You are on page 1of 36

NAMA :

DINANTI MELATI PUTRI 21514007


SYARIFAH NURCAHYATI 21514013
PENGERTIAN
Analisis rasio adalah cara analisa dengan
menggunakan perhitungan-perhitungan
perbandingan atas data kuantitatif yang
ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi.
Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio
keungan adalah untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini,
dan kemungkinannya di masa depan.
PENGGOLONGAN RASIO KEUANGAN

 Cross sectional ratio analysis adalah


analisa ratio dengan membandingkan antara
informasi atau data untuk satu periode,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan ratio
pembanding antara lain rasio pada
perusahaan sejenis atau ratio rata-rata
industri.
 Time series atau trend ratio analysis adalah
analisa rasio keuangan untuk beberapa
periode seingga akan terlihat prestasi
perusahaan tersebut cenderung meningkat,
menurun atau cenderung konstan dalam
beberapa periode tersebut.
RASIO KEUANGAN UKURAN MENYELURUH

 Return on investment (ROI) merupakan suatu aalat yang


biasa digunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi
perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum
didefinisikan sebagai net income (setelah disesuaikan dengan
biaya bunga) dibagi dengan total investasi.
 Return on assets (ROA) merefleksikan seberapa banyak
perusahaan telah memperoleh hasil atas seluruh sumberdaya
keuangan yang ditanamkan pada perusahaan. Ratio ROA
sering digunakan oleh top manajemen untuk mengevaluasi
unit-unit usaha dalam perushaaan yang multidivisonal.
 Return on owner’s equity (ROE) merefleksikan seberapaa
banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas dana yang
telah diinvestasikan oleh pemegang saham (baik secara
langsung atau dengan laba yang ditahan) Ratio ROE sangat
menarik bagi pemegang saham maupun para calon pemeang
saham, dan juga bagi manajemen karena rasio tersebut
merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholder
value creation.
 Return on invested capital (ROIC). Invested capital atau
permanet capital terdiri dari utang tidak lancar (noncurent
liabiities) ditambah modal (shareholder’s equity) sehingga
mencerminkan dana yang dimasukkan dalam perusahaan
relatif untuk jangka waktu panjang. Invested capital jga sama
dengan modal kerja ditambah aktiva tidak lancar.

RUMUS
𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒+𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 1−𝑇𝑎𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑒
 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝒐𝒏 𝒂𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒+𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 1−𝑇𝑎𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑒


 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝒐𝒏 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒆𝒅 𝒄𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 = 𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑑𝑒𝑏𝑡+𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝒐𝒏 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓′ 𝒔𝒆𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 =
𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
RASIO-RASI PRODITABILITAS
Masing-masing pos pada laporan rugi-laba
dapat dinyatakan dalam presentase terhadap
penjualan. Analisis dengan mempelajari
hubungan antara data atau informasi dalam
satu laporan keuangan tersebut dinamakan
analisis vertikal (vertical analysis). Pada
umumnya tidak semua pos dihitung
presentasenya terhada penjualan, namun
hanya pos-pos penting yang mempunyai
hubungan yang relevan.
PROFIT MARGIN
Profit margin merupakan ukuran yang
menyeluruh tentang profitabilitas
perusahaan, bahkan ada yang
menganggap bahwa prodit margin
merupakan satu-satunya ukuran yang
penting tentang kinerja perusahaan. Profit
margin yang tinggi dianggap
menggambarkan keberhasilan manajemen
dalam mengelola perusahaannya.
RASIO-RASIO PENGGUNAAN AKTIVA
Jika rasio profitabilitas difokuskan pada angka-angka yang ada di
laporan rugi-laba, maka pengujian terhadap pemanfaatan atau
penggunaan aktiva meliputi angka-angka pada neraca dan laporan
rugi-laba. Sudah dibahas sebelumnya tentang rasio penggunaan
aktiva atau invesment, yaitu return on investment (ROI) sebagai
ukuran menyeluruh. Berikut ini akan dibahas pengukuran
penggunaan aktiva yang lain:
Perputaran Aktiva
Tiga rasio yang berkaita dengan pengujian penggunaan atau
pemanfaatan aktiva dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝑅𝑝.6.295,4
 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
= 𝑅𝑝.4.237,1 = 1,5 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝑅𝑝.6.295,4
 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 = 𝑅𝑝.1.713,4 = 2,1 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝑅𝑝.6.295,4
 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠𝑒𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑅𝑝.1.713,4 = 3,7 𝑘𝑎𝑙𝑖
Instensitas Aktiva Tetap
Beberapa rasio penggunaan aktiva yang
kurang menyeluruh dibandingkan dengan
perputaran aktiva, anatara lain adalah
capital intensity ratio yang dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut:

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝑅𝑝. 6.295,4


𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 = = = 2,3 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑡𝑦, 𝑝𝑙𝑎𝑛𝑡, 𝑎𝑛𝑑 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑝𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑝. 2.768,4
Perputaran Modal Kerja
Perputan modal kerja (working capital
turnover) adalah rasio yang difokuskan
pada pos-pos aktiva lancar dengan untang
lancar sebagai satu kesatuan dan modal
kerja adalah selisih antara kativa lancar
dengan utang lancar.

