You are on page 1of 27

Jurnal Reading

Epidemiologi, Pencegahan, Screening, Diagnosis dan Evaluasi: Pembaharuan


Konsultasi Bersama ICUD-SIU Mengenai Kanker Kandung Kemih

Pembimbing :
dr. Fakhri Surakhmad M.Kes, Sp.U

Disusun Oleh :
Rifda Savirani
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SMF LAB BEDAH BAGIAN UROLOGI RSUD JOMBANG
2018
Tujuan
• Untuk memperbarui rekomendasi tentang pencegahan,
skrining, diagnosis, dan evaluasi kanker kandung kemih
berdasarkan penilaian menyeluruh dari literatur terbaru
tentang topik ini
•Metode
• Menggunakan tinjauan non-sistematis, meliputi artikel
sejak bulan Juni 2017
Hasil Penelitian
• Kanker kandung kemih berada di urutan ke 9 dari seluruh
kanker di dunia
• Sekitar 165.000 orang meninggal setiap tahun
• Merokok merupakan faktor risiko utama
• Berhenti merokok adalah rekomendasi yang paling relevan
dalam hal pencegahan
• Diagnosis Kanker kandung kemih didasarkan pada cystoscopy,
tetapi pengembangan teknologi endoskopi dan pencitraan baru
dapat dengan cepat mengubah algoritma diagnosis
PEMBAHASAN
Pengantar
•Pengetahuan tentang epidemiologi, faktor resiko dan screening merupakan hal
penting untuk dapat melakukan screening dan pencegahan

•Selama satu tahun terakhir penggunaan endoscopi untuk evaluasi dan


pengobatan dari tumor saluran kemih bagian bawah terbukti efektif

•Kanker kandung kemih adalah penyakit heterogen

•Modalitas pencitraan yang baru berpengaruh terhadap evaluasi pre operatif


•Tinjauan ini didasarkan pada rekomendasi yang dibuat bersama oleh komite
ICUD-SIU yang di adakan di lisbon padatahun 2017 dan ber fokus pada indikasi,
modalitas pencegahan, deteksi dan diagnosis kanker kandung kemih
Epidemiologi: statistik secara umum
• Kanker kandung kemih menempati urutan ke sembilan dari seluruh kejadian kanker
(urutan ke 7 pada pria dan 17 pada wanita) dengan 430.000 kasus baru pada tahun 2012

• Sekitar 75 % dari pasien dengan kanker kandung kemih, baik pada pria maupun wanita,
memiliki riwayat merokok dan pekerjaan yang terpapar bahan karsinogen

• Terdapat variasi angka kejadian berdasarkan letak geografis, terutama di antara pria, lebih
dari 20/100.000 pria didiagnosa setiap tahun di eropa selatan dan hanya 2-3/100.000 di
Afrika
• Lebih dari setengah dari semua kasus kanker kandung kemih terjadi pada
kalangan 20% penduduk dunia dengan indeks pembangunan manusia yang
tinggi dan 5 % dengan indeks pembangunan manusia yang rendah

• Angka kematian 3,2 / 100.000 pada pria dan 0,9 / 100.000 wanita
Pencegahan Kanker Kandung Kemih
Faktor Resiko
1. Faktor resiko relevan yang tidak dapat dimodifikasi:
Gender. Pria 3x ber resiko dibanding wanita. Namun,
angka kematian pada wanita relatif lebih tinggi

Genetik. Yang paling relevan, N-acetyltransferase (NAT


1 dan NAT 2) dan genotif GTSM-1

Status Sosial Ekonomi. Dalam sebuah literatur


didapatkan bahwa status sosial ekonomi berbanding
terbalik terkait dengan kejadian kanker kandung kemih
Kondisi Medis
• Infeksi dengan Schistosoma haematobium yang menjadi
peradangan kronis dapat menghasilkan sel skuamosa karsinoma
• Infeksi saluran kemih dan infeksi virus, khususnya Human
papilloma virus, beresiko menjadi kanker kandung kemih
• Akibat pengaruh paparan radiasi terhadap kejadian kanker
kandung kemih
• Bahan kemoterapi
Faktor Resiko
2. Faktor Resiko yang dapat di modifikasi
Rokok. Resiko yang paling sering menyebabkan kanker
kandung kemih adalah rokok. Sebanyak 50% dari total
seluruh kasus terjadi pada perokok

Resiko pekerjaan. Resiko pekerjaan berpengaruh


sebanyak 10% pada kejadian kanker kandung kemih

Pencemaran lingkungan. Beberapa laporan telah


menunjukkan efek pencemaran lingkungan pada resiko
kanker kandung kemih, khususnya dalam persediaan air
dan makanan
Pencegahan Primer
Behenti merokok

