You are on page 1of 35

LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS

PENGARUH PEMICUAN TERHADAP PENINGKATAN PROGRAM PILAR


STBM OPEN DEFECATION FREE DI DESA PATAPAN DAN
KONDANGSARI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS DTP BEBER
KABUPATEN CIREBON 2018

Pembimbing :
dr. H. Edi Susanto, MM
Drs. Haeria, SKM., MKM

Disusun Oleh:
Gilang Rahmi Pertiwi 112170037
Noerlia 112170057
Rais Sutan M.Z. 112170063
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

STBM adalah Sanitasi total adalah


Masalah kesehatan
Tantangan pendekatan yang kondisi ketika suatu
lingkungan,
pembangunan digunakan untuk komunitas tidak
khususnya sanitasi,
sanitasi di Indonesia merubah perilaku buang air besar
sebagai
adalah sosial budaya sanitasi melalui sembarangan (BABS)
permasalahan
dan perilaku pemberdayaan atau Open
pembangunan
penduduk masyarakat dengan Defecation Free
kesehatan
metode pemicuan (ODF)
Indikator outcome STBM
• menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang
berkaitan dengan sanitasi dan perilaku
Indikator output STBM
• Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga
dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (Open
Defecation Free)
• Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di
rumah tangga
• Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah,
kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun,
sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar
• Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar
• Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat diselenggarakan dengan berpedoman pada lima
pilar yaitu
1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3) Mengelola Air Minum dan Makanan yang Aman
4) Mengelola Sampah dengan Benar
5) Mengelola Limbah Cair Rumah Tangga dengan Aman

Indikator Stop BABS adalah meningkatnya persentase penduduk yang


menggunakan akses jamban sehat yaitu 75% dan persentase penduduk yang Stop
BABS sebesar 100%

Kriteria Open Defecation Free (ODF)  Jika 100% penduduk desa tersebut mempunyai akses BAB di jamban
sehat

! Kecamatan Beber yang berada dalam binaan Puskesmas Beber terdapat 4 desa dari total 10 desa yang belum
mencapai kondisi (ODF)
B. Tujuan
Tujuan Umum
• Membantu meningkatkan program pilar STBM (sanitasi total berbasis masyarakat) di desa Patapan
Kecamatan Beber.
Tujuan Khusus
• Untuk membantu mengubah atau meningkatkan perilaku hygiene masyarakat di desa Patapan
Kecamatan Beber.
• Untuk memicu masyarakat/KK mengakses jamban sehat di desa Patapan Kecamatan Beber.
• Untuk menciptakan STOP BABS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) atau ODF di desa Patapan
Kecamatan Beber
• Untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan kelompok di program PTM
dan POSBINDU dalam mempercepat desa ODF
C. Manfaat
Manfaat bagi Puskesmas
• Sebagai bahan acuan dan informasi untuk meningkatkan pencapaian target dari pilar pertama
STBM di wilayah kerja puskesmas
Manfaat bagi Peneliti
• Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Manfaat bagi Pembaca
• Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya terutama bagi penelitian tentang Pelaksanaan
program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Profil Puskesmas Beber
Batas administratif wilayah kerja :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Harjamukti Kota Cirebon dan Kecamatan Talun
Kabupaten Cirebon;
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan;
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pancalang
Kabupaten Kuningan;
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Greged
Kabupaten Cirebon.

• Wilayah kerja terdiri dari 10 Desa dengan luas


wilayah 247,73 Km2
PELAKSANAAN KEGIATAN
PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan di Puksemas Beber tahun 2017 Adapun


didalamnya yaitu
• Program kesehatan,
• Penilaian cakupan pelayanan upaya kesehatan wajib dan
pengembangan Puskesmas Beber tahun 2017,
• Strategi kesehatan nasional STBM
A. Program Kesehatan

1. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) esensial :


