You are on page 1of 35

PENYUSUNAN

INDIKATOR MUTU/KINERJA
Mengapa perlu melakukan
pengukuran ?
Present state
Compare to
standard
Compare to
competitors
(benchmarking)
Monitor:
– Stability
– Improvement
– Deterioration
Opportunity for
improvement

Source: Stamatis (1996)


What to measure ?
How to measure ?

The importance of indicators


The importance of instruments
Problems in measurement
Precision
Accuracy
Validity
Reliability
Untuk mengukur perlu
indikator
INDIKATOR
MUTU/KINERJA
INDIKATOR
 Adalah variabel ukuran atau tolok ukur untuk
mengetahui adanya perubahan/penyimpangan
yang dikaitkan dengan target/standar/nilai yang
telah ditentukan

 Indikator harus sensitif dan spesifik

 Indikator biasanya digunakan dalam mengukur


keberhasilan kinerja seseorang atau kelompok
atau organisasi tertentu

 Indikator dapat mengukur kinerja misi, sasaran,


program dan kegiatan
Jenis Jenis Indikator
INPUT
Berkaitan dengan Man, Money, Material, Methode,
manajemen misalnya jumlah dokter yang melayani, bahan
habis pakai yang digunakan,, metode pelayanan dll
PROSES
Berkaitan dengan proses apa yang dilakukan untuk
menghasilkan sesuatu baik barang maupun jasa.
Misalnya cara memberikan pelayanan, cara membuat
barang dll.
OUTPUT
Adalah sesuatu yang dihasilkan bisa dalam bentuk
barang ataupun selesainya pekerjaan jasa. Misalnya
jumlah pasien yang dioperasi, jumlah pelayanan rawat
jalan
OUTCOME
Adaklah ukuran sesuatu yang dirasakan oleh pelanggan.
Atau konsumen. Bisanya merupakan persepsi pelanggan
terhadap pemanfaatan layanan
BENEFIT
Adalah ukuran terhadap manfaat bagi pelanggan
ataupun bagi pemberi pelayanan
IMPACT
Adalah ukuran dampak dari suatu produk secara luas dan
biasanya jangka panjang
Indikator untuk mengukur
pencapaian target kinerja/mutu
Indikator sebagai wujud akuntabilitas
pengukuran kinerja
Pertimbangan dalam memilih indikator yang
prioritas untuk menilai kinerja pelayanan
Dipersyaratkan peraturan
perundangan
Dipersyaratkan pemilik
(pertanggung jawaban)
Ketersediaan data
High risk, high cost, high
volume, problem prone
Konsensus
Dipersyaratkan
customer
Cara menyusun indikator
Ada kejelasan tujuan
dan latar belakang
Kejelasan terminologi
yang digunakan
Pengumpulan, analisis,
interpertasi data
Numerator dan
denominator
Threshold (target)
Ketersediaan data
Langkah penyusunan indikator
kinerja
Kesadaran pentingnya mengukur kinerja:
– Paham latar belakang
penyusunan indikator
– Kejelasan tujuan
penyusunan indikator
– Identifikasi pendukung dan
penghambat dan
bagaimana mengatasinya
– Membentuk tim penyusun
– Pelajari sistem mutu yang
ada
– Tentukan sumber
informasi yang dibutuhkan
untuk menyusun indikator
– Workshop untuk mendapat
dukungan dari pihak
terkait
Penyusunan indikator:
– Review indikator yang ada
– Identifikasi unit-unit terkait
– Identifikasi indikator-indikator
yang dapat dimonitor
– Susun indikator
– Tetapkan metoda
pengumpulan data dan sumber
informasi
– Tentukan metoda analisis
– Sosialisasi
– Tetapkan cara pelaporan
indikator
Penerapan indikator:
– Monitor proses pengumpulan
data
– Monitor analisis terhadap
indikator dan pelaporannya
– Monitor penggunaan hasil
analisis indikator
– Monitor tindak
lanjut
Review
– Review indikator,
– Review cara
pengumpulan data,
analisis, hasil analisis,
pemanfaatan indikator
untuk perbaikan, tindak
lanjut perbaikan
– Perbaikan/penambahan
/pengurangan indikator
Evaluasi dan ongoing monitoring
Profil indikator
Indikator Diisi dengan judul indikator

Dimensi mutu Diisi dengan dimensi mutu yang mana yang terkait dengan indikator tsb

Tujuan indikator Diisi dengan apa yang ingin ditunjukkan dengan indikatr tsb (apa
maksud dari penggunaan indikator tersebut); untuk memberi
petunjuk/tanda bahwa…….
Rationalisasi Diisi dengan latar belakang dan alasan mengapa indikator tsb perlu
diambil sebagai alat pengukuran kinerja

Definisi terminologi yang Jika ada istilah yang perlu dijelaskan, maka didefinisikan pada kolom ini
digunakan

Frekuensi updating data Diisi dengan kapan pengumpulan data harus dilakukan apakah tiap
(pengumpulan data) hari, seminggu sekali, tiap bulan sekali, atau tiap tiga bulan sekali

