You are on page 1of 34

By Dr Santoso Budiarjo ,MM

Pengertian Diabetes Melitus


 Diabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh:
 Kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hyperglikemia.
 Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah
tertentu dalam darah.
 Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang
dikonsumsi (Brunner & Suddarth, 2002).
Tipe Diabetes Melitus*

Klasifikasi DM menurut /American Diabetes Association/ (1997)


sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PERKENI) adalah:
1. Diabetes Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Mellitus/
(IDDM)
Type ini muncul sebelum usia 40 th
2. Diabetes tipe II: Diabetes melitus tidak tergantung
insulin(Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus/
[NIDDM]), terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap
insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah
produksi insulin
3. Diabetes Melitus tipe lain yaitu Diabetes Melitus Gestasional
(Gestasional Diabetes Mellitus/ [GDM])
Etiologi Diabetes Melitus
 Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus/ (NIDDM) atau
Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)
disebabkan karena :
 kegagalan relatif sel
 Resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya
kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa
oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi
glukosa oleh hati. Sel tidak mampu mengimbangi resistensi
insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif
insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya
sekresi insulin pada rangsangan glukosa, namun pada
rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi
insulin lain. Berarti sel pankreas mengalami desensitisasi
terhadap glukosa (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).
Patofisiologi Diabetes Melitus* *
(Brunner & Suddarth, 2002)*
1. Diabetes Tipe I
 Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel sel pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun
 Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
 Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal
tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin
(glukosuria).
 Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan
elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis
osmotik.Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih
(poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
2. Diabetes Tipe II
 Terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin.
 Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya
insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam
sel.
 Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan
penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan.
 Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat
peningkatan insulin yang disekresikan.
 Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan
ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan
kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang
normal atau sedikit meningkat.
 Namun jika sel-sel tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan akan insulin maka
kadarglukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe
II.
DIABETES DIABETES

› 126 mg/dl › 200 mg/dl

<126 mg/dl <200 mg/dl


PRE Diabetes PRE Diabetes
> 110 mg/dl > 140 mg/dl

< 140mg/dl
< 110mg/dl NORMAL
NORMAL

FPG OGTT
 Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri
khas diabtes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang
adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan
keton.
 Oleh karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes
tipe II.
 Meskipun demikan, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat
menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom
hiperglikemik hiperosmoler nonketotik.
 Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan
progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa
terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup
kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang
tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan yang kabur.
Diabetes Gestasional

 Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes


sebelum kehamilannya.
 Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi
hormon-hormon plasenta.
 Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada
wanita yang menderita diabetes gestasional akan
kembali normal.
Manifestasi Klinis *

 Diagnosis DM Tipe II (Non Insulin Dependent


Diabetes Mellitus) ditandai dengan adanya gejala
berupa:
 Polifagia,
 Poliuria,
 Polidipsia,
 lemas dan berat badan turun.
 Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah
kesemutan, gatal, mata kabur dan impoteni pada pria
serta pruritus vulva pada wanita
Pemeriksaan Penunjang*

Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan


resiko tinggi untuk DM, yaitu :
 Kelompok usia dewasa tua (> 40 tahun),
 Obesitas,
 Tekanan darah tinggi,
 Riwayat keluarga DM,
 Riwayat kehamilan dengan berat badan bayi > 4000 gr, riwayat
DM pada kehamilan dan dislipidemia.
 Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksan
glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa.
 Kemudian dapat diikuti dengan Tes
 Toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar.
Cara pemeriksaan TTGO (WHO, 1985) adalah:

1. Tiga hari sebelum pemerksaan pasien makan seperti


biasa.
2. Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.
3. Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.
4. Perikasa glukosa darah puasa.
5. Berikan glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam air 250 ml,
lalu minum dalam waktu 5 menit.
6. Perikasa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban
glukosa.
7. Selama pemeriksaan, pasien yang diperisa tetap istirahat
dan tidak merokok.
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan
glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM.
 Bila hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan,
pemeriksaaan TTGO diperlukan untuk memastikan
diagnosis DM.
 Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa
lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban
glukosa.
 Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali
abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang
alain atau TTGO yang abnormal.
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring dan diagnosis (mg/dl)
Bukan
DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah sewaktu-


