You are on page 1of 77

Proses Pengeboran

dan
Teknik Reservoir

Hendry Helmiyanto (071001400073)


M. Farhan F. (071001800071)
Nisa Hanifah (071001800083)
Rafi Satwika (071001800090)
Refo Sarsa Husna (071001800093)
Rizaldy Tri Saputra (071001800102)
Pengeboran Darat
(Onshore)
Mud Pit
Tujuan: menampung limbah-limbah
pengeboran

Namun, sebelumnya lubang ini harus


dilapisi dengan lembaran-lembaran
plastik di permukaan
Cellar (Conductor Hole)
Cellar adalah kolong segiempat yang
dibuat di titik lokasi yang berguna
sebagai tambahan ruang di bawah
lantai bor. Cellar ini berbentuk sama
seperti mud pit namun dengan ukuran
yang lebih kecil.
Cellar (Conductor Hole)
Umumnya kedalaman cellar dibuat antara
50-80 kaki sebelum dipasang conductor
casing. Conductor casing berfungsi untuk
mendukung/menjaga kestabilan tanah
selama proses pengeboran berlangsung.
Ukuran conductor casing pun bervariasi
antara 18"-30".
Pemasangan Derrick
Derrick adalah bagian yang paling nampak
dari drilling rig. Derrick disusun dan dibangun
untuk menyokong seluruh aktifitas pengeboran.
Secara umum, derrick merupakan tower atau
tiang baja dengan ketinggian beberapa puluh
meter, didirikan secara vertikal untuk
memasukkan drill string ke dalam lubang sumur.
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penting Derrick
Bagian Penyusun Lengan dari Bor
Bagian Penyusun Lengan dari Bor
Bagian Penyusun Lengan dari Bor
Bagian Penyusun Lengan dari Bor
Bagian Penyusun Lengan dari Bor
Pengeboran Lepas
Pantai (Offshore)
Pemasangan pipa
penghubung (conductor
pipe) dan drilling pipe
Setelah pipa conductor sampai
ke dasar laut dan menembus
lapisan permukaan lantai laut,
drilling pipe kembali di tarik ke
atas permukaan
Di dalam conductor pipe
terpasang jet bit yang
membantu melubangi dasar laut
sehingga conductor pipe dapat
terangkat.
Kemudian, drill bit atau mata
bor diturunkan dan masuk
hingga ke dasar pipa
konduktor
casing pipe dengan ukuran diameter kira-
kira 50 cm (sedikit lebih kecil daripada
lubang sumur) diturunkan ke dalam
lubang sumur menggunakan drill pipe.

fungsi: melapisi dan menjaga dinding


lubang sumur agar tidak runtuh
Memasukkan casing pipe ke
dalam conductor pipe
Setelah pipa casing dimasukkan,
maka adonan semen diinjeksikan ke
dalam pipa casing tersebut hingga
meluber keluar diantara dinding
sumur dan pipa.
Proses penyemenan ini
diteruskan hingga ke ujung
atas pipa casing
Setelah proses tersebut selesai, drill pipe dilepas dan
ditarik kembali ke atas. Selanjutnya adalah
menyambung riser pipe. Riser pipe ini akan berfungsi
ganda, salah satunya adalah untuk sirkulasi mud
yang disemburkan melalui ujung drill bit (akan
dibahas lebih jelas nanti). Untuk proses selanjutnya,
ujung dari riser pipedihubungkan dengan perangkat
khusus yang bernama Blow Out Preventer (BOP).
BOP ini akan didudukkan di atas pipa casing yang
sudah lebih dahulu terpasang di lantai laut.
platform atau rig yang berada di permukaan
laut sudah dihubungkan oleh riser pipe
dengan pipa casing di lapisan dalam dasar
laut. Drill bit yang ukurannya lebih kecil dari
yang pertama kali digunakan, diturunkan
melalui riser pipe hingga ke casing pipe.
Dan, proses pengeboran pun dilanjutkan.
Air laut bisa saja digunakan untuk
praktek seperti ini. Namun, jauh lebih
baik bila menggunakan mud bila
pengeboran sudah semakin dalam. Agar
mud tidak mencemari air laut, maka riser
pipe harus diaplikasikan. Jadi, serpihan
dan mud akan dipompa naik ke atas rig.
Alasan Mud lebih baik daripada Air untuk Riser System

