Professional Documents
Culture Documents
Klasifikasi Penatalaksanaan
Etiologi Diet
Patofisiologi Prognosis
Glukosa berada dalam darah Pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan
keton
Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori.
Gejala lainnya mencakup kelelahan. Badan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan
asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat
menyebabkan tandatanda dan gejala seperti nyeri abdominal, mual, muntah, hiperventilasi, napas
berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan
kematian.
Web of Causation
MANIFESTASI KLINIS
Poliuria
Polidipsia
Polifagia
Penurunan berat badan
Kelelahan
Penglihatan kabur
Mual dan muntah
Sakit perut
Napas bau
Dehidrasi (hiperglikemia)
Pernapasan yang cepat dan dalam
Gemetar (hipoglikemi)
Berkeringat (hipoglikemi)
Takikardia (hipoglikemi)
Kulit lembab dan dingin (hipoglikemi)
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Glukosa Darah
a. Hipoglikemia ringan:
Diberikan 150-200 ml the manis atau jus buah atau 6-10 butir
permen atau 2-3 sendok the sirup atau madu
Bila gejala tidak berkurang dalam 15 menit maka ulangi
pemberiannya
Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kadar
kalori (coklat, kue, donat, ice cream, cake)
b. Hipoglikemi berat:
Tergantung pada tingkat kesadaran pasien
Bila pasien dalam keadaan tidak sadar, jangan memberi makanna
atau minuman untuk menghindari aspirasi
Kadar Glukosa (mg/dL) Terapi Hipoglikemia
30-60
flakon
Injeksi IV Dex 40% (25cc) bolus 2
flakon
60-100 Injeksi IV Dex 40% (25cc) bolus 1
flakon
1. Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit sesudah injeksi IV
2. Sesudah bolus 3 atau 2 atau 1 flakon setelah 30 menit dapat
diberikan 1 flakon lagi sampai 2-3 kali mencapai ≥120mg/Dl
DIET PADA PASIEN
DM
Prinsip Diet Diabetes Melitus:
Tepat jumlah bahan makanan
Tepat jadwal makan, yaitu makan dibagi menjadi 3x
makan utama dan 3x makan selingan dengan jangka
waktu 3 jam
Tepat jenis makanan yang dikonsumsi
Continue
Tujuan Diet:
Memberikan makanan sesuai kebutuhan
Mempertahankan kadar gula darah sampai
normal/mendekati normal
Mempertahankan berat badan menjadi normal
Mencegah terjadinya kadar gula darah terlalu
rendah yang dapat menyebabkan pingsan
Mengurangi/ mencegah komplikasi
Continue
Syarat Diet:
Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan
untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal,
ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus,
misalnya kehamilan atau lakatasi dan adanya komplikasi.
Kebutuhan protein 10-15% dari kebutuhan energy total.
Kebutuhan lemak 20-25% dari kebutuhan energy total ( <10% dari
lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sisanya dari lemak
tidak jenuh tunggal). Kolesterol makanan dibatasi maksimal 300
mg/hari.
Kebutuhan Karbohidrat 60 -70% dari kebutuhan energi total.
Penggunaan gula murni tidak diperbolehkan, bila kadar gula darah
sudah terkendali diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai
5 % dari
kebutuhan energi total.
Serat dianjurkan 25 gr / hari.
Bahan Makanan Dianjurkan Dibatasi Dihindari
Sumber Semua sumber karbohidrat:
Karbohidrat nasi, bubur, roti, mie, kentang,
singkong, ubi, sagu, gandum,
pasta, jagung, talas, havermout,
sereal, ketan, macaroni
Sumber Protein Ayam tanpa kulit, ikan, Hewani tinggi lemak jenuh Keju, abon, dendeng, susu
Hewani telur rendah kolestrol, atau (kornet, sosis, sarden, otak, full cream
putih telur, daging yang jeroan, kuning telur)
tidak berlemak
Sumber Protein Tempe, tahu, kacang hijau,
Nabati kacang merah, kacang
tanah, kacang kedelai
Sayuran Sayur tinggi serat: Bayam, buncis, daun melinjo, Sayur tinggi serat:
kangkung, daun kacang, labu siam, daun singkong, kangkung, daun kacang,
oyong, ketimun, tomat, daun ketela, jagung muda, oyong, ketimun, tomat, labu
labu air, kembang kol, kapri, kacang panjang, pare, air, kembang kol, lobak,
lobak, sawi, selada, seledri, wortel, daun katuk sawi, selada, seledri, terong
terong
Buah-buahan Jeruk, apel, pepaya, Nanas, anggur, Buah–buahan manis dan
jambu air, salak, mangga, sirsak, diawetkan: durian, nangka,
belimbing (sesuai pisang, alpukat, alpukat, kurma, manisan buah
kebutuhan) sawo,
semangka,
nangka masak
atau 2 jam setelah makan ( post prandial). Nilai normal untuk bayi baru
lahir adalah 30-80 mg/dl, sedangkan untuk anak-anak adalah 600-100
mg/dl.
Pemeriksaan glukosa darah toleransi
Pemeriksaan kadar gula dalam darah puasa ( sebelum diberi glukosa 75
gram oral) , 1 jam setelah diberi glukosa dan 2 jam setelah diberi glukosa .
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat toleransi tubuh terutama insulin
terhadap pemberian glukosa dari waktu ke waktu.
Tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Osmolalitas serum
Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
Natrium
Mungkin normal, meningkat, atau menurun
Kalium
Normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya akan
menurun.
