miskin
Perpustakaan Sekolah
-BOPTN/Bidik Misi (di PT)
-Penyediaan Buku 13
Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045
"Bonus Demografi" 100 tahun kemerdekaan

Modal -Kurikulum
Kompeten
SDM Pembangunan - PTK

8 SNP
-Sarpras
Usia Produktif Transformasi Melalui Pendidikan
-Pendanaan
Melimpah Beban -Pengelolaa
Tidak Kompeten
Pembangunan n
15
....Indonesia’s economy has enormous promise...
.... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....

Perlu dipersiapkan
social engineering

Perlu peningkatan
akses, kualitas dan
relevansi
pendidikan

Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012) 16
Pergeseran Paradigma Pembangunan
s/d Dekade 1980an Dekade 1990an-2010an Dekade 2020an dst
Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Ekonomi Berbasis Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Sumberdaya Pengetahuan Berbasis Peradaban
Sumber Daya Alam
Pengetahuan sebagai Peradaban sebagai
sebagai
Modal Pembangunan Modal Pembangunan
Modal Pembangunan
Pendidikan

Pendidikan
Sumber Daya SDM Berpengetahuan SDM Beradab
Manusia sebagai sebagai sebagai
Beban Pembangunan Modal Pembangunan Modal Pembangunan

Penduduk Sebagai Penduduk Sebagai Penduduk Sebagai


Pasar/Pengguna Pelaku/Kontributor Kreator/Disiminator

Kekayaan Kekayaan Kekayaan


Pengetahuan Pengetahuan Peradaban
Pendidikan, dalam jangka panjang, adalah faktor tunggal paling menentukan melebarnya
jurang kesenjangan, oleh karena itu investasi dalam bidang pendidikan adalah cara logis
untuk menghilangkan kesenjangan tersebut 17
Pembangunan Kesejahteraan Berbasis Peradaban

Modal Individu

Pembangunan
Kesejahteraan
Modal Sosial- Modal
Budaya
Modal SDM
Peradaban -Sikap
Modal Sistem -Keterampilan
Pemerintahan -pengetahuan

Modal
Pengetahuan/
Keterampilan
Global Prosperity Index menempatkan Indonesia pada
urutan ke 63, dengan modal sosial-budaya menempati Terwujud Melalui
urutan ke 27 Keutuhan ASK
18
men
• Komunikasi
• Etika kerja
• Kemampuan memahami prosedur (dan membuat)
• Kerjasama
• Menerapkan pengetahuan dalam pekerjaan
(5 dengan skor tertinggi dari 28 kompetensi generik yang diteliti Farkas (2010))

Implementasinya dalam Rancangan Kurikulum 2013:


1. Kemampuan komunikasi tulis, lisan, visual dilatihkan pada tiap muatan
pembelajaran
2. Kompetensi sikap adalah bagian dari tiap muatan pembelajaran
3. Kemampuan prosedural dikenalkan sejak SD, sebagai kompetensi lulusan SLTP
dan SLTA
4. Kemampuan kerjasama dilatihkan sejak SD (penugasan proyek pada tiap
tema/bab)
5. Pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan, tetapi harus berlanjut sampai
Tantangan: Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21
Ciri Abad 21 Model Pembelajaran
Informasi (Kurtzweil) Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
(tak dibatasi jumlah, lokasi, dan peserta didik mencari tahu dari berbagai
waktu) sumber observasi, bukan diberi tahu

Komputasi (Moore-Koomey) Pembelajaran diarahkan untuk mampu


(lebih cepat & hemat memakai merumuskan masalah [menanya], bukan
mesin) hanya menyelesaikan masalah [menjawab]

Pembelajaran diarahkan untuk melatih


Otomasi (Ford) berfikir prosedural dan metakognitif bukan
(pekerjaan rutin dapat diotomasi) melaksanakan kegiatan mekanistis [rutin]

Pembelajaran menekankan pentingnya


Komunikasi (Metcalfe) membentuk jejaring untuk bekerjasama dan
(dari mana saja, ke mana saja) berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah

Pengetahuan (Ackoff) Pembelajaran berbasis aktivitas melalui


(dibentuk melalui data  informasi) pengamatan dan pengolahan hasilnya

Pembelajaran menekankan pentingnya


Diseminasi (Horowitz) kemampuan komunikasi lisan, tulis untuk
(Nilai informasi = sebarannya) menyebarkan ide 20
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008

Kehidupan dan Karir Pembelajaran dan Inovasi Informasi, Media and


• Fleksibel dan adaptif • Kreatif dan inovasi Teknologi
• Berinisiatif dan mandiri • Berfikir kritis menyelesaikan masalah • Melek informasi
• Keterampilan sosial dan budaya • Komunikasi dan kolaborasi • Melek Media
• Produktif dan akuntabel • Melek TIK
• Kepemimpinan&tanggung jawab

Kerangka ini menunjukkan


bahwa berpengetahuan
[melalui core subjects] saja
tidak cukup, harus dilengkapi:
-Berkemampuan kreatif - kritis
-Berkarakter kuat [bertanggung
jawab, sosial, toleran,
produktif, adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi
Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 21
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
•Mendukung Keseimbangan
Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak
penilaian: tes standar serta
penilaian normatif dan sumatif hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain
•Menekankan pada pemanfaatan termasuk portofolio siswa. Disamping itu dierlukan
umpan balik berdasarkan kinerja dukungan lingkungan pendidikan yang memadai
peserta didik
•Membolehkan pengembangan
portofolio siswa

•Menciptakan latihan
pembelajaran, dukungan SDM
dan infrastruktur
•Memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagi
pengalaman dan integrasinya di
kelas
•Memungkinkan peserta didik
untuk belajar yang relevan
dengan konteks dunia
•Mendukung perluasan
keterlibatan komunitas dalam
pembelajaran, baik langsung
maupun online 22
Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan
dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif

Pemahaman Lama Pemahaman Baru


Terbatas untuk seni Untuk semua mata pelajaran
Murni bakat Keterampilan yang dapat
dipelajari
Originalitas Originalitas dan nilai (asas
manfaat)
Tidak perlu pengetahuan Pengetahuan lapangan sangat
pendukung diperlukan
Terobosan besar Keterampilan berfikir (kontribusi
dalam pengembangan)
Free play (bebas) dan discovery Stimulation play (terarah) dan
discovery
Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training 23
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
Pembelajaran berbasis
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: kecerdasan tidak akan
- Observing [mengamat] memberikan hasil siginifikan
- Questioning [menanya] (hanya peningkatan 50%)
- Experimenting [mencoba] Personal dibandingkan yang berbasis
- Associating [menalar] kreativitas (sampai 200%)
- Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal

Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan


pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba
[observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu,
dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
24
24
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s
creativity: what can we learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif
melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk:
- mencoba,
- menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap
informasi,
- memiliki interpretasi sendiri terkait
pengetahuan/kejadian,
25
Arah Pengembangan: Penguatan
Proses Proses
Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran
Pembelajaran Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[discovery learning]
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis,
sistematis, dan kreatif
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai
tinggi
Menekankan pada pertanyaan yang mebutuhkan pemikiran
Penilaian mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
26
Refleksi dari Hasil PISA 2009
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% Level 6
60%
50% 50% Level 5
40% 40% Level 4
30% 30%
20% Matematika 20% Level 3
10% IPA
10% Level 2
0% 0%
Level 1
Below Level 1

100% Level 6
90%
80%
70% Level 5 Hampir semua siswa Indonesia hanya
60%
50% menguasai pelajaran sampai level 3 saja,
40% Level 4
30% sementara negara lain banyak yang sampai
20% Bahasa Level 3 level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan
10%
0% bahwa semua manusia diciptakan sama,
Level 2
interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu:
Level 1b yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan
Level 1a zaman  penyesuaian kurikulum
27
Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Turkey

Turkey
Malaysia

Malaysia
Thailand

Iran

Thailand
Iran
Japan

Japan
Singapore

Morocco

Singapore

Morocco
Indonesia
Korea, Rep. of

Saudi Arabia

Korea, Rep. of

Saudi Arabia

Indonesia
Chinese Taipei

Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara Chinese Taipei
hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan
keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang
diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

28
Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Turkey

Turkey
Chinese Taipei

Iran

Chinese Taipei

Iran
Singapore

Japan

Singapore

Japan
Morocco

Morocco
Korea, Rep. of

Korea, Rep. of
Malaysia

Malaysia
Thailand

Thailand
Indonesia

Indonesia
Saudi Arabia

Saudi Arabia
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara
hampir 40% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan
keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang
diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

29
Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV
2006 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Chinese Taipei

Iran

Chinese Taipei

Iran
Singapore

Singapore
Indonesia

Indonesia
Saudi Arabia

Morocco
Morocco

Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih
dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan
bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di
Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

30
Model Soal TIMSS

TIMSS dan PIRLS membagi soal-soalnya menjadi


empat katagori:
– Low mengukur kemampuan sampai level knowing
– Intermediate mengukur kemampuan sampai level
applying
– High mengukur kemampuan sampai level reasoning
– Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning
with incomplete information

31
Contoh Soal PISA
Perbandingan Kurikulum IPA SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS
Domain Topics
Biology 1. Major organs and organ systems in humans and other organisms
2. Cells and their functions, including respiration and photosynthesis as cellular process
3. Reproduction and heredity
4. Role of variation & adaptation in survival/extinction of species in a changing environ.
5. Interdependence of populations of organisms in an ecosystem
6. Reasons for increase in world’s human population and its effects on the environment
7. Human health (infection, prevention, immunity) and the importance of diet & exercise
Chemistry 1. Classification, composition, and particulate structure of matter (inside atom)
2. Solutions (solvent, solute, concentration/dilution, effect of temperature on solubility)
3. Properties and uses of common acids and bases
4. Chemical change (transformation, conservation, oxidation)
Physics 1. Physical states and changes in matter
2. Energy forms, transformations, heat, and temperature
3. Basic properties/behaviors of light and sound
4. Electric circuits and properties and uses of permanent magnets and electromagnets
5. Forces and motion (forces, basic description of motion, effects of density & pressure)
Earth 1. Earth’s structure and physical features
Merah: Belum Diajarkan di Kelas VIII
2. Earth’s processes, cycles, and history
Science
3. Earth’s resources, their use, and conservation
4. Earth in the solar system and the universe

34
Perbandingan Kurikulum Matematika SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS
Domain Topics
Number 1. Computing, estimating, or approximating with whole numbers
2. Concepts of fractions and computing with fractions
3. Concepts of decimals and computing with decimals
4. Representing, comparing, ordering, and computing with integers
5. Problem solving involving percents and proportions
Algebra 1. Numeric, algebraic, and geometric patterns or sequences
2. Simplifying and evaluating algebraic expressions
3. Simple linear equations and inequalities
4. Simultaneous (two variables equations) Merah: Belum Diajarkan di Kelas VIII
5. Representation of functions as ordered pairs, tables, graphs, words, or equations
Geometry 1. Geometric properties of angles and geometric shapes
2. Congruent figures and similar triangles
3. Relationship between three-dimensional shapes and their two-dimensional represent.
4. Using appropriate measurement formulas for perimeters, circumferences, areas,
surface areas, and volumes
5. Points on the Cartesian plane
6. Translation, reflection, and rotation
Data & 1. Reading and displaying data using tables, pictographs, bar, pie, and line graphs
2. Interpreting data sets
Chances
3. Judging, predicting, and determining the chances of possible outcomes
Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi
siswa kelas VIII yang mengikuti TIMSS 35
Perbandingan Kurikulum Matematika SD Kelas IV dan Materi TIMSS
Domain Topics
Number 1. Concepts of whole numbers, including place value and ordering
2. Adding, subtracting, multiplying, and/or dividing with whole numbers
3. Concepts of fractions
4. Adding and subtracting with fractions
5. Concepts of decimals, including place value and ordering
6. Adding and subtracting with decimals
7. Number sentences Merah: Belum Diajarkan di Kelas IV
8. Number patterns
Geometry 1. Lines: measuring, estimating length of; parallel and perpendicular lines
2. Comparing and drawing angles
Shapes
3. Using informal coordinate systems to locate points in a plane
and 4. Elementary properties of common geometric shapes
Measu- 5. Reflections and rotations
rement 6. Relationships between two-dimensional and three-dimensional shapes
7. Finding and estimating areas, perimeters, and volumes
Data 1. Reading data from tables, pictographs, bar graphs, or pie charts
2. Drawing conclusions from data displays
Display
3. Displaying data using tables, pictographs, and bar graphs

Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi
siswa kelas IV yang mengikuti TIMSS
36
Persentase Siswa SMP Kelas VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (IPA)
All Science Biology Chemistry Physics Earth Science
(20 Topics) (7 Topics) (4 Topics) (5 Topics) (4 Topics)
Iran 91 82 98 98 91
Turkey 89 93 99 97 63
Saudi Arabia 88 86 91 85 92
Thailand 74 69 92 67 72
Chinese Taipei 68 92 98 59 5
Indonesia 67 73 82 79 27
Singapore 65 63 80 83 31
Malaysia 63 61 80 72 38
Morocco 57 56 59 55 62
Japan 57 35 86 76 41
Korea, Rep.Of 54 38 42 79 64
Walaupun hampir semua materi IPA ada pada kurikulum, tetapi tidak semua memperoleh
pelajaran tersebut. Menunjukkan banyak materi kurikulum yang tidak diajarkan . Hal ini
sangat mungkin terkait dengan kemampuan profesi guru, mengajarkan apa yang mereka
pahami, dan melompati yang mereka merasa kurang paham
Source: TIMSS 2011 International Science Report. 37
Pesersentase Siswa SMP Kls VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS
(Matematika)
All Data and
Number Algebra Geometry
Mathematics Chance
(5 Topics) (5 Topics) (6 Topics)
(19 Topics) (3 Topics)
Turkey 94 100 92 89 98
Korea, Rep.Of 92 100 91 92 81
Saudi Arabia 92 99 85 93 88
Japan 91 99 92 93 75
Singapore 88 99 94 75 83
Malaysia 84 98 73 93 63
Iran 80 100 74 81 58
Chinese Taipei 79 99 97 84 4
Thailand 77 98 62 80 65
Indonesia 69 97 84 61 12
Morocco 62 97 61 46 35
Mengingat tidak semua materi matematika TIMSS terdapat pada kurikulum, sehingga wajar
apabila persentase siswa yang telah diajar materi TIMSS adalah rendah

Source: TIMSS 2011 International Mathematics Report. 38


Tingkat Kesulitan Mata Pelajaran
PKN KTSP 2006 Kelas IV PKN KTSP 2006 Kelas V
• Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan • Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik
pemerintahan desa dan pem. kecamatan Indonesia
• Menggambarkan struktur organisasi desa dan • Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara
pemerintah kecamatan Kesatuan Republik Indonesia
• Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan • Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam
pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
• Menggambarkan struktur organisasi Indonesia
kabupaten, kota, dan provinsi • Pengertian dan pentingnya peraturan
• Mengenal lembaga-lembaga negara dalam perundang-undangan tingkat pusat dan daerah
susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti • Memberikan contoh peraturan perundang-
MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK undangan tingkat pusat dan daerah, seperti
• Menyebutkan organisasi pemerintahan pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok
tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil • Mendeskripsikan pengertian organisasi
Presiden dan para Menteri • contoh organisasi di lingkungan sekolah dan
• Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang masyarakat
pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan • Menampilkan peran serta dalam memilih
internasional organisasi di sekolah
• Memberikan contoh sederhana pengaruh • Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
globalisasi di lingkungannya • Mematuhi keputusan bersama
• Menentukan sikap terhadap pengaruh
globalisasi yang terjadi di lingkungannya
Warna merah: terlalu berat bagi siswa SD 39
Arah Pengembangan: Penguatan Materi
• Evaluasi ulang ruang lingkup materi:
– Meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak
relevan bagi siswa
– Mempertahankan materi yang sesuai dengan
kebutuhan siswa
– Menambahkan materi yang dianggap penting dalam
perbandingan internasional
• Evaluasi ulang kedalaman materi sesuai dengan
tuntutan perbandingan internasional [s/d
reasoning]
• Menyusun kompetensi dasar yang sesuai
dengan materi yang dibutuhkan
40
Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)

Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi


manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


Sikap Sosial berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis,
bertanggung jawab
Pengetahuan berilmu
Keterampilan cakap dan kreatif
41
Peran Kurikulum sebagai Integrator
Sistem Nilai, Pengetahuan dan Keterampilan

Watak/Perilaku Kolektif

Kompetensi: Watak/
Sistem -Sikap Aktualisasi Internalisasi
Perilaku
Nilai -keterampilan (Action) (Reflection)
-Pengetahuan Individu

Kurikulum
-Produktif
-Inovatif
-Peduli
-...
Pembelajaran
PTK dan dukungan lain:
SarPras,... 42
Kebudayaan Pendidikan

Bangsa yang Cerdas

Sosial

Kultural
Spiritual

Kinestesis
Intelektual

Bangsa Berpengetahuan dan Berbudaya

Bangsa yang Beradab


Afektif
Kreatif

Inovatif
Produktif
Peran Pendidikan dan Kebudayaan

Bangsa yang
Kolaboratif-Kompetitif
43
Tema Pengembangan Kurikulum 2013
(Sesuai UU 20/2003)

Kurikulum yang dapat


menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif, Kreatif,
Inovatif,
Produktif
Kreatif Afektif
Inovatif melalui penguatan
Afektif
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan
yang terintegrasi

44
Dukungan Pembelajaran Kreatif

Creative Peran Guru


Teaching

Creative
Pedagogy

Teaching
Peran Creative Peran Buku
for
Kurikulum Learning (Sarpras) dan
Creativity Budaya Sekolah

45
Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006

Mapel 1 Mapel 2 Mapel 3 .... Mapel n

SKL Mapel 1 SKL Mapel 2 SKL Mapel 3 .... SKL Mapel n

SK-KD Mapel SK-KD Mapel SK-KD Mapel .... SK-KD Mapel


1 2 3 n

Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan


Pendidikan

SK-KD: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 46


Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006

Kerah Saku

Lengan Kiri Lengan Kanan

Muka Kiri Muka Kanan


Belakang

47
Pola Pikir Kurikulum 2013
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan
58 cm)

38 cm
saku 58 cm
92 cm
83 cm
86 cm
kerah Belakang
Lengan Kiri Muka Kiri Muka Kanan Lengan Kanan

48
Arah Rancangan: Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
Standar Isi diturunkan dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Standar Isi diturunkan dari Standar
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan melalui
Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi Inti yang bebas mata
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran
Pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk Semua mata pelajaran harus
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk berkontribusi terhadap
pengetahuan pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, Semua mata pelajaran diikat oleh
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah kompetensi inti (tiap kelas)
6 Kurikulum adalah bagian dari Standar Isi Kurikulum adalah turunan dari SKL,
SI, Proses, Penilaian

