You are on page 1of 39

HAZARD IDENTIFICATION

&
CONTROLS

1
HAZARD (BAHAYA)
 Anything that cause harm; Cehmical,
heat, noise, moving machine part. (HSE-UK)

 A something which may cause physical


harm (QUT-AST)

 A condition or practice with the potensial


for harm. (SHEQM-Germain- dkk)

 Sesuatu yang berpotensi


menyebabkan kerusakan/cidera.
2
RISK (RISIKO)
 The chance, great or small, that
someone may be harmed by a hazard.
(HSE-UK)

 Change of loss; A measure of the probability


and potensial severity of harm.
(SHEQM-Germain- dkk)

 Kemungkinan cidera/kerusakan yg dpt


terjadi dari suatu bahaya.
3
HAZID-RIAS - 1
Kecelakaan atau cidera terjadi apabila ada
kontak atau persentuhan langsung
Risiko bukan akhir dari kejadian, juga
bukan apa yang terjadi.
Sebuah Lubang Besar pada lantai kerja di
processing plant adalah Suatu Bahaya. Apabila
tidak ditutup atau diberi pagar pengaman akan
menjadi sebuah resiko.
Risiko bukan terletak pada lubang tetapi pada
kemungkinan pemaparan thd lubang tsb.
4
HAZID-RIAS - 2
Menghirup Gas H2S/Co/Co2, dampaknya thd manusia
tergantung pada konsentrasi dan durasi pemaparan.
Gas H2S tsb berpotensi menciderai namun belum
menjadi risiko bila tidak terpapar ke manusia.

Dari contoh tsb, Risiko adalah kemungkinan


terpaparnya seseorang thd Gas H2S/Co/Co2.

Puley Conveyor tdk dilengkapi pagar pengaman


adalah Suatu Bahaya. Kondisi tsb baru berubah
menjadi Risiko apabila kita melakukan perawatan,
perbaikan, pembersihan, atau berada di dekat
puley tsb.
5
HAZID-RIAS - 3
Bahaya & Risiko Keselamatan:
Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan
cidera manusia atau kerusakan pada lingkungan
sekitar, permesinan dan peralatan

Bahaya & Risiko Kesehatan:


Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan
sakit atau gangguan kesehatan manusia.
Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut
(serius & langsung) atau kronis (jangka panjang)
pd kesehatan seseorang.
6
HAZID-RIAS - 4
RIsiko Sisa/Residu: suatu resiko yg
tertinggal atau masih ada walaupun telah
diupayakan untuk menghilangkan,
meminimalkan, atau mengendalikan.

Surara Bising, Debu, Getaran,

Acceptable or Unacceptable
Tolerable or Untolerable
7
TIPE BAHAYA -1

BAHAYA CONTOH

Biologi Micro Biologi ; Bakteri, Virus, Jamur,


Tengu (Mites)
Macro Biologi ; Serangga, Parasit,
Tumbuhan & Binatang
Fisik Suara Bising, Getaran, Pencahayaan,
Radiasi, Temperatur, Tekanan
Kimia Debu, Asap, Gas, Kabut (Aerosols), Fiber,
Fume, Uap (Vapors), B3
8
TIPE BAHAYA - 2

BAHAYA CONTOH
Ergonomi Stres Fisik (Physical Stresses); Ruang sempit &
terbatas, menarik, mendorong, Canggung/aneh
(awkward) or Static Postures, overexertion,
repetitive motion,fatigue, excessive force, direct
prssure
Stres kejiwaan/Mental (Psychological Stresses);
Bosan (monotony), Terlalu berat (Overload),
Perceptual confusion

Mekanis Permesinan, Peralatan (Titil operasi, Titik


jepit, Titik geser)
9
TIPE BAHAYA - 3

BAHAYA CONTOH
Lingkungan Kemiringan, Permukaan tidak rata, Cuaca
Sekitar tidak ramah, Berlumpur/basah, Kegelapan

Psikososial Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola


promosi, Pengorganisasian kerja

Tingkah Ketidak patuhan, kurang keahlian, tugas


Laku baru/tidak rutin, overconfident,

10
11
PENGKAJIAN/PENILAIAN
ULANG
Pengkajian/Penilaian harus ditinjau ulang
ketika terjadi perubahan/penggantian yg
signifikan dalam Operasi, Personil, Peralatan
dsb karena dapat timbul bahaya dan resiko
baru yang berbeda.

