You are on page 1of 35

MENGENAL DAN

MENGENDALIKAN HAMA
JAGUNG

Oleh
SAEROJI

Disampaikan pada diklat teknis agribisnis jagung


tanggal 30 Mei s/d 5 Juni 2012 di BDP Mataram
Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah selesai berlatih peserta


dapat mengenal dan mengendali
kan hama jagung
Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai berlatih peserta dapat :


1.Mengidentifikasi dan mengenal hama
pada tanaman jagung
2.mengidentifikasi dan Mengenal gejala-
gejala hama pada tanaman jagung
3.Mengendalikan serangan hama pada
tanaman jagung
HAMA – HAMA TANAMAN JAGUNG

1. Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein)


2. Penggerek Batang (Sesamia inferens
Guenee)
3. Ulat Grayak (Spodoptera mauritia
Boisdivu)
4. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufnage)
5. Penggerek Tongkol (Helicoverpa
armigera Armigera)
BIOEKOLOGI HAMA PENTING PADA
TANAMAN JAGUNG
1. Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein)
Pada umumnya Lalat Bibit ini berkembang baik pada waktu
musim penghujan sebab air sangat diperlukan untuk
kehidupan larvanya
Ordo : Diptera
Famili : Antomydae

Telur
• Warna telur putih seperti mutiara diletakkan pada daun
muda sebelah bawah. Peletakan telur dilakukan mulai dari
munculnya tanaman hingga keluarnya daun sekitar 2 – 3
helai. Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas.
Larva

Larva yang baru menetas dengan bantuan


tetesan air atau embun akan bergerak menuju
pelelpah daun. Daun akhirnya akan dirusak oleh
larva hingga mencapai titik tumbuh bibit
kemudia dilanjutkan dengan membentuk jalan
dengan cara memakan pangkal batang tanaman
jagung

Pupa

Terbentuk dalam tanah dekat tanaman tetapi


kedang-kadang dalam jaringan tanaman
Imago
Warna lalat abu-abu, warna punggung kunign
kehijauan dan bergaris, warna abdomen doklat
kekuningan, panjang imago – 3,35 mm. Siklus
hidup hama ini dari telur sampai imago sekitar
26 hari

GAMBAR HAMA LALAT BIBIT


2. PENGGEREK BATANG (Sesamia
inferens Guebee)
Hama ini menyerang tanaman jagung ( batangnya) sejak
tanaman jagung berumur satu bulan setelah tanam
sampai terbentuk tongkol . Bahkan, pada saat terjadi
proses pemasakan tongkolpun ulat masih menyerang
juga.
Ordo: Lepidoptera
Telur Famili : Pyralidae
Bentuk pipih agak oval, mengkilat. Telur diletakkan di bagian bawah
atau bagian atas daun secara teratur. Telur yang baru diletakkan
berwarna kuning hingga kehitaman. Masa inkubasi telur hingga 4 –
5 hari. Jumlah telur per kelompok yaitu 30 – 90 butir.
Larva
Larva berwarna keungunan, kepala berwarna hitam / coklat.
Terdapat bintik sirkular pada tubuhnya. Larva yang telah tua
berwarna krem kotor dengan sejumlah titik kecil coklat yang agak
sirkular. Larva berganti kulit sebanyak 5 kali. Stadium larva 18 –
27 hari. Sebelum membentuk pupa larva membuat lubang ke luar
untuk imagonya.
Pupa
Berbentuk gelondongan, meruncing pada bagian posterior.
Warna coklat cerah hingga coklat gelap. Pada bagian
posterior terdapat 2 cremaster yang menyerupai jarum.
Stadium pupa 5 – 10 hari.