49
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Elemen Ukuran Tata kelola KTSP 2006 Kurikulum 2013
Kewenangan Hampir mutlak Terbatas
Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi. Bagi yang
rendah masih terbantu dengan
Guru adanya buku
Beban Berat Ringan
Efektivitas waktu untuk Rendah [banyak waktu Tinggi
kegiatan pembelajaran untuk persiapan]
Peran penerbit Besar Kecil
Buku Variasi materi dan proses Tinggi Rendah
Variasi harga/beban siswa Tinggi Rendah
Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya Tidak sepenuhnya tergantung
Siswa pada guru guru, tetapi juga buku yang
disediakan pemerintah
Titik Penyimpangan Banyak Sedikit
Besar Penyimpangan Tinggi Rendah
Pemantauan
Pengawasan Sulit, hampir tidak Mudah
mungkin

50
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Proses Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013
Guru Hampir mutlak [dibatasi hanya Pengembangan dari yang
Penyusunan oleh SK-KD] sudah disiapkan
Silabus Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak
Pemerintah Daerah Supervisi penyusunan Supervisi pelaksanaan
Penerbit Kuat Lemah
Penyediaan Guru Hampir mutlak Kecil, untuk buku pengayaan
Buku Pemerintah Kecil, untuk kelayakan Mutlak untuk buku teks
penggunaan di sekolah
Penyusunan Guru Hampir mutlak Kecil, untuk pengembangan
Rencana dari yang ada pada buku teks
Pelaksanaan Pemerintah Daerah Supervisi penyusunan dan Supervisi pelaksanaan dan
Pembelajaran pemantauan pemantauan
Guru Mutlak Hampir mutlak
Pelaksanaan Pemerintah Daerah Pemantauan kesesuaian Pemantauan kesesuaian
Pembelajaran dengan rencana [variatif] dengan buku teks [terkendali]

Penjaminan Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu Mudah, karena mengarah


Mutu besar pada pedoman yang sama

51
Penyesuaian PP 19/2005  PP 32/2013
Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No.
54/2013)

Standar Isi Standar Standar


(No. Proses Penilaian
64/2013) (No. 65/2013) (No. 66/2013)

KD dan Struktur Kurikulum SD/MI (No. 67/ 2013)


KD dan Struktur Kurikulum SMP/MTs (No. 68/2013)
KD dan Struktur Kurikulum SMA/MA (No. 69/2013)
KD dan Struktur Kurikulum SMK/MAK (No. 70/2013)

Buku Teks Pelajaran (No. 71/2013)

Implementasi Kurikulum 81 A (No. 71/2013) 52


Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013  SP
Perluasan dan pendalaman dalam proses pencapaian kompetensi
2006 2013
Creating
Characterizing/ PT
Evaluating Actualizing Communicating Evaluating

Organizing/
Analyzing Internalizing Associating Analyzing SMA/K

Applying Valuing Experi- SMP


menting Applying

Under- Under-
standing Responding Questioning
standing S
D
Knowing/ Knowing/
Remembering Accepting Observing
Remembering
Knowledge Attitude Skill Knowledge
(Bloom) (Krathwohl) (Dyers) (Bloom)
53
Rumusan Materi (Pengetahuan) dalam Kurikulum 2013  SI

Perluasan dan pendalaman taksonomi Bloom menjadi Bloom-Anderson

Mengetahui Memahami Menerapkan Mengana Mengeva Mencipta


-lisis -luasi

Faktual
SD/MI
Konseptual
SMP/MTs
Prosedural SMA/MA/
SMK/MAK
Meta-
kognitif

54
Rumusan Produk dalam Kurikulum 2013  SKL
DOMAIN SD SMP SMA-SMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB
SIKAP
DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA
DUNIA DAN PERADABANNYA

Mengamati + Menanya + Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta

KETERAMPILAN
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG PRODUKTIF DAN KREATIF DALAM
RANAH KONKRET DAN ABSTRAK

Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi +Mencipta

PENGETAHUAN PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN
BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN

Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;


1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan
55
Pembentukan Kompetensi Melalui
Pembelajaran dan Pemanfaatannya
Belajar
Bagaimana

Belajar
Mengap
a

Belajar Apa Keterampilan

Keteram- Pengetahuan
Pengetahuan Sikap
pilan

Pembelajaran  K-S-A Sikap

Pemanfaatan  A-S-K 56
Keterkaitan Kompetensi Lulusan antar Jenjang
Pendidikan

Proses Perumusan

Tujuan
KIKI
KL
Kelas VI Pendidikan
KIKIKL Kelas VI
KIKI Kelas V PT/PTA Nasional
Kelas
SMA/KV
KIKI KL
Kelas IV
Kelas IV
KL /MA/MAK
Kelas IIII
Kelas IIII
SMP/MTs
SD/MI

Proses Pembentukan
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata Pelajaran
Himpunan Pelajaran
Mata Kompetensi Inti
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran Dasar
Himpunan Kompetensi
Mata
MataPelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
MataPelajaran
Pelajaran KL : Kompetensi Lulusan
57
Keterkaitan antara Kompetensi Lulusan, Kompetensi Dasar
dan Matapelajaran untuk SD
Proses Perumusan

KIKI Kompetensi
KI Kompetensi
KIKI Kelas
KelasVIKI
VI Lulusan
KelasKI Kelas VI Lulusan
Kompetensi
KIKI KelasVKI
V Kelas VI
KelasKI Kelas V Lulusan
KIKI KelasIVKI
IV Kelas V
Kelas KIKI Kelas IV
KIKI KelasIIIIIIII Kelas IV
KelasKI Kelas IIII
KIKI KelasIIKI
II Kelas IIII

Proses Pembentukan
KelasKI Kelas II
KelasIKI
I Kelas II
Kelas I
Kelas I Mata Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata Pelajaran Dasar
Himpunan Kompetensi
Mata
MataPelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
Pelajaran
Mata
Mata Pelajaran
MataPelajaran
Pelajaran
.. Kurikulum 2013 menekankan pentingnya penguatan KI : Kompetensi Inti
kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
lulusan 58
Elemen Perubahan pada Kurikulum 2013