Meminimalisir resiko kerja

Pencemaran lingkungan

Diet
Screening dan Deteksi Dini
•Deteksi dan pengobatan yg tepat pada non-muscle-invasive bladder
cancer memberikan potensi untuk mencegah invasi dan metastasis

•Screening pada orang dengan resiko tinggi merupakan solusi untuk


menghadapi tantangan ini

•Selama satu tahun terakhir penggunaan endoscopi untuk evaluasi dan


pengobatan dari tumor saluran kemih bagian bawah terbukti efektif

•Populasi dengan faktor resiko tinggi yang telah diidentifikasi


mengalami kanker kandung kemih, dapat dilakukan deteksi dini pada
1,6% dari angka kejadian
Ada beberapa faktor yg membatasi kegunaan metode ini diantaranya

• Ada kontaminasi pada individunya (usia >50 thn)


• Tidak ada konsensus terhadap metodologi yg digunakan
dalam metode ini
• Kanker kandung kemih mengalami perkembangan melalui
2 jalan
• Belum ada LOE yang cukup untuk merekomendasikan
screening maupun deteksi dini pada kanker kandung kemih
Endoscopic examination of thelower urinary tract
White Light Cystoscopy (WLC)
• WLC merupakan gold standar untuk diagnosis
kanker kandung kemih
• Sistoskopi dapat dilakukan dengan menggunakan
endoskopi fleksibel atau endoskopi kaku
(tergantung situasi dan kondisi klinis)
Photodynamic Diagnosis (PDD)
• Merupakan teknologi yang menjanjikan dan memberikan keuntungan dari
terakumulasinya protoporphyrin IX (PPIX) dalam tumor yang solid/keras
• Mengandung 5-aminolevulinic acid (5-ALA) dan hexylaminolevulinate
(HAL)
• Sebagian besar meta analisis menunjukkan bahwa TURBT yang disertai
PDD (yang mengandung 5-ALA dan HAL) dapat mencegah terjadinya
kekambuhan
• Sebuah sistematik review dan meta analisis melaporkan adanya penurunan
progresifitas yang signifikan pada pasien yang diterapi menggunakan HAL
dibanding yang menggunakan WL pada TURBT
Narrow Band Imaging (NBI)
• Pada alat ini dilakukan modifikasi terhadap filter optik yang digunakan
pada sumber cahaya pada sistem endoskopi-video untuk menyempitkan
transmisi spektrikal nya
• NBI menggunakan cahaya hijau dan biru yang dapat diserap oleh Hb
sehingga dapat menunujukkan permukaan kapiler dan pembuluh darah
pada submukosa tanpa mengginakan pewarnaan
• NBI berpotensi menjadi alat yg lebih baik dari WLC dalam deteksi kanker
kandung kemih
• Studi yang difokuskan pada hal ini menunjukkan sensitivitas yang lebih baik
dibanding WLC
Transurethral resection of bladder tumors
• Dasar pengambilan keputusan pada pasien dengan kanker kandung kemih
adalah untuk menghilangkan semua tumor papilaris, bila secara teknis
memungkinkan, sekaligus dilakukan biopsi
• Untuk meningkatkan kualitas dalam pembedahan dengan TURBT, terdapat
prosedur standar yang telah dikembangkan dan kemudian digunakan
• Bius total dianjurkan untuk menurunkan resiko gerakan pasien selama
prosedur dan untuk mengurangi kemungkinan refleks obturator yang
dapat menyebabkan perforasi kandung kemih
• Tumor yang paling mungkin menyebabkan refleks obturator atau perforasi
kandung kemih harus dikeluarkan terakhir
•Tingkat dari reseksi harus disesuaikan dengan tipe tumor
•Ada dua pendekatan dasar untuk melakukan TURBT: Reseksi dipentaskan dan
reseksi blok
•TURBT yang dipentaskan dilakukan dalam beberapa fase. Pertama, bagian
eksofitif dari tumor direseksi. Lalu, lapisan berikutnya dari jaringan direseksi
dengan cara yang sama sampai dasar tumor
•Reseksi blok dapat digunakan untuk tumor kecil, umumnya yang berukuran <3
cm. Keuntungan dari suatu reseksi blok adalah penilaian patologis yang lebih
akurat
Pencitraan pada Kanker Kandung Kemih
a. Pencitraan
Kebanyakan pasien dengan kanker kandung kemih datang dengan
dalam diagnosis
kanker kandung hematuri. Penggunaan pencitraan untuk deteksi khusus kanker
kemih kandung kemih tidak umum karena keterbatasan tertentu dari
modalitas pencitraan dan biaya. Sistoskopi dan biopsi tetap
merupakan standar emas dalam mendiagnosis kanker kandung
kemih