Imago
Ngengat berwarna coklat pucat atau coklat gelap. Panjang
tubuh hingga 13,5 mm. Ngengat betina lebih besar dari
ngengat jantan yaitu 14, 5 mm. Panjang rentangan sayap 9
mm, warna kuning pucat hingga cokelat merah. Pada apikal
sayap terdapat dua garis zigzag yang gelap. Lama hidup
ngengat betina 10 hari. Ngengat aktif pada senja dan malam
hari. Berkopulasi pukul 3 – 5 pagi, meletakkan telur pukul
18.00 – 01.00 malam. Ngengat betina dapat meletakkan telur
300-500 butir dengan rata-rata 407 butir.
3. Ulat Grayak (Spodoptera mauritia Boisdivu)
Ulat-ulat tersebut biasanya menyerang pucuk daun pada waktu
tanaman jagung berumur satu bulan, daun- daun yang dirusak
oleh ulat ini fotosintesisnya menjadi berkurang yang akhirnya
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman jagung.
Ordo : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Telur
Telur diletakkan di permukaaan bawah daun secara
berkelompok dan dilapisi oleh bulu-bulu halus berwarna
coklat kekuningan .

Larva
Larva yang baru menetas memeiliki kepala berwrna coklat dan
terdapat garis berwarna gelap. Semakin tua larva tersebut
warnanya menjadi semakin gelap dan garis berwarna kuning di
punggung semakin tampak dan berbentuk gambar bulan sabit
hitam. Larva pada siang hari bersembunyi di dalam tanah dan aktif
pada malam hari. Larva hidup bergerombol dan berpindah-pendah
tempat
Pupa

Pupa terbentuk dalam tanah dan di antara


rerumputan

Imago
Imago berupa ngengat, aktif pada malam
hari. Imago betina mampu meletakkan tekur
sebanyak 100 butir

GAMBAR HAMA ULAT GRAYAK


4. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufnage)
Ulat Tanah ini biasanya menyerang tanaman jagung pada
malam hari dengan cara memakan yang berbatang
basah, terutama menyerang tanaman yang masih muda
(kecil).
Ordo: Lepidoptera
Family : Noctuidae
Telur
Telur berwarna kuning transparan, diletakkan satu per satu
berderet pada daun tanaman muda atau gulma yang
tumbuh di sekitarnya, bentuknya bulat kecil dengan
diameter 0,5 mm. Menjelang menetas timbul bintik hitam.
Lama periode telur 3 – 5 hari
Larva
Larva berwarna kecoklatan sampai hitam, dengan panjang
kira-kira 3,5 cm. Pada perkembangan penuh dapat
mencapai 4 - 5 cm. Terdiri dari 6 instar. Lama periode larva
30 – 36 hari. Pada siang hari larva tdak aktif, bersembunyi
di bawah permukaan tanah
Pupa

Proses perubaan pupa berlangsung di dalam tanah. Warna pupa


kuning tua hingga coklat, berbentuk kerucut. Menjelang berpupa
larva masuk ke dalam tanah. Lama periode pupa 8 – 16 hari

Imago
Imago berbentuk ngengat yang aktif pada malam hari.
Warna imago coklat gelap. Lama hidup ngengat 7 - 14
hari, daur hidup dari telur sampai ngengat 46 – 71 hari

GAMBAR HAMA ULAT TANAH


5. Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera
Armigera)

Larva mula-mula menyerang tongkol dari ujung


kemudian menuju kedalam tongkol , apabila kelobot
sudah termakan, larva memakan biji . Akibat serangan
tersebut, jumlah biji menjadi berkurang dan tongkol
jagung berubah bentuk.
•Ordo : Lepidioptera
•Familiy : Noctuidae

Telur
• Telur berwarna putih, diletakkan pada ujung
permukaan daun bagian bawah atau pada rambut
jagung. Jumlahnya berkisar antara 4 butir hingga 20
butir
Larva

Setelah menetas larva muda bergerak ke bawah


menuju tongkol dan menggerek bagian ujung atas
tongkol. Larva berkepala hitam. Badan kuning
hingga hijau kekuningan, hijau polos. Kecoklatan
atau kehitaman dengan panjang dapat mencapai 1
inch atau 2,5 cm. Larva ditumbuhi bulu-bulu kecil.
Larva bersifat kanibal, sifat ini mampu menekan
populasi. Stadium larva 17 – 24 hari. Menjekang
pupoa, larva keluar dari ujung tongkol atau lubang
yang telah disiapkan menuju tanah.
Pupa

Terbentuk dalam tanah stadium berkisar 12 – 14


hari
Imago
Imago berupa ngengat yang aktif pada malam
hari dan menyukai sinar ultraviolet. Imago
mampu bertelur sebayak 2000 butir dan
biasanya bertelur pada tanaman yang sedang
berbunga.

