You are on page 1of 45

Definisi umum daftar isi adalah “lembar halaman yang menjadi

petunjuk pokok isi buku beserta nomor halaman” (KBBI V). Daftar isi
biasanya diletakkan di bagian preliminer buku atau naskah karya
tulis, dan tepat sebelum halaman isi dimulai.

Yang dimaksud bagian preliminer sendiri adalah bagian pengantar


dari isi sebuah buku, yang biasanya ditandai dengan penomoran
halaman khusus, biasanya angka romawi kecil (i, ii, iii, dst.).
Pada dasarnya, daftar isi berfungsi sebagai panduan untuk mencari
halaman dari suatu judul bab atau subbab dari sebuah karya tulis.
Panduan ini sangat berguna jika naskah karya tulis tersebut ukurannya
sangat panjang dan dibagi menjadi beberapa bagian (bab atau
subbab) yang integral. Ketika menyusun karya tulis, baik ilmiah
maupun fiksi, tidak sedikit orang yang merasa repot dan agak kacau.

Beberapa kendalanya antara lain berubahnya struktur atau kerangka


naskah, termasuk bab dan subbab yang harus dimasukkan ke dalam
daftar isi. Selain perubahan kerangka, seringkali naskah juga
ditambahi dan dikurangi pada bagian tertentu. Kedua hal ini berimbas
pada sering berubahnya entri daftar isi serta daftar halamannya. Tidak
jarang terjadi, ketika seorang penulis, mahasiswa yang menulis skripsi,
misalnya lupa memasukkan entri baru atau membuang entri tertentu
dari daftar isinya. Maka dari itu, tips yang sering saya berikan kepada
mahasiswa yang sedang bimbingan skripsi adalah, “buatlah daftar
isimu paling terakhir, ketika naskah skripsi, tesis, atau disertasi benar-
benar paten dan tidak diubah-ubah lagi!”
Berbicara tentang format penulisan daftar isi yang benar sesungguhnya
tidak bisa ditentukan bentuk baku atau seragamnya. Hal ini karena
pemformatan daftar isi dalam suatu karya tulis biasanya harus
mengikuti panduan teknis penulisan tertentu.

Sebagai contoh paling konkret, di lingkungan akademik, biasanya penulisan


daftar pustaka sebagai bagian dari skripsi, tesis, atau disertasi harus mengikuti
panduan teknis penulisan dari kampus yang bersangkutan.

Format Skripsi Format Skripsi


Kampus A Kampus B
Namun begitu, ada beberapa kaidah umum yang diikuti oleh tiap
panduan teknis. Secara umum, biasanya daftar isi disusun dengan
bentuk seperti berikut:
Contoh lain format daftar isi bisa dilihat pada contoh berikut:
Seperti yang bisa dilihat pada gambar, perbedaan utama di antara
kedua format tersebut adalah ada dan tidaknya penjorokan teks ke
dalam dari margin kiri halaman untuk entri subjudul dan sub-subjudul.
Variasi pemformatan yang biasanya dilakukan adalah jenis huruf, spasi
antarbaris, dan penebalan judul atau subjudul.

Pembuatan daftar isi dengan kedua bentuk tersebut sebenarnya tidak sulit.
Yang penting, kita mesti pahami dulu bahwa Microsoft Word, alat yang kita
gunakan “bertarung” dalam menulis atau menyusun karya ilmiah, bukanlah
sekadar mesin tik digital. Banyak fitur yang bisa dimanfaatkan untuk menyusun
daftar isi dengan rapi, sistematis, bahkan otomatis.
Dua fitur penting yang akan kita manfaatkan dalam tutorial pembuatan daftar
isi ini adalah Ruler Bar dan Tab stop. Kedua fitur ini dibutuhkan untuk penataan
letak dan pelurusan margin daftar isi.
1. Klik tab View, lalu klik kotak pilihan Ruler pada kolom Show.

2. Setelah Ruler Bar muncul, perhatikan kotak kecil di pojok kanan pertemuan
antara ruler bar horizontal dan vertikal. Di dalam kotak tersebut terdapat
ikon seperti huruf L atau sudut siku-siku. Ikon tersebut adalah indikator
tabulasi.
3. Ikon indikator tabulasi menunjukkan jenis Tab stop yang aktif Jika
kita membuat tab stop di Ruler bar. Tab stop adalah penanda
posisi “lompatan” posisi kursor ketikan ketika kita menekan
tombol Tab pada keyboard. Jika kita memasang penanda Tab stop
pada posisi tertentu, misalnya di posisi 6 cm pada ruler bar,
kemudian kita menekan tombol Tab pada keyboard, Microsoft
Word akan memindahkan kursor ketikan langsung ke posisi tab
stop 6 cm tersebut dan menyisakan ruang ketikan kosong dalam
satu baris.
4. Jika ikon tabulasi itu sendiri diklik, ikon tersebut akan berubah-
ubah bentuk. Perubahan bentuk ini menunjukkan perubahan jenis
tab stop.