Pengkajian/Penilaian Ulang menjadi kebijakan


yang baik apabila dilakukan secara tetap,
misal secara setahun sekali. 12
PEKERJA RESIKO TINGGI
Pekerja dgn ketidak mampuan
Pekerja dgn usia muda
Pekerja Baru dan Ibu sedang mengandung
Pekerja tidak berpengalaman
Personil yg immune-compromised, -
(Penderita HIV)
Personil dgn kondisi kesehatan khusus
(Penderita Asma)
Personil Yg Dalam Pengobatan Khusus
13
BAGAIMANA MENILAI /
MENGAKAJI ?
1. Identifikasi Seluruh Operasi
2. Identifikasi Bahaya /Resiko Masing-
Masing Operasi
3. Identifikasi Bahaya/Resiko Masing-
Masing Tugas
4. Identifikasi Pengaruh Potensial
Personil/Pribadi 14
BAGAIMANA MENILAI /
MENGAKAJI ?

5. Identifikasi Tindakan Existing Control.


6. Tentukan Apakah Existing Control
Memadai

7. Tentukan Tindakan Further Control yg


tepat
8. Kembangkan Action Plan untuk
Implementasi Tindakan Kontrol
15
PENILAIAN/PENGKAJIAN

Task Hazard Personal Existing Y/ Futher Action


/Risk Affected Control N Control /Date
Y
N

Y
N

Y
N

Y
N
16
HAZARD RECOGNITION (1)
What if ? Analysis -;
Analisis ini paling effective dilakukan oleh sebuah team
bukan secara independen (brainstorming).
Anggota team harus terdiri dr pekerja yg berpengetahuan
(knowledgeable) dari seluruh departemen yg tertarik pada
proses yaitu : operation, production, maintenance, safety,
purchasing, environmental, egineering, hygiene, and
occupational health personnnel.
Teknis ini bukan merupakan pendekatan yg sistematis &
hasilnya tergantung sebagian besar pengetahuan dari
anggota team.
17
IDENTIFIKASI BAHAYA & ANALISIS
DENGAN PROSES “WFAT-IF” (1-1)

Gambaran Isu:________________________________________
No. Isu: _______ Tanggal _______ Anggota Team ______
Question
No. What-If ? Responses Existing Recomendation
Control

18
HAZARD RECOGNITION (2)
Hazard Operability Studies (HazOp) ;
Merupakan teknik analisis yg sistematis untuk
mengidentifikasi bahaya dan masalah pengoperasian
dan dpt diterapkan hampir semua fase suatu proyek/
atau kegiatan proses.
Perlu Pengetahuan lengkap tentang teknologi roses
dan metode pengoperasian, serta jumlah staf yg
memadai.
Identifikasi penyimpangan, penyebab, konsekuensi,
dan tindakan perbaikan.
19
LEMBAR KERJA
ANALISIS & IDENTIFIKASI BAHAYA
DENGAN PROSES “HAZOP” (2-1)
Gambaran Isu:____________________________________________
No. Isu: _______ Tanggal ________ Anggota Team __________

No Guide Deviation Cause Konse Existing Action


Word kuensi Control Required

20
HAZARD RECOGNITION
Fault Tree Analysis (FTA) ;
Identifikasi dan Analisis Bahaya dgn membuat
diagram logik yg berkaitan & berisi seluruh
kemungkinan rangkaian kejadian.
Analisis ini memeriksa/meninjau kejadian manusia
dan peralatan yg dpt mengakibatkan kegagalan
(failure).
Kegagalan yg telah dianalisis di speifikasi dan
seluruh kejadian atau rantai kejadian yg
mengakibatkan kegagalan dpt di identifikasi.
21
HAZARD RECOGNITION
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ;
Metode sistematis untuk memeriksa /menguji seluruh
komponen dan cara/mode operasi suatu proses untuk
menetapkan akibat kegagalan.
Seluruh komponen mekanis atau proses kerja secara
independen didaftar, kemudian kemungkinan kegagalan
untuk masing-masing komponen tersebut diidentifikasi.
Teknis analisis ini pada umumnya digunakan untuk
menganalisis suatu sistem yg komplek dengan jumlah
kompenen yang banyak.
22
KEKERAPAN (FREQUENCY)
25 SEVERAL EMPLOYEES SEVERAL TIMES A SHIFT

