You are on page 1of 16

TUGAS RANCANGAN PABRIK

KELAPA SAWIT

Kelompok 2 :
Henra Gurning 13208015
Putra 13208024
PERENCANAAN
Secara teoritis, tanaman kelapa sawit menghasilkan tandan
yang mengandung minyak 35% dan inti sawit 7%. Tandan tersebut
harus mendapat perlakuan fisika dan mekanis dalam pabrik
sehingga diperoleh minyak dan inti. Pengembangan tanaman kelapa
sawit selalu disertai dengan pembangunan pabrik, yang berbeda
halnya dengan pengolahan hasil komoditi lainnya yang dapat
dilakukan secara manual atau tradisional. Hal ini disebabkan minyak
sawit mudah mengalami perubahan kimia dan fisika selama minyak
dalam tandan dan pengolahan. Oleh sebab itu pembangunan kebun
kelapa sawit tanpa disertai dengan pengembangan pabrik adalah
usaha sia – sia.

Perencanaan pabrik kelapa sawit perlu mempertimbangkan


beberapa factor antara lain ; Perhitungan Kapasitas Olah, Pemilihan
Lokasi Pabrik, Rancang Bangun dan Organisasi Pabrik.
1. KAPASITAS OLAH
Ukuran besarnya pabrik umumnya dinyatakan dengan
kapasitas olah, yaitu kemampuan pabrik untuk mengolah bahan
baku atau menghasilkan produk. Kapasitas olah dinyatakan dalam
berat per satuan waktu atau volume per satuan waktu, dan untuk
pabrik kelapa sawit ( PKS ) dinyatakan dengan ton TBS/jam. Faktor
yang diperhatikan dalam pembangunan pabrik ialah :

Produksi Tandan Buah Segar

Produksi Tandan Buah Segar (TBS) dinyatakan dalam ton/ha,


yang berarti jumlah produksi TBS dari areal selama satu tahun yang
menjadi bahan baku PKS .Produksi TBS tidak sama untuk setiap
bulan atau setiap tahun. Variasi produksi menjadi pertimbangan
dalam penetapan kapasitas olah pabrik.
Variasi panen setiap bulan berbeda – beda untuk setiap
wilayah, hal ini karena dipengaruhi oleh iklim, perlakuan perawatan
dan jenis tanaman ( tabel variasi panen ).
Tabel variasi panen kelapa sawit

Sum Riau Jambi Beng Sum Jawa Lam- Kali- Sul-


ut kulu Sel pung mantan Sel
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

Januari 4,83 4,28 4,53 8,60 7,59 4,75 4,40 2,81 3,28

Februari 8,65 6,88 7,95 10,35 5,36 5,36 2,93 5,45 6,67

Maret 7,12 8,37 5,36 8,05 5,26 6,05 3,53 4,76 6,63

April 8,72 9,70 10,86 10,63 7,44 9,22 5,06 7,25 11,34

Mei 7,91 8,04 8,85 9,75 12,05 10,59 8,06 6,43 11,64

Juni 7,03 7,09 9,08 10,25 9,80 10,36 12,69 10,64 10,01

Juli 8,65 9,97 9,96 9,92 8,17 11,60 12,96 13,23 10,82

Agustus 8,91 8,74 7,35 4,71 8,27 8,83 12,29 11,69 8,56

September 9,28 10,76 8,82 6,49 8,69 6,80 11,68 7,12 6,94

Oktober 8,48 9,27 8,97 6,77 9,26 9,10 10,64 7,06 6,19

November 8,48 8,72 8,06 7,50 10,21 8,46 8,19 10,68 6,63

Desember 11,88 8,13 10,14 6,91 7,88 8,92 7,48 15,04 11,23
Jam Operasi Pabrik

Pabrik kelapa sawit selalu diupayakan agar dapat beroperasi selama


20 jam per hari, akan tetapi jam olah pabrik selalu lebih singkat dari jam
operasi, hal ini karena jam olah pabrik dinyatakan berdasarkan jam olah
screw-press, yang dihitung sejak screw press bekerja hingga berhenti,
sedangkan jam operasi dihitung sejak fire up Boiler hingga pabrik shut
down. Disamping itu, karena sifatnya yang semi-continuous, dan apabila
dalam proses pengolahan terjadi stagnasi pada satu alat atau instalasi
tertentu, maka kejadian ini akan berakibat mengganggu pengoperasian alat
di lini selanjutnya.
Berdasarkan pengalaman, jam operasi pabrik adalah sekitar 550-600
jam/bulan, yang biasanya akan dapat dicapai pada masa panen puncak (
kira – kira selama dua bulan ). Berdasarkan jumlah produksi dan jam olah
pabrik maka dapatlah ditetapkan kapasitas olah efektif.