Elemen Perubahan

59
Elemen Perubahan
Elemen Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Kompetensi • Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
Lulusan berimbang
Materi (ISI) • Adanya keseimbangan antara materi untuk mendukung kemampuan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
• Semua konten mendukung ketiga kompetensi diatas secara berimbang
Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui:
(ISI) • Tematik Integratif •Mata pelajaran •Mata pelajaran •Kompetensi
dalam semua IPA dan IPS wajib, peminatan, keterampilan
mata pelajaran masing- lintas minat, dan yang sesuai
masingnya pendalaman dengan standar
adalah terpadu minat industri
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menalar,
Menyajikan, dan Mencipta.
Proses
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah
pembelajaran
dan masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan60
Elemen Perubahan
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilaian melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur kompetensi
Penilaian hasil
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
belajar
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen
utama penilaian dan penilaian mandiri oleh siswa
Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib) • Pramuka (wajib)
• UKS • OSIS
• PMR • UKS
• Bahasa Inggris • PMR
• Dll
• Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam
permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari
pramuka)

61
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 untuk SD/MI
KTSP 2006 Kurikulum 2013
Materi didominasi pengetahuan Materi memuat secara berimbang antara sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
Mata pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
mendukung kompetensi tertentu [sikap, keterampilan, pengetahuan]
Mata pelajaran dirancang berdiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain
sendiri dan memiliki standar dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi lulusan sendiri kompetensi inti tiap kelas
Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap dan
mapel lain keterampilan berbahasa}
Tiap mata pelajaran diajarkan Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang
dengan pendekatan berbeda sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar,....
Tiap jenis konten pembelajaran Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait
diajarkan terpisah [separated dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau
curriculum] integrated curriculum]
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan
penggerak konten pembelajaran lainnya
Tematik untuk kelas I – III [belum Tematik Integratif untuk Kelas I – VI
integratif] 62
Arah Rancangan: Penyesuaian Beban Guru dan Siswa
SD
Pelaku Beban Penyelesaian
Menyusun Silabus Disediakan buku
Mencari buku yang sesuai pegangan guru
Mengajar beberapa mata pelajaran dengan
cara berbeda
Pendekatan tematik
Guru Mengajar banyak mata pelajaran
terpadu menggunakan
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai satu buku untuk semua
penghela mata pelajaran yang lain sehingga mata pelajaran sehingga
selaras dapat selaras dengan
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kemampuan Bahasa
penggerak pembahasan Indonesia sebagai alat
Mempelajari banyak mapel komunikasi dan carrier of
knowledge
Mempelajarai mata pelajaran dengan cara
Murid berbeda
Membeli buku Penyedian buku teks oleh
Membeli lembar kerja siswa pemerintah/daerah 63
Pembelajaran Sekolah Dasar Versi Kurikulum 2013
Sumber Kompetensi Buku Aktivitas Guru
Pend. Agama
Agama & Budi Pekerti
Guru PA&BP

Pancasila &
Sikap, Pengetahuan, Keterampilan

Kewarganegaraan
Bahasa Buku
Indonesia Tema
Matematika
Buku
Buku
Terpadu
Buku
Tema Siswa
Tema
Tema : Guru
IPA (Tematik Sekolah
(Tematik
-Dalam Mapel
(Tematik Kelas
(Intra-disiplin)
Terpadu Dasar
IPS Terpadu
Terpadu
-Antar Mapel
(Inter-disiplin)
Seni Budaya & )))Mapel
-Luar
/Kontekstual
Prakarya (Trans-disiplin)
Olahraga &
Guru PJOK
Kesehatan
(Bahasa Indonesia sebagai
penghela mapel lain) 64
Perbedaan Esensial Kurikulum SMP
KTSP 2006 Kurikulum 2013
Mata pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
mendukung kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan]
tertentu
Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang
berdiri sendiri dan memiliki lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi dasar sendiri kompetensi inti tiap kelas
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan
pengetahuan carrier of knowledge
Tiap mata pelajaran diajarkan Semua mata pelajaran diajarkan dengan
dengan pendekatan yang pendekatan yang sama, yaitu pendekatan saintifik
berbeda melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar,....
Kurangnya penekanan pada Semua mata pelajaran menekankan pentingnya
kemampuan prosedural prosedur rinci dalam penyelesaian masalah

TIK adalah mata pelajaran TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan


sendiri sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
65
Perbedaan Esensial Kurikulum SMA/K
KTSP 2006 Kurikulum 2013
Mata pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap,
mendukung kompetensi keterampilan, pengetahuan] dengan penekanan yang berbeda
tertentu
Mapel dirancang berdiri Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan
sendiri dan memiliki memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap
kompetensi dasar sendiri kelas
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of
pengetahuan knowledge
Tiap mata pelajaran Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang
diajarkan dengan sama, yaitu pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
pendekatan yang berbeda mencoba, menalar,....
Untuk SMA, ada Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib,
penjurusan sejak kelas XI peminatan, antar minat, dan pendalaman minat
SMA dan SMK tanpa SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait
kesamaan kompetensi dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Penjurusan di SMK sangat Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang studi],
detil [sampai keahlian] didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan
pendalaman 66
Pentingnya Tematik Terpadu
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak melihat
dunia sebagai suatu keutuhan yang terhubung,
bukannya penggalan-penggalan lepas dan terpisah.
• Mapel-mapel sekolah dasar dengan definisi
kompetensi yang berbeda menghasilkan banyak
keluaran yang sama.
• Keterkaitan satu sama lain antar mapel-mapel
sekolah dasar menyebabkan keterpaduan konten
pada berbagai mapel dan arahan bagi siswa untuk
mengaitkan antar mapel akan meningkatkan hasil
pembelajaran siswa.

67
Manfaat Tematik Terpadu

• Fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya


dengan kebutuhan siswa
• Menyatukan pembelajaran siswa untuk konvergensi
pemahaman yang diperolehnya sambil mencegah
terjadinya inkonsistensi antar mata pelajaran
• Merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah
dan lingkungannya
• Selaras dengan cara anak berfikir, dimana hasil
penelitian otak mendukung teori pedagogi dan psikologi
bahwa anak menerima banyak hal dan mengolah dan
merangkumnya menjadi satu. Sehingga mengajarkan
secara holistik terpadu adalah sejalan dengan
bagaimana otak anak mengolah informasi.

