Professional Documents
Culture Documents
MENGENDALIKAN HAMA
JAGUNG
Oleh
SAEROJI
Telur
• Warna telur putih seperti mutiara diletakkan pada daun
muda sebelah bawah. Peletakan telur dilakukan mulai dari
munculnya tanaman hingga keluarnya daun sekitar 2 – 3
helai. Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas.
Larva
Pupa
Imago
Ngengat berwarna coklat pucat atau coklat gelap. Panjang
tubuh hingga 13,5 mm. Ngengat betina lebih besar dari
ngengat jantan yaitu 14, 5 mm. Panjang rentangan sayap 9
mm, warna kuning pucat hingga cokelat merah. Pada apikal
sayap terdapat dua garis zigzag yang gelap. Lama hidup
ngengat betina 10 hari. Ngengat aktif pada senja dan malam
hari. Berkopulasi pukul 3 – 5 pagi, meletakkan telur pukul
18.00 – 01.00 malam. Ngengat betina dapat meletakkan telur
300-500 butir dengan rata-rata 407 butir.
3. Ulat Grayak (Spodoptera mauritia Boisdivu)
Ulat-ulat tersebut biasanya menyerang pucuk daun pada waktu
tanaman jagung berumur satu bulan, daun- daun yang dirusak
oleh ulat ini fotosintesisnya menjadi berkurang yang akhirnya
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman jagung.
Ordo : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Telur
Telur diletakkan di permukaaan bawah daun secara
berkelompok dan dilapisi oleh bulu-bulu halus berwarna
coklat kekuningan .
Larva
Larva yang baru menetas memeiliki kepala berwrna coklat dan
terdapat garis berwarna gelap. Semakin tua larva tersebut
warnanya menjadi semakin gelap dan garis berwarna kuning di
punggung semakin tampak dan berbentuk gambar bulan sabit
hitam. Larva pada siang hari bersembunyi di dalam tanah dan aktif
pada malam hari. Larva hidup bergerombol dan berpindah-pendah
tempat
Pupa
Imago
Imago berupa ngengat, aktif pada malam
hari. Imago betina mampu meletakkan tekur
sebanyak 100 butir
Imago
Imago berbentuk ngengat yang aktif pada malam hari.
Warna imago coklat gelap. Lama hidup ngengat 7 - 14
hari, daur hidup dari telur sampai ngengat 46 – 71 hari
Telur
• Telur berwarna putih, diletakkan pada ujung
permukaan daun bagian bawah atau pada rambut
jagung. Jumlahnya berkisar antara 4 butir hingga 20
butir
Larva
GEJALA SERANGAN
1. Menyerang pertanaman jagung sejak beberapa hari setelah
tanaman tumbuh sampai umur 21 hari
2. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, kerdil dan mati. Daun
berubah warna menjadi kekuningan. Di sekitar bekas gigitan
mengalami pembusukan
3. Tanda serangan hama ini terlihat dengan adanya daun yang
temuda layu dan mudah dicabut karena titik tumbuhnya
terserang.
4. Apabila berada dalam lingkungan yang mendukung kerusakan
tanaman dapat mencapai 50 % atau lebih. Hal ini terjadi pada
musim hujan
2. PENGGEREK BATANG (Sesamia inferens Guenee)
Gejala serangan
Larva mulai merusak pada umur tanaman 3 - 4 MST,
saat tanaman mulai membentuk tongkol. Larva
instar I – II memakan daun yang masih menggulung
dan pada permukaan daun yang terlindung dan
memakan bunga jantan. Larva instar IV menggerek .
mengebor bagian buku tanaman dengan cara
mesauk ke dalam batang tanaman sehingga
menghambat trasportasi hasilk asimilasi dan
penyerapan unsur hara dari dalam tanah. Selain itu
serangga menyebabkan batang jagung patah,
tongkol rusak serta mengurangi jumlah dan bobot
biji. Kehilangan hasil 19 – 37 % di Sulsel.
3. ULAT GRAYAK (Spodoptera mauritia Boisdivu) masalah
Gejala Serangan
GEJALA SERANGAN
GEJALA SERANGAN
1. Pengendalian Fisik
2. Pengendalian Mekanik
3. Pengendalian Hayati
4. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian Fisik yaitu :
Suatu usaha yang menggunakan atau
mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian
rupa sehingga dapat menimbulkan kematian
pada hama dan mengurangi populasinya.
PENDINGINAN
PENGERINGAN
LAMPU PERANGKAP
GELOMBANG SUARA
PENGHALANG
Pengendalian Mekanik yaitu :
Mematikan atau memindahkan hama
secara langsung baik dengan tangan
atau dengan bantuan alat dan bahan lain
Ada beberapa teknik pengendalian mekanik yang
sering dilakukan dalam praktek pengendalian hama
Pengambilan dengan tangan
Groyokan
Memasang Perangkap
Pengusiran
Cara-cara lainnya
3. PENGENDALIAN HAYATI
Taktik pengelolaan hama yang kita lakukan secara
sengaja memanfaatkan atau memanipulasikan musuh
alami untuk menurunka atau mengendalikan populasi
hama
1. Racun Perut
2. Racun Kontak
3. Fumigan
1. Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein)
Pengendaliannya
1. Penanaman serentak dan pergiliran tanaman untuk memutus siklus
hidup hama
2. Perlakuan benih atau seed treatment dapat dilakukan pada daerah-
daerah endemik
3. Penggunaan mulsa jerami dapat digunakan untuk menghambat
serangan sebelum bibit tumbuh.
4. Pengendallian kimiawi apabila ditemukan 1 klp instar 1 per 30
tanaman
5. Cara pengendaliannya ialah dengan penyemprotan insektisida yang
dianjurkan, misalnya Larvim 75 WP, Diazinon, surecide, hostation 40
EC, Marshal 25 ST.
6. Dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai yang biasanya
terdapat pada bungkus atau kemasannya.
7. Penyemprotan bisa dilakukan setiap 3 hari – 5 hari sekali, tergantung
pada berat ringannya serangan
8. Serangan hama lalat bibit ini biasanya terjadi sampai tanaman
berumur tiga ( 3 ) minggu
2. PENGGEREK BATANG (Sesamia inferens Guenee)
Pengendaliannya
1. Memotong tanaman yang terserang, Sanitasi, Perguliran Tanaman,
Penanaman Serentak tepat waktu
2. Pengendalian Hayati dengan menggunakan musuh alami Yaitu
Predator Tawon Encyrtidae spp, parasit telur Trichogramma spp,
parasit larva Eriborus argentiopilosa, Patogen serangga Metharizum
anisopliae dan Beauveria bassiana
3. Pengendallian kimiawi apabila ditemukan 1 klp instar 1 per 30
tanaman.
4. Pengendalian secara kimiawi bisa dilakukan dengan penyemprotan
insektisida Azodrin 15 WSC, Hostation 40 EC, Nogos 50 EC dan
sebagainya
5. Cara Pengendalian yang lain ialah sebelum berbunga tanaman diberi
karboforan (Furadan 3 G) dengan cara memasukkannya ke kuncup
daun dengan dosis 0,5 kg bahan aktif per hektar.
3. ULAT GRAYAK (Spodoptera mauritia Boisdivu) masalah
Pengendaliannya
Pengendaliannya