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 𝑅𝑝. 6.295,4


𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = = = 206 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑝. 30,5
Day’s Payable
Day’s Payable
Analog dengan day’s cash maka dapat
dihitung day’s payable sebagai berikut:


𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒
𝐷𝑎𝑦 𝑠 𝑝𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒 =
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑎𝑥 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒𝑠
RASIO-RASIO KONDISI
KEUANGAN
Rasio-rasio yang sudah dibicarakan sebelumnya
mengenai identifikasi keberhasilan perusahaan dalam
manajemen pemasaran, manajemen operasional, sedangkan
rasio kondisi keuangan berkaitan dengan manajemen
keuangan perushaan. Rasio kondisi keuangan berkaitan
dengan likuiditas dan solvabilitas. Likuiditas berkaitan
dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya jangka pendek (current obligations). Oleh
karena itu, pengujian likuiditas difokuskan pada besaran dan
hubungan antara utang lancar atau utang jangka pendek
dengan aktiva lancar (aktiva lancar diperkirakan akan dapat
diubah menjadi kas dalam rangka untuk membayar utang
jangka pendek). Solvabilitas, berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk mememenuhi biaya bunga dan membayar
kembali kewajiban jangkaa panjang sesuai dengan skedul
pembayarannya.
Pembagian Perhitungan Rasio-
Rasio Keuangan
 Current ratio
Current ratio adalah jumah aktiva lancar
dibagi jumlah utang lancar.
 Acid test ratio
Acid test ratio adalah ratio antara jumlah
aktiva lancar dikurangi persediaan dengan
jumlah utang lancar (sebagai rule of thumb
adalah 100%).
 Cash ratio
cash ratio adalah ratio antara cash
ditambah marketable securities dengan hutang
lancar (sebagai rule of thumb adalah 75%).
 Day’s cash
Day’s cash adalah suatu alat untuk
mengetahui bagaimana jumlah hari rata-
rata kas tersimpan atau hari rata-rata
suatu utang akan dibayar.
Kebijakan Deviden
Dua rasio yang berkaitan dengan aspek
lain dari manajemen keuangan adalah
rasio kebijakan deviden (deviden policy)
yang meliputi dua rasio, devidend yield
dan dividen payout:
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 =
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 =
𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
Ukuran Pertumbuhan
Penganalisa juga tertarik pada tingkat
pertumbuhan hal-hal yang penting seperti
penjualan, net income, dan laba per lembar
saham. Tingkat pertumbuhan tersebut biasanya
dibandingkan dengan tingkat inflasi atau tingkat
pertumbuhan riel tahun-tahun sebelumnya.
Perhitungan tingkat pertumbuhan pada
umumnya meliputi tingkat pertumbuhan rata-rata
dan tingkat pertumbuhan majemuk (compound
growth rate). Informasi tersebut biasanya untuk
jangka waktu beberapa tahun, 5 atau 10 tahun,
yang dapat berupa data absulut rupiah atau
prosentase.
Misalnya data penjualan PT ILMA
tahun 1992-1997