• Upaya promosi kesehatan
• Upaya kesehatan lingkungan
• Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
• Upaya perbaikan gizi masyarakat
• Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
• Upaya kesehatan perorangan (UKP) :
• Upaya Pengobatan
2. Program Kesehatan Pengembangan, terdiri dari :
• Upaya Kesehatan Sekolah
• Upaya Kesehatan Olahraga
• Upaya Kesehatan Kerja
• Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut
• Upaya Kesehatan Jiwa
• Upaya Kesehatan Indera
• Upaya Kesehatan Usia Lanjut
• Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
3. Program yang Harus Dilaksanakan atau
Diselenggarakan puskesmas, terdiri dari:
• Manajemen Puskesmas
• Pelayanan Kefarmasian
• Pelayanan Keperawatan
• Pelayanan Laboratorium
Strategi Kesehatan Nasional STBM
HASIL PELAKSANAAN
A. Tinjauan Pustaka

Puskesmas sebagai penanggung jawab upaya kesehatan terdepan mempunyai


tiga fungsi yaitu:
1) sebagai pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan,
2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat,
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Fungsi Manajemen Puskesmas :
P1 = perencanaan
 P2 = pengorganisasian dan penggerakan
 P3 = pengawasan, pengendalian dan penilaian
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP):
Tahap Persiapan
 Tahap Analisa Situasi
 Tahap penyusunan Rencana usulan Kegiatan (RUK)
 Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/Menkes/SK/IX/2008 STBM dan PERMENKES No 3 Tahun 2014
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, merupakan pendekatan untuk
mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Metode pemicuan dalam STBM
tersebut dilakukan dengan menggunakan metode CLTS.
• Kar (2008), CLTS merupakan suatu pendekatan terintegrasi yang
digunakan untuk mencapai keberhasilan dan mendukung status ODF.
Dimana pihak luar yang memberikan fasilitasi, tidak memberikan
pendidikan kepada anggota masyarakat selama proses pemicuan
tersebut berlangsung. Melainkan melakukan kegiatan fasilitasi dengan
proses menyemangati dan memberdayakan masyarakat
setempat.Sanitasi total merupakan kondisi dimana suatu kelompok
masyarakat sudah tidak melakukan kegiatan buang air besar
sembarangan
Tujuan dari pelaksanaan STBM adalah terciptanya suatu kondisi sanitasi
total

• Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana


sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari
buang air besar di sembarang tempat (ODF),
• Tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan) di setiap
rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
(seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal),
sehingga semua orang terbiasa mencuci tangan dengan benar,
• Tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan) di setiap
rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
(seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal),
sehingga semua orang terbiasa mencuci tangan dengan benar,
• Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan
makanan yang aman,
• Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar, dan
• Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.

• Sedangkan indikator Outcome dari program STBM yaitu menurunnya


kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang
berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah Cakupan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Beber 2017-2018
No Program Sasaran Pencapaian % Target Kesenjangan
1 Cakupan Rumah Sehat 9.259 6.775 73,17 75,00 -1,83%
Cakupan Sarana Air Bersih
2 6.897 5.360 77,71 80,00 -2,29%

Cakupan Jumlah Jamban yang


3 memenuhi syarat 8.072 6.775 83,93 75,00 +8,93%

Cakupan Masyarakat yang


4 44.014 40.947 93% 100,00 -7%
memakai jamban
Cakupan SPAL 5.422 4.155 76,63 80,00 -3,37%
5

Cakupan Tempat-Tempat Umum


6 285 285 100,00 75,00 +25%
(TTU)
Cakupan Tempat Pengolahan
7 Makanan (TPM) 165 165 100,00 75,00 +25%

Cakupan Industri 19 19 100,00 75,00 +25%


8

Cakupan Klinik Sanitasi


9 4.472 1.075 24,04 25,00 -0,96%
Data Desa ODF Puskesmas Beber tahun 2017-2018
Jumlah Cakupan
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah penduduk pemakaian
No Nama Desa Ket
Penduduk KK Rumah Jamban Pemakai
Jamban
jamban
1 Wanayasa 2070 617 493 493 2070 100,00% Desa ODF