5. Nah, sekarang kita mengenal jenis-jenis tabulasinya. Jenis


tabulasinya sendiri ada left, center, right, decimal, dan bar. Dari
kotak ikon tabulasi ini juga kita bisa mengatur posisi first line
indent dan hanging indent dari sebuah paragraf.
Untuk keperluan pembuatan daftar isi, sebenarnya kita tidak perlu
mengubah jenis Tab stop. Kita tinggal membuat Tab stop yang sesuai
dengan posisi kolom nomor halaman dari daftar judul dan subjudul.
Untuk membuat Tab stop, lakukan langkah-langkah berikut:

1. Pertama, ukur dan tentukan posisi Tab stop akan diletakkan.


Katakanlah kita akan meletakkan kolom nomor halaman pada
posisi 13 sentimeter dari margin kiri. Dengan demikian, klik
angka 13 cm pada ruler bar.
2. Akan muncul sebuah ikon tabulasi yang sama dengan ikon yang
sedang ditunjukkan pada kotak indikator tabulasi. Ikon ini disebut
sebagai tab stop, yaitu posisi loncatan tabulasi ketika tombol Tab
pada keyboard ditekan.

Dalam pembuatan daftar isi nanti, kita akan memanfaatkan lebih dari satu Tab
stop. Setiap loncatan Tab stop dihitung dari yang paling dekat ke margin kiri. Ini
berarti jika kita akan melompat ke Tab stop ketiga, itu berarti tanda Tab stop
ketiga dari margin kiri. Jumlah penekanan Tab stop sendiri bergantung di posisi
mana kursor ketikan berada. Jika tulisan kita sudah melewati batas Tab stop
kedua misalnya, cukup dengan menekan satu kali tombol Tab kita akan
melompat ke Tab stop ketiga dari margin kiri.
Pembuatan daftar isi secara manual mungkin yang paling sering
dilakukan oleh para penyusun karya tulis. Daftar isi secara manual
dibuat dengan mengetikkan satu per satu judul bab dan subjudul-
subjudulnya pada satu halaman kemudian memberikan daftar halaman
di kolom kanannya.

Meskipun kata “manual” dan prosedur mengetikkan satu per satu entri
daftar isi berkesan merepotkan, menurut saya metode manual ini justru
yang paling praktis digunakan. Apalagi, jika kebetulan Anda bukan
orang yang terbiasa memanfaatkan fitur-fitur strukturisasi naskah
dengan maksimal. Jika Anda belum mengenal apa itu strukturisasi
naskah, fitur Styles, atau istilah Heading dan Body Text, metode menulis
daftar isi secara manual adalah yang paling cocok.
Pemformatan daftar isi manual sebenarnya mudah. Cukup dengan
mengatur tabulasi alias Tab stop seperti yang dijelaskan pada bagian
sebelumnya, Anda sudah bisa menyusun daftar isi yang rapi.

Sebelumnya, mari kita ingat kembali dua bentuk daftar isi yang
dijelaskan di awal tutorial ini. Ada daftar isi yang susunan tepi kirinya
rata, dan ada pula yang menjorok ke dalam pada bagian subbab.
Tutorial ini akan membahas pembuatan kedua bentuk daftar isi
tersebut. Begini langkah-langkahnya:

1. Tuliskan judul daftar isi di atas halaman. Kemudian, tekan tombol


Enter untuk berpindah ke baris di bawahnya.

2. Di awal baris ini, ukur di posisi mana kolom nomor halaman akan
dibuat. Katakanlah, kita akan membuat kolom halaman di posisi 13
cm.

3. Buat Tab stop pada posisi 13 cm dengan cara seperti yang telah
dijelaskan pada bagian pembuatan Tab stop.
4. Selanjutnya, dobel-klik pada ikon tab stop yang tadi dibuat pada
posisi 13 cm. Akan muncul sebuah kotak dialog pengaturan Tabs.
5. Pada jendela pengaturan Tabs, klik Tab stop position yang 13 cm,
kemudian pada pilihan Leader, ubah ke pilihan (2) . Selanjutnya,
klik tombol Set dan OK.
Dalam penulisan daftar isi, biasanya daftar judul dan subbab diikuti
dengan garis titik-titik yang mengarah ke kolom nomor halaman yang
sesuai. Kebiasaan banyak pengguna Microsoft Word adalah membuat
garis titik-titik itu secara manual, dengan menekan dan tahan tanda titik
[.] pada keyboard sampai ke kolom nomor halaman. Ini adalah cara
yang keliru dan tidak efisien.