Untuk menghitung pertumbuhan rata-rata, pertama-tama


dihitung pertumbuhan dari tahun ke tahun, dari 1992 ke 1993
= (Rp 4.652 : Rp 4.349) – 100% = 6,97% dari 1993 ke 1994 =
11,37% dan seterusnya. Prosentase pertumbuhan dari tahun
ke tahun selama 5 tahun di rata-rat, hasilnya menunjukan
tingkat pertumbuhan penjualan adalah 7,74%
Penggolongan Lain Rasio
Keuangan
Penggolongan lain rasio keuangan
dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
(1) pengukuran kinerja secara menyeluruh
(overall performance measures)
(2) Pengukuran profitabilitas
(3) Pengujian pemanfaatan investasi (test
of investment utilization)
(4) Pengujian kondisi keuangan (test of
dividen policy).
Selain itu, rasio keuangan dapat pula
dibagi menjadi beberapa klasifikasi yang
dapat dikategorikan, yaitu:
(1) cash position
(2) Likuidity
(3) Working capital cash flow
(4) Capital structure
(5) Debt service coverage
(6) Provitability
(7) Turnover
(8) capital market.
Masing-masing kategori tersebut terdiri dari
beberapa rasio yang macam dan formula
perhitungannya adalah sebagai berikut :
Cash Position :
 (Cash + marketable securities)/ Current liabilities
 (Cash + marketable securities)/ Sales
 (Cash + marketable securities)/ Total assets
Liquidity :
 Quick assets/Current liabilities
 Current asset/Current liabilities
Working Capital Cash Flow :
 Working capital from operation/Sales
 Working capital from operation/Total assets
(average)
 Cash flow from operation/Sales
 Cash flow from operation/Total assets (average)
Capital Structur :
 Long-term liabilities/Share holders’ equity
 (Current + long-term liabilities)/Shareholders’
equity
Profitability :
 Net income
 Earning per share
 Net income/Sales
 Net income/Shareholders’ equity (average)
 Net income/Total assets (average)
Turn over :
 Sales/Total assets (average)
 Sales/Account receivable
 Cost of good sold/Inventory (average)
Capital Market :
 Price per share
 Dividend per share/Earning per share
Analisis Rasio Teknik Time Series
Dengan menggunakan analisa rasio akan
dapat diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas atau keefektifan operasi
perusahaaan.
Laporan keuangan merupakan hasil
kombinasi antara fakta, anggapan-anggapan
atau kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi,
konsep-konsep atau prinsip akuntansi, serta
pendapat pribadi (personal judgment), sehingga
standar rasio sebagai pembanding akan ditemui
kesulitan karena adanya kondisi keuangan yang
berbeda-beda yang disebabkan oleh berbagai
factor
Misalnya
1. Perbedaan letak perusahaan dengan
berbagai tingkat harga dan biaya
operasi yang berbeda-beda
2. Perbedaan jumlah dan pemilikan aktiva
tetap (jumlahnya kurang atau melebihi
kebutuhan, sewa, leasing, milik sendiri
3. Perbedaan umur aktiva yang dimiliki
4. Perbedaan stuktur permodalan, serta
5. Perbedaan sistem dan prosedur
akuntansi.
Menyadari akan kelemahan rasio rata-
rata industry tersebut, maka rasio-rasio yang
tepat untuk digunakan sebagai pembanding
adalah :
1. pengalaman penganalisa sesuai dengan
tujuan analisanya (experience or standard
objective)
2. Rasio rata-rata tahun-tahun sebelumnya
(hiastorical standard)
3. Rasio yang dianggarkan (budgeted ratios)
4. Rasio perusahaan (external benchmarks).
Kombinasi Informasi Keuangan
dan Nonkeuangan
Untuk mendapatkan dasar
pengambilan keputusan yang lebih
lengkap, penganalisa harus menggunakan
informasi lain yang sifatnya nonkeuangan,
misalnya informasi pasar produk, dan
informasi pasar modal. Kedua informasi
nonkeuangan tersebut dapat
dikombinasikan dengan informasi
keuangan sehingga diperoleh dasar
pengambilan keputusan yang lebih baik.
Informasi Pasar Produk
Analisis terhadap informasi pasar
produk yang dihasilkan perusahaan akan
memberikan gambaran atau wawasan
tentang perubahan atau pergeseran pasar
pasar. Gambar 4-5 memberikan statistik
pangsa pasar minuman (dalam barel
penjualan) di enam daerah utama di
Indonesia untuk masing-masing
perusahaaan minuman selama periode
tahun 1998 samapai dengan 2001. Dalam
periode 1998 s/d 2001 nampak relative
stabil.
Perusahaan Bahagia mengalami peningkatan dari 28,2% menjadi
32,9% dari pasar, sementara perusahaan Harapan mengalami
kenaikan dari 7,5% menjadi 9,5% dari pasar yang ada. Empat
perusahaan minuman lainnya masing-masing mengalami
penurunan pangsa pasar selama tahun 1998 sampai dengan 2001
tersebut. Penggunaan lain dari informasi penjualan dalam barel