68
Sistem Implementasi Kurikulum

IKLIM DAN BUDAYA SEKOLAH

Pendidik dan
KURIKULUM Buku Tenaga
(+SarPras Kependidikan
Lain)

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

69
Faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum
Kesesuaian kompetensi
PTK dengan kurikulum Faktor Penentu
dan buku teks
Peserta Didik

Lulusan yang
Kompeten
Kurikulum

Ketersediaan buku sebagai Penguatan peran Penguatan


bahan ajar dan sumber pemerintah dalam manajemen dan Faktor
belajar yang pembinaan dan budaya sekolah Pendukung
mengintegrasikan standar pengawasan
pembentuk kurikulum 70
Budaya Sekolah
• Budaya sekolah sejajar juga dengan budaya
organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi
banyak didefinisikan juga sebagai spirit dan
keyakinan sebuah organisasi yang mendasari
lahirnya aturan-aturan, norma-norma, dan nilai-
nilai yang mengatur bagaimana seseorang harus
bekerja, bagaimana seorang anggota organisasi
berhubungan secara formal maupun informal
dengan orang lain, bagaimana kebiasaan kerja
seharusnya dimiliki seorang pemimpin maupun
anggota organisasi.
Budaya Sekolah Yang efektif
• Menekankan pada usaha akademik dan
prestasi
• Percaya bahwa semua siswa bisa mencapainya
• Pengembangan dan inovasi berkelanjutan
• Lingkungan belajar yang aman dan tertib
Skala Implementasi
No Jenjang Kelas Tahun
Satuan 2013 2014 2015
1 SD I 2% 100% 100%
II 100% 100%
III 100%
IV 2% 100% 100%
V 100% 100%
VI 100%
2 SMP VII 4% 100% 100%
VIII 100% 100%
IX 100%
3 SMA/SMK X 10% 100% 100%
XI 100% 100%
XII 100%
73
Model Buku Kurikulum 2013
• Buku berbasis aktivitas untuk semua jenjang
sekolah, terutama untuk SD/MI
• Tiap pembahasan menggunakan pendekatan
kontekstual (idealnya transdisipliner)
• Mengajak siswa untuk mencari tahu berdasarkan
konteks pembahasannya
• Pendekatan terpadu untuk buku SD/MI dan IPA-
IPS SMP/MTs
• Tiap pembahasan mencakup tiga ranah
kompetensi: pengetahuan, keterampilan, sikap
• Tiap bab/tema memuat satu atau lebih projek
untuk dikerjakan dan disajikan siswa
Manfaat Buku Teks Pelajaran Wajib Siswa:
Terjamin
capaian
minimal
Nasional: Guru:
Efiensi nasional Persiapan
hampir 60% dari mengajar lebih
penurunan mudah,
harga buku pelatihan
wajib lebih terarah
Pemerintah
Mencetak
Buku
Penerbit: Orang Tua:
1.Kualitas Tetap dapat Menghemat
lebih baik menerbitkan pendanaan
buku sekolah
2.Harga lebih
pengayaan anaknya
wajar Percetakan:
(public tetap dapat
awareness) mencetak buku
pemerintah atau
pengayaan
75
Hirarki Peran Dalam Implementasi Kurikulum 2013
PENGAWAS SENIOR

KEPALA
PENGAWAS
INTI
SEKOLAH GURU INTI
INTI

KEPALA GURU KELAS/


PENGAWAS GURU MAPEL
SEKOLAH

76
Kegiatan Pembelajaran
• Pramuka (Wajib)
Ekstra • UKS
• PMR
Kurikuler • ...

Kurikuler Ko
Kurikuler

77
SMA/SMK
• Menyiapkan bimbingan dan konseling dalam:
– Penentuan mata pelajaran lintas peminatan dan pendalaman peminatan
(bila ada) bagi siswa
– Mengantispasi perubahan minat
– Perpindahan siswa dari/ke sekolah yang belum menerapkan Kurikulum
2013
• Menentukan mekanisme transisi pada tahun pertama ini untuk:
– Pada saat tahun depan semua sekolah menerapkan Kurikulum 2013 mulai
Kelas XI padahal Kelas X masih menggunakan KTSP 2006
– Penerimaan siswa baru pada sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013
padahal selama masih di SMP belum diberi pengarahan oleh guru BK
• Menyiapkan kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan dalam bentuk
keterlibatan aktif pada pengembangan komunitas dan kepedulian sosial
• Pengaturan jadwal penggunaan kelas dan fasilitas sekolah: lintas minat,
pendalaman minat, pemanfaatan TIK, pengerjaan projek, belajar
mandiri, kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler
• Menyiapkan mekanisme penilaian mata pelajaran pada saat siswa Kelas
XII SMK melakukan praktek industri
• Memastikan Kurikulum 2013 berjalan untuk semua mata pelajaran
walaupun buku yang tersedia baru untuk 3 mata pelajaran
78
Sistem Penilaian Kurikulum 2013
No Jenis Penilaian Pelaku Waktu
1 Penilaian otentik Guru Berkelanjutan
2 Penilaian diri Siswa Tiap kali sebelum ulangan harian.
3 Penilaian projek Guru Tiap akhir bab atau tema pelajaran
4 Ulangan harian (dapat berbentuk Guru terintegrasi dengan proses
penugasan) pembelajaran
5 Ulangan Tengah dan Akhir Guru (di bawah koord. Semesteran
Semester satuan pendidikan)
6 Ujian Tingkat Kompetensi Sekolah (kisi-kisi dari Tiap tingkat kompetensi yang tidak
Pemerintah) bersamaan dengan UN
7 Ujian Mutu Tingkat Kompetensi Pemerintah (dengan Tiap akhir tingkat kompetensi
metode survei) (yang bukan akhir jenjang sekolah)
8 Ujian Sekolah Sekolah (sesuai Akhir jenjang sekolah
dengan peraturan)
9 Ujian Nasional sebagai Ujian Pemerintah (sesuai Akhir jenjang sekolah
Tingkat Kompetensi pada akhir dengan peraturan)
jenjang satuan pendidikan.