20 - 24 SEVERAL EMPLOYEES ONCE PER SHIFT

15 - 19 TWO OR THREE TIMES A WEEK

10 - 14 ONCE PER MONTH

5-9 ONCE OR TWICE A YEAR

0 NEVER

Berapa tingkat kekerapan karyawan terpapar


oleh bahaya yg terkaji ?
HSE-UK 23
KEPARAHAN (SEVERITY)
50 FATALITY, PARA/QUADRIPLEGIA, BLINDNESS

40-49 PERMANENT DISABILITY, AMPUTATION, MUTILATION

30-39 FRACTURE, DISLOCATION, LACERATION REQUIRING SUTURES

20-29 MEDICAL TREATMENT INJURY, SEVERE SPRAINS/STRAINS,


SECOND AND THIRD DEGREE BURNS
10-19 REPEATED FIRST AID TREATMENTS, DEEP ABRASIONS, FIRST
DEGREE BURNS
1- 9 MINOR FIRST AID, SCRATCHES, BRUISING, PARTICLE IN EYE,
SLIGHT ABRASIONS, SMALL FIRST DEGREE BURN
0 NO INJURY

Bagaimana Tingkat Keparahan cidera/kerusakan yg


dapat terjadi oleh bahaya ?
HSE-UK 24
PROBABILITY
25 CERTAINTLY
15 - 24 SIGNIFICANT CHANCE
10 - 14 POSSIBLE
5-9 POSSIBLE BUT UNLIKEY
1-4 EXTREMELY UNLIKELY

Bagaimana Tingkat Kemungkinan Bahaya tsb


akan menyebabkan kecelakaan ?
HSE-UK 25
NILAI BAHAYA
61 A serious hazard for which corrective action must be
- taken without delay
100
31 A moderate hazard requiring remedial action as soon as
- possible. Warnings, personal protective equipment and
60 notices may serve as acceptable interim measures

1 - A minor hazard falling into the category of acceptable


30 level of risk and for which there is little justification for
control
Nilai Bahaya adalah Jumlah dr Kekerapan,
Keparahan, dan Kemungkinan.
HSE-UK 26
LEVEL RISIKO

CONSEQUENCES
1 2 3 4 5
LIKELIHOOD Insigfct Minor Moderate Major Catostph
Alamost H H E E E
Certain
Likely Md H H E E

Possible L Md H E E

Unlikely L L Md H E

Rare L L Md H H
EHS-MU-AST 27
PROBABILITY
SEVERITY Likely to Probable in Possible in Remotely
Occ. Imd Time Time Possible

A B C D
Fatal, PTD C C S Md
1
LTI C S Md Mr
2
RI /NLT S Md Mr Ngb
3
MMT Md Mr Ngb Ngb
4

Bs-S H E Q - RM
RISK = SEVERITY x PROBABILITY 28
LEVEL RISIKO
EXPOSURE PROBABILITY CONSECQUENCE Score & Lvel
Risk (ExPxC)
Continuously Almost - Catastrophic 20
Extreme >20
10 Certain 1,0
Frequency 6 Likely 0,6 Major 10 High >10