Kapasitas olah efektif LxP


= ton TBS / Jam
J xV

L : Luas areal ( ha )
P : Produksi TBS ( ton / ha )
V : Produksi tertinggi ( distribusi panen, % )
J : Jam olah ( jam / bulan )
2. LETAK DAN LOKASI PABRIK KELAPA SAWIT

Pertimbangan utama untuk menentukan lokasi pabrik


adalah tersedianya sumber air yang cukup. Mengapa ?
Sebab untuk mengolah 1 (satu) ton TBS per jam diperlukan
sekitar 1,5 ton air per jam. Selain dari itu, rencana lokasi
pabrik bila memungkinkan adalah terletak dipusat areal
kebun agar relatif berjarak sama dari setiap sudut kebun
hingga relatif pabrik cepat dijangkau oleh pengangkut TBS.
Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah perlu
dipertimbangkan juga ketersediaan lokasi pembuangan air
limbah yang tidak berdekatan dengan pemukiman, dan
terhindar dari gangguan alam seperti banjir dan longsor.
Pertimbangan Mendasar untuk menentukan Lokasi Pabrik adalah :

1. Tersedia sumber air dengan debit minimum 20 liter/detik , tidak


pernah kering dan tidak mengambil dari sumber air yang sama
dengan masyarakat.
2. Lokasi pabrik terletak sekurang-kurangnya 3 Km dari wilayah
pemukiman dan tidak terdapat kali/sungai kecil yang mengalir dari
pabrik ke pemukiman.
3. Akses jalan keluar-masuk dari kebun menuju pabrik dan ke
pelabuhan tidak melalui jalan desa.
4. Kondisi tanah, baik struktur tanah maupun topographynya tidak
menimbulkan bencana tanah longsor atau banjir.
5. Jarak lokasi pabrik terjauh dari kawasan kebun sejauh-jauhnya
masih dalam radius 10 Km, dengan pertimbangan agar biaya angkut
TBS masih reasonable.
6. Tidak terlalu jauh dari jalan raya atau sungai besar untuk
pengeluaran/pengiriman hasil produksi CPO dan kernel ke pasar.
Klasifikasi Kriteria Untuk Pembangunan Pabrik
Kelapa Sawit
3. RANCANG BANGUN INSTALASI PABRIK KELAPA SAWIT
Keseimbangan Kapasitas Antar Alat dan Mesin

Telah diutarakan diatas bahwa kapasitas olah berdasarkan atas


kemampuan screw press, sedangkan kapasitas olah alat lainnya
dianggap bukan faktor pembatas. Walaupun demikian kapasitas
setiap unit alat harus setara dan seimbang dengan kapasitas alat
yang berada diawal proses atau di akhir proses. Faktor
keseimbangan ini perlu diperhatikan karena erat hubungannya
dengan kapasitas pemakaian tenaga ( kebutuhan listrik ) dan
investasi. Hal ini sering terlihat pada pabrik yang berkapasitas 20
ton ditemukan alat yang berkapasitas 30 ton sehingga terjadi
pemborosan energi.

Alat dan instrumen yang digunakan di pabrik hendaknya


dipasang berdasarkan rekomendasi pada design pabrik tanpa
modifikasi, walaupun dalam buku pedoman dicantumkan alternatif,
karena alternatif tersebut merupakan prioritas ke dua.
Keseimbangan Sumber Tenaga dan Kebutuhan Pabrik
Sumber tenaga dalam pabrik kelapa sawit digerakkan oleh Uap yang
berasal dari Boiler yang bahan bakar utamanya menggunakan serat dan
cangkang yang merupakan limbah padat Kelapa Sawit. Kebutuhan uap untuk
processing tergantung dari mutu TBS dan sistem pengolahannya.
Kemampuan boiler menghasilkan uap tergantung pada :
a. Jenis Boiler yang dipasang
b. Jumlah dan mutu bahan baku
c. Kualitas air umpan Boiler

Ketiga faktor diatas harus dipertimbangkan dalam merencanakan pabrik,


agar dalam pengoperasian pabrik kelak, sumber tenaga listrik yang berasal dari
turbin uap dapat beroperasi dengan effektif tanpa perlu di bantu oleh
generator listrik yang menggunakan bahan bakar diesel.

