You are on page 1of 34

POSISI PASIEN PERIOPERATIF

( Clinical Anesthesia ( 4/e ) edited by Paul G Barash et all )


Wilkins Philadelphia c 2001.

SMESTER : 1

Oleh : H . Kusnadi , BSc An


K.1
• POSISI PASIEN PERIOPERATIF

• DAPAT MENUNJANG SUATU PEMBEDAHAN

• PEMBEDAHAN PERLU POSISI YANG SESUAI

• MEMPOSISIKAN PASIEN PERLU DILAKUKAN SECARA

• HATI-HATI KARENA POSISI YANG TIDAK BAIK AKAN

• MENIMBULKAN BERBAGAI MASALAH


ARTI :

• POSISI : LETAK = PENEMPATAN

• PERIOPERATIF : MASA SEBELUM, SELAMA, SETELAH


OPERASI / PEMBEDAHAN

• ISTILAH SEHARI-HARI :

• PRA BEDAH , INTRA BEDAH, PASKA BEDAH


(PRE OPERASI, DURANTE OPERASI, POST OPERASI)
• MACAM – MACAM POSISI :

• 1. POSISI SUPINE
• Gambar : posisi supine
• INDIKASI POSISI SUPINE :
• 1. BEDAH ABDOMEN
 Apendiktomi, Herniotomi ,dll
• 2. BEDAH OBGYN
 Seksio Sesarea. ( SC )
 K E T( kehamilan ektopik terganggu )
 M O W ( mini operasi wanita ) = sterilisasi
• BEDAH ORTHOPEDI
 pemasangan Kitchner Wire pada fraktur os radius dan atau os ulna
dll
- BEDAH UROLOGI
 vesikolithotomi = pengangkatan batu kandung kemih ( vesica
urinaria )
 Open prostatektomi
 ureterolithotomi
• BEDAH UMUM
- Ekstirpasi FAM ( Fibro Adenoma Mammae )
- Debridement luka yg terbuka,dll

• BEDAH ONKOLOGI
- Stumektomi,
- thyroidektomi,
- mastektomi dll

• BEDAH THT( TELINGA HIDUNG TENGGOROK)


- Tonsilektomi,
- CWL ( Cold Well Luck )

• BEDAH MULUT
- Labio plasti,
- palato plasti
• BEDAH MATA :
- Operasi Katarak,
- Enukliasi.dll
• BEDAH THORAKS KARDIOVASKULER
 thorakotomi,
 open heart surgery (bedah jantung terbuka )

• BEDAH NEURO CHIRURRGY ( NC )


 kraniotomi

 Cara Memposisikan Supine :


a. Persiapan Alat :
 Bantal kecil : 1 buah
 Sandaran Tangan : 2 buah
 Kain pengikat tangan: 2 buah
 Alas meja operasi
 Alat pengatur meja
 Anesthetic screen
 Salep mata dan atau kasa lembab
• Pelaksanaan :
 Meja operasi diposisikan pada posisi mendatar
 Inform consent
 Pasien dipindahkan dari brankard ke meja operasi
 Pasien dipersilahkan berbaring dimeja operasi
 Bagian kepala dialasi bantal
 Tangan pasien diletakan pada sandaran tangan
 Pasang alat monitor
 Pasang Infus bila belum
 Ikat tangan pasien dengan kain pengikat secara hati-hati
 Bila pasien sudah teranestesi olesi mata pasien dengan salep mata
atau pasang kasa lembab pada daerah mata.
• Pertimbangan Pathofisisologi :

a. Sirkulasi :
 Pengaruh terhadap system vaskular minimal
 Tidak ada penurunan perfusi
 Tekanan darah relatif konstan

b. Pulmonal :
 Pada nafas spontan pergerakan abdomen dan tulang rusuk normal
 Jika perut terisi penuh akan mengganggu pergerakan diafragma
 Tidal volume berkurang

c. Syaraf
 Fleksi atau ekstensi yg terlalu eksesive
 Cedera saraf dan otot
• 2. POSISI HEAD - DOWN ( TRENDELENBURG ) K2
Gamabar 2 : Posisi Head – Down
Trendelenburg