Nah, dengan pengaturan tab stop seperti tadi, kita tidak perlu menekan
dan menahan tombol titik pada keyboard untuk membuat garis titik-titik
antara daftar judul dengan kolom nomor halaman. Setelah menulis judul
atau subjudul, kita tinggal menekan tombol Tab pada keyboard. Kursor
tikan akan berpindah ke tab stop posisi 13 cm sambil memunculkan
garis titik-titik di sepanjang baris tersebut.
Kemudian, untuk pembuatan daftar isi yang margin kirinya menjorok
ke dalam pada tiap subbab, kita membutuhkan Tab stop lebih dari
satu. Tiap Tab stop ini akan diposisikan pada:
 judul bab
 nomor subbab
 judul subbab
 nomor sub-subbab
 judul sub-subbab (jika perlu)
Sebagai contoh praktik, pada entri daftar pustaka Bab II berikut ini,
saya memiliki beberapa subbab yang memiliki sub-subbab. Subbab
2.3 akan memiliki anak judul sub-subbab 2.3.1 sampai 2.3.9. Posisi
penomoran 2.3.1 akan dijorokkan agar lurus dengan judul subbab
2.3. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Seleksi entri subbab 2.1 sampai 2.4 buat tab stop di posisi 0,75
cm dan 13 cm. Buka kotak dialog Tabs, kemudian atur posisi Tab
13 cm dengan Leader pilihan (2).
2. Selanjutnya, dorong semua subbab 2.3.1 sampai 2.3.9 berikut anak-
anak judulnya ke posisi tab stop 0,75 cm.
3. Sekarang, seleksi lagi entri subbab 2.3.1 sampai 2.3.9. Lalu, buat
tab stop di posisi 1,75 cm.
4. Lepaskan seleksi, lalu dorong semua judul subbab 2.3.1 sampai
2.3.9, tetapi jangan ubah posisi penomoran subjudulnya.
5. Sekarang, pada penomoran subjudul 2.3.3.1 sampai 2.3.3.3,
lakukan hal yang sama seperti pada subjudul 2.3.1 sampai 2.3.9 di
langkah kedua, dorong nomor subjudul 2.3.3.1 ke tab stop posisi 2
cm.
6. Sekarang, Anda akan mendapatkan susunan daftar isi yang
menjorok di setiap subjudul dan sub-subjudulnya.
Jika Anda membutuhkan penjorokan di bagian lain, Anda bisa
melakukan prosedur yang sama seperti disebutkan di atas, yaitu
membuat tab stop, lalu dorong bagian yang ingin dijorokkan dengan
tombol Tab.
Selain membuat secara manual, kita sebenarnya bisa juga membuat
daftar isi secara otomatis melalui fitur pembuatan Table of Contents di
Microsoft Word. Namun begitu, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan sebelumnya.
 Kita harus memastikan bahwa naskah karya ilmiah yang akan
dibuatkan daftar isinya sudah lengkap bagian-bagiannya dalam satu
dokumen, bukan dari dokumen yang terpisah-pisah.
 Bagian preliminer dan bagian isi harus berpisah Section-nya.
 Penomoran halaman sudah lengkap dan benar-benar untuk teknik
pembuatan nomor halaman dalam karya ilmiah, Anda bisa mengacu
pada artikel yang pernah saya tulis sebelumnya, yakni Cara
Mengatur Nomor Halaman untuk Karya Tulis Ilmiah.
 Kita juga harus memastikan bahwa struktur heading naskah sudah
lengkap dan benar. Maka dari itu di awal saya sebutkan bahwa
metode membuat daftar isi otomatis ini lebih cocok untuk orang
yang tahu dan sudah terbiasa menulis dokumen terstruktur dan
struktur Heading-nya terdefinisi dengan baik.
Pengaturan ini dibutuhkan agar Microsoft Word bisa mengenali judul
dan subjudul, serta posisi nomor halamannya. Pengaturan ini
memanfaatkan fitur Styles dan struktur Heading dokumen. Heading
adalah bagian naskah yang ditandai sebagai judul atau subjudul dari
suatu naskah. Pengaturan Heading bisa ditemukan pada pengaturan
Styles di tab Home. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka bagian dokumen yang memuat judul bab. Di sini saya
menggunakan contoh Bab I yang berjudul “Pendahuluan”.
2. Seleksi judul “Bab I Pendahuluan”. Kemudian, pada tab Home dan
kolom Styles, klik kanan pada pilihan Heading 1.
3. Dari menu yang muncul, pilih Update Heading 1 to match
selection. Perhatikan bahwa bentuk dan format tulisan Heading 1
di kotak Styles sekarang berubah mengikuti format tulisan “Bab I
Pendahuluan”. Kemudian, pada panel sebelah kiri Microsoft Word,
muncul panel Navigation yang berisi daftar Heading. Bab I
Pendahuluan yang tadi ditandai sebagai Heading 1 kini muncul
pada daftar tersebut.
4. Sekarang, lakukan prosedur yang serupa pada subjudul 1.1 Latar
Belakang. Namun, kali ini pilih subjudul 1.1. sebagai Heading 2.
Seleksi tulisan “1.1. Latar Belakang”. Kemudian, pada Tab Home
dan kolom Styles, klik kanan pilihan Heading 2. Dari menu yang
muncul pilih Update Heading 2 to match selection.
5. Perhatikan kembali panel Navigation. Kini kita mendapatkan
struktur heading yang memperlihatkan “Bab I Pendahuluan”
sebagai Heading 1 dan “1.1 Latar Belakang” sebagai Heading 2.
Sama seperti prosedur sebelumnya.
Selain itu, perhatikan juga bahwa posisi 1.1. Latar belakang berada di
bawah Bab I Pendahuluan karena 1.1 diatur sebagai Heading 2, yaitu
satu tingkat Heading di bawah Heading 1.

