You are on page 1of 33

Pemeriksaan fisik bedah

plastik

PEMBIMBING :
DR.HUNTAL NAPOLEON, SP.BP-RE

DISUSUN OLEH:
FADHILA SAFIRINA
RIZKA KURNIA
Luka bakar
Kobaran
Api Tubuh
(flame)
Jilatan Api
Radiasi ke tubuh
(flash)

Bahan
Etiologi Terkena
Air Panas
Kimia
(scald)

Tersentuh
benda
Sengatan
panas
Listrik
(kontak
panas)
DERAJAT I DERAJAT II DERAJAT II DERAJAT III
DANGKAL DALAM

Patologi Hanya epidermis Meliputi Meliputi Epidermis,

Derajat epidermis dan


sebagian atas
dermis
epidermis dan
bagian dermis scr
sinifikan
dermis, dan
struktur adneksa
rusak

Luka Rupa Kering,


kemerahan
Pink Pucat, blister
kecil, blanchable
Merah terang/
pucat pada nlister
Putih, tidak ada
blister, maupun

Bakar
(blanchable) tidak yang pecah capillary refill
ada blister
Sensasi Mungkin nyeri Sensasi Sensasi berkurang Tidak ada sensasi
meningkat. Sangat
nyeri
Sirkulasi Normal, menurun Hiperemis, Capillary refill Tidak ada
capillary refill lambat
cepat
Warna Merah, kecoklatan Pink Putih/pink pucat Putih/hitam

Blister Tidak ada Ada bbrp jam Awal- blister besar Epidermis dan
setelah terpapar pecah dengan dermis rusak tidak
cepat dan ada ada blister
slough
Waktu 7 hari 7-14 hari > 21 hari Tidak sembuh
Penyembuhan spontan

Scarring Tidak ada scar Defek warna kulit 80% scar Kontraksi luka
atau scar hpertropi Sembih dengan
hipertropi perawatan intens
KRITERIA BERAT RINGANNYA (AMERICAN BURN ASSOCIATION)

LUKA BAKAR LUKA BAKAR BERAT


LUKA BAKAR
RINGAN SEDANG - LB. DERAJAT II 25% ATAU LEBIH
- LUKA BAKAR DERAJAT II PADA ORANG DEWASA
- LUKA BAKAR DERAJAT II < 15-25% PADA ORANG - LB. DERAJAT II 20% ATAU LEBIH
DEWASA PADA ANAK-ANAK
15%
- LB. DERAJAT III 10% ATAU LEBIH
- LUKA BAKAR DERAJAT II < - LUKA BAKAR DERAJAT II - LB. MENGENAI TANGAN, WAJAH,
10% PADA ANAK-ANAK 10-20% PADA ANAK-ANAK TELINGA, MATA, KAKI DAN
- LUKA BAKAR DERAJAT III - LUKA BAKAR DERAJAT III GENITALIA/PERINEUM.
< 1% < 10% - LB. DENGAN CEDERA INHALASI,
LISTRIK, DISERTAI TRAUMA LAIN
Penghitungan Luas Luka Bakar

Wallace membagi tubuh atas 9% atau kelipatan 9 yang


dikenal dengan nama rule of nine atau rule of Wallace:
 Kepala dan leher : 9%
 Lengan : 2x9%
 Dada, perut, punggung, bokong : 4x9%
 Tungkai : 4x9%
 Genetalia : 1%
 Total : 100 %

Metode palmar surface. Metode ini adalah cara menentukan


luas atau persentasi luka bakar dengan menggunakan telapak
tangan. Satu telapak tangan mewakili 0.75 % dari permukaan
tubuh yang mengalami luka bakar. Cara ini dapat digunakan
untuk menghitung luka bakar kecil (<15%) atau luka bakar besar
(>85%). Tidak berguna untuk luas luka bakar menengah.
Penghitungan Luka Bakar Anak

 Rumus rule of nine dari Wallace tidak digunakan pada anak dan bayi  gunakan Lund and Browder
Lund and Browder
TRAUMA MENYERTAI (TRAUMA INHALASI)

Anamnesis Tatalaksana
• Ruang tertutup • Intubasi
• Bau asap atau jelaga pada
• Luka pada wajah pernafasan • Oksigen
• Bulu rambut • Sulit bernafas • Brinkial toilet
hidung terbakar
• Udem laring
• Butir arang karbon
• Serak, batuk, sukar bicara
pada sputum

Pemeriksaan Penunjang  Laringoskop


Pemeriksaan Fisik dan Diagnosis

 PF  berdasarkan regio:
 Status lokalis
Kepala-leher
 Bulla?
Trunkus anterior
 Luka terbuka?
Trunkus posterior
 Eksudat?
Ekstremitas superior dextra
 Jar. Nekrotik?
Ekstremitas superior sinistra
 Eskar?
Ekstremitas inferior dextra
Ekstremitas inferior sinistra  Pus?

Genitalia  Benda Asing?

