You are on page 1of 15

ANALISIS RENTABILITAS USAHA

PEMBUATAN TEMPE
DI KELURAHAN SIDODADI
KOTA SAMARINDA

Oleh :
Novalia Anggara
NIM: 5009100009
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kedelai merupakan bahan baku utama pengolahan
pangan seperti tahu, tempe, kecap dan lain-lain. Konsumsi
bahan pangan yang berasal dari kacang-kacangan, kususnya
kedelai bagi masyarakat Indonesia pada masa mendatang
diperkirakan naik terus. Upaya meningkatkan kuantitas dan
kualitas produksi kedelai di Indonesia merupakan tantangan
serius untuk mempertahankan kelangsungan pengembangan
produksi agar mencapai swasembada komoditas tersebut.
(Rukmana,1996).
Tempe merupakan makanan sumber protein tinggi yang

harga per satuan unit lebih murah apablia dibandingkan dengan

sumber protein asal hewani seperti daging, susu dan telur.

Harganya juga relatif murah, proses pembuatannya sederhana

dan mudah, kandungan gizinya pun cukup tinggi. Beberapa khasiat

tempe bagi kesehatan antara lain menurunkan kadar kolesterol,

antidiare khususnya karena bakteri E. coli enteropatogenik dan

antioksidan. Nilai gizi protein tempe meningkat setelah proses

peragian, karena terjadinya pembebasan asam amino yang

terkandung dalam kedelai diperoleh dari ragi. (Cahyadi, 2007).


Usaha pengolahan tempe di Kelurahan Sidodadi adalah
usaha yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan atau laba
yang ditentukan oleh penggunaan biaya produksi, jumlah output
yang dihasilkan dan harga jual. Permasalahan yang terjadi pada
usaha pembuatan tempe di Kelurahan Sidodadi adalah kurangnya
pengetahuan pengusaha mengenai pengelolaan dan penggunaan
modalnya, sehingga pengusaha kurang mengetahui apakah
mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. Keadaan
mengetahui usaha mendapat keuntungan dan juga tidak mengalami
kerugian (titik balik modal) disebut dengan analisis pulang pokok
(Break Even Point). Untuk mengetahui kemampuan pengusaha
mendapatkan keuntungan dalam menggunakan dana yang tersedia
yang tercermin dalam perputaran modalnya di sebut dengan rasio
rentabilitas atau profitabilitas.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka
masalah yang dapat diidentifikasikan adalah :
1.Berapa BEP (Break Even Point) usaha
pembuatan tempe di Kelurahan Sidodadi Kota
Samarinda?
2.Berapa rentabilitas bagi usaha pembuatan
tempe di Kelurahan Sidodadi Kota
Samarinda?
Menurut Adiwicaksana (2010), rentabilitas
adalah kemampuan menghasilkan laba dari
sejumlah dana yang dipakai untuk menghasilkan
laba tersebut. Ada 2 macan rentabilitas, yaitu:
1. Rentabilitas Ekonomi
2. Rentabilitas Modal Sendiri
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode
observasi langsung dan wawancara terhadap
pengusaha pengolah tempe di Kelurahan Sidodadi
Kota Samarinda. Sampel diambil secara sensus,
dengan jumlah responden ada 30 pengusaha
pengolah tempe.
Gambaran Umum Usaha Pembuatan Tempe
Usaha pembuatan tempe merupakan salah satu mata
pencaharian utama usaha pembuatan tempe di Kelurahan
Sidodadi sejak tahun 1974 yang dilakukan secara
berkelanjutan. Pada umumnya pembuatan tempe di Kelurahan
Sidodadi dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 05.00-15.00
WITA hingga tahap pencucian lalu dilanjutkan dengan tahap
perendaman sampai dengan hari berikutnya agar diperoleh
kedelai yang lunak sehingga diperlukan waktu merendam
selama satu malam. Proses pembuatan masih
menggunakan alat-alat yang Cukup sederhana yaitu
tungku, timbangan, kaleng minyak, ember, tampah,
dandang dan karung goni.
Tahapan Usaha Pembuatan Tempe di
Kelurahan Sidodadi sebagai berikut :
 Biji kedelai dipilih yang kaleng minyak agar
bermutu baik, kemudian dicuci menjadi lunak dan
dengan air bersih. mencegah pertumbuhan
 Biji kedelai direbus selama ±30 bakteri pembusuk pada
menit agar dalam proses saat proses
pengupasan menjadi mudah. pemeraman.
 Pengupasan kulit ari dengan  Keping - keping kedelai yang
dihamparkan diatas karung telah direndam selama satu
goni kemudian diinjak- malam dicuci kembali agar
injak agar kulit ari bersih.
terkelupas menjadi keping  Keping kedelai direbus
- keping kedelai. kembali hingga empuk
 Keping - keping selama 90 menit dengan
kedelai direndam selama
satu malam didalam
 Peragian pada keping kedelai  Kedelai yang telah dicampur
yang telah didinginkan dengan dengan ragi dibungkus
merata agar diperoleh kualitas dengan plastik dan
tempe yang baik. disimpan (diperamkan)
selama beberapa hari yaitu

1-2 hari hingga diperoleh


“tempe”.
Analisis Data Pengusaha
Pengolahan Tempe
Di Kelurahan Sidodadi Kota
Samarinda

Diketahui :

P =Rp.8.000/Kg Ditanyakan :

Q = 125.064/Kg 1. Pendapatan (I)

TFC =Rp.409.850/Bulan 2. Total Penerimaan (TR)

TVC =Rp.517.970.000/Bula 3. Total Biaya (TC)

TR =Rp.1.000.512.000/Bulan 4. BEP unit

5. Rentabilitas
Penyelesaian :

(Total Biaya) TC = TFC + TVC

TC = 409.850 + 517.970.000
= 518.379.850/bulan

(Total Penerimaan) TR = P x Q

TR = 8.000 x 125.064
= 1.000.512.000/bulan

(Total Pendapatan) I = TR – TC

I = 1.000.512.000 - 518.379.850
= 482.132.150/bulan

Rentabilitas = Provit Margin x Aktiva


= 48,18 x 1,93
= 93 %
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Break Even Point usaha pembuatan tempe di Kelurahan Sidodadi adalah
106,2 kg atau menghasilkan penerimaan penjualan sebesar Rp 853.854,30
artinya apabila pengusaha menjual tempe sebesar 106,2 kg/bulan, maka
pengusaha berada pada titik pulang pokok, sehingga usaha pembuatan
tempe mampu mendatangkan laba.

2. Besarnya nilai rentabilitas usaha pembuatan tempe di kelurahan


sidodadi kota samarinda adalah sebesar 93%.
Saran
Disarankan perajin untuk dapat lebih
efisien dalam penggunaan modalnya
agar dapat meningkatkan rentabilitas
usahanya dan memperluas skala
usahanya.
SEKIAN TERIMA KASIH….

You might also like