You are on page 1of 26

ILMU RESEP KELAS II

SEMESTER II

Ekstrak (Extracta)
Ekstrak (Extracta)
Ekstrak adalah sedian kering, kental atau cair dibuat
dengan menyari simplisia nabati atau hewani
menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya
matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah
digerus menjadi serbuk.
Campuran penyari yang dipakai adalah air, eter dan
campuran etanol dan air.
Cara Pembuatan :
Penyarian :
• Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan
cara maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air
mendidih. Penyarian dengan campuran etanol dan air
dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi.
Penyarian dengan eter dilakuan dengan cara
perkolasi.
Cara pembuatan
a. Maserasi
• Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada
tingtur, suling atau uapkan maserat pada tekanan
rendah pada suhu tidak lain dari 50oC hingga
konsistensi yang dikehendaki.
b. Perkolasi
• Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada
tinctura. Setelah perkolator ditutup dan dibiarkan
selama 24 jam biarkan cairan menetes, tuangi massa
dengan cairan penyari hingga jika 500mg perkolat
yang keluar terakhir diuapkan tidak meninggalkan
sisa. Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 50oC hingga
konsistensi yang dikehendaki.
Cara pembuatan
• Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama
dipisahkan, perkolat selanjutnya diuapkan hingga 0,2
bagian campur dengan perkolat pertama.
• Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga
dilakukan dengan cara reperkolasi tanpa menggunakan
panas.
• Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan
segera pada suhu kurang lebih 90oC, enapkan, serkai.
Uapkan serkalian pada tekanan rendah pada suhu tidak
lebih dari 50oC hingga bobotnya sama dengan bobot
simplisia yang digunakan. Enapkan ditempat sejuk selama
24 jam, serkai, uapkan pada tekanan rendah pada suhu
tidak lebih dari 50oC hingga konsentrasi yang dikehendaki.
• Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya. Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling
atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih
dari 50oC hingga konsistensi yang dikehendaki.
Contoh-contoh ekstrak
1. Ekstrak belladonae
• Cara pembuatan : perkolasi 100 bagian serbuk
beliadon ( ) dengan campuran etanol encer dan
larutan dalam air asam asetat 2% v/v volume sama
sehingga alkaloida tersari sempurna yang diperiksa
dengan cara sebagai berikut :
• Kocok kuat-kuat campuran 2 ml eter, 5 tetes amonia
encer dan 2 ml perkolat. Uapkan 2 ml lapisan eter,
larutkan sisa dalam 1 tetes H2SO4 encer, kemudian
tambahkan 5 tetes air dan 1 tetes larutan kalium
tetraiodida hidrargyrat (II) tidak terjadi kekeruhan.
Suling etanol dengan perkolat, biarkan ditempat
sejuk selama 24 jam. Tambahkan talk, saring, cuci
sisa dengan 100 bagian air. Uapkan filtrat menurut
cara yang tertera pada extracta hingga diperoleh
ekstrak kental. Ekstrak ini berkadar 1,3% alkaloida.
Contoh-contoh ekstrak
1. Ekstrak belladonae
• Penyimpanan : ekstrak beiladon dapat disimpan
dalam persediaan dalam bentuk serbuk kering
yang dibuat sebagai berikut :
• Gerus bagian ekstrak dengan 2 bagian pati beras
atau laktosa, keringkan pada suhu tidak lebih dari
30oC, tambahkan sejumlah pati beras atau laktosa
hingga tepat 3 bagian. Sisa dalam wadah berisi
zat pengering.
Contoh-contoh ekstrak
2. Ekstrak hiosiami (hyosyami extractum)
• Cara pembuatan : sama dengan cara pembuatan
belladonae extractum yang dibuat dari serbuk
hiosiamin. Ekstrak hiosiami kental disimpan
dalam persediaan dalam bentuk serbuk yang
dibuat sebagai berikut :
• Gerus 1 bagian ekstrak dengan 2 bagian pati atau
laktosa keringkan pada suhu tidak lebih dari
80oC, tambahkan sejumlah pati atau laktosa
kering hingga tepat 3 bagian. Simpan dalam
wadah berisi zat pengering.