GAMBAR HAMA PENGGEREK TONGKOL


GEJALA SERANGAN HAMA TANAMAN
JAGUNG DAN PENGENDALIANNYA
1. Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein)

GEJALA SERANGAN
1. Menyerang pertanaman jagung sejak beberapa hari setelah
tanaman tumbuh sampai umur 21 hari
2. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, kerdil dan mati. Daun
berubah warna menjadi kekuningan. Di sekitar bekas gigitan
mengalami pembusukan
3. Tanda serangan hama ini terlihat dengan adanya daun yang
temuda layu dan mudah dicabut karena titik tumbuhnya
terserang.
4. Apabila berada dalam lingkungan yang mendukung kerusakan
tanaman dapat mencapai 50 % atau lebih. Hal ini terjadi pada
musim hujan
2. PENGGEREK BATANG (Sesamia inferens Guenee)

Gejala serangan
Larva mulai merusak pada umur tanaman 3 - 4 MST,
saat tanaman mulai membentuk tongkol. Larva
instar I – II memakan daun yang masih menggulung
dan pada permukaan daun yang terlindung dan
memakan bunga jantan. Larva instar IV menggerek .
mengebor bagian buku tanaman dengan cara
mesauk ke dalam batang tanaman sehingga
menghambat trasportasi hasilk asimilasi dan
penyerapan unsur hara dari dalam tanah. Selain itu
serangga menyebabkan batang jagung patah,
tongkol rusak serta mengurangi jumlah dan bobot
biji. Kehilangan hasil 19 – 37 % di Sulsel.
3. ULAT GRAYAK (Spodoptera mauritia Boisdivu) masalah

Gejala Serangan

Larva yang baru menetas bergerak ke pucuk daun


sambil memotong atau makan pucuk daun, terutama
tanaman muda yang berumur kira-kira 1 bulan. Umur
dan jumlah populasi sangat berpengaruh terhadap
tingkat kerusakan. Sebaliknya umur tanaman menjadi
ukuran ketahanan tanaman terhadap serangga hama,
walaupun tidak mutlak Tanaman yang lebih tua, biasanya
memiliki ketahanan yang lebih baik. Tetapi serangan
menjelang tanaman berbunga dapat pula menggagalkan
panen. Serangan yang berat pada tanaman muda dapat
mengakibatkan musnahnya tanaman. Sedangkan untuk
tanaman uang lebih tua dapat mengganggu proses
pertumbuhan. Serangan hebat biasanya terjadi poada
musim kemarau
4. ULAT TANAH (Agrotis ipsilon Hufnage)

GEJALA SERANGAN

Larva melakukan serangan pada malam hari


dengan cara memakan tanaman yang
berbatang basah, terutama tanaman muda
yang baru berkecambah. Biasanya batang
tanaman yang masih kecil itu terpotong
beberapa milimeter dai permukaan tanah atau
tepat di atas permukaan tanah. Pada batag
tampak bekas gigitan / keratan ulat. Tanaman
jagung yang masih muda akan rebah di atas
tanah dan jarang sekali bisa tumbuh kembali,
sebab bagian pangkal tanaman terputus )
5. PENGGEREK TONGKOL (Helicoverpa
armigera Armigera)