b. Pencitraan
Pencitraan dalam stagging kanker kandung kemih memiliki peran
dalam stagging
kanker kandung penting dalam staging MIBC. Yang utama tujuan pencitraan adalah
kemih untuk menilai tingkat lokal invasi dan untuk mendeteksi metastasis
visus nodal dan jauh.
c. Pencitraan Pasien dengan kanker kandung kemih beresiko tinggi mengembangkan tumor
saluran atas sinkron dan metachronous di saluran bagian atas

d. Computed Digunakan sebagai tambahan dalam penentuan diagnosis pada saluran bagian atas, CT
tomography (CT) mungkin juga membantu dalam mengidentifikasi invasi ekstravesis. Namun, kesulitan dalam
menentukan secara akurat bidang anatomis, kontras yang buruk, resolusi di panggul dan
ketidakmampuan untuk membedakan antara inflamasi membusuk perivesical dari tumor
infiltrasi tetap menjadi keterbatasan utama untuk pementasan yang akurat

e. Magnetic MRI menunjukkan peningkatan resolusi jaringan lunak dibandingkan dengan CT,
resonance sehingga dapat mendeteksi keterlibatan organ yang berdekatan
imaging (MRI)
Pemeriksaan tambahan dengan menggunakan DWI, dapat menentukan stagging
yang akurat
f. Nodul staging MRI sedikit lebih unggul daripada CT, karena dapat mendeteksi kelainan
pada kelenjar getah bening panggul. Namun, tidak ada kriteria baku untuk
membedakan antara jinak atau ganas pada kelenjar getah bening terlepas
dari ukuran pada kedua modalitas. MRI nanopartikel yang diperkuat
dengan limfotropik menunjukkan bukti dalam mendeteksi micrometastasis
dalam ukuran getah bening normal, dengan sensitivitas hingga 96%

g. Metastasis jauh Dengan peningkatan stagging tumor dan grading menunjukkan kelas
menunjukkan hubungan linier dengan sudah terjadinya metastasis.Pada
FDG-PET / CT telah terbukti mendeteksi metastasis pada pasien dengan
pencitraan konvensional negatif (CT dan tulang scan) dalam uji coba
prospektif yang kecil
Kesimpulan
Manajemen pada pasien kanker kandung kemih meliputi faktor resiko dengan perhatian
khusus pada faktor yang dapat di modifikasi

Pencegahan merupakan hal penting yang harus diperhatikan, dan dokter urologi harus aktif
dalam hal ini

Alat baru dalam diagnosis dan stagging diharapkan dapat meningkatkan penilaian awal pada
penyakit, menyediakan pendekatan mengenai faktor resiko dan meningkatkan hasil klinis
Daftar Pustaka
GLOBOCAN 2012 v1.0, Cancer incidence and mortality worldwide: IARC CancerBase No. 11 (2013)
International agency for research on cancer. http://globo can.iarc.fr. Accessed 24 Sept 2017
Dobruch J, Daneshmand S, Fisch M, Lotan Y, Noon AP, Resnick MJ, Shariat SF, Zlotta AR, Boorjian SA
(2016) Gender and bladder cancer: a collaborative review of etiology, biology, and outcomes. Eur Urol
69(2):300–310. https ://doi.org/10.1016/j.eurur o.2015.08.037
Marcos-Gragera R, Mallone S, Kiemeney LA, Vilardell L, Malats N, Allory Y, Sant M (2015) Urinary
tract cancer survival in Europe 1999–2007: Results of the population-based study EUROCARE-5. Europ
J Cancer (Oxf Engl 1990) 51(15):2217–2230. https ://doi.org/10.1016/j.ejca.2015.07.028
Human Development Reports. (2016) United Nations development programme.
http://hdr.undp.org/sites /defau lt/files /2016_ human devel opmen t_repor t.pdf. Accessed 30 Apr
2018
Thorstenson A, Hagberg O, Ljungberg B, Liedberg F, Jancke G, Holmang S, Malmstrom PU, Hosseini
A, Jahnson S (2016) Gender-related differences in urothelial carcinoma of the bladder: a population-
based study from the Swedish national registry of urinary bladder cancer. Scand J Urol 50(4):292–297.
https ://doi.org/10.3109/21681 805.2016.11582 07
Terima Kasih

You might also like