You are on page 1of 24

Risiko Hukum dalam Pengelolaan

Rumah Sakit di era Industri 4.0

Daniel Budi Wibowo


Direktur Group Intramural YAKKUM
Seminar Nasional ARSSI – Jakarta 24 July 2019
Pelayanan Rumah Sakit di era Industri 4.0
BIG DATA ANALYSIS – SMART FACTORY – CYBER PHYSICAL SYSTEM –
INTERNET OF THINGS – INTEROPERABILITY -

• Perijinan Online - OSS


• Registrasi Online , Manajemen antrian online.
• SIM RS Terintegrasi termasuk Rekam Medis Elektronik
• Pertukaran dan Sharing Data antar institusi
• Tele medicine (konsultasi virtual, tele radiology, tele
lab, remote ICU, Pembedahan Robotik, dll).
• Data Cloud
• Smart Hospital Building.
• Layanan Kesehatan di rumah, dll
Tele ICU in India mhealth_Aprl 26 2015
Remote ICU (Tele ICU)

Sumber : medgadget.com
Tele ICU in India mhealth_Aprl 26 2015
Smart Care – essence-grp.com
Hospital 4.0 - Benefit
Mudah

Efisien

Cepat

Akurat

Praktis

Puas
RISIKO RISIKO RISIKO
HUKUM
Era Industri 4.0

RUMAH SAKIT
GROW
LAYANAN KLINIS TH
Regulasi – Metode
- Kompetensi FASILITAS RS

ADMINISTRATIF
• Risiko hukum adalah risiko yang
timbul karena
ketidakmampuan manajemen peru
sahaan dalam mengelola
munculnya
permasalahan hukum yang dapat
menimbulkan kerugian
atau kebangkrutan bagi
Risiko perusahaan.
• Risiko hukum antara lain dapat
Hukum bersumber daripada operasional,
perjanjian dengan pihak ketiga,
ketidakpastian hukum dan
kelalaian penerapan hukum,
hambatan dalam
proses litigasi untuk
penyelesaian klaim, serta
masalah yurisdiksi antar negara.
-Wikipedia-
Pelanggaran Administratif (sertifikasi, Ijin
Praktik, Perijinan Fasilitas, Lingkungan dan
RISIKO SDM, keuangan, hak Paten, dll).

Risiko Hukum untuk Pelayanan Klinis dan Non


HUKUM Klinis (kompetensi, KTD, pelanggaran rahasia
pasien, fraud oleh staf maupun direksi, dll).
RUMAH Risiko hukum atas Fasilitas bangunan dan pra
sarana pendukung serta peralatan.
SAKIT DI
ERA Risiko Hukum tuntutan atas pelanggaran hak
staf ,pasien dan pihak lainny
INDUSTRI
Riksiko Lainnya
4.0
TIDAK ADA RUMAH SAKIT YANG
SEMPURNA

KARENA

RUMAH SAKIT PADAT SUMBER DAYA

REGULASI YANG TERUS BERUBAH NAMUN


TERLAMBAT ANTISIPASI PERKEMBANGAN
TEHNOLOGI KESEHATAN DI ERA 4.0
PERUBAHAN PARADIGMA TUNTUTAN HUKUM
KE RUMAH SAKIT

• Rumah sakit tidak • Rumah sakit sebagai


dapat digugat, subjek hukum yang tidak
berdasar “doctrine lagi kebal terhadap
of charitable gugatan ganti rugi, karena :
immunity”, sebab – Mulai melupakan fungsi
menghukum sosialnya;
rumah sakit sama – Mulai dikelola secara
artinya dengan: moderen seperti layaknya
sebuah industri, lengkap
– Mengurangi
dengan risk management;
assetnya.
– Sudah banyak asuransi
– Mengurangi
yang produknya bersedia
kemampuan
mengambil alih risiko
menolong
rumah sakit (risk financing
masyarakat.
transfer).

12
FRAUD

MIS
SABOTAGE KOMUNIKASI

INSIDEN

KOMPLIKASI CEROBOH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44
TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT

ADMINISTRATIF
Pasal 62
Setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan Rumah Sakit tidak
memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp. 5.000.000.000,00- (lima milyar rupiah).
Pasal 63
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 UU RS
dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa
pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi
dapat dijatuhi pidana tambahan berupa:
• pencabutan izin usaha; dan/atau
• pencabutan status badan hukum.

Note : Pasal 25 ayat (1) : Setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib


memiliki izin.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44
TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT

Bagian Ketujuh KLINIS


Tanggung jawab Hukum
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
di Rumah Sakit.
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.32 TAHUN 2009
TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
FASILITAS dan
Pasal 102 LINGKUNGAN

• Setiap orang yang melakukan pengelolaan


limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud
Pasal 59 ayat 4, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat satu tahun dan paling
lama tiga tahun dan denda paling sedikit Rp.
1.000.000.000 dan paling banyak Rp.
3.000.000.000
PERLINDUNGAN
HUKUM RUMAH
SAKIT
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT
Pasal 44
• Dapat menolak mengungkapkan segala informasi
kepada publik yang berkaitan dengan rahasia
kedokteran.
• Pasien dan/atau keluarga yang menuntut RS dan
menginformasikannya melalui media massa, dianggap
telah melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada
umum.
• Penginformasian kepada media massa sebagaimana
dimaksud ayat (2) memberikan kewenangan kepada RS
untuk mengungkapkan rahasia kedokteran pasien
sebagai hak jawab RS.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT
Pasal 45
• RS tidak bertanggung jawab secara hukum apabila
pasien dan/atau keluarganya menolak atau
menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
komprehensif.
• RS tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas
dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.
UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 83
(1) Setiap orang yang memberikan pelayanan
kesehatan pada bencana harus ditujukan
untuk penyelamatan nyawa, pencegahan
kecacatan lebih lanjut, dan kepentingan
terbaik bagi pasien.
(2) Pemerintah menjamin perlindungan hukum
bagi setiap orang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
Identifikasi area
potensial berisiko
Lakukan “Grading
hukum : Metode
Risiko Hukum” , untuk
Pelayanan Klinis dan
Manajemen Pelayanan Non Klinis,
SDM, Fasilitas,
menentukan urgensi
mitigasinya.
Perijinan dan lainnya.
Risiko
Hukum
Rumah Sakit Lakukan upaya
terstruktur untuk
Selalu monitor dan
evaluasi upaya
mitigasi yang
mitigasi risiko.
dilakukan.
Kesimpulan
• Industri 4.0 mendorong disrupsi pengelolaan rumah
sakit.
• Regulasi Pemerintah belum mampu mengakomodir
efek industrialisasi 4.0.
• Regulasi tentang perumahsakitan wajib dipahami dan
diperhatikan oleh pimpinan RS, karena risiko
gugatan/tuntutan hukum memiliki potensi besar
kerugian besar RS.
• Selain Komite Profesi , Komite Etik, tim Kredensial,
perhatikan juga kompetensi staf Tim Humas RS, tim
Legal dan manajemen risiko RS.
• Pendekatan Humanis tetap mempunyai peran penting
dalam pelayanan.
TERIMA KASIH

You might also like