1. Mud memiliki viskositas yang


lebih besar daripada air. Artinya,
mud jauh lebih mudah dan
mampu lebih banyak mengangkat
serpihan sedimen keluar dari
lubang pengeboran
Alasan Mud lebih baik daripada Air untuk Riser System

2. Mud memiliki densitas lebih besar dari air. Ketika


pengeboran semakin jauh ke dalam lapisan batuan,
tekanan dari dinding-dinding lubang bor akan
semakin besar. Bila air (densitas rendah) yang
disemprotkan ke dalam lubang bor, maka lama
kelamaan air tidak akan sanggup menahan tekanan
dari dinding-dinding sumur. Dinding sumur bisa
runtuh dan drill bit akan tertahan.
Alasan Mud lebih baik daripada Air untuk Riser System

Bila menggunakan mud (densitas lebih


besar daripada air), maka tekanan dari luar
sumur bisa diimbangi oleh tekanan dari
dalam sumur yang diisi dengan mud. Dan
mud ini cukup ekonomis karena mampu
dibersihkan, didaur ulang dan digunakan
kembali.
Setelah mencapai kedalaman
yang dituju, drill bit akan ditarik
keluar dan diganti dengan
diamond core bit yang memiliki
lubang di tengahnya seperti
gambar di bawah ini. Tujuannya
adalah untuk mengambil sampel
formasi yang sudah dicapai.
Setelah itu, geophisical logging tool diturunkan ke
dalam lubang sumur untuk menganalisa dan
memberikan informasi kepada geologist mengenai
data-data fisik formasi batuan sepanjang tool
tersebut diturunkan di formasi reservoir. Semua
data yang dikumpulkan akan dievaluasi untuk
dijadikan dasar pengambilan keputusan apakah
sumur bisa langsung berproduksi, ataugeologist
memutuskan untuk mengambil data lebih banyak
atau malah sumur yang sudah digali tidak dapat
diproduksi.
Bila ternyata sumur tersebut memang
berpotensi untuk langsung diproduksi,
maka casing terakhir akan diturunkan ke
dalam lubang sumur dan dilakukan
prosescementing. Setelah itu, casing
tersebut di-pervorating atau dalam
bahasa yang lebih mudah dilubangi
sehingga memungkinkan minyak bumi
dialirkan ke permukaan.
Teknik Reservoir
Definisi Reservoir
Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan
gas bumi.
Syarat Terakumulasinya Minyak dan Gas Bumi
1. Adanya batuan Induk (Source Rock)
batuan sedimen yang menggandung bahan
organik yang telah mengalami proses
pematangan dengan waktu yang sangat lama
dan menghasilkan minyak dan gas bumi
Syarat Terakumulasinya Minyak dan Gas Bumi
2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)
batuan sedimen yang mempunyai pori sehingga
minyak dan gas bumi yang dihasilkan batuan
induk dapat masuk dan terakumulasi
Syarat Terakumulasinya Minyak dan Gas Bumi

3. Adanya struktur batuan perangkap


batuan yang berfungsi sebagai penghalang
bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih jauh
Syarat Terakumulasinya Minyak dan Gas Bumi
4. Adanya batuan penutup (Cap Rock)
batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh
cairan (impermeable) sehingga minyak dan gas
bumi terjebak dalam batuan tersebut
Syarat Terakumulasinya Minyak dan Gas Bumi
5. Adanya jalur migrasi
merupakan jalan minyak dan gas bumi dari
batuan induk sampai terakumulasi pada
perangkap
Komposisi Kimia Batuan Reservoir

a. Batu pasir (sandstone)


batuan yang paling sering dijumpai di lapangan
sebagai batuan reservoar. Batupasir
merupakan hasil dari proses sedimentasi
mekanik, yaitu berasal dari proses pelapukan
dan disintegrasi, yang kemudian tertransportasi
serta mengalami proses kompaksi dan
pengendapan.
Komposisi Kimia Batuan Reservoir

Berdasarkan mineral penyusunnya serta


kandungan mineralnya, maka batu pasir dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Orthoquartzites
batuan sedimen yang terbentuk dengan unsur
silika tinggi, tanpa mengalami metaformosa
dan pemadatan.
Komposisi Kimia Batuan Reservoir