 DIAGNOSA:
Combustio %?, Grade?, e.c?,
trauma menyertai, hari ke?
Tatalaksana

Resusitasi
Debridement
cairan

Rehabilitasi
STSG
medik
Resusitasi Cairan

FORMULA PARKLAND
DEWASA:
Cairan Kristaloid 3cc/KgBB/ % LUKA BAKAR/24 Jam
*(1/2 dosis dihabiskan dalam 8 jam pertama, ½ dosis selanjutnya dihabiskan 16
jam selanjutya)
*Dilanjutkan maintanance cairan setelah 24 jam

ANAK
Normal saline (0.9%) dan dextrosa (5%) 3cc x BB x luas luka bakar (%) + maintanance cairan
*maintanance cairan perjam:
(NaCl : D5  1:1)
- 4ml/ jam x 10 KgBB pertama
- (+) 2ml/jam untuk setiap Kg lebih dari 10 KgBB dan kurang daro 20KgBB
- (+) 1ml/jam untuk setiap Kg lebih dari 20 KgBB
Debridement

 Luka dcuci, debridement dan didesinfeksi dengan savlon 1 : 30


 Olesi povidone iodine
 Dibersihkan dengan air steril
 Tutup tulle
 Topikal silver sulvadiazine (burnazine) dan Mebo
 Tutup kassa steril tebal/elastic verband
 Luka dibuka hari ke 5-7
 Tindakan dilakukan di ruang operasi
Bibir sumbing
Klasifikasi

Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk :

 Berdasarkan organ - Unilateral incomplete : celah sumbing terjadi


yang terlibat :
hanya pada salah satu sisi bibir dan tidak
 Celah di bibir
(Labioskizis) memanjang sampai ke hidung
 Celah di gusi
(Gnatoskizis) - Unilateral complete : celah sumbing terjadi hanya
 Celah di langit-langit pada salah satu sisi bibir dan memanjang hingga
(Palatoskizis)
 Celah di bibir dan ke hidung
langit-langit
(labiopalatoskizis) - Bilateral complete : celah sumbing terjadi di kedua

sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung


Labioschizis Labioschisis Labioschisis Labioschisis
Unilateral Unilateral Bilateral Bilateral komplit
Inkomplit komplit Dextra Inkomplit
Dextra
• Palatoschisis  Palatum molle

• Palatoschisis  Palatum molle dan


palatum durum

• Palatoshisis Unilateral Komplit

• Palatoschisis Bilateral Komplit


tindakan
FRAKTUR
MAKSILOFASIAL
• Fraktur adalah hilang atau putusnya kontinuitas
jaringan keras tubuh.
• Fraktur maksilofasial adalah fraktur yang terjadi
pada tulang-tulang wajah yaitu tulang frontal,
temporal, orbitozigomatikus, nasal, maksila dan
mandibula

 1/3 atas : os.frontalis, regio supra orbita,rima orbita,sinus frontalis

 1/3 tengah: os.nasal,os.zigomatikus,os

.lakrimal,os.maksilaris,os.palatinum. nasal konka inferior,os.vomer

 1/3 bawah: mandibula


KLASIFIKASI
Anamnesis
 Mekanisme cidera?  Muntah?
 Kehilangan kesadaran?  Riw meminum alkohol?
 Masalah visual spt penglihatan ganda?
 Masalah pendengaran spt tinnitus?
 Kontak gigi?
 Mampu menggigit tanpa rasa sakit?
 Mati rasa atau kesemutan di wajah?
 Kesulitan bernapas melalui hidung?
 Adakah perdarahan hidung/telinga?
Primary Survey

 A : Airway maintenance with cervical spine control/ protection


 B : Breathing and adequate ventilation
 C : Circulation with control of hemorrhage
 D : Disability neurologic examination
 E: Exposure/ enviromental control
Status Lokalis Kepala

Deformitas

Asimetri wajah

Hematoma/ekimosis periorbita

Edema pada wajah

Depresi malar eminensia  Hilangnya tonjolan prominen pada daerah zigomatikus

Laserasi

Ekskoriasi
PEMERIKSAAN MATA PEMERIKSAAN HIDUNG
Status Lokalis  Distopia  Epistaksis
Kepala  Ptosis  Deformitas nasal
 Exophthalmus  Blood clot pada cavum
 Enophthalmus nasi
 Gangguan gerakan bola  Septal hematoma
mata (eyeball entrapment)
 Lebar Diplopia
 Visus
 Telecanthus
 Subconjunctival bleeding
INSPEKSI  Laserasi (3 dimensi)
 Perdarahan
 Eksoriasi vulnus
PALPASI

 Diskontinuitas tulang:
 Rima orbita

 Os. Nasal

 TMJ

 Mandibula

 Step-off deformity
 Hipoestesia
 Nyeri tekan
 Mobilitas fragmen fraktur:
misalnya floating maxilla
Intraoral

 Hematoma  palatum, sublingual, mukosa buccal


 Step off deformity
 Laserasi palatum, mukosa ginggiva
 Deformitas tulang
 Maloklusi
 Open bite
 Avulsi gigi, gigi goyang
 Trismus/mouth opening
Pemeriksaan Radiologi Standar
 Untuk menentukan fraktur/tidak
Foto schedel AP Lateral
 TMJ  Panoramic
 1/3 tengah  Waters
 Keperluan Operasi  CT scan 3D
Tatalaksana

