Professional Documents
Culture Documents
oleh
DIAN NOVITA SARI
16061030040021
Metode Validasi
Tujuan dari pelaksanaan Validasi Metode Analisa (VMA) adalah untuk
menunjukkan bahwa semua metode tetap yang digunakan sesuai dengan tujuan
penggunaannya dan selalu memberikan hasil yang dapat dipercaya. Jadi, dalam
Validasi metode analisa yang diuji atau divalidasi adalah PROTAP (prosedur tetap)
pengujian yang bersangkutan. Misalnya, “Validasi Metode Analisa Penetapan Kadar
Zat Aktif Paracemol dalam Tablet Biogesic® dengan Metode Spektrofotometri
UV/Vis”, maka yang divalidasi atau diuji validitasnya adalah Prosedur Tetap
“Penetapan Kadar Zat Aktif Paracemol dalam Tablet Biogesic® dengan Metode
Spektrofotometri UV/Vis”.
Tahapan-tahapan Validasi
1. Accuracy (kecermatan)
• Merupakan kemampuan suatu metode analisa untuk memperoleh nilai yang
sebenarnya (ketepatan pengukuran). Terdapat 5 metode penentuan akurasi
untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam bahan baku dan produk obat,
yaitu :
1. Menggunakan metode analisis untuk menetapkan kadar analit dalam bahan
baku berkhasiat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan baku
pembanding sekunder).
2. Bahan baku berkhasiat atau cemaran dalam jumlah yang diketahui
ditambahkan kedalam plasebo. Metode analisis ini akan digunakan untuk
penetapan kadar bahan baku berkhasiat/cemaran dalam produk obat.
3. Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi metode dapat dilakukan dengan
teknik standar adisi, yaitu dengan menambahkan sejumlah tertentu analit kedalam
produk obat yang telah diketahui kadarnya. Metode analisis ini digunakan untuk
penetapan kadar bahan baku berkhasiat/cemaran dalam produk obat
• Ketepatan metode analisa dihitung dari besarnya rata-rata (mean, x) kadar yang
diperoleh dari serangkaian pengukuran dibandingkan dengan kadar sebenarnya.
• Untuk Spektrofotometer UV/Vis: jarak dua puncak berdampingan: resolution factor (Rf)
> 2,5.
• Lakukan scanning (pemindaian) sampel yang diuji lihat kromatogram dari dua puncak
yang berdekatan (Rs) harus tidak kurang dari 1,5 atau terlihat adanya puncak yang terpisah
dari scanning dengan spektrofotometer UV/Vis.
• Pemisahan dua puncak yang berdekatan dalam kromatogram, resolusi (R) ditentukan
dengan persamaan :
Di mana, t2 dan t1 adalah waktu retensi dua komponen, W1 dan W2 adalah lebar puncak.
Komponen pertama dan komponen kedua yang diukur dengan jalan ekstrapolasi sisi
puncak yang relatif lurus sampai garis dasar (base line).
Sumber : https://priyambodo1971.wordpress.com/
• Hasil Kromatogram uji selektifitas yang tidak memenuhi persyaratan
Sumber : https://priyambodo1971.wordpress.com/
4. Linearitas dan Rentang
∑ (x – Xbar)(y- Ybar)
•Pengujian dilakukan paling tidak dengan menggunakan 5 kadar yang berbeda, kemudian
dilihat apakah memberikan respons yang linear apa tidak, yang ditunjukkan dengan nilai r
≥ 0,98.
5. Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quatification)
•Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan batas deteksi tergantung pada
jenis metode analisis apakah metode analisis instrumental atau noninstrumental.
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari
analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti
laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll.
Derajat ketertiruan hasil uji kemudian ditentukan sebagai fungsi dari variabel
penentuan. Ketertiruan dapat dibandingkan terhadap keseksamaan penentuan
di bawah kondisi normal untuk mendapatkan ukuran ketangguhan metode.
Perhitungannya dialakukan secara statistik menggunakan ANOVA pada kajian
kolaboratif yang disusun oleh Youden dan Stainer.
7. Kekuatan (Robustness)
• Merupakan kapasitas suatu metode analisis untuk TIDAK terpengaruh oleh variasi-
variasi kecil dalam parameter metode analisa.
• Contoh variasi kecil dalam metode analisa secara HPLC, antara lain: pH fase gerak, suhu,
tekanan, stabilitas, jumlah pelarut organik yang dimodifikasi, konsentrasi buffer,
konsentrasi additive, flow rate, suhu kolom, dan lain-lain.