Professional Documents
Culture Documents
SMESTER : 1
• ISTILAH SEHARI-HARI :
• 1. POSISI SUPINE
• Gambar : posisi supine
• INDIKASI POSISI SUPINE :
• 1. BEDAH ABDOMEN
Apendiktomi, Herniotomi ,dll
• 2. BEDAH OBGYN
Seksio Sesarea. ( SC )
K E T( kehamilan ektopik terganggu )
M O W ( mini operasi wanita ) = sterilisasi
• BEDAH ORTHOPEDI
pemasangan Kitchner Wire pada fraktur os radius dan atau os ulna
dll
- BEDAH UROLOGI
vesikolithotomi = pengangkatan batu kandung kemih ( vesica
urinaria )
Open prostatektomi
ureterolithotomi
• BEDAH UMUM
- Ekstirpasi FAM ( Fibro Adenoma Mammae )
- Debridement luka yg terbuka,dll
• BEDAH ONKOLOGI
- Stumektomi,
- thyroidektomi,
- mastektomi dll
• BEDAH MULUT
- Labio plasti,
- palato plasti
• BEDAH MATA :
- Operasi Katarak,
- Enukliasi.dll
• BEDAH THORAKS KARDIOVASKULER
thorakotomi,
open heart surgery (bedah jantung terbuka )
a. Sirkulasi :
Pengaruh terhadap system vaskular minimal
Tidak ada penurunan perfusi
Tekanan darah relatif konstan
b. Pulmonal :
Pada nafas spontan pergerakan abdomen dan tulang rusuk normal
Jika perut terisi penuh akan mengganggu pergerakan diafragma
Tidal volume berkurang
c. Syaraf
Fleksi atau ekstensi yg terlalu eksesive
Cedera saraf dan otot
• 2. POSISI HEAD - DOWN ( TRENDELENBURG ) K2
Gamabar 2 : Posisi Head – Down
Trendelenburg
INDIKASI:
Posisi ini sering digunakan pada operasi :
ABDOMEN,
THT,
OBGYN
MENGURANGI RESIKO ASPIRASI
SEWAKTU PENUTUPAN PERITONEUM AGAR USUS
TIDAK TERLUKA
PENANGGULANGAN SYOK.
• Pertimbanag Pathofisiology :
a. Sirkulasi :
Venus Return
C. O. meningkat
B.P. meningkat
Intracranial blood volume meningkat
b. Pulmonal :
Tv berkurang
Prekuensi nafas meningkat
c.Saraf
penekanan terhadap otot dan saraf clavicula
• Cara memposisikan Head – Down
• Persiapan alat :
Alat pengatur posisi meja operasi
Alat penahan bahu bila diperlukan
Pelaksanaan :
Bila diposisikan lama ( dari awal ) maka :
Pasang alat penahan bahu ( atur sesuai kebutuhan )
Bila hanya sementara tidak perlu pasang alat penahan bahu
3. POSISI HEAD – UP ( SEMI FOWLER )
Gambar :Posisi Head – up
Indikasi :
Posisi Head – up merupakan kebalikan dari posisi Head – Down
Biasanya diperlukan untuk membantu mengalirkan cairan yg ada
dirongga abdomen bagian atas pada saat membersihkan rongga
abdomen
Pada operasi kholesistektomi
Cara memposisikan Semi Fowler :
dengan alat pengatur posisi badan dan kepala dinaikkan 30 -45
derajat
Pertimbangan pathofisisologi :
a. Sirkulasi
Tekanan darah sedikit menurun
b. Pulmonal
Tidak terpengaruh
c.Saraf :
Indikasi :
Berbaring dengan menaikan kepala dan badan 80 – 90 derajat
Operasi pada umumnya jarang menggunakan posisi fowler
Digunakan untuk membantu memperbaikai curah jantung dan
ventilasi
5.POSISI LATERAL
Gambar : Posisi Lateral
• Indikasi :
operasi pd fraktur femur
0perasi pd poplitea
Operasi pd ginjal
• Pertimbangan pathofisiologi
a. Pd system kardiovaskuler :
- c.o : tidak berubah
- bp : tidak berubah
b. Pd system pulmonal :
- t.v : berkurang
- tlc : berkurang
c. Pd system neuromuskular ;
- peregangan syaraf servikalis
• Cara memposisikan lateral:
Persiapan alat :
Bantal pasir 1 buah
Bantal busa 2 buah
Bantalan tangan dari busa.