 Diet cair  ORIF plate and screw


 Barthon Bandage  Rekonstruksi facial
 Antibiotik & bone
Analgetik  IMF (Intermaxillary
Fixation)
ULKUS

DEFINISI

Luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus
adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman
saprofit.
KLASIFIKASI

Decubitus

Venous Chronic
Cancer
ulcer
Wound

Diabeticum
Penilaian luka

TEPI LUKA
Perlekatan ke dasar luka

BED LUKA
Jaringan nekrotik
KULIT SEKITAR
Jaringan granulasi
LUKA
Fibrin
Warna
Kolonisasi bakteri
Kelembaban
Eksudat
Flexibilitas
Benda asing

UKURAN DAN DALAM LUKA


Tampak kulit, jaringan subkutan, fascia, otot atau
tulang
PALPASI

 Neurovaskular distal (NVD)


 Pulsasi arteri distal (arteri dorsalis pedis, tibialis posterior)  Tidak teraba
atau teraba lemah
 Capillary refill time

 Pitting edema
 Ankle branchial index (ABI) Normal (>1) <0,7 – 0,9 (iskemia
ringan) <0,4 (iskemia berat)
 Akral (hangat/dingin)
Tatalaksana

 Debridement
 Preparasi bed luka
 Rekonstruksi tutup defek: Flap, skin grafting
 Kontrol penyakit dasar (Gula Darah)
 Cek rutin lab darah Hb, elektrolit.
TERIMA KASIH 

You might also like

  • Dfvaenr
    Dfvaenr
    Document10 pages
    Dfvaenr
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Ndfvebt
    Ndfvebt
    Document2 pages
    Ndfvebt
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • SDRH
    SDRH
    Document2 pages
    SDRH
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Journal Reading-Translate
    Journal Reading-Translate
    Document12 pages
    Journal Reading-Translate
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Jhbiyh
    Jhbiyh
    Document14 pages
    Jhbiyh
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • DETEKSI DINI DELAYED SPEECH
    DETEKSI DINI DELAYED SPEECH
    Document27 pages
    DETEKSI DINI DELAYED SPEECH
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Hemoroid
    Hemoroid
    Document30 pages
    Hemoroid
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • KSJDVK
    KSJDVK
    Document62 pages
    KSJDVK
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Kdnevoek
    Kdnevoek
    Document16 pages
    Kdnevoek
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Referat Laringitis Akut
    Referat Laringitis Akut
    Document25 pages
    Referat Laringitis Akut
    delariyani
    100% (1)
  • Jhbiyh
    Jhbiyh
    Document14 pages
    Jhbiyh
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Ultrasonograf (USG)
    Ultrasonograf (USG)
    Document9 pages
    Ultrasonograf (USG)
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • XKJCHBVSIDH
    XKJCHBVSIDH
    Document24 pages
    XKJCHBVSIDH
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • SKDJNW
    SKDJNW
    Document1 page
    SKDJNW
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Bimbingan BPH
    Bimbingan BPH
    Document26 pages
    Bimbingan BPH
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Ekrlvelr
    Ekrlvelr
    Document1 page
    Ekrlvelr
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Ervet
    Ervet
    Document38 pages
    Ervet
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • MHGCHG
    MHGCHG
    Document9 pages
    MHGCHG
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Adfbe
    Adfbe
    Document2 pages
    Adfbe
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • LAPJAG NY C Ralat DR Syai
    LAPJAG NY C Ralat DR Syai
    Document10 pages
    LAPJAG NY C Ralat DR Syai
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Kvmkejr
    Kvmkejr
    Document9 pages
    Kvmkejr
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • F Tvlemf
    F Tvlemf
    Document1 page
    F Tvlemf
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Fvsetb
    Fvsetb
    Document13 pages
    Fvsetb
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Kjcnekr
    Kjcnekr
    Document3 pages
    Kjcnekr
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Scratch Referat
    Scratch Referat
    Document7 pages
    Scratch Referat
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Ksdvnsij
    Ksdvnsij
    Document19 pages
    Ksdvnsij
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • SDFBRGT
    SDFBRGT
    Document9 pages
    SDFBRGT
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Fbaerh
    Fbaerh
    Document3 pages
    Fbaerh
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Skjdnver
    Skjdnver
    Document14 pages
    Skjdnver
    Dhila Safirina
    No ratings yet
  • Plantar Fasciitis: Disusun Oleh: Fadhila Ayu Safirina 1102013101 Pembimbing: Dr. Ridwan, SP.S
    Plantar Fasciitis: Disusun Oleh: Fadhila Ayu Safirina 1102013101 Pembimbing: Dr. Ridwan, SP.S
    Document27 pages
    Plantar Fasciitis: Disusun Oleh: Fadhila Ayu Safirina 1102013101 Pembimbing: Dr. Ridwan, SP.S
    Dhila Safirina
    No ratings yet