6. Sekarang, lakukan hal yang sama pada semua judul bab dan
subjudul yang ingin dimasukkan ke dalam struktur heading dan
daftar isi otomatis.

Beberapa hal yang perlu diingat adalah penomoran Heading di harus


sesuai dengan struktur dan tingkat penomoran Heading pada naskah.
Misalnya subjudul “2.1 Dongeng Sebagai Sastra Anak”, karena
memiliki 2 angka penomoran, diatur sebagai Heading 2. Agar lebih
jelas, perhatikan ilustrasi berikut.
7. Setelah semua pengaturan heading lengkap, kurang lebih kita akan
mendapati struktur heading pada panel Navigation seperti berikut:
8. Selanjutnya, buat satu halaman kosong setelah halaman “Kata
Pengantar” dan sebelum “Bab I Pendahuluan”. Pada halaman ini kita
akan membuat daftar isi.
9. Klik tab References, lalu klik Table of Contents. Dari menu yang
muncul pilih Automatic Table 1.
10. Microsoft Word akan
membuat daftar isi otomatis.
Daftar isi ini sudah
dilengkapi nomor halaman,
dan lengkap dengan sub-
subbab yang tadi ditandai.
11. Tahap selanjutnya adalah menyeragamkan format tulisan pada
daftar isi agar sama dengan teks standar pada karya tulis. Seleksi
seluruh teks dalam tabel daftar isi. Kemudian, pada tab Home, atur
jenis dan ukuran huruf di panel Font.
12. Selanjutnya, ubah judul daftar isi dari “Contents” menjadi “DAFTAR
ISI”. Kemudian, posisikan judul “DAFTAR ISI” di posisi tengah
halaman.
Setelah mengikuti tutorial cara membuat daftar isi di atas, Anda kini
tentunya sudah bisa membuat daftar isi yang baik dan benar. Kini saya
akan menambahkan beberapa tips dan trik agar Anda dapat
membuatnya menjadi lebih sempurna lagi.

 Update Daftar Isi


Daftar isi tidak akan melakukan update otomatis ketika Anda
menambahkan judul atau subjudul baru. Oleh karena itu Anda
harus mengupdate-nya secara manual dengan cara menaruh kursor
di daftar isi kemudian tekan F9. Anda juga dapat memperbaharui
daftar isi tersebut dengan membuka References > Update Table.
Pastikan untuk selalu memilih opsi “Update entire table”.
 Tonton video latihan
File video dapat disalin dari dosen

 Bedakan dengan teks lainnya


Daftar isi yang telah kita buat akan dianggap sebagai field dan
bukan sebagai teks biasa. Nah untuk membedakannya Anda dapat
membuat field tersebut menjadi berwarna abu-abu. Warna abu-abu
tersebut tidak akan tercetak jika Anda mencetak dokumen tersebut
melalui printer. Berikut caranya:
1. Word 2003 dan sebelumnya: buka Tools > Options > View,
kemudian rubah opsi Field Shading menjadi “Always”.
2. Word 2007: buka logo Office, pilih Word Options > Advanced,
setelah itu pada bagian ‘Show document content’ rubah Field
Shading menjadi “Always”.
3. Word 2010 ke atas: buka File > Options > Advanced, lalu pada
bagian ‘Show document content’ rubah Field Shading menjadi
“Always”.

You might also like