2 Sindangkasih 3464 1119 905 905 3464 100,00% Desa ODF

3 Sindanghayu 1793 512 415 415 1793 100,00% Desa ODF

4 Ciawigajah 7182 1948 1471 1471 7182 100,00% Desa ODF

5 Cikancas 3831 1009 837 836 3831 100,00% Desa ODF

6 Halimpu 3287 810 658 657 3287 100,00% Desa ODF

7 Cipinang 3224 888 630 480 2400 72,02% Belum ODF

8 Beber 8006 2159 1789 1425 7125 78,73% Belum ODF

9 Patapan 3061 823 577 562 2810 91,80% Belum ODF

10 Kondangsari 8096 2779 1484 1385 6995 79,99% Belum ODF

JUMLAH 44014 12664 9259 8629 40957 89,37%


• Berdasarkan tabel pertama, cakupan kesenjangan yang tertinggi pada
Cakupan Masyarakat yang Memakai Jamban yaitu -7% dan cakupan
kesenjangan yang terendah pada Cakupan Tempat-Tempat Umum
(TTU), Cakupan Tempat Pengolahan Makanan (TPM), dan Cakupan
Industri yaitu sebesar +25%.
• Berdasarkan tabel kedua, Cakupan Pemakai Jamban tertinggi pada
desa yang belum ODF yaitu Desa Patapan sebesar 91,8% dan Cakupan
Pemakai Jamban terendah pada desa yang belum ODF yaitu Desa
Cipinang sebesar 72,02%
C. Prioritas Masalah
Urutan Masalah Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Beber 2017-2018
Kriteria
No Masalah Jumlah Rangking
U S G

1 Cakupan Rumah Sehat 4 4 5 80 II

2 Cakupan Sarana Air Bersih 4 3 5 60 IV

Cakupan Jumlah Jamban yang


3 5 4 4 64 III
memenuhi syarat

Cakupan Masyarakat yang


4 5 5 4 100 I
memakai jamban

5 Cakupan SPAL 3 3 3 27 VI

Cakupan Tempat-Tempat
6 4 3 3 36 V
Umum (TTU)

Cakupan Tempat Pengolahan


7 3 3 4 36 V
Makanan (TPM)

8 Cakupan Industri 4 4 5 80 II

9 Cakupan Klinik Sanitasi 3 3 3 27 VI


• Berdasarkan langkah-langkah kegiatan yang diambil dari STBM dari
Permenkes nomor 3 Tahun 2014 tentang STBM tersebut,
permasalahan mengenai salah satu indikator output dari program
STBM yaitu Bebas Buang Air Besar Sembarangan menjadi prioritas
masalah yang diutamakan.
D. Analisis Akar Penyebab Masalah
E. Pemecahan Masalah

Prrioritas
No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih
Masalah

Cakupan Manusia : Penyuluhan kepada masyarakat mengenai Penyuluhan kepada masyarakat mengenai
masyarakat Pengetahuan masyarakat penyakit yang ditularkan lewat tanah, air dan penyakit yang ditularkan lewat tanah, air
1
pemakaian jamban mengenai penyakit dan mulut serta PHBS dan mulut serta PHBS
(-7%) PHBS belum mencukupi

masyarakat belum merasa Penyuluhan mengenai manfaat dari jamban dan Penyuluhan mengenai manfaat dari jamban
2 butuh akan jamban penyakit yang ditularkan lewat feses dan penyakit yang ditularkan lewat feses

Metoda : Perencanaan kegiatan pemicuan di desa-desa Memicu masyarakat akan pentingnya


Pemicuan STBM blm dengan sasaran masyarakat kesehatan lingkungan khususnya BABS
3
maksimal melalui beberapa pendekatan prilaku, adat
istiadat, agama dan sosial

Identifikasi masalah dan Mnghimpun Data dan Situasi keadaan Pendataan KK yang blm memiliki atau
4 ansite desa masyarakat yg belum memiliki atau mengakses mengakses jamban
jamban lalu menganalisanya

Kerjasama lintas sektor Sosialisasi mengenai BABS Kegiatan sosialisasi terhadap linsk
Melakukan Kerjasama dan meminta Dukungan
5
kepada linsek untuk membantu memicu
masyarakat untuk tidak BABS
Kerjasama Lintas Program Memadukan Keg dgn program lain melalui Melakukan pemicuan melalui program lain
belum optimal Perencanaan Tahunan (lokakarya mini tingkat atau bersama dengan proglam lain
puskesmas yang pertama) diantaranya Promkes dan KIA
6
Mengakses data penyakit berbasis lingkungan
dari program lain dalam hal dari laporan
mingguan penyakit