Contoh-contoh ekstrak
3. Ekstrak akar manis (glyccrrhizae succus extractum)
• Cara pembuatan : penyarian dilakukan dengan air
mendidih kemudia diuapkan hingga kering.
4. Ekstrak timi (thymi extractum)
• Cara pembuatan :
• Campurkan 500 bagian serbuk (85/100) herba timi dengan
campuran 125 bagian air, 50 bagian gliserol dan 75 bagian
etanol (90%). Biarkan campuran selama 24 jam dalam
sebuah bejana tertutup, pindahkan kedalam perkolator,
perkolasi dengan campuran yang terdiri dari 1 bagian
etanol (90%) dan 3 bagian air q.s. hingga diperoleh 175
bagian cairan, simpan cairan ini sebagai perkolat I.
• Lanjutkan perkolasi dengan campuran etanol air seperti
diatas, sehingga diperoleh 1500 bagian yang dinyatakan
sebagai susulan I. Larutkan 30 bagian gliserol dalam 130
bagian susulan I yang mula-mula keluar, campurkan
larutan ini dengan 325 bagian serbuk (85/100) herba timi.
Contoh-contoh ekstrak
• Biarkan campuran selama 24 jam dalam sebuah bejana
tertutup, pindahkan kedalam sebuah perkolator, perkolasi
dengan sisa susulan I. Pisahkan 325 bagian cairan mula-
mula keluar yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi II.
Hasil perkolasi selanjutnya dinyatakan sebagai susulan
II.
• Larutkan 20 bagian gliserol dalam 70 bagian susulan II
yang mula-mula keluar, campurkan larutan ini dengan
175 bagian serbuk (85/100) herba timi. Biarkan
campuran selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup,
pindahkan kedalam perkolator, perkolasi dengan sisa
susulan II q.s hingga diperoleh campuran 500 bagian
campuran yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi III.
Campur hasil perkolasi I, II dan III.
Contoh-contoh ekstrak
5. Eksrak strichi (strychni extractum)
• Cara pembuatan : perkolasi serbuk biji strichni ( )
yang telah dihilangkan lemaknya dengan eter
minyak tanah, dengan penyari etanol 70% v/v
sampai sisa penguapan dari 2 tetes perkolat
terakhir dengan penambahan 2 tetes asam nitrat
tidak berwarna merah. Uapkan perkolat menurut
cara yang tertera pada ekstrakta hingga diperoleh
ekstrak kering. Tetapkan kadar strichnina dan jika
perlu tambahkan laktosa hingga memenuhi
persyaratan kadar.
Contoh-contoh ekstrak
6. Ekstrak pulepandak (rouwolfiae extractum)
• Cara pembuatan : perkolasi 1800 bagian serbuk ( )
akar pule pandak dengan etanol 90% v/v hingga
alkaloida tersari sempurna, suling etanol pada
tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 70oC
hingga diperoleh ekstrak lembek. Tambahkan 50
bagian pati kering, lanjutkan penguapan hingga
diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar
elkaloidanya hingga memenuhi syarat kadar. Ayak
melalui pengayak no. 12.
7. Ekstrak kelembak (rhei extractum)
• Cara pembuatan : perkolasi serbuk ( ) kelembak
dengan campuran yang terdiri dari etanol 90% dan
air volume sama, hingga perkolat terakhir hampir
tidak berwarna, uapkan perkolat hingga diperoleh
ekstrak kering.
Contoh-contoh ekstrak
8. Ekstrak stramonium (stramonium extractum)
• Cara pembuatan : perkolas 1000 g serbuk ( ) herba
stramonium dengan etanol 45%. Pisahkan 850 ml
perkolat pertama, teruskan perkolasi hingga
penyarian sempurna. Suling etanol dari perkolat sisa
hingga menjadi ekstrak kental, larutkan ekstrak
kedalam perkolat pertama. Tetapkan kadar
alkaloidanya, jika perlu tambahkan etanol 45%
hingga memenuhi persyaratan kadar. Biarkan selama
tidak kurang dari 24 jam, jika perlu saring.
