You are on page 1of 14

ASKEP KOLIK URETER

Disusun oleh:
Efi Eka Nofitasari (P27220016161)
Maisye Nur Aisyah (P27220016172)
M. Hanif B (P27220016175)
Putri Yunita Sari (P27220016181)
Riski Yulia Santika ( P27220016184)
Sari Apriliyana S (P27220016185)
Pengertian

Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya


penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada
ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis
terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan.
Batu itu sendiri disebut calculi.
(Brunner and Suddarth, 2002: 1460)
Etiologi
 Ginjal  Diuretik
 Immobilisasi  Kebiasaan
 Infeksi mengkonsumsi makanan
 Kurang minum tinggi kalsium
 Pekerjaan  Makanan tinggi purin
 Iklim
Manifestasi klinik
1. Batu dalam traktus urinarius:
Infeksi (pielonefritis dan sistitis yang disertai
menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari
iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu
menyebabkan sedikit gejala namun secara
perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal dan
menyebabkan nyeri yang luar biasa dan ketidak
nyamanan.
2. Batu di piala ginjal
 Nyeri dalam dan terus-menerus di area kastovertebral.
 Hematuri dan piuria dapat
 Nyeri berasal dari area renal. Pada wanita nyeri ke bawah
mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati
testis.
 Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di area
kostoveterbal, dan muncul mual dan muntah.
 Diare dan ketidaknyamanan abdominal. Gejala
gastrointestinal ini akibat dari reflex renoinstistinal dan
proksimitas anatomic ginjal ke lambung pancreas dan usus
besar.
3. Batu yang terjebak di ureter
 Menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa,
akut, dan kolik yang menyebar ke paha dan
genitalia.
 Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang
keluar
 Hematuri akibat aksi abrasi batu.
 Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan
diameter batu 0,5-1 cm
4. Batu yang terjebak di kandung kemih
 Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan
berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuri.
 Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher
kandung kemih akan terjadi retensi urine.
Patofisiologi
Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan Urin dan Darah Lengkap
 CT-scan
 Foto Rongent
 Sistoureterokopi
Komplikasi
 Sumbatan : akibat pecahan batu
 Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau
bakteri akibat obstruksi
 Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang
lama sebelum pengobatan dan pengangkatan batu
ginjal.
Pencegahan
 Usahakan diuresis yang adekuat: minum air 2-3
liter per hari dapat di capai diuresis 1,5 liter/hari.
 Pelaksanaan diet bergantung dari jenis penyakit
batu (rendah kalsium tinggi sisa asam, diet tinggi
sisa basa, dan diet rendah purin).
 Eradikasi infeksi saluran kemih khususnya untuk batu
struvit.
Penatalaksanaan
 Pengurangan nyeri  Metode endourologi
 Pengangkatan batu pengangkatan batu
 Terapi nutrisi  Uteroskopi
 Lithotrupsi gelombang  Pelarutan batu
kejut ekstrakorporeal  Pengangkatan bedah
ASKEP
Terimakasih

You might also like