INDIKASI:
Posisi ini sering digunakan pada operasi :
 ABDOMEN,
 THT,
 OBGYN
 MENGURANGI RESIKO ASPIRASI
 SEWAKTU PENUTUPAN PERITONEUM AGAR USUS
TIDAK TERLUKA
 PENANGGULANGAN SYOK.
• Pertimbanag Pathofisiology :
a. Sirkulasi :
 Venus Return
 C. O. meningkat
 B.P. meningkat
 Intracranial blood volume meningkat

b. Pulmonal :
 Tv berkurang
 Prekuensi nafas meningkat

c.Saraf
 penekanan terhadap otot dan saraf clavicula
• Cara memposisikan Head – Down

• Persiapan alat :
 Alat pengatur posisi meja operasi
 Alat penahan bahu bila diperlukan

 Pelaksanaan :
 Bila diposisikan lama ( dari awal ) maka :
 Pasang alat penahan bahu ( atur sesuai kebutuhan )
 Bila hanya sementara tidak perlu pasang alat penahan bahu
3. POSISI HEAD – UP ( SEMI FOWLER )
Gambar :Posisi Head – up

Indikasi :
 Posisi Head – up merupakan kebalikan dari posisi Head – Down
 Biasanya diperlukan untuk membantu mengalirkan cairan yg ada
dirongga abdomen bagian atas pada saat membersihkan rongga
abdomen
 Pada operasi kholesistektomi
Cara memposisikan Semi Fowler :
 dengan alat pengatur posisi badan dan kepala dinaikkan 30 -45
derajat

Pertimbangan pathofisisologi :
a. Sirkulasi
 Tekanan darah sedikit menurun

b. Pulmonal
 Tidak terpengaruh

c.Saraf :

 Servikal terlalu fleksi karena bantal terlalu tebal


 Kemungkinan pasien meluncur kebagian kaki
 Lengan menggantung tanpa disokong
 Kaki tidak tersokong
 Tempat penekanan di sacrum dan tumit tidak terlindungi.
4. POSISI FOWLER
Gambar : posisi fowler

Indikasi :
 Berbaring dengan menaikan kepala dan badan 80 – 90 derajat
 Operasi pada umumnya jarang menggunakan posisi fowler
 Digunakan untuk membantu memperbaikai curah jantung dan
ventilasi
5.POSISI LATERAL
Gambar : Posisi Lateral
• Indikasi :
 operasi pd fraktur femur
 0perasi pd poplitea
 Operasi pd ginjal

• Pertimbangan pathofisiologi
a. Pd system kardiovaskuler :
- c.o : tidak berubah
- bp : tidak berubah

b. Pd system pulmonal :
- t.v : berkurang
- tlc : berkurang

c. Pd system neuromuskular ;
- peregangan syaraf servikalis
• Cara memposisikan lateral:
Persiapan alat :
 Bantal pasir 1 buah
 Bantal busa 2 buah
 Bantalan tangan dari busa.
 Alas tangan / arm board
 Kain pengikat tangan dan kaki

Pelaksanaan :
 Bila pasien blm terpasang infus maka pasang infus di tangan yang akan berada
diatas
 Pasang arm board
 Setelah pasien teranestesi pastikan IV line serta ETT tidak tercabut saat
memposisikan \
 Konektor anggel dapat dilepas dahulu
 Alat monitor yg menempel di badan pasien dilepaskan dulu
 Miringkan pasien secara perlahan sambil meraba denyut nadi pasien
 Tangan yang terpasang infus berada di bagian atas
 Ikat dengan kain pengikat
 Pasangkan kembali konektor anggel pada ETT
 Pasang bantal di bagian dada dan punggung serta kaki
 Ikat badan pasien pda daerah pinggul
POSISI LITHOTOMI
Gambar : Posisi Lithotomi
Indikasi :
a. bedah Obgyn : - kurretage
- ekstirpasi kista bartolini
- vaginal hysterektomi
- vaginoplasty
- dll
b. Bedah Urologi : -TURP ( Trans Urethtra Resection of the Prostat )
- lithotripsi

c. Bedah Umum :- hemorrhoidektomi


- fistulektomi paraanal
- dll
• Pertimbangan patofisiologi :
a. CVS : - postural hypotention
- c.o : meningkat
b. Pulmonal : - t.v berkurang
- respiratory rate : meningkat
c. Neuromuskular :