Fosfor
Lebih sering menurun
Hemoglobin glikosilat
Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
( lama hidup SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk
membedakan DKA dengan control tidak adekuat versus DKA
yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK baru)
Trombosit darah
Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau
infeksi.
Ureum / kreatinin
Mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan fungsi
ginjal)
Insulin darah
Mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1)
atau normal sampai tinggi.
Urine
Gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan defisiensi insulin, anoreksia.
Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan poliuri, intake inadekuat.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik
Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa, adanya ulkus.
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
berhubungan dengan kurang informasi.
Dx. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan defisiensi insulin,
anoreksia.
Tujuan Kriteria Hasil NIC
Nutrisi klien Nafsu makan baik, 1. Kaji intake makanan yang masuk
terjadi peningkatan 2. Timbang BB secara rutin
terpenuhi berat badan, tidak 3. Monitor kadar gula darah klien
setelah ada polipagia, gula 4. Observasi tanda-tanda
darah dalam batas hipoglikemi (perubahan tingkat
dilakukan normal, klien tidak kesadaran, nadi cepat, sakit kepala,
tindakan menunjukan tanda- tremor)
tanda hipoglikemi 5. Ajak keluarga dalam memotivasi
keperawatan klien untuk mau makan
6. Kolaborasikan pada ahli gizi
terkait nutrisi yang akan
dikonsumsi klien
7. Kolaborasikan pada dokter dalam
pemberian antiemetik dan
pemeriksaan gula darah
Dx. Defisit volume cairan dan elektrolit
berhubungan dengan poliuri, intake
inadekuat
Tujuan Kriteria Hasil NIC
Kebutuhan volume Turgor kulit elastis, 1. Observasi status
cairan dan elektrolit mukosa bibir lembab, cairan tubuh klien
klien terpenuhi setelah poliuri, polipagi dan 2. Observasi tanda-
dilakukan tindakan polidipsi berkurang, tanda vital klien
keperawatan. tanda-tanda vital 3. Kaji adanya
dalam batas normal, perubahan
kebutuhan cairan mental/sensori
terpenuhi, kesadaran 4. Kaji intake dan
komposmentis, serum output cairan klien
elektrolit dalam batas 5. Ukur BB klien
normal. 6. Kaji pengisian
kapiler dan turgor kulit
7. Pertahankan jumlah
intake cairan sesuai
dengan BB klien
Dx. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan
fisik
Tujuan Kriteria Hasil NIC
Tidak terdapat Keadaan umum baik, 1. Kaji tingkat
kelemahan fisik kesadaran kemampuan aktivitas
komposmentis, tanda- klien
tanda vital dalam batas 2. Support aktivitas
normal, tidak ada klien secara aktif dan
kelemahan, dapat pasif dengan
melakukan aktivitas melibatkan keluiarga
secara madiri. 3. Observasi tanda-
tanda vital sebelum
dan seseudah
beraktifitas
4. Memberikan
bantuan sesuai
kebutuhan
5. Memberitahu
Dx. Resiko infeksi
berhubungan dengan
peningkatankadar glukosa
Tujuan Kriteria Hasil NIC
Tidak terjadi infeksi Tidak ditemukan 1. Observasi tanda-
tanda-tanda infeksi tanda vital
2. Kaji adanya tanda-
tanda infeksi
3. Pertahankan tehnik
aseptik pada prosedur
invasive bila perlu
dilakukan
4. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
antibiotika dan
pemeriksaan
laboratorium
Dx. Kurang pengetahuan tentang proses
penyakit berhubungan dengan kurang
informasi
Tujuan Kriteria Hasil NIC
Pengetahuan klien Klien dapat 1. Kaji tingkat
bertambah terkait mengetahui tentang pendidikan dan
penyakit yang dialami penyakitnya serta cara pengetahuan klien
pengobatan dan tentang DM
perawatan, klien dapat 2. Berikan penjelasan
berprilaku sehat dan tentang : pengertian,
berpartisipasi dalam penyebab, tanda dan
pengobatan gejala, akibat lanjut
pengobatan dan diet
yang ditentukan
3. Libatkan keluarga
dalam perawatan klien
4. Tanyakan hal yang
belum dimengerti
5. Beri penguatan
Seorang anak laki-laki usia 12 tahun, TB 154 cm, BB 58 kg
dibawa ke Rumah sakit oleh orang tuanya pada hari Kamis, 7
April 2016 dengan keluhan BB turun menjadi 49 kg, pernafasan
cepat, pusing, dan sakit kepala. Selama beberapa bulan terakhir
pasien merasa cepat lapar, haus terus, sering BAK terutama
pada malam hari dan kaki kesemutan, terdapat luka (trauma) di
kaki yang sulit untuk sembuh. Orang tua pasien heran, karena
pasien porsi makannya banyak dan teratur tapi berat badan
anaknya turun drastis. Sejak kecil pasien suka makan-makanan
yang manis dan jarang berolahraga. Orang tua pasien
mengatakan, nenek pasien meninggal karena diabetes mellitus.
Setelah dibawa ke klinik dokter, dilakukan beberapa
pemeriksaan dan hasilnya ternyata mukosa kering, GDS = 800n
mg/dL, Nadi= 90x/menit, suhu=380C, RR= 24x/menit, TD=
140/80 mmHg, Sat. O2: 87%.
Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi dan
Evaluasi
TERIMA
KASIH