Merah: cara penilaian baru, Hitam: cara penilaian konvensional


Sistem Penilaian Kurikulum 2013
1. Penilaian Otentik 1. Ujian Tingkat Kompetensi
Waktu: terus menerus (yang bukan UN)
2. Penilaian Projek Waktu: Tiap tingkat
Waktu: Akhir Bab/Tema kompetensi
3. Ulangan Harian 2. Ujian Sekolah
Waktu: Sesuai rencana Waktu: Akhir jenjang sekolah
4. UTS/AUS Guru Sekolah
Waktu: Semesteran

Pemerintah Siswa
1. Ujian Tingkat Kompetensi (UN)
Penilaian Diri
Waktu: Akhir jenjang sekolah
Waktu: Sebelum ulangan
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi
harian
Waktu: Tiap akhir tingkat kompetensi

80
Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills1

PT

SMA/SMK

SMP

SD

Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960). 81


81
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Permendikbud 54 Tahun 2013
• Sikap
SD/MI/SDLB/Paket A SMP/MTs/SMPLB/Paket B SMA/MA/SMK/MAK/SMAL
B/Paket C
Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap mencerminkan sikap mencerminkan sikap
orang beriman, orang beriman, orang beriman,
berakhlak mulia, berakhlak mulia, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, berilmu, percaya diri, berilmu, percaya diri,
dan bertanggung jawab dan bertanggung jawab dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi dalam berinteraksi dalam berinteraksi
secara efektif dengan secara efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam di lingkungan alam dalam jangkauan alam serta dalam
rumah, sekolah, dan pergaulan dan menempatkan diri
tempat bermain. keberadaannya. sebagai cerminan
bangsa dalam
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id pergaulan dunia.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Permendikbud 54 Tahun 2013
• Pengetahuan
SD/MI/SDLB/Paket A SMP/MTs/SMPLB/Paket B SMA/MA/SMK/MAK/SMAL
B/Paket C
Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan
faktual dan konseptual faktual, konseptual, dan faktual, konseptual,
berdasarkan rasa ingin prosedural dalam ilmu prosedural, dan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata. penyebab serta dampak
di lingkungan rumah, fenomena dan kejadian.
sekolah, dan tempat
bermain.
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Permendikbud 54 Tahun 2013
• Keterampilan
SD/MI/SDLB/Paket A SMP/MTs/SMPLB/Paket B SMA/MA/SMK/MAK/SMAL
B/Paket C
Memiliki Memiliki Memiliki
kemampuan pikir kemampuan pikir kemampuan pikir
dan tindak yang dan tindak yang dan tindak yang
produktif dan kreatif efektif dan kreatif efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dalam ranah abstrak dalam ranah abstrak
dan konkret sesuai dan konkret sesuai dan konkret sebagai
dengan yang dengan yang pengembangan dari
ditugaskan dipelajari disekolah yang dipelajari di
kepadanya. dan sumber lain sekolah secara
sejenis. mandiri.

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Kompetensi Inti SMA
KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI INTI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya yang dianutnya
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, mengamalkan perilaku jujur, mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, disiplin, tanggungjawab, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, peduli (gotong royong, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), kerjasama, toleran, damai), kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro- santun, responsif dan pro- santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap aktif dan menunjukkan sikap aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi sebagai bagian dari solusi sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan atas berbagai permasalahan atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. pergaulan dunia pergaulan dunia
Kompetensi Inti SMA
KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI INTI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII
3. Memahami,menerapkan, Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan dan menganalisis menganalisis dan
faktual, konseptual, pengetahuan faktual, mengevaluasi pengetahuan
prosedural berdasarkan rasa konseptual, prosedural, dan faktual, konseptual,
ingintahunya tentang ilmu metakognitif berdasarkan prosedural, dan metakognitif
pengetahuan, teknologi, rasa ingin tahunya tentang berdasarkan rasa ingin
seni, budaya, dan humaniora ilmu pengetahuan, tahunya tentang ilmu
dengan wawasan teknologi, seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi,
kemanusiaan, kebangsaan, humaniora dengan wawasan seni, budaya, dan humaniora
kenegaraan, dan peradaban kemanusiaan, kebangsaan, dengan wawasan
terkait penyebab fenomena kenegaraan, dan peradaban kemanusiaan, kebangsaan,
dan kejadian, serta terkait penyebab fenomena kenegaraan, dan peradaban
menerapkan pengetahuan dan kejadian, serta terkait penyebab fenomena
prosedural pada bidang menerapkan pengetahuan dan kejadian, serta
kajian yang spesifik sesuai prosedural pada bidang menerapkan pengetahuan
dengan bakat dan minatnya kajian yang spesifik sesuai prosedural pada bidang
untuk memecahkan masalah dengan bakat dan minatnya kajian yang spesifik sesuai
untuk memecahkan masalah dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
Kompetensi Inti SMA
KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI INTI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah abstrak konkret dan ranah abstrak dalam ranah konkret dan
terkait dengan terkait dengan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang pengembangan dari yang pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu secara mandiri, bertindak secara mandiri serta
menggunakan metoda secara efektif dan kreatif, bertindak secara efektif dan
sesuai kaidah keilmuan serta mampu menggunakan kreatif, dan mampu
metoda sesuai kaidah menggunakan metoda
keilmuan sesuai kaidah keilmuan
Keterkaitan SKL, KI, dan KD
Kompetensi Kompetensi
SKL
Inti dasar

SIKAP KD 1.1.
KI 1
KD1.2. dst

KI 2 KD 2.1.
KD 2.2. dst

Pengetahuan KI 3 KD 3.1.
KD 3.2.
KD 3.3. dst

KD 4.1.
Keterampilan KI 4
KD 4.2.
KD 4.3. dst
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Alur berpikir/bekerja menjabarkan KD

KD 3

Indikator KD 4

Tujuan
Indikator KD2/KD1

Penilaian
Tujuan Indikator

Penilaian Tujuan

Penilaian

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Acuan Pelaksanan Pembelajaran

Permendikbud 65 Permendikbud 81 A
tahun 2013 tahun 2013 tentang
tentang Standar Implementasi
Proses Kurikulum
Lampiran IV
PELAKSAANAAN
PEMBELAJARAN

Buku Guru &


Buku Siswa

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,


pengetahuan, dan keterampilan

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Langkah-Langkah Pembelajaran
dengan Pendekatan Ilmiah

• Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar


agar peserta didik “tahu mengapa.”
• Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
• Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu apa.”
• Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Langkah-Langkah Pembelajaran

Experimen- Networking
Observing Questioning Associating
ting (membentuk
(mengamati) (menanya) (menalar)
(mencoba) Jejaring)

Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan
Kegiatan Belajar dan Maknanya.
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR YANG
PEMBELAJARAN KOMPETENSI DIKEMBANGKAN