Occsionally 3 Possible 0,3 Moderate 5 3 - 10


Moderate

Infrequently 2 Unlikely 0,1 Minor 2 Low < 3

Rarely 1 Rare 0,05 Insignificant 1

EHS-MU-AST 29
KLASIFIKASI BAHAYA
KELAS TINGKAT CIDERA/KERUSAKAN/KERUGIAN

A Fatal, Cacat Tetap, Hilang Bagian Tubuh, Kebakaran/


MAJOR Kerusakan Alat atau Properti >Rp 50 juta, Hilang
Produksi >Rp 40 juta,
Sengketa Lingkungan >Rp 50 juta (Segera No delay)
B Cidera Berat, Cacat Sementara, kebakaran/kerusakan
SERIUS Alat atau property <Rp 50 juta, Hilang Produksi
<Rp 40 juta, Sengketa Lingkungan <Rp 50 juta
(Komplit dlm 1 minggu)
C Cidera Ringan, Sakit Jabatan (Ossupational Illness),
MINOR Kebakara/Kerusakan Alat atau Properti <Rp 15 juta,
Hilang Produksi <Rp 10 juta,
Sengketa Lingkungan <Rp 15 juta. (OK dlm 1 bulan)
30
HIRARKI KONTROL BAHAYA
1. Primary Control Methods
Engineering Control

2. Secondary Control Methods


Administrative Control

3. Tertiary Control Methods


Work Practices, ….

4. Personal Protective
Equipment ( PPE)
31
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1)

1. Primary/Engineering Control; meliputi


Prosedur lockout , perubahan proses atau
peralatan, mengurangi penggunaan zat
berbahaya, alat peringatan, dsb.

2. Secondary/Administrative Control; Variasi


proses manajemen dpt untuk
mengendalikan pengaruh bahaya seperti:
Pemilihan staff, Pembatasan jam kerja,
program pemeliharaan, prosedur pembelian.
32
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-1)

Primary Control Methods /Engineering Control


Type of Control:

1. Mensubtitusi dgn proses yg kurang bahaya


2. Mengganti proses utk mengurangi pemaparan
3. Menutupi/melindungi proses sehingga edek bahay
tdk tertranformasi ke pekerja.
4. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara lokal
atau umum utk mengurangi konsentrasi agent yg
berbahaya di udara.
5. Mengatur banyaknya getaran yg timbul sehingga
kebisingan dan trauma ke badan dpt dikurangi.33
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-2)

Primary Control Methods /Engineering Control


Contoh Kontrol:
1. Memasang peredam suara di sekeling
peralatan yg bising
2. Memasang pelindung (guards) di sekeliling
pinch point & rotating couplings.
3. Merelokasi katup (valves) switches and
shutdown devices dari area yg berbahaya.
4. Memasang pelindung lampu pada mesin-
mesin di tempat-tempat pemuatan.
34
HIRARKI KONTROL BAHAYA (1-3)
Secondary Control / Administrative Control
Contoh Kontrol;

1. Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/


pengamat dan orang lainnya ke area kerja
2. Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang
ahli/berpengalaman dgn bukti-bukti kesuksesan.
3. Mendaftar ulang pelepasan bahaya ke suatu
waktu/masa ketika lebih sedikit pekerja di
lapangan dengan demikian mengurangi potensi
untuk pekerja terpapar.

35
HIRARKI KONTROL BAHAYA (2)
Tertiary Control methods/ Work Practice
Langkah ketiga ini merupakan agak sedikit
langkah akhir dan tidak memberikan tingkat
kepastian yg tinggi bahwa bahaya akan dpt
terkendali seluruhnya.
Tipe kontrol ini berhubungan dengan ringan dan
Resiko Sisa (Minor & Residual Risk).
Kontrol disini termasuk praktek kerja sesuai am
bentuk prosedur yang tepat dan pelatihan
(training) untuk memastikan bahwa para pekerja
mengetahui: bagaimana mengenal dan
menghindari bahay kesehatan apabila mungkin.
36
HIRARKI KONTROL BAHAYA (3-1
Tertiary Control methods
Contoh Kontrol;
1. Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur
kerja
2. Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap
langkah kerja.
3. Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga
kerjaan
4. Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan
peralatan baru yang lebih baik.
5. Membuat tempat kerja yang lebih aman. 37
HIRARKI KONTROL BAHAYA (3)
Personal Protective Equipment (PPE)

PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang


pertama atau kedua dalam kontrol bahaya di
tempat kerja.
Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan
kontrol pertama, kedua, dan ketiga sedangkan
PPE digunakan sebagai suatu
kemungkinan/kebetulan dari metode kontrol
langkah terakhir.

38
39

You might also like