Periode dilakukan analisis Diisi dengan kapan indikator tsb dianalisis untuk kemudian dilaporkan
dan difeedback pada unit terkait

Numerator (pembilang) Pembilang dari indikator tersebut

Denominator (penyebut) Pembagi dari indikator tersebut

Standar pencapaian Diisi dengan target yang harus dicapai


(threshold/target)
Sumber data numerator Diisi dengan dari mana data dapat diperoleh, apakah dari survei, dari
dan denominator data rekam medik, dari register, dsb
Accesss
Akses thd pelayanan

Efficacy Keefektifan
Efficiency
Efisiensi

Safety Keamanan
Continuity Kesinambungan
Of care pelayanan
Technical Kompetensi tehnis
Competence Dimensi Mutu
Amenities Kenyamanan

Human
Hub. Antar manusia
relation
Cara menetapkan threshold
(Katz & Green, 1997)
Sentinel event (kejadian luar biasa, a serious,
undesirable, and often avoidable process or outcome)
indicator: target = 0, misalnya pembedahan pada sisi
yang salah
Rate based indicator:
– Kumpulkan data untuk periode waktu tertentu
– Hitung mean dan standard deviasi
– Tetapkan simpangan yang bisa diterima
– Ingat rate-based indicator tidak pernah 100 %
Rujukan (referensi) sebagai konsensus nasional atau
konsensus profesi
Jika rate based indicator belum dapat ditentukan, dapat
ditetapkan threshold secara konsensus pada tahun
pertama.
Adakalanya threshold tidak dapat ditetapkan, penilaian
terhadap indikator berdasarkan trend naik atau turun.
Tugas
Pilih unit pelayanan (Admen, UKM, atau
UKP)
Susun 3 indikator
Lengkapi profil indikator untuk satu
indikator dg format yang ditentukan
Indikator Rata-rata LOS maternal postnatal sesudah melahirkan

Dimensi mutu Efficiency

Tujuan indikator Memberikan signal apakah postnatal maternal LOS lebih tinggi atau
lebih rendah dibandingkan rata-rata rumah sakit mitra benchmark

Rationalisasi Ada kecenderungan early discharge bagi ibu segera sesudah melahirkan, sehingga
perawatan belum sempurna, ibu sudah dipulangkan, dan dapat membahayakan
bagi ibu dan bayi yang dilahirkan. Pada kasus-kasus tertentu justru terjadi
perpanjangan lama perawatan yang berakibat pasien dirugikan
Definisi terminologi yang Pengertian postnatal :…………….dsb
digunakan

Frekuensi updating Tiap bulan


indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan analisis Tiap tiga bulan

Numerator (pembilang) Postnatal LOS dari ibu di rumah sakit diukur dalam hari

Denominator (penyebut) Tidak ada

Standar pencapaian
(threshold/target)
Sumber data numerator Data persalinan dan statistik inpatient di rumah sakit
dan denominator
Indikator Angka kelengkapan rekam medis

Dimensi mutu Continuity of care, patient safety

Tujuan indikator Untuk menilai kinerja dokter spesialis dalam melakukan pengisian
dokumen rekam medis

Rationalisasi Dari hasil survey tahun 2005 ternyata 50 % sampel RM yang diambil
tidak diisi lengkap. Kelengkapan pengisian rekam medis sangat
diperlukan untuk tindak lanjut pelayanan medis, begitu juga pada saat
kunjungan ulang pasien.
Definisi terminologi yang Rekam medis adalah………
digunakan Kelengkapan rekam medis meliputi kelengkapan pengisian identitas,
biodata, riwayat penyakit, diagnosis, terapi, tindak lanjug…….
Frekuensi updating Tiap bulan
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan analisis Tiap tiga bulan

Numerator (pembilang) Jumlah rekam medis yang disampling yang terisi dengan lengkap pada
periode satu bulan

Denominator (penyebut) Jumlah seluruh rekam medis yang disampling pada periode satu bulan

Standar pencapaian 90 %
(threshold/target)
Sumber data numerator Dokumen rekam medis
Indikator Angka kejadian phlebitis di ruang rawat inap 2 hari setelah
pemasangan infus
Dimensi mutu Keselamatan pasien, kompetensi tehnis

Tujuan indikator Untuk mengetahui apakah petugas bekerja sesuai protap


pemasangan infus
Rationalisasi Dari 100 pasien yang diinfus 10 % mengalami phlebitis dari hasil
survei Jan s/d Mar 2006. Terjadiany phlebitis terkait dengan
ketidak taatan dalam menjalankan prosedur pemasangan infus.
Phlebitis berpotensi untuk terjadinya sepsis
Definisi terminologi yang Phlebitis adalah radang pada pembuluh darah balik setelah
digunakan dilakukan pemasangan infus 2 hari dengan tanda-tanda:.....
Frekuensi updating indikator Setiap bulan
(pengumpulan data)
Periode dilakukan analisis Setiap tiga bulan

Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang mengalami phlebitis setelah dilakukan


pemasangan infus 2 hari dalam waktu satu bulan
Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu
bulan
Standar pencapaian ≤5 %
(threshold/target)
Sumber data numerator dan Dokumen rekam medis
denominator
Indikator Angka kejadian phlebitis di ruang rawat inap 2 hari setelah pemasangan
infus

Dimensi mutu Keselamatan pasien, kompetensi tehnis

Tujuan indikator Untuk mengetahui apakah petugas bekerja sesuai protap pemasangan infus

Rationalisasi Dari 100 pasien yang diinfus 10 % mengalami phlebitis dari hasil survei Jan
s/d Mar 2006. Terjadiany phlebitis terkait dengan ketidak taatan dalam
menjalankan prosedur pemasangan infus. Phlebitis berpotensi untuk
terjadinya sepsis
Definisi terminologi yang Phlebitis adalah radang pada pembuluh darah balik setelah dilakukan
digunakan pemasangan infus 2 hari dengan tanda-tanda:.....

Frekuensi updating indikator Setiap hari


(pengumpulan data)
Periode dilakukan analisis Setiap bulan
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang mengalami phlebitis setelah dilakukan pemasangan
infus 2 hari dalam waktu satu bulan

Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat inap yang dipasang infus dalam waktu satu bulan
Standar pencapaian 5%
(threshold/target)
Penanggung jawab
pengumpulan data
Sumber data numerator dan Check list harian infeksi nosokomial
denominator
Indikator Ketepatan waktu pembayaran

Dimensi mutu Efektivitas

Tujuan indikator Untuk menunjukkan kinerja administrasi bapel

Rationalisasi (alasan Ketepatan waktu pembayaran klaim akan memperlancar proses


mengapa indikator perlu) pelayanan di PPK

Definisi terminologi yang Waktu pembayaran yang tepat waktu adalah waktu yang dibutuhkan
digunakan mulai dari klaim masuk sampai dengan klaim dibayarkan, tidak melebihi
6 hari kerja
Frekuensi updating Setiap bulan
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan analisis Setiap tiga bulan

Numerator (pembilang) Jumlah klaim yang terbayar tepat waktu dalam waktu satu bulan

Denominator (penyebut) Jumlah seluruh klaim dalam satu bulan

Standar pencapaian 100 %


(threshold/target)
Sumber data numerator Data klaim yang ada di bapel pada bulan dimaksud
dan denominator
Indikator

Dimensi mutu

Tujuan indikator

Rationalisasi

Definisi terminologi yang


digunakan

Frekuensi updating
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan analisis

Numerator (pembilang)

Denominator (penyebut)

Standar pencapaian
(threshold/target)
Sumber data numerator
dan denominator
Indikator

Dimensi mutu

Tujuan indikator

Rationalisasi

Definisi terminologi yang


digunakan

Frekuensi updating
indikator (pengumpulan
data)
Periode dilakukan analisis

Numerator (pembilang)

Denominator (penyebut)

Standar pencapaian
(threshold/target)
Sumber data numerator
dan denominator
Indikator dan dimensi mutu
Angka dekubitus :
– Appropriateness dari pelayanan keperawatan
Jumlah pasien yang jatuh dari tempat tidur
dalam waktu satu bulan:
– Patient safety
Angka kelengkapan rekam medis:
– Continuity of care (kesinambungan
pelayanan)
– Patient safety
References
Bapelkes Gombong (2000), Laporan Evaluasi Pasca Pelatihan Jaminan Mutu, Gombong.
Katz, J.M., Green, E.,(1997) Managing Quality: A Guide to System-Wide Performance
Management in Health Care, 2nd ed, Mosby, St Louis: 24-32
Meisenheimer, C.G., (1997) Improving Quality: A guide to Effective Programs, 2nd ed, Aspen,
Maryland:33-44.
Mohr, J.J., Batalden, P.B., (2002), Improving Safety on the front lines: the role of clinical
microsystems, Qual Saf Health Care: 11:45-50.
Morris, A.H., Decision support and safety of clinical environment, Qual Saf Health Care. 11:69-
75.
Moss, F., Barach, P., (2002), Quality and Safety in Health Care: a time of transition,
Qual Saf Health Care, 11:1.
NHMRC (National Health and Medical Research Council), 1998, A guide to development,
implementation, and evaluation of clinical practice guidelines, Canberra.
Pusdiklat DepKes RI, (1996) Modul Pelatihan Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar di
Puskesmas, Jakarta
Reason, J., Combating omission errors through task analysis and good reminders,
Qual Saf Health Care, 11:40-44.
Schroeder, P., (1994), Improving Quality and Performance: Concepts, Programs, and
Technioques, Mosby, St Louis: 9-11
Swage, T., (2000), Clinical Governance in Health Care Practice, Butterworth Heinemann,
Oxford: 197.
WHO, Division of Strengthening of Health Services District Health System, The Contemporary
use of Standards in Health Care, 1993.

You might also like