Mengamati Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan,


menyimak, melihat (tanpa atau ketelitian, mencari
dengan alat) informasi

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan


informasi yang tidak dipahami kreativitas, rasa ingin tahu,
dari apa yang diamati atau Kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk mendapatkan pertanyaan untuk
informasi tambahan tentang apa membentuk pikiran kritis
yang diamati (dimulai dari yang perlu untuk hidup
pertanyaan faktual sampai ke cerdas dan belajar
pertanyaan yang bersifat sepanjang hayat
hipotetik)
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR YANG
PEMBELAJARAN KOMPETENSI DIKEMBANGKAN
Mengumpulkan  melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,
informasi/  membaca sumber lain selain buku jujur,sopan, menghargai
eksperimen teks pendapat orang lain,
 mengamati objek/ kejadian/ aktivitas kemampuan berkomunikasi,
 wawancara dengan nara sumber menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ - Mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap jujur,
mengolah informasi dikumpulkan baik terbatas dari hasil teliti, disiplin, taat aturan, kerja
kegiatan mengumpulkan/ eksperimen keras, kemampuan
mau pun hasil dari kegiatan mengamati menerapkan prosedur dan
dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kemampuan berpikir induktif
- Pengolahan informasi yang serta deduktif dalam
dikumpulkan dari yang bersifat menyimpulkan .
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR YANG
PEMBELAJARAN KOMPETENSI DIKEMBANGKAN

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil Mengembangkan sikap jujur,


pengamatan, kesimpulan teliti, toleransi,
berdasarkan hasil analisis Kemampuan berpikir
secara lisan, tertulis, atau sistematis, mengungkapkan
media lainnya pendapat dengan singkat dan
jelas, dan mengembangkan
Kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id

Acuan Penyusunan RPP


Permendikbud 54
tahun 2013
tentang SKL

Permendikbud Permendikbud
67,68,69, 70 tahun 65 tahun 2013
2013 tentang tentang Standar
Kerangka Proses
Dasar dan KI -KD
RPP
Permendikbud 81 A Permendikbud
tahun 2013 tentang 66 tahun 2013
Implementasi tentang
Kurikulum Stnadar
Buku Guru & Penilaian
Lampiran IV
Buku Siswa
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
• Pengukuran adalah kegiatan membandingkan
hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau
ukuran.
• Penilaian adalah proses mengumpulkan
informasi/bukti melalui pengukuran,
menafsirkan, mendeskripsikan, dan
menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran.
• Evaluasi adalah proses mengambil keputusan
berdasarkan hasil-hasil penilaian.
Penilaian Pembelajaran

• Penilaian merupakan serangkaian


kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Penilaian Otentik
• Memandang penilaian dan pembelajaran secara
terpadu.
• Penilaian otentik harus mencerminkan masalah
dunia nyata,bukan dunia sekolah.
• Menggunakan berbagai cara dan kriteria
• holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
• Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang
diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Acuan Penilaian
Permendikbud 66
tahun 2013 Permendikbud 81 A
tentang Standar tentang
Penilaian Implementasi
Kurikulum
PENILAIAN Lampiran IV
HASIL
BELAJAR

Model Penilaian
dan Model
Rapor

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang penilaian
(Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Lampiran IV)

• 1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian


kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4.
• 2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu
berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk
menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
• 3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui
kesulitan peserta didik.
• 4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak
lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran
berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi ketuntasan.
• 5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman
belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.
Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan
tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan
baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun
produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
Penilaian Pengetahuan

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru (Pendidik)
b. Penilaian Pengetahuan terdiri atas:
 Nilai Proses atau Nilai Harian (NP)
 Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
 Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)
c. Nilai Proses (NP) atau Nilai Harian (NH) diperoleh dari
hasil ulangan harian yang terdiri atas: tes tulis, tes
lisan, dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap
akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
d. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari
hasil tes tulis yang dilaksanakan pada tengah semester.
Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh
kompetensi yang telah dibelajarkan sampai dengan
saat pelaksanaan UTS.
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil
tes tulis yang dilaksanakan di akhir semester. Materi UAS
mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.
f. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata
Nilai Proses (NP), Ulangan Tengah Semester (UTS),
Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas
(UKK) yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.
g. Penilaian rapor untuk pengetahuan menggunakan
penilaian kuantitatif 1 – 4:
Sangat Baik = 4
Baik =3
Cukup =2
Kurang =1
dengan kelipatan 0,33 , dengan 2 (dua) desimal di
belakang koma

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
h. Penghitungan nilai pengetahuan adalah
dengan cara :
 Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
 Menetapkan pembobotan.
 Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah dan
peserta didik.
 Nilai harian/nilai proses disarankan untuk diberi bobot
lebih besar dari pada UTS dan UAS karena lebih
mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi
peserta didik.

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Penilaian Keterampilan

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru (Pendidik).
b. Penilaian Keterampilan diperoleh melalui penilaian kinerja yang
terdiri atas:
 Nilai Praktik
 Nilai Portofolio
 Nilai Proyek
c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan
satu KD.
d. Pengolahan Nilai untuk Keterampilan menggunakan penilaian
kuantitatif 1 – 4:
a. Sangat Baik = 4
b. Baik =3
c. Cukup =2
d. Kurang =1
dengan kelipatan 0,33 , dengan 2 (dua) desimal di belakang koma
seperti sebagai berikut: tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
e. Penghitungan Nilai Keterampilan adalah dengan cara:
 Menetapkan pembobotan.
 Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
 Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta
didik.
 Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar
daripada Nilai Portofolio dan Proyek karena lebih
mencerminkan proses perkembangan pencapaian
kompetensi peserta didik.

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Penilaian Sikap

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
Penilaian Sikap
a. Penilaian sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh
guru (pendidik).
b. Penilaian sikap diperoleh menggunakan instrumen:
Penilaian observasi (Penilaian Proses)
Penilaian diri sendiri
Penilaian antarteman
Jurnal catatan guru
c. Nilai observasi diperoleh dari hasil pengamatan
terhadap proses sikap tertentu pada sepanjang
proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD)

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
d. Untuk penilaian sikap spiritual dan sosial (KI 1 dan KI 2)
menggunakan nilai kualitatif sebagai berikut:
 SB = Sangat Baik = 80 - 100
B = Baik = 70 - 79
C = Cukup = 60 - 69
K = Kurang = < 60
e. Penghitungan nilai sikap adalah dengan cara :
 Menetapkan pembobotan.
 Pembobotan ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta
didik.
 Nilai proses atau nilai observasi disarankan diberi bobot
lebih besar dari pada penilaian diri sendiri, Nilai
antarteman, dan nilai jurnal guru karena lebih lebih
mencerminkan proses perkembangan perilaku peserta
didik yang otentik.

tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id
tuwuh_lpmpjateng@yahoo.co.id

You might also like