2. Graywacke
batu pasir yang tersusun dari
mineral berbutir besar, yaitu kwarsa,
clay, mika flake {KAl2(OH)2
AlSi3O10}, magnesite (MgCO3),
fragmen phillite, fragmen batuan
beku, feldspar dan mineral lainnya
Komposisi Kimia Batuan Reservoir

3. Arkose
batu pasir yang tersusun dari kwarsa
sebagai mineral dominan, dan feldspar
(MgAlSi3O8). Arkose juga mengandung
mineral yang bersifat kurang stabil, seperti
clay {Al4Si4O10(OH)8}, microline
(KAlSi3O8), biotite
{K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH)2} dan
plagioklas {(Ca,Na)(AlSi)AlSi2O8}
Komposisi Kimia Batuan Reservoir
b. Batuan Karbonat
Jenis batuan reservoar karbonat yang umum dijumpai adalah
limestone, dolomite, dan yang bersifat diantara keduanya.
Limestone adalah kelompok batuan yang mengandung paling
sedikit 80 % Kalsium Karbonat atau Magnesium. Istilah
limestone juga dipakai untuk batuan yang mempunyai fraksi
karbonat melebihi unsur non-karbonatnya. Pada limestone
fraksi disusun terutama oleh mineral kalsit, sedangkan pada
dolomite mineral penyusun utamanya adalah mineral
dolomite.
Komposisi Kimia Batuan Reservoir

c. Batuan Shale
Pada umumnya unsur penyusun shale ini
terdiri dari lebih kurang 58 % silicon dioxide
(SiO2), 15 % alumunium oxide (Al2O3), 6 %
iron oxide (FeO) dan Fe2O3, 2 %
magnesium oxide (MgO), 3 % calcium oxide
(CaO), 3 % potasium oxide (K2), 1 %
sodium oxide (Na2), dan 5 % air (H2O).
Sifat Fisik Batuan Reservoir

a. Porositas (∅)
perbandingan antara volume ruang pori-
pori terhadap volume batuan total (bulk
volume). Besar kecilnya porositas suatu
batuan akan menentukan kapasitas
penyimpanan fluida reservoar.
Sifat Fisik Batuan Reservoir
b. Saturasi Fluida
perbandingan antara volume pori-pori batuan
yang ditempati oleh suatu fluida tertentu
dengan volume pori-pori total pada suatu
batuan berpori. Pada batuan reservoar minyak
umumnya terdapat lebih dari satu macam
fluida, kemungkinan terdapat air, minyak, dan
gas yang tersebar ke seluruh bagian
reservoar.
Sifat Fisik Batuan Reservoir

c. Permeabilitas
Suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan dari suatu batuan untuk
mengalirkan fluida. Definisi kwantitatif
permeabilitas pertama-tama oleh
percobaan Darcy (1856)
Permeabilitas berdasarkan Jumlah Fasa yang Mengalir

● Permeabilitas absolute (Kabs)