 Plasma vena <110 110 – 199 > 200
 Darah kapiler < 90 90 – 199 > 200

Kadar glukosa darah puasa-


 Plasma vena <110 110 – 125 > 126
 - Darah kapiler < 90 90 – 109 > 110
Penatalaksanaan Medis*

1. *Perencanaan Makan*
Tujuan penatalaksanan diet pada penderita diabetes adalah:
 Memberikan semua unsur makanan esensial (mis. Vitamin dan
mineral)
 Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
 Memenuhi kebutuhan energi
 Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal
melalui cara-cara yangaman dan praktis
 Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
 Mencegah komplikasi akut dan kronik
 Meningkatkan kualitas hidup
Prinsip dasar diit diabetes
(Perencanaan Makan Penderita Diabetes Dengan Sistem Unit, 1997)

Prinsip dasar diit diabetes adalah pemberian kalori sesuai dengan


kebutuhan. Cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar
adalah sebagai berikut:

 Untuk wanita : (Berat Badan Ideal x 25 kalori) ditambah 20 %


untuk aktifitas

 Untuk pria : (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20 %


untuk aktifitas
Prinsip kedua adalah menghindari konsumsi gula dan makanan
yangmengandung gula didalamnya. Sebaiknya juga menghindari konsumsi
hidratarang hasil dari pabrik yang berupa tepung dengan segala produknya.
Hidrat arang olahan ini akan lebih cepat diubah menjadi gula di dalam darah.

Prinsip ketiga adalah mengurangi konsumsi lemak dalam makanansehari-


hari. Tubuh penderita diabetes akan lebih mengalami kelebihanlemak darah,
kelebihan lemak ini berasal dari gula darah yang tidak terpakai sebagai energi.

Prinsip keempat adalah memperbanyak konsumsi serat dalam makanan. Yang


terbaik adalah serat yang larut air seperti pectin (ada dalam buahapel), segala
jenis kacang-kacangan dan biji-bijian (asal tidak digoreng!). serat larut air ini
terbukti dapat menurunkan kadar gula darah. Semua jenis serat akan
memperbaiki pencernaan, mempercepat masa transit usus, serta
memperlambat penyerapan gula dan lemak.
Perencanaan makan bagi penderita diabetes sesuai standar yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi:
 Karbohidrat 60-70%, protein 10-15%,
 lemak 20-25%.makanan dengan komposisi KH sampai 70-75% masih
memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan kolesterol disarankan
< 300 mg/hari.
 Diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh
(MUFA, MonoUnsaturated Fatty Acid) dan membatasi PUFA (Poly
Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kandungan
serat 25 gr/hari, diutamakan serat larut.
 Pemanis buatan yang tidak bergizi, yang aman dan dapat diterima
untuk digunakan pasien diabetes termasuk yang sedang hamil adalah:
sakarin, aspartame, acesulfame, potassium dan sucralose (PERKENI,
2002).
 Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, ada
tidaknya stress akut dan kegiatan jasmani.
Epidemiologi Diabetus Militus
Dikenal 3 periode dalam peralian epidemiologis:
1. Periode I
2. Periode II
3. Periode III
Periode I
 Era pestilence dan kelaparan berhubungan dengan
kedatangan orang barat ke Asia pd akhir abad 15
 Pes
 Kolera
 Influenza,
 TBC
 Penyakit kelamin
Usia harapan hidup bayi rendah & pertambahan
penduduk juga rendah
Periode II
 Pandemi berkurang pd akhir abad ke 19
 Perbaikan gizi,higiene dan sanitasi meningkat shg
penyakit menular menurun
 Usia harapan hidup meningkat
Periode III
 Era penyakit degeneratif dan pencemaran
 Dg adanya TI maka mempengaruhi pola /gaya hidup
 Penyakit degeneratif meningkat mis.
HT,Cardiovaskuler, dan diabetes berbeda saat belum
kontak dg kehidupan tradisional penyakit degeneratif
jarang ditemukan
 Dari hasil kongres IDF di New Delhi India th 1976
disimpulkan bahwa peradapan barat sangat
mempengaruhi peningkatan kejangkitan Diabetes
Militus
 Life style yg berhubungan dg pola makan modern sangat
berpangaruh terhadap terjadinya DM, yaitu makanan yg
banyak mengandung protein ,lemak,gula dan garam dan
sedikit serat bl dibanding makanan tradisional.
 Pola makan secara cepat saji ( Mc Donald g menyediakan
makanan cepat saji sudah merebah ke seluruh pelosok
 Menyebabkan pola hidup beresiko ,biaya pengobatan
meningkat
 Contoh di massachussets As pasien dirawat dg pyk jantung
menghabiskan biaya 1,6 milyar rupiah
 Pola hidup beresiko diubah menjadi pola hidup sehat
Diabetes Militus di Masa Datang
 Angka pykt Diabetes meningkat sejalan dg
meningkatnya kemakmuran →perubahan gaya hidup
 Penngkatan prevalensi penyakit degenerati yaitu:
 HT,
 penyakit jantung koroner,
 Hyperlipidemia,
DMTI Diabetes Militus Tergantung Insulin)
 Dinegara barat prevalensinya 10 % dari DMTTI
 Di negara tropik jauh lebih sedikt
 Terjadi pada masa kanak-kanan & puncaknyaa pada
akil balig
 Faktor pencetus belum diketahuindg pasti
 Disebabkan adanya kekuranga Aspartat acid pd posisi
57 rantai dari HLA-DQ beta menyebabkan orang
menjadi rentan (Susceptable) terhdp timbulnya DMTI
 Juga berhubungan dg lingkungan
DMTI di Indonesia
 Sangat jarang karena terletak didaerah katulistiwa
 Pasien datang sudah terlambat terdiagnosa
DMTTI
 90% dari semua populasi Diabetes Melitus
 Faktor lingkungan sangat menentukan
 P0revalensi kulitr putih berkisar 3-6% dr orang
dewasanya ,ini merupakan gold standart untuk
membanding kekerapan diabetes antar berbagai
kelompok etnik diseluruh dunia
Prevalensi TGT dan DMTTI di Mauritus