adalah informasi laba operasional per barel. Untuk perusahaan
yang tanpa aktivitas minuman, informasi laba operasional diperoleh
dari penggungkapan dalam laporan tahunan bukannya dari laporan
rugi-laba konsolidasian adalah :
Informasi tersebut memberikan
gambaran adanya perbedaan ukuran antara
perusahaan-perusahaan minuman tersebut
dalam relatif laba operasionalnya, yang
merupakan faktor yang harus
dipertimbangakan dalam penggunaan
informasi line-of-business.
Informasi Pasar Modal
Dengan mencermati perubahan dari
waktu kewaktu kapitalisasi pasar (market
price per equity share x number common
share outstandaing) dapat diperoleh
wawasan tambahan tentang perubahan
consensus atau kesepakatan umum
ekspetasi hubungan antara profitabilitas
masa mendatang dengan profitabilitas saat
kini. Rasio yang sering digunakan dalam
analisis tersebut adalah price to earning ratio
(PER).
Market capitalization of equity shares
=
𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑡𝑜 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛
Semakin tinggi PER, semakin tinggi
ekspetasi profit masa mendatang dibandingkan
dengan profit yang dilaporkan saat kini. Table 4-6
memberikan PER untuk empat perusahaan
minuman selama periode tahun 1998 sampai
dengan 2001. Harga pasar per lembar sama 31
Desember masing-masing tahun sebagai
pembilang. PER kadang-kadang dihitung
sebagai earning-to-profit ratio (PER). Variable
pasar modal yang kedua yang sering dibahas
adalah deviden payout ratio (dividen paid/Net
income). Table 4-6 juga menyajikan informasi
untuk keempat perusahaan minuman untuk
periode 1999-2001. Sulit untuk menarik
kesimpulan secara tegas besarnya dividend
payout.
Beberapa perbedaan alasan dividend
payout yang rendah meliputi :
1. manajemen berjaga-jaga untuk
menghadapi masalah aliran kas dari
operasi yang ada
2. Manajemen berpendapat bahwa
prospek invetasi masa depan akan
diperoleh pendapatan yang lebih besar
dari biaya modal
3. Perusahaan diminta oleh para investor
untuk membayar dividen yang minimal
(karena motivasi pajak).
 Gambar 4-6 : Informasi Pasar Modal,
1999-2001.
Anggapan Perhitungan Rasio
Keuangan
Model yang paling umum digunakan dalam analissi
data laporan keuangan adalah bentuk rasio. Motivasi atau
dorongan penganalisaan data dalam bentuk rasio meliputi :
1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan ukuran atau
besaran antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain atau perbedaan jangka waktu,
2. Untuk menjadikan data lebih meyakinkan anggapan
yang melandasi alat-alat statistic, misalnya dalam
analisis regresi.
3. Untuk membuktikan teori dimana rasio adalah variable
yang menarik perhatian,
4. Untuk memanfaatkan suatu observasi keteraturan
empiric antara rasio keuangan dengan estimasi atau
prediksi suatu pariable yang menarik, misalnya masalah
kebangkrutan (rasio keuangan digunakan sebagai alat
prediksi kebangkrutan), resiko dari suatu surat berharga.
Masalah perhitungan dan interpretasi yang timbul dalam rasio
keuangan adalah adanya
1. Denominator Negatif
Dalam kaitannya dengan denominator yang negative, ada
berbagai kemungkinan jalan keluarnya sebagai berikut :
a. Dihapuskan dari sample yang diobservasi.
b. Periksa penyabab-penyabab denominator yang negative tersebut dan
buatlah penyesuaian. Misalnya, jika ditemukan bahwa aktiva telah
dinilai terlalu rendah (understated), dengan revaluasi dapat
mengahasilkan ekuitas pemegang saham yang positif.
c. Menggunakan rasio alternatif yang dapat memberikan aspek
profitabilitas, misalnaya dengan return on total assets, earning to
sales, karena dalam analisa laporan keuangan yang penting diperoleh
kesimpulan terhadap hasil perhitungan rasio bukannya rasio itu
sendiri.
2. Rasio Ekstrem
Kemungkinan terjadi bahwa hasil perhitungan rasio-rasio
keuangan dari berbagai perusahaan atau berbagai tahun dalam suatu
perusahaan akan ditemukan angka rasio yang ekstrm (outlier), yaitu terlalu
besar atau terlalu kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
Keterbatasan Analisis Rasio
Banyak alternative pendekatan yang
dapat dilakukan dalam analisis laporan
keuangan, dan analisis rasio hanya
merupakan salah satu cara untuk
memperoleh pemahaman tentang suatu
perusahaan melalui laporan keuangan.
Pembaca laporan keuangan harus
memahami keterbatasan analisa rasio jika
mengevaluasi suatu perusahaan.

You might also like