9. Ekstrak frangulae (frangulae extractum)
• Cara pembuatan : pada 100 bagian serbuk ( ) kulit
frangula, tuangkan air mendidih, biarkan selama 6
jam, peras lagi. Kumpulkan sari, biarkan mengendap,
serkai, uapkan serkaian hingga diperoleh ekstrak
kering.
Contoh-contoh ekstrak
10. Ekstrak jadam (aloes extractum)
• Cara pembuatan : tuangi 100 bagian jadam dengan
500 bagian air mendidih, tuangkan campuran sambil
diaduk kedalam 500 bagian air, biarkan ditempat
sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan serkaian hingga
kering.
11. Ekstrak kecambah (malti extractum)
• Cara pembuatan : panaskan campuran kecambah
yang telah dimemarkan dengan air panas 3 kali bobot
kecambah selama 3 jam. Biarkan mengenap,
pisahkan cairan, sari sisa dengan air panas.
Campuran sari dipanaskan pada suhu kurang lebih
90oC selama 24 jam, serkai, uapkan serkaian hingga
kering.
Contoh-contoh ekstrak
12. Ekstrak hati (hepatis extractum)
• Cara pembuatan : giling hati segar dengan penggiling
daging yang berlubang 3 mm, maserasi 1000 bagian
dengan campuran 1500 bagian volume air dan 2
bagian volume HCl 4 N selama 12 jam, sambil
berulang-ulang diaduk. Hangatkan hingga suhu 80oC
serkai dan peras. Uapkan serkaian diatas penanggas
air hingga 100 bagian, dinginkan, campur dengan
150 bagian volume etanol, kocok selama 10 menit,
saring. Suling etanol, uapkan sisa hingga 30 bagian
volume etanol, kocok selama 10 menit, saring.
Suling etanol, uapkan sisa hingga 30 bagian volume,
kocok dengan 300 bagian volume etanol selama 10
menit, biarkan selama 12 jam. Tuangkan etanol,
larutkan sisa dalam air secukupnya hingga 135
bagian volume, tambahkan 15 bagian volume tingtur
kayu manis.
Contoh-contoh ekstrak
13. Ekstrak kina (chinchonae extractum)
• Cara pembuatan : maserasi 100 bagian serbuk ( ) kulit kina
dengan 50 bagian campuran 35 bagian HCl encer p, 20
bagian gliserol p, 45 bagian air selama 24 jam, pindahkan
kedalam perkolator. Perkolasi mula-mula dengan 50 bagian
sisa campuran diatas yang diencerkan dengan 450 bagian
air, kemudian dengan air secukupnya hingga 2 tetes
perkolat terakhir jika ditambah 8 tetes larutan Na2CO3 p
tidak keruh. Uapkan segera perkolat hingga diperoleh 90
bagian, dinginkan, tambahkan 100 bagian etanol. Ekstrak
ini berkadar 6 – 8% alkaloida.
14. Ekstrak kola (colae etractum)
• Cara pembuatan : perkolasi, serbuk ( ) biji kola dengan
campuran 60 bagian etanol 90% dan 40 bagian volume air
hingga perkolat hampir tidak berasa dan tidak berwarna,
kemudian buatlah ekstrak cair.
Contoh-contoh ekstrak
15.Ekstrak opium (opii extractum)
• Cara pembuatan : maserasi 100 bagian opium
yang telah dipotong tipis dengan 500 bagian air
selama 24 jam sambil berulang-ulang diaduk,
peras, maserasi sisa dengan 250 bagian air selama
12 jam sambil berulang-ulang diaduk, peras,
campur dengan maserat I. Uapkan hingga sisa
200 bagian, biarkan selama 24 jam, saring.
