You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN HIV-AIDS
Pengkajian
Riwayat penyakit
 Pernah mengalami penyakit infeksi atau non-

infeksi yang mempengaruhi sistem imun


 Pemeriksaan fisik

-Aktifitas / Istirahat
 Gejala : Mudah lelah, intoleran aktifitas, progresi
malaise, perubahan pola tidur.
 Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot,
respon fisiologi aktifitas ( Perubahan TD, frekuensi
Jantung dan pernafasan )
- Sirkulasi
 Gejala : Penyembuhan yang lambat, perdarahan lama

pada cedera.
 Tanda : Perubahan TD postural, menurunnya volume

nadi perifer, pucat /sianosis, perpanjangan pengisian


kapiler.
- Integritas dan Ego
 Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,

mengkhawatirkan penampilan, mengingkari/menolak


diagnosa, putus asa, dan sebagainya.
 Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri,

marah.
- Eliminasi
 Gejala : Diare intermitten, sering dengan atau tanpa kram

abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi


 Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mukus atau darah, diare

pekat dan sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,
perianal, perubahan jumlah,warna,dan karakteristik urine.
- Makanan / Cairan
 Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia

 Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan

gusi yang buruk, edema


- Hygiene
 Gejala : Tidak dapat merawat diri sendiri dengan baik

 Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.


- Neurosensori
 Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental, kerusakan

status indera, kelemahan otot, tremor, perubahan penglihatan.


 Tanda : Perubahan status mental, ansietas, refleks tidak normal,

tremor, kejang, hemiparesis.


- Nyeri / Kenyamanan
 Gejala : Nyeri umum / lokal, rasa terbakar, sakit kepala, nyeri dada.

 Tanda : Bengkak sendi, nyeri tekan, penurunan rentan gerak sendi,

pincang.
 - Pernafasan

 Gejala :napas pendek progresif, batuk, sesak pada dada.

 Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas,

adanya sputum.
- Integritas Kulit
 Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka, transfusei

darah, penyakit defisiensi imun, demam berulang.


 Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses,

timbulnya nodul.
 -Seksualitas

 Gejala : Riwayat berprilaku seks bebas, menurunnya

libido, penggunaan pil pencegah kehamilan.


Tanda : Kehamilan, herpes genetalia
- Interaksi Sosial
 Gejala : isolasi, kesepian, adanya trauma AIDS

 Tanda : Perubahan interaksi


Pengkajian
 Data dasar :
 Nama : Tn. W
 Umur                                   : 40 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat                                 : Jakarta
 Analisa Data
 DS : - diare sudah 1 bulan tak sembuh-sembuh
meskipun sudah berobat kedokter.
- Tn. W mengatakan bahwa dia diare cair kurang
lebih 15x/hari
 DO : - hasil foto thorax, pleural effusion kanan
Hasil LAB :
 -          Hb 11 gr/dl
 -          Leukosit 20.000/uL
 -          Trombosit 160.000/uL
 -          LED 30 mm
 -          Na 98 mmoL/L
 -          K 2,8 mmol/L
 -          Cl 110 mmol/L
 - protein 3,5
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Output yang berlebih Kekurangan volume cairan
diare sudah 1 bulan tak sembuh-sembuh meskipun
sudah berobat kedokter.

Tn. W mengatakan bahwa dia diare cair kurang lebih


15x/hari

DO :

-          Na 98 mmoL/L

-          K 2,8 mmol/L

-          Cl 110 mmol/L


2 DS : Imunodefisiensi Resiko infeksi
Tn.W mengatakan BB menurun 7 kg dalam 1 bulan
serta sariawan mulut tak kunjung sembuh.

DO :

-         Leukosit 20.000/uL

-          Trombosit 160.000/uL

-          LED 30 mm
Rencana asuhan keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan


dengan output yang berlebih
 Tujuan : – mempertahankan hidrasi cairan

yang dibuktikan dengan normalnya kadar


elektrolit
 Kriteria hasil : – Terpenuhinya kebutuhan

cairan secara adekuat


 - Defekasi kembali normal, maksimal 2x sehari
Intervensi Rasional
Mandiri  Indikator tidak langsung dari status cairan.
 Kaji turgor kulit,membran mukosa, dan rasa haus
 Mempertahankan keseimbangan cairan, mengurangi
 Pantau masukan oral dan memasukkan cairan rasa haus, melembabkan mukosa.
sedikitnya 2500 ml/hari
 Mungkin dapat mengurangi diare.
 Hilangkan makanan yang potensial menyebabkan
 Meningkatkan asupan nutrisi secara adekuat.
diare, yakni yang pedas/ makanan berkadar lemak
tinggi, kacang, kubis, susu.  Mengurangi insiden muntah, menurunkan jumlah
keenceran feses mengurangi kejang usus dan
 Berikan makanan yang membuat pasien berselera.
peristaltik.
Kolaborasi
 Mewaspadai adanya gangguan elektrolit dan
 Berikan obat-obatan sesuai indikasi : antiemetikum, menentukan kebutuhan elektrolit.
antidiare atau antispasmodik.
 Diperlukan untuk mendukung volume sirkulasi,
 Pantau hasil pemeriksaan laboratorium. terutama jika pemasukan oral tidak adekuat.

 Berikan cairan/elektrolit melalui selang makanan


atau IV.
2. Resiko infeksi b.d imunodefisiensi
 Tujuan : – Mengurangi resiko terjadinya infeksi

- Mempertahankan daya tahan tubuh

 Kriteria hasil: – Infeksi berkurang


- Daya tahan tubuh meningkat
Intervensi Rasional
Mandiri  Deteksi dini terhadap infeksi penting untuk
 Pantau adanya infeksi : demam, mengigil, diaforesis, melakukan tindakan segera. Infeksi lama dan
batuk, nafas pendek, nyeri oral atau nyeri menelan. berulang memperberat kelemahan pasien.

 Ajarkan pasien atau pemberi perawatan tentang  Berikan deteksi dini terhadap infeksi.
perlunya melaporkan kemungkinan infeksi.
 Peningkatan SDP dikaitkan dengan infeksi
 Pantau jumlah sel darah putih dan diferensial
 Memberikan informasi data dasar, peningkatan suhu
 Pantau  tanda-tanda vital termasuk suhu. secara berulang-ulang dari demam yang terjadi untuk
menunjukkan bahwa tubuh bereaksi pada proses
 Awasi pembuangan jarum suntik dan mata pisau
infeksi ang baru dimana obat tidak lagi dapat secara
secara ketat dengan menggunakan wadah tersendiri.
efektif mengontrol infeksi yang tidak dapat
Kolaborasi disembuhkan.

 Beriakan antibiotik atau agen antimikroba, misal :  Mencegah inokulasi  yang tak disengaja dari pemberi
trimetroprim (bactrim atau septra), nistasin, perawatan.
pentamidin atau retrovir.
 Menghambat proses infeksi. Beberapa obat-obatan
ditargetkan untuk organisme tertentu, obat-obatan
lainya ditargetkan untuk  meningkatkan fungsi imun

You might also like