You are on page 1of 12

EVALUASI PROGRAM

Oleh :
Muhammad Fauzi– 16061034
Kevin Akbar– 16061032
Syaiful-16061041
A.Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi yang merealisasi atau mengimplementasi dari
suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi
dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan
keputusan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program,
merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
Dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa
tinggi mutu atau kondisi sesuatu hal sebagai hasil pelaksanaan program setelah
data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu. Dalam
evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian
program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin
mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk
menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil. Dalam kegiatan
evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan
atau ketidakberhasilan suatu kegiatan.
B.Tujuan Evaluasi Program
Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 114-115), evaluasi program dilakukan
dengan tujuan untuk :
 Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat
lain.
 Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah
program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan.
Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka
evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian
evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir dan
menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian.
C.Manfaat Evaluasi Program
 Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan dengan
kegiatan supervisi. Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya
mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan maka evaluasi
program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang
tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula.
MODEL EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
Model-Model Evaluasi Program
Model-model evaluasi ada yang dikatagorikan berdasarkan ahli yang
menemukan dan yang mengembangkannya dan ada juga yang diberi sebutan
berdasarkan sifat kerjanya. Dalam hal ini Stephen Isaac (1986,dalam Fernandes
1984) mengatakan bahwa model-model tersebut diberi nama sesuai dengan fokus
atau penekanannya. Lebih jauh Isaac membedakan adanya empat hal yang
digunakan untuk membedakan ragam model evaluasi, yaitu :
-Berorientasi pada tujuan program
-Berorientasi pada keputusan-decision oriented
-Berorientasi pada kegiatan dan orang-orang yang menanganinya-
transactional oriented.
-Berorientasi pada pengaruh dan dampak program-research oriented.
Evaluasi Model Kirkpatrick
Kirkpatrick salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam bidang
pengembangan sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi yang
dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick Four Levels
Evaluation Model. Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training)
menurut Kirkpatrick (1998) dalam Eko Putro Widoko (2010) mencakup empat
level evaluasi, yaitu: level 1 reaction, level 2 learning, level 3 behavior, dan
level 4 result.
-Evaluasi reaksi (reaction evaluation)
-Evaluasi belajar (learning evaluating)
-Evaluasi perilaku (behavior evaluation)
-Evaluasi hasil (result evaluation)
Stufflebeam’s Model ( CIPP Model )
Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan
diterapkan oleh para evaluator. Model CIPP yang merupakan sebuah singkatan
dari huruf awal empat buah kata, yaitu
-Context evaluation : evaluasi terhadap konteks
-Input evaluation : evaluasi terhadap masukan
-Process evaluation : evaluasi terhadap proses
-Product evaluation : evaluasi terhadap hasil
 Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi CIPP
Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih komprehensif
diantara model evaluasi lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil
semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses, dan hasil. Selain
kelebihan tersebut, di satu sisi model evaluasi ini juga memiliki keterbatasan,
antara lain penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran dikelas
mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tidak adanya
modifikasi.
3.Evaluasi Model Brinkerhoff
Brinkerhoff & Cs. (1983) mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun
berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, seperti evaluator-
evaluator lain, namun dalam komposisi dan versi mereka sendiri sebagai berikut:
-Fixed vs Emergent Evaluation Design
-Formative vs Summative Evaluation
-Desain eskprimental dan desain quasi eskprimental vs natural inquiry
Selain berbagai model tersebut, Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 234)
mengelompokkan model-model evaluasi pendidikan berdasarkan
perkembangannya menjadi 4 kelompok yaitu:
- Measurement Model
- Congruence Model
- Educational System Evaluation Model
- Illuminative Model
4. Model Stake
 Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Model Countenance
Untuk melakukan evaluasi menggunakan model Stake (Countenance) dapat
dilakukan melalui langkah-langkah berikut :
- Pengumpulan data
- Analisis Data
- Analisis congruence (kesesuaian)
- Pertimbangan hasil
Kelebihan dan kelemahan evaluasi model Countenance Stake’s adalah:
Kelebihannya adalah :
 Dalam evaluasi memasukkan data tentang latar belakang program, proses dan
hasil yang merupakan perluasan ruang lingkup evaluasi pada tahun 1970-an.
 Evaluator memegang kendali dalam evaluasi dan juga memutuskan cara yang
paling tepat untuk hadir dan menggambarkan hasil
 Memiliki potensi besar untuk memperoleh wawaasan baru dan teori-teori
tentang lapangan dan program yang akan di evaluasi.
Kelemahannya adalah :
 Pendekatan yang dilakukan terlalu subjektif.
 Terjadinya kemungkinan dalam meminimalkan pentingnya instrument
pengumpulan data dan evaluasi kuantitatif.
 Kemungkinan biaya yang terlalu besar.
5.Model Alkin
lima macam evaluasi model alkin :
-Sistem assessment
-Program planning
-Program implementation
-Program improvement
-Program certification
Adapun kelebihan model ini adalah keterikatannya dengan sistem. Dengan
model ini, kegiatan sekolah dapat diikuti dengan seksama mulai dari variabel-
variabel yang ada dalam komponen masukan, proses, dan keluaran.
Kelemahan dari model Alkin adalah keterbatasannya dalam fokus kajian
yaitu yang hanya fokus pada kegiatan persekolahan. Sehingga model ini hanya
dapat digunakan untuk mengevaluasi kurikulum yang sudah siap dilaksanakan di
sekolah.
TERIMA KASIH

You might also like