Kebutuhan uap untuk pengolahan paling banyak dipakai pada proses


sterilisasi ( perebusan ), yakni 350 kg uap /ton TBS ( tekanan 2,8 – 3 kg / cm² )
Sedangkan pada stasiun lainnya seperti stasiun ekstraksi, klarifikasi, fat pit,
tanki timbun dan pengolahan inti hanya 250 kg uap/ton TBS. Uap yang dipakai
ini berasal dari buangan turbin uap, oleh sebab itu stabilitas pengoperasian
turbin dan boiler sangat diharapkan agar pengolahan berhasil dengan baik.
Agar sumber uap yang masuk ke sterilizer lebih stabil maka perlu dibangun
“steam accumulator” sebagai pengganti “Back Pressure Vessel” yang berbeda
untuk pabrik kapasitas 30 ton TBS / jam dengan 60 ton TBS / jam.
Bengkel Kerja Teknik

Pabrik kelapa sawit di Indonesia pada umumnya


berada jauh dari kota besar, seringkali pengembangan
perkebunan kelapa sawit bahkan merupakan perintis
pembangunan wilayah, oleh sebab itu setiap pabrik yang
berlokasi ditempat seperti ini harus mempersiapkan
bengkel yang mampu melakukan reparasi dan perbaikan.
Bengkel kerja tersebut dilengkapi dengan peralatan, mesin
– mesin dan alat kalibrasi sedemikian rupa agar kerusakan –
kerusakan pada pabrik dapat diatasi secara mandiri
sehingga stagnasi dapat ditekan sesingkat mungkin.

Kebersihan dan kemampuan bengkel melaksanakan


tugas perawatan pabrik dipengaruhi oleh kompetensi
sumber daya manusia yang diberi tanggung jawab untuk
itu, oleh sebab itu hendaknya orang – orang dipilih adalah
orang yang memang memiliki keahlian teknik.
4. ORGANISASI PABRIK
Misi pabrik kelapa sawit adalah :

a. Menekan sekecil mungkin Losses Minyak dan Kernel dalam proses


b. Memaksimalkan Kapasitas olah efektif minimal 85 % dari kapasitas olah terpasang
c. Biaya olah rendah
d. Mutu produk yang sesuai dengan standar
e. Ketenangan kerja di PKS
f. Umur teknik alat dan instalasi lebih panjang dari yang ditetapkan sebelumnya

Penyusunan organisasi pabrik yang dibentuk harus diselaraskan untuk mampu


mengemban misi yang telah diuraikan di atas. Struktur organisasi pabrik pada umumnya
dapat dilihat pada gambar berikut

Struktur Organisasi PKS


Organisasi PKS harus merupakan sebuah team manajemen produksi yang solid, efektif
dan efisien . Kepala pabrik adalah pimpinan manajemen dipabrik, yang dibantu oleh
beberapa asisten. Kepala pabrik bertanggung jawab kepada Plantation Manager dan Kepala
Pabrik perlu mendapat wewenang penuh secara teknis untuk mencapai misi pabrik tersebut
diatas. Kepala Pabrik juga bertanggung jawab untuk selalu melakukan koordinasi dengan para
pimpinan kebun dalam rangka pencapaian mutu produk yang setinggi-tingginya.
Sumber Daya Manusia

Pabrik memerlukan sumberdaya manusia yang lebih terampil


secara teknis hampir di semua lini bila dibandingkan kebun, oleh
karenanya, seorang Kepala Pabrik atau Manajer PKS sebaiknya
berlatar pendidikan sarjana Chemical Engineering atau sarjana
Mechanical Engineering agar problem teknik dan pengolahan dapat
dipecahkan dan memiliki kemampuan untuk memberikan
pengarahan kepada bawahannya. Demikian pula halnya dengan
kepala pengolahan dan kepala bengkel, pada umumnya akan lebih
mampu bila memiliki latar belakang yang sama dengan Kepala
Pabrik, dengan grade minimal D3. Sedangkan Kepala Tata Usaha
pabrik hendaknya orang yang berpengalaman di bidang administrasi
produksi dan administrasi gudang.

You might also like