Orientasi natural leader Membentuk tokoh masyarakat maupun kader Peretemuan Orientasi natural leader di
7
untuk dijadikan Leader di desanya desa

Masih ada Desa yg belum Merencanakan Deklarasi desa yang belum ODF Verifikasi STOP BABS di desa yg blm
8
ODF ODF

Sarana : Usulan Anggaran Dana Desa Usulan Anggaran Dana Desa


Belum tersedianya Arisan Jamban
9
material untuk Kredit jamban Arisan Jamban
pembangunan jamban

Dana : Usulan Anggaran Dana Desa Usulan Anggaran Dana Desa


Dana belum mencukupi
10 Arisan Jamban Arisan Jamban

Kredit jamban
F. Jadwal Kegiatan
Jadwal
Maret April Mei Juni
No Kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Pengumpulan Data
2 Analisis data

3 Analisis situasi
4 Survey mawas diri

5 Pemicuan Desa patapan

Pemberdayaan masyarakat untuk mempercepat


6 desa ODF patapan di program Posbindu dan
PTM

Deklarasi ODF Desa Patapan dan Desa ikutan


7
Kondangsari

8 Penyusunan laporan

9 Persentasi laporan manajemen


Kesimpulan

• Dengan diadakannya mini project yaitu ODF (Open Defecation Free) dapat
disimpulkan :
• Puskemas Beber terdiri dari 10 desa yaitu Patapan, Cikancas, Beber,
Kondangsari, Cipinang, Wanayasa, Sindangkasih, Ciawi gajah, Sindanghayu,
Halimpu. Namun dari 10 desa ada 4 desa yang belum odf yaitu 4 desa, Patapan,
Kondangsari, Beber dan Cipinang. Dan baru dideklarasikan ODF yaitu Desa
Patapan dan Desa Kondang Sari
• Pengetahuan dan faktor adat kebiasaan menjadi faktor yang paling penting dalam
perubahan sikap untuk menuju desa ODF dan terbentuknya masyarakat yang
berprilaku hidup bersih dan sehat.
• Ekonomi masyarakat dari 2 desa yang belum ODF yaitu Desa Beber dan Desa
KondangSari memiliki ekonomi menengah ke bawah dan kurang memahami
pentingnya jamban.
Saran
• Desa Cipinang dan Desa Beber belum deklarasi ODF sehingga pemicuan
ODF harus lebih intensif lagi dengan kerjasama lintas program lain selain
dari program kegiatan wajib juga kerjasama dengan program kesehatan
pengembangan
• Pengetahuan yang kurang dan adat kebiasaan bisa dirubah dan ditingkatkan
dengan melakukan penyuluhan – penyuluhan di lintas program wajib dan
program kesehatan pengembangan
• Ekonomi dari masyarakat yaitu menengah kebawah apabila ada niat dan
kemauan pasti bisa dibangunnya jamban. Namun, pemerintahan Kecamatan
Beber telah menganggarkan anggaran pembangunan jamban pada tahun
2018 ini. Alternatif lain yaitu dengan diadakannya arisan jamban dan kredit
jamban.
Daftar Pustaka

• Kepmenkes RI. Permenkes Nomor 3 Tahun 2014. In: RI DK, editor.


Jakarta:Kementerian Kesehatan RI; 2014.
• Rencana Aksi Kegiatan Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019. Kemenkes RI.
2015.
• Keputusan Bupati nomor 440/Kep.196/Dinkes/2016, tanggal 4 April 2016 tentang
pemberian izin operasional unit pelaksana teknis Puskesmas Kabupaten Cirebon.
• Laporan PKP DPT Beber tahun 2017:Puskesmas Beber :Cirebon;2017
• Kepmenkes RI. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas;
Jakarta;2014
• Laporan Tahunan DPT Beber tahun 2017:Puskesmas Beber : Cirebon; 2017
• Kepmenkes RI. Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat.
• Kepmenkes RI. Kepmenkes RI Nomor 852 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Lingkungan. Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2008.

You might also like