Kelompok etnik TGT DMTTI


India Hindu 16,2 12,,4
India moeslim 15,3 13,3
Creole 17,5 10,4
Cina 16,6 11,9

Dari data diatas bahwa faktor lingkungan terutama


peningkatan kemakmuran suatu bangsa merupakan faktor
kuat yg akan meningkatkan kekerapan Diabetes
 Dari hasil penelitian Ananta diambil kesimpulan
bahwa dalam jangka waktu 30 tahun penduduk Ind
akan naik sebesar 40% dengan peningkatan jumlah
pasien diabet yang jauh lebih besar sekitar 86 – 138 %
yang disebabkan oleh karena:
1. Faktor demografi
2. Gaya hidup yg kebarat baratan
3. Berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi
Komplikasi Diabetes
 Disebabkan oleh makroangiopati yg ada hub dg PJK
yaitu:
1. Neuropati 68,16 %
2. Hypertrigliceridemia , HT 39,94%
3. Nefropati 31,56%
4. PJK 29,65%
5. Retinopati 27,10%
6. Hypercholesteromia 265,9%
Langkah-langkah yang dapat dikerjakan
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan skunder : kegiatan menemukan DM
sedini mungkin
3. Pencegahan tersier: upaya mencegah komplikasi dan
kecacatan meliputi:
 Mencegah timbulnya komplikasi
 Mencegah progesif dr pada komplikasi spy
tdk menjadikan kegagalan organ
 Mencegah kecacatan tubuh
Strategi Pencegahan
1. Pendekatanpopulasi/masyarakatpopulation/commu
nityapproach untuk mengubah prilaku masyarakat
umum untuk menjalakan cara hidup sehat
2. Pendekatan individu beresiko tinggi:
 Berumur lebih dari 40 th
 Gemuk
 HT
 Rwyt keluarga DM
 Rwyt melahirkan bayi > 4 kg rwyt DM saat kehamilan
 Dislipidemia
Terima kasih
Matur thank you

You might also like