kemampuan batuan untuk
melewatkan fluida dimana fluida yang
mengalir melalui media berpori
tersebut hanya satu fasa atau
disaturasi 100% fluida, misalnya
hanya minyak atau gas saja.
Permeabilitas berdasarkan Jumlah Fasa yang Mengalir
● Permeabilitas efektif (Keff)
kemampuan batuan untuk melewatkan
fluida dimana fluida yang mengalir lebih
dari satu fasa, misalnya (minyak dan air),
(air dan gas), (gas dan minyak) atau
ketiga-tiganya. Harga permeabilitas efektif
dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana
masing-masing untuk minyak, gas dan air.
Permeabilitas berdasarkan Jumlah Fasa yang Mengalir
● Permeabilitas relatif (Krel)
perbandingan antara
permeabilitas efektif pada
kondisi saturasi tertentu
terhadap permeabilitas
absolute. Harga permeabilitas
relative antara 0 – 1 darcy
Sifat Fisik Batuan Reservoir
d. Derajat Kebasahan (Wetabilitas)
kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa
fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling
campur (immisible). Pada bidang antar muka
cairan dengan benda padat terjadi gaya tarik-
menarik antara cairan dengan benda padat
(gaya adhesi), yang merupakan faktor dari
tegangan permukaan antara fluida dan
batuan.
Sifat Fisik Batuan Reservoir
e. Tekanan Kapiler Tekanan kapiler (Pc)
perbedaan tekanan yang ada antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur
(cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai akibat
dari pertemuan permukaan yang memisahkan
kedua fluida tersebut. Besarnya tekanan
kapiler dipengaruhi oleh tegangan permukaan,
sudut kontak antara minyak–air–zat padat dan
jarijari kelengkungan pori.
Sifat Fisik Batuan Reservoir
f. Kompresibilitas
Pada formasi batuan kedalaman tertentu terdapat
dua gaya yang bekerja padanya, yaitu gaya akibat
beban batuan diatasnya (overburden) dan gaya yang
timbul akibat adanya fluida yang terkandung dalam
poripori batuan tersebut. Pada keadaan statik, kedua
gaya berada dalam keadaan setimbang. Bila tekanan
reservoar berkurang akibat pengosongan fluida,
maka kesetimbangan gaya ini terganggu, akibatnya
terjadi penyesuaian dalam bentuk volume pori-pori.
Jenis Minyak
a. Minyak Berat Minyak berat (low shrinkage crude oil)
Pada jenis ini diperkirakan 85% mol minyak
diproduksikan tetap sebagai cairan pada kondisi
separator. Karena mempunyai prosentase cairan yang
cukup tinggi, maka minyak ini disebut “low shrinkage
crude oil”.
Jenis Minyak
b. Minyak Ringan Minyak ringan (high shrinkage crude oil)
Hampir sama dengan minyak berat, bedanya apabila
tekanan diturunkan di bawah garis titik gelembung,
prosentase gas akan lebih besar. Diperkirakan 65% fluida
tetap sebagai cairan pada kondisi separator. Oleh
karenanya minyak disebut sebagai minyak ringan (high
shrinkage crude oil).
Sifat Fisik Minyak
a. Densitas Minyak
perbandingan berat masa suatu substansi dengan volume dari
unit tersebut, sehingga densitas minyak (o) merupakan
perbandingan antara berat minyak (lb) terhadap volume minyak
(cuft). Perbandingan tersebut hanya berlaku untuk pengukuran
densitas di permukaan (laboratorium), dimana kondisinya sudah
berbeda dengan kondisi reservoar sehingga akurasi pengukuran
yang dihasilkan tidak tepat. Metode lain dalam pengukuran
densitas adalah dengan memperkirakan densitas berdasarkan
pada komposisi minyaknya.
Sifat Fisik Minyak
b. Viskositas Minyak (o)
ukuran ketahanan minyak terhadap aliran, atau
dengan kata lain viskositas minyak adalah suatu
ukuran tentang besarnya keengganan minyak
untuk mengalir, dengan satuan centi poise (cp)
atau gr/100 detik/1 cm.
Sifat Fisik Minyak
c. Faktor Volume Formasi Minyak
Faktor volume formasi minyak (Bo) didefinisikan sebagai
volume minyak dalam barrel pada kondisi standar yang
ditempati oleh satu stock tank barrel minyak termasuk gas
yang terlarut, atau dengan kata lain sebagai perbandingan
antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada
kondisi reservoar dengan volume minyak pada kondisi
standard (14,7 psi, 60 F). Satuan yang digunakan adalah
bbl/stb.
Sifat Fisik Minyak
d. Kelarutan Gas dalam Minyak
Kelarutan gas (Rs) banyaknya SCF gas yang terlarut dalam
satu STB minyak pada kondisi standar 14,7 psi dan 60 F,
ketika minyak dan gas masih berada dalam tekanan dan
temperatur reservoar. Kelarutan gas dalam minyak (Rs)
dipengaruhi oleh tekanan, temperatur dan komposisi minyak
dan gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas
tertentu akan bertambah pada setiap penambahan tekanan.
Pada tekanan yang tetap kelarutan gas akan berkurang
terhadap kenaikan temperatur
Sifat Fisik Minyak