 Cara Memposisikan lithotomi :


a. Persiapan alat
- penyokong kaki
- kain pengikat

b.Pelaksanaan
P asien teranesthesia umum (terintubasi ), VIMA:
 Pasang penyokong kaki dan kunci supaya tidak melorot
 Atur ketinggian penyokong kaki sesuai kebutuhan
 Pastikan ETT tidak terlepas, VIMA : harus di pegang dengan baik agar
air way terjaga
 Geser pasien secara perlahan kearah bagian bawah meja operasi
 Letakan kaki pasien pada penyokong kaki secara perlahan
 Ikat dengan kain pengikat secara hati-hati
• Pasien dengan spinal anestesia :

 Pasien dalam keadaan sadar


 Lakukan komunikasi dengan pasien dengan baik
 Tahapan sama dengan pasien teranesthesia umum
POSISI PRONE ( TELUNGKUP )
GAMBAR : POSISI PRONE
• Indikasi :
 operasi di punggung dan tulang belakang
 Operasi di kepala dan leher bagian belakang
 Operasi di ektremitas bawah

• Pertimbangan pathofisiologi :
a. Sirkulasi : tidak terpengaruh
b. Pulamonal : compliant paru terganggu
c. Neuro muskukar :

• Cara memposisikan prone


a. Persiapan alat :
 Bantal untuk bantalan dada dan pubis
 Kain pengikat tangan dan pinggul
c. Pelaksanaan
 Setelah pasien teranestesi lepaskan alat monitor yg menempel di
tubuh pasien
 Lepaskan sementara anggel konektor dari ETT
 Miringkan dahulu pasien secara perlahan
 Monitor denyut nadi
 Pastikan bantal untuk bantalan dada tidak menutup bagian perut
 Kemudian ditelungkupkan
 Sambungkan kembali anggel konektor dengan ETT
 Atur letak kepala , tangan sedemikian rupa agar tidak ada
penekanan yang berlebihan terutama mata harus aman
 Demikian juga tubuh bagian bawah , biasanya bila operasi lama
dipasang urine kateter ( pastikan tidak lepas atau kinking )
 Pasangkan kembali alat monitoring yang terlepas
 Ikat tangan dan tubuh pasien secara hati- hati
POSISI DUDUK ( SITTING POSISITION )

Gambar : Posisi Duduk


POSISI DUDUK ( SITTING POSITION )

Indikasi : bedah Neuro Chirurrgi ( NC )


- mis : tumor pd batang otak ( tumor hypophise )

Pertimbangan patofisiologi :
- Adanya Perubahan hemodinami k
- Adanya emboli udara
- Adanya kerusakan pada syaraf

Cara memposisikan
a. Persiapan alat :
- head holder
- alat pengatur meja operasi
• B. pelaksanaan :
- Setelah pasien teranestesi pada posisi supine
- Bagian kaki meja operasi ditinggikan sesuai kebutuhan
- ( lutut sejajar dengan jantung )
- Kemudian bagian atas meja operasi diposisikan fowler sesuai
kebutuhan
- Kemudian head holder dipasang oleh operator
- Perhatikan ETT jangan sampai lepas atau kinking.
• POSISI DUDUK
• POSISI KNEECHEST
• Indikasi :
- Operasi daerah punggung, bokong, leher

• Pertimbangan pathofisiologi :
- Sama dengan posisi prone

- Cara memposisikan :
- Sama dengan posisi prone hanya bagian tungkai lebih di
ekstensikan.
• POSISI DORSAL RECUMBENT

• Posisi ini biasanya posisi pada pemeriksaan fisik dan posisi pada
partus ( melahirkan ) secara normal
• POSISI ORTHOPENIC
Posisi ini digunakan untuk operasi ginjal, femur
• Pertimbangan patofisiologi :
• Hemodinamik :
• Pulmonal :
• Neurologi :

Cara memposisikan :
-sama seperti memposisikan posisi lateral
- Bagian kaki dan atas meja di pleksikan.

You might also like