GEJALA SERANGAN

Larva yang baru menetas masuk ke dalam tongkol


dengan cara menyusuri rambut-rambut sambil
makan baian tongkol yag dilewati. Pertama-tama
diawali dengan merusak pembungkus / kelobot
kemudian memakan biji-biji jagung. Di dalam satu
tongkol biasanya hanya ditempati satu ulat. Tongkol
jagung menjadi tidak berisi lagi sehingga kualitas
dan kuantitas produksi menjadi turun dan bahkan
mengalami kegagalan panen.
PENGENDALIAN HAMA PENTING PADA
TANAMAN JAGUNG

1. Pengendalian Fisik

2. Pengendalian Mekanik

3. Pengendalian Hayati

4. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian Fisik yaitu :
Suatu usaha yang menggunakan atau
mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian
rupa sehingga dapat menimbulkan kematian
pada hama dan mengurangi populasinya.

Kematian hama disebabkan karena faktor


fisik seperti suhu, kelembaban, suara yang
dikenakan diluar batas toleransi serangga
hama sasaran
Beberapa perlakuan atau tindakan yang
termasuk dalam pengendalian fisik
PEMANASAN
PEMBAKARAN
PEMANASAN DENGAN ENERGI RADIO-FREKUENSI

PENDINGINAN

PENGERINGAN

LAMPU PERANGKAP

RADIASI SINAR INFRA MERAH

GELOMBANG SUARA

PENGHALANG
Pengendalian Mekanik yaitu :
Mematikan atau memindahkan hama
secara langsung baik dengan tangan
atau dengan bantuan alat dan bahan lain
Ada beberapa teknik pengendalian mekanik yang
sering dilakukan dalam praktek pengendalian hama
Pengambilan dengan tangan
Groyokan
Memasang Perangkap
Pengusiran
Cara-cara lainnya
3. PENGENDALIAN HAYATI
Taktik pengelolaan hama yang kita lakukan secara
sengaja memanfaatkan atau memanipulasikan musuh
alami untuk menurunka atau mengendalikan populasi
hama

Pengendalian Alami merupakan proses


pengendalian yang berjalan sendiri tanpa ada
kesegajaan yang dilakukan oleh manusia.
Pengendalian alami terjadi tidak hanya oleh karena
bekerjanya musuh alami tetapi juga oleh komponen
ekosistem lainnya seperti makan dan cuaca
PENGENDALIAN HAYATI ADA 2 MACAM YAITU

1. PENGENDALIAN HAYATI DENGAN PARASITOID


DAN PREDATOR

Praktek pengendalian yang dilakukan sampai saat


ini dapat kita kelompokkan dalam tiga kategori
yaitu introduksi. augmentasi, dan konservasi.
Meskipun ketiga teknik pengendalian hayati
tersebut berbeda dalam sasaran dan tekniknya
tetapi dalam pelaksanaan pengendalian hayati
sering kita gunakan secara bersama
PENGENDALIAN HAYATI DENGAN
PATOGEN HAMA
Patogen serangga dapat digunakan dalam PHT
dengan beberapa cara dan sasaran yaitu

1. Memanfaatkan secara maksimal proses


pengendalian alami oleh patogen hama
2. Introduksi dan aplikasi patongen hama
sebagai faktor mortalias tetap
3. Aplikasi patogen hama sebagai insektisida
mikrobia
4). Pengendalian Kimiawi
Penggunaaan pestisida untuk mengendalikan
hama agar hama tidak menimbulkan
kerusakan bagi tanaman yang diusahakan