Uapkan hingga diperoleh ekstrak kering.
Tetapkan kadar morfinanya, atur kadar dengan
laktosa atau ekstrak opium kering lain hingga
memenuhi persyaratan kadar. Ekstrak ini
mempunyai kadar morphin 20%.
ILMU RESEP KELAS II
SEMESTER II

Infus (Infusa)
Infus (Infusa)
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan
menyari simplisia nabati dengan air pada suhu
90oC selama 15 menit.
Cara pembuatan :
• Campuran simplisia dengan derajat halus yang
cocok dalam panci dengan air secukupnya,
panaskan diatas tangas air selama 15 menit
terhitung mulai suhu mencapai 900C sambil
sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui
kain flanel, tambahkan air panas secukupnya
melalui ampas hingga diperoleh volume infus
yang dikehendaki.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk
membuat sediaan infus :
1. Jumlah simplisia
2. Derajat halus simplisia
3. Banyak ekstra air
4. Cara menyerkai
5. Penambahan bahan-bahan lain :
a. Untuk menambah kelarutan
b. Untuk menambah kestabilan
c. Untuk menghilangkan zat-zat yang
menyebabkan efek lain
Jumlah simplisia
Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung
bukan bahan berkhasiat keras dibuat dengan
menggunakan 10% simplisia.
Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut
digunakan sejumlah simplisia seperti tertera dibawah
ini :
• Kulit kina 6 bagian
• Daun digitalis 0,5 bagian
• Akar ipeka 0,5 bagian
• Daun kumis kucing 0,5 bagian
• Sekale kornutum 3 bagian
• Daun sena 4 bagian
• Temulawak 4 bagian
Derajat halus simplisia
• Bahan yang digunakan untuk infus mempunyai
derajat halus sebagai berikut :
Serbuk ( 5/8) Akar manis, daun kumis
kucing, daun sirih, daun sena
Serbuk (8/10) Dringo, kelembak
Serbuk (10/22) Laos, akar valerian, temulawak,
jahe
Serbuk (22/60) Kulit kina, akar ipeka, sekale
kornutum
Serbuk (85/120) Daun digitalis
Banyak air ekstra
• Umumnya untuk membuat sediaan infus
diperlukan penambahan air sebanyak 2 kali berat
simplisia. Air ekstra ini diperlukan untuk
melembabkan simplisia, karena simplisia yang
digunakan pada umumnya dalam keadaan kering.
Cara menyerkai
• Pada umumnya infus diserkai selagi panas,
kecuali infus simplisia yang mengandung minyak
atsiri, infus condurango cortex dan infus daun
senae diserkai setelah dingin.
• Infus condurango diserkai dingin, karena zat
berkhasiatnya larut dalam keadaan dingin dan
mengendap dalam keadaan panas.
• Infus daun sena harus diserkai setelah dingin
karena infus daun sena mengandung zat yang
dapat menyebabkan sakit perut yang larut dalam
air panas, tetapi tidak larut dalam air dingin.
Cara menyerkai
• Untuk asam jawa sebelum dibuat infus dibuang
bijinya dan diremas dengan air hingga massa
seperti bubur.
• Infus daun sena, infus asama jawa dan infus
simplisia lain yang mengandung lendir tidak
boleh diperas.
• Untuk buah adas manis dan buah adas harus
dipecah terlebih dahulu.
• Bila sendirian tidak disebutkan derajat
kehalusannya, hendaknya diambil derajat
kehalusan suatu bahan dasar yang kekentalannya
sama / sediaan galenik dengan bahan yang sama.
Penambahan bahan-bahan lain
• Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan
asam sitrat 10% dari bobot bahan berkhasiat dan
pada pembuatan infus simplisia yang
mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan
natrium karbonat 10% dari bobot simplisia
dengan tujuan untuk memperbesar kelarutan zat
berkhasiat dalam air.
SEKIAN

You might also like