You are on page 1of 14

FARMAKOGNOSI II

KELOMPOK 4
1. AGUS SALIM
2. DWI OKTAVIANI
3. DETA MAYA SOMA
4. KIKI ENDIRA PUTRI
5. MARTA PRATAMA
6. M. NIRWAN MUTTAQIN
7. RIYAN JULIANSYAH
8. SITI ULFAH
9. ULFA WANA DAERA
GOLONGAN PEPTIDA DAN ENZIM
A. Senyawa peptida, karakteristik, sumber, cara
memperoleh, cara identifikasi, penggolongan
sumber simplisia penghasil serta kegunaannya
dalam pengobatan
B. Enzim, karakteristik, penggolongan sumber
simplisia serta kegunaannya dalam pengobatan.
A.PEPTIDA
1.DEFINISI PEPTIDA
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua
atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino
masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun
jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein.
Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan
berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida
dapat berupa enzim, hormon, antibiotik, dan reseptor.
2. KARAKTERISTIK PEPTIDA
 Peptida memiliki ukuran molekul yang relative
kecil, dengan berat molekul (BM) yaitu <10.000.
 Peptida merupakan senyawa bioaktif seperti
antibody dan racun, serta memiliki komposisi asam
amino yang tidak umum seperti Homolog lysine.
 Peptida resisten terhadap protease yang dihasilkan
oleh mikroflora usus.
 Peptida memliki sifat seperti candu (misal:
exorphins)
 Peptida memiliki sifat memodifikasi sifat imunitas
 Peptida bisa menghambat kerja enzim.
3. SUMBER PEPTIDA
a. Susu
b. Telur
c. Biji-bijian
d. Kedelai
e. Sari pati ayam
4. CARA MEMPEROLEH
Cara memisahkan suatu jenis asam amino dari
campuran beberapa asam amino dapat
menggunakan prinsip elektroforesis. Maka akan
diperoleh peptida.
5. CARA MENGIDENTIFIKASI
PEPTIDA
UJI BIURET
Dari uji ini, jika sample bahan makanan yang
ditetesi biuret berwarna ungu ini menandakan
bahwa bahan makanan tersebut mengandung
banyak ikatan peptida, dan jika bahan
makanan berwarna merah jambu maka bahan
makanan tersebut mengandung sedikit ikatan
peptida.
6. KEGUNAAN DALAM PENGOBATAN
a. Cycloserine : Antibiotik untuk penyakit
tuberkulosis (TBC)
b. Polymyxine : antibiotik untuk infeksi bakteri
Pseudomonas tetapi sekarang jarang digunakan
karena efek neurotoksik dan nefrotoksik.
c. Bacitracins : Bacitracin aktif terhadap berbagai
bakteri Gram positif. sebagai aditif pakan ternak
(untuk meningkatkan efisiensi pakan).
d. Insulin
e. Gelatin
f. Anti kerut
g. Obat demam berdarah
B. ENZIM
1. DEFINISI ENZIM
Enzim atau fermen (bahasa Yunani, en=didalam
dan zyme=ragi) adalah senyawa organik yang
tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel,
dan berperan sebagai biokatalisator dalam
reaksi kimia. Enzim merupakan
biomolekul protein dengan fungsi utama
sebagai katalisator atau mempercepat dan
mengoptimalkan proses reaksi di dalam sebuah
reaksi yang bersifat kimia.
2. KARAKTERISTIK ENZIM
a. Enzim bekerja spesifik, artinya enzim tidak dapat
bekerja pada semua substrat tetapi hanya bekerja
pada substrat tertentu saja.
b. Enzim berupa koloid, artinya dalam larutan enzim
membentuk suatu koloid sehingga ativitasnya
lebih besar.
c. Enzim dapat bereaksi dengan substrat asam
maupun basa. Artinya, sisi aktif enzim
mempunyai gugus R residu asam amino spesifik.
d. Termolabil, artinya aktivitas enzim dipengaruhi
oleh suhu. Jika suhu rendah, kerja enzim akan
lambat. Semakin tinggi suhu, reaksi kimia akan
berjalan cepat. Namun, jika suhu terlalu tinggi
maka enzim akan mengalami denaturasi.
e. Kerja enzim bersifat bolak-balik (reversible)
3. SUMBER ENZIM
Sumber enzim dari hewan:
a. Katalase (di hati)
b. Kemotripsin (di pankreas)
c. Lipase (di pankreas)
d. Rennet (di abomasums)
e. Tripsin (di pankreas)
Sumber enzim dari tumbuhan:
a. Aktinidin (buah kiwi)
b. a-amilase dan b-amilase (kecambah barley)
c. Bromelin (getah nanas)
d. b-glukonase (kecambah barley)
e. Lipoksigenase (kacang kedelai)
f. Papain (getah nanas)
4. CARA MEMPEROLEH ENZIM
Enzim dapat diperoleh dari hewan dan tumbuhan.
Sampai saat ini lebih dari 200 enzim telah
diisolasi dari mikroorganisme,tumbuhan dan
hewan, tetapi kurang dari 20 macam enzim yang
digunakan pada skala komersial atau industri.
5. CARA MENGIDENTIFIKASI ENZIM
Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan
kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian
dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini
memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang".
Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi
reaksi pada langkah pertama dan mengecek
apakah produk reaksinya benar pada langkah
kedua.
(Wikipedia)
6. KEGUNAAN DALAM
PENGOBATAN
Penggunaan enzim sebagai obat biasanya mengacu kepada
pemberian enzim untuk mengatasi defisiensi enzim yang
seyogyanya terdapat di dalam tubuh manusia untuk
mengkatalis rekasi-reaksi tertentu.
Berdasarkan lamanya pemberian enzim sebagai pengobatan, maka
keadaan defisiensi enzim dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara dan
bersifat menetap.
a. Sementara : defisiensi enzim-enzim pencernaan.
b. Menetap : menyebabkan banyak kelainan, yang biasanya juga
disebut sebagai kelainan genetic karena enzim merupakan
protein yang ditentukan oleh gen. Contoh kelainan akibat
defisiensi enzim antara lain adalah hemofilia.

You might also like