e. Kompressibilitas Minyak
perubahan volume minyak akibat
adanya perubahan tekanan.
Mekanisme Pendorong Reservoir
Kompaksi Batuan
Tenaga ini berasal dari beban overburden
batuan di atas dan selalu berubah akibat
diproduksikannya fluida (minyak) dari
reservoir tersebut. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar 8 yang
memperlihatkan pengaruh kompaksi
batuan terhadap fluida yang berada
didalamnya.
Mekanisme Pendorong Reservoir
Graviti Drive
Gejala alam yang mempengaruhi fluida formasi yang
menyebabkan terjadinya pemisahan akibat
perbedaan berat jenis dari fluida reservoir. Gambar
9. menggambarkan pengaruh grafitasi terhadap
kelakuan fluida yang mana pada fluida yang
mempunyai densitas yang lebih besar akan
bermigrasi kebagian bawah struktur reservoir
sedangkan fluida yang mempunyai densitas yang
lebih kecil akan bermigrasi kebagian atas reservoir.
Mekanisme Pendorong Reservoir
Water Drive
Jika air berada dibawah zona minyak pada suatu
reservoir, maka dengan tekanan yang dimiliki oleh air
ini akan membantu minyak bergerak keatas. Jika
minyak dieksploitasi, tekanan direservoir akan dijaga
(mainteained) oleh gaya hidrostatik air yang masuk
menggantikan minyak yang telah terproduksi. Energi
ini dihasilkan oleh air (aquifer) yang berada pada
kondisi bertekanan. Pada umumnya reservoir minyak
dan gas berasosiasi dengan aquifer. Dengan
merembesnya air ke reservoir sehingga menjadi suatu
tenaga pendorong yang biasa disebut dengan water
drive.
Mekanisme Pendorong Reservoir
Solution Gas Drive
Solution gas drive atau depletion gas drive adalah
mekanisme pendorong yang berasal dari ekspansi
larutan gas yang berada dalam minyak dan pendesakan
terjadi akibat berkurangnya tekanan. Setelah terjadi
penurunan tekanan pada dasar sumur, maka gas yang
terlarut dalam minyak akan bebas keluar sebagai
gelembung-gelembung yang tersebar merata dan
merupakan fasa yang terdispersi yang tidak kontinu
sehingga mencapai saturasi minimum. Setelah seluruh
gas tergabung dan mencapai saturasi kritik, maka gas
akan mulai bergerak.
Mekanisme Pendorong Reservoir
Gas Cap Drive
Energi alamiah ini berasal dari dua sumber yaitu ekspansi
gas cap dan ekspansi gas yang terlarut kemudian
melepaskan diri. Adanya gas cap dalam reservoir antara
lain disebabkan oleh adanya pemisahan secara gravitasi
dari minyak dan fasa gas bebas dibawah tekanan titik
gelembung. Karena tekanan reservoir berada dibawah
tekanan gelembung maka komponen hidrokarbon ringan
akan terbebaskan dari fasa cairnya dan membentuk fasa
gas. Penurunan tekanan secara kontinu akan
membebaskan gas lebih banyak lagi dan akan membentuk
gas cap pada bagian atas dari minyak. Hal tersebut akan
menyebabkan terdorongnya minyak karena pengembangan
dari gas cap akibat penurunan tekanan secara kontinu.
Mekanisme Pendorong Reservoir
Combination Drive
Mekanisme pendorong dari tipe ini
adalah kombinasi dari beberapa tipe
pendorong yang telah dijelaskan
sebelumnya. Combination drive yang
paling umum adalah kombinasi
antara gas cap drive dan water drive.
Jenis-Jenis Reservoir
Reservoir Jenuh
Reservoir jenuh (saturated) biasanya
mengandung hidrokarbon dalam bentuk minyak
yang dijenuhi oleh gas terlarut dan dalam bentuk
gas bebas yang terakumulasi membentuk gas
cap. Bila minyak dan gas diproduksikan,
kemungkinan akan ada air yang ikut terproduksi,
tekanan reservoir akan turun. Dengan turunnya
tekanan reservoir, maka volume gas yang
membentuk gas cap akan mengembang dan
merupakan pendorong keluarnya fluida dari
dalam reservoir. Selain pengembangan volume
gas cap dan pembebasan gas terlarut, mungkin
juga terjadi perembesan air kedalam reservoir.
Jenis-Jenis Reservoir

Reservoir Tidak Jenuh


Reservoir tidak jenuh (under saturated)
pada keadaan mula-mula tidak terdapat
gas bebas yang terakumulasi membentuk
gas cap. Apabila reservoir diproduksikan,
maka gas akan mengalamai
pengembangan yang menyebabkan
bertambahnya volume minyak. Pada saat
tekanan reservoir mencapai tekanan
bubble point maka gas akan keluar dari
minyak.

You might also like