PENGGOLONGAN INSEKTISIDA menurut cara


masuk ke tubuh serangga

1. Racun Perut

2. Racun Kontak

3. Fumigan
1. Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein)
Pengendaliannya
1. Penanaman serentak dan pergiliran tanaman untuk memutus siklus
hidup hama
2. Perlakuan benih atau seed treatment dapat dilakukan pada daerah-
daerah endemik
3. Penggunaan mulsa jerami dapat digunakan untuk menghambat
serangan sebelum bibit tumbuh.
4. Pengendallian kimiawi apabila ditemukan 1 klp instar 1 per 30
tanaman
5. Cara pengendaliannya ialah dengan penyemprotan insektisida yang
dianjurkan, misalnya Larvim 75 WP, Diazinon, surecide, hostation 40
EC, Marshal 25 ST.
6. Dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai yang biasanya
terdapat pada bungkus atau kemasannya.
7. Penyemprotan bisa dilakukan setiap 3 hari – 5 hari sekali, tergantung
pada berat ringannya serangan
8. Serangan hama lalat bibit ini biasanya terjadi sampai tanaman
berumur tiga ( 3 ) minggu
2. PENGGEREK BATANG (Sesamia inferens Guenee)

Pengendaliannya
1. Memotong tanaman yang terserang, Sanitasi, Perguliran Tanaman,
Penanaman Serentak tepat waktu
2. Pengendalian Hayati dengan menggunakan musuh alami Yaitu
Predator Tawon Encyrtidae spp, parasit telur Trichogramma spp,
parasit larva Eriborus argentiopilosa, Patogen serangga Metharizum
anisopliae dan Beauveria bassiana
3. Pengendallian kimiawi apabila ditemukan 1 klp instar 1 per 30
tanaman.
4. Pengendalian secara kimiawi bisa dilakukan dengan penyemprotan
insektisida Azodrin 15 WSC, Hostation 40 EC, Nogos 50 EC dan
sebagainya
5. Cara Pengendalian yang lain ialah sebelum berbunga tanaman diberi
karboforan (Furadan 3 G) dengan cara memasukkannya ke kuncup
daun dengan dosis 0,5 kg bahan aktif per hektar.
3. ULAT GRAYAK (Spodoptera mauritia Boisdivu) masalah

Pengendaliannya

1. Pemanfaatan musuh alami


2. Cara mekanik / fisik, mengambil dan mengumpulkan ulat
dan telur kemudian dibinasakan
3. Pengendalian hayati dengan menggunakan musuh alami
Yaitu :
Parasitoid telur Telenomus sp., Tetrastichus shoenobei,
Parasitoid larva Bracon sp., dan Brachymeria sp, sangat
membantu menekan perkembangan telurdan ulat,
Patogen Serangga SI-NPV untuk mengendalikan larva
4. Dengan pengendalian secara kimia
4. ULAT TANAH (Agrotis ipsilon Hufnage)

Pengendaliannya

1. Penanaman serentak dan pergiliran tanaman untuk memutus siklus


hidup hama
2. Cara mekanik / fisik yaitu mengumpulkan ulat dalam tanah /
mencongkel tanah dekat tanaman yang dirusak
3. Menggenangi sekitar tanaman poada lahan yang terserang hama,
tetapi pangkal jagung jangan sampai tergenang air.
4. Pengendalian Hayati dengan menggunakan musuh alami, yaitu Parasit
larva Apoanteles sp, Tritaxys braueri dan Cuplhocera uarie, Patogen
serangga berupa virus NPV
5. Pengendalian cara kimia di berikan insektisida.
5. PENGGEREK TONGKOL (Helicoverpa
armigera Armigera)
Pengendaliannya

1. Cara mekanis / fisik dengan mengambil serta mengumpulkan ulat dan


telur kemudian dibinasakan
2. Sanitasi
3. Pergilliran Tanaman dan penanaman serentak.
4. Pengendalian Hayati dengan menggunakan musuh alami yaitu
Parasitoid Telur Trichogramma sp, Patogen serangga bakteri Bacillus
thuringiensis dan virus NPV
5. Pengendalian kimiawi bila ditemukan 3 tongkol rusak dalam 50
tanaman pada saat baru terbentuk buah dan yang lainnya sebelum
berbunga tanaman diberi karbofuran ( Furadan 3 G ) dengan cara
memasukkannya kedalam kuncup daun dengan dosis 0,5 kg bahan
aktif per hektar.
Wassalamu,alaikum Wr Wb

You might also like