Alas tangan / arm board
Kain pengikat tangan dan kaki
Pelaksanaan :
Bila pasien blm terpasang infus maka pasang infus di tangan yang akan berada
diatas
Pasang arm board
Setelah pasien teranestesi pastikan IV line serta ETT tidak tercabut saat
memposisikan \
Konektor anggel dapat dilepas dahulu
Alat monitor yg menempel di badan pasien dilepaskan dulu
Miringkan pasien secara perlahan sambil meraba denyut nadi pasien
Tangan yang terpasang infus berada di bagian atas
Ikat dengan kain pengikat
Pasangkan kembali konektor anggel pada ETT
Pasang bantal di bagian dada dan punggung serta kaki
Ikat badan pasien pda daerah pinggul
POSISI LITHOTOMI
Gambar : Posisi Lithotomi
Indikasi :
a. bedah Obgyn : - kurretage
- ekstirpasi kista bartolini
- vaginal hysterektomi
- vaginoplasty
- dll
b. Bedah Urologi : -TURP ( Trans Urethtra Resection of the Prostat )
- lithotripsi
b.Pelaksanaan
P asien teranesthesia umum (terintubasi ), VIMA:
Pasang penyokong kaki dan kunci supaya tidak melorot
Atur ketinggian penyokong kaki sesuai kebutuhan
Pastikan ETT tidak terlepas, VIMA : harus di pegang dengan baik agar
air way terjaga
Geser pasien secara perlahan kearah bagian bawah meja operasi
Letakan kaki pasien pada penyokong kaki secara perlahan
Ikat dengan kain pengikat secara hati-hati
• Pasien dengan spinal anestesia :
• Pertimbangan pathofisiologi :
a. Sirkulasi : tidak terpengaruh
b. Pulamonal : compliant paru terganggu
c. Neuro muskukar :
Pertimbangan patofisiologi :
- Adanya Perubahan hemodinami k
- Adanya emboli udara
- Adanya kerusakan pada syaraf
Cara memposisikan
a. Persiapan alat :
- head holder
- alat pengatur meja operasi
• B. pelaksanaan :
- Setelah pasien teranestesi pada posisi supine
- Bagian kaki meja operasi ditinggikan sesuai kebutuhan
- ( lutut sejajar dengan jantung )
- Kemudian bagian atas meja operasi diposisikan fowler sesuai
kebutuhan
- Kemudian head holder dipasang oleh operator
- Perhatikan ETT jangan sampai lepas atau kinking.
• POSISI DUDUK
• POSISI KNEECHEST
• Indikasi :
- Operasi daerah punggung, bokong, leher
• Pertimbangan pathofisiologi :
- Sama dengan posisi prone
- Cara memposisikan :
- Sama dengan posisi prone hanya bagian tungkai lebih di
ekstensikan.
• POSISI DORSAL RECUMBENT
• Posisi ini biasanya posisi pada pemeriksaan fisik dan posisi pada
partus ( melahirkan ) secara normal
• POSISI ORTHOPENIC
Posisi ini digunakan untuk operasi ginjal, femur
• Pertimbangan patofisiologi :
• Hemodinamik :
• Pulmonal :
• Neurologi :
Cara memposisikan :
-sama seperti memposisikan posisi lateral
- Bagian kaki dan atas meja di pleksikan.