You are on page 1of 21

NYERI PUNGGUNG BAWAH

Dr Martua Rizal Sp.S., M.Kes


EPIDEMIOLOGI

 Hampir 80 % penduduk dinegara industri pernah


mengalami NPB.
 Di USA:Prevalensi 15-20 %

Insidensi 14,3%
Di Jawa Tengah 40% penduduk >65 tahun pernah
menderita NPB
Prevalensi pria >wanita 18.2% vs 13.6%.
Definisi:

 NPB:Nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah dari


antara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu
daerah sakral atau lumbosakral dan sering disertai penjalaran
nyeri kearah tungkai dan kaki.

 Nyeri dapat berupa :Nyeri lokal


Nyeri menjalar
Atau keduanya.
Nyeri dari punggung bawah dapat menjalar ketempat lain,atau
dari tempat lain menjalarkepunggung bawah
Struktur Peka Nyeri

 Struktur peka nyeri dipunggung bawah:


– Kulit,subkutaneus,jaringan lemak,otot.
– Sendi faset,sendi sacroiliaca.
– Ligamen longitudinale anterior dan posterior.
– Periosteum vertebra,
– .Radiks saraf.
– Pembuluh darah.
PEMBAGIAN NPB :

– NPB dengan tanda bahaya (red flag)


– NPB dengan sindroma radikuler/isialgia.
– NPB non spesifik (pada > 90% kasus).

– NPB kronik bila nyeri > 3 bulan.


 aspek biopsikososial yang menjadi penyebabnya dan
bisa menghalangi penyembuhan (yellow flag)
DIAGNOSIS:

 Wawancara:
– Awitan nyeri
– Lokasi,penjalaran ketungkai dan durasi.
– Intensitas,frekwensi dan kualitas nyeri.
– Faktor yang memperberat atau meringankan .
– Bagaimana hubungannya dengan gerakan,istirahat dan
waktu.
– Keluhan gangguan sensorik,motorik dan otonomik.
– Riwayat psikososial
– Riwayat nyeri punggung bawah dan disabilitas.
– Riwayat penyakit dahulu.
Pemeriksaan fisik/neurologik:

 Tanda vital.
 Status umum/Interne.
 Status neurologik:
– cara berjalan,
– test laseque ,Kernig,Brusinsky,valsava.
– Pemeriksaan sensibilitas
– Pemeriksaan motorik.
– Pemeriksaan reflex fisiologis dan patologis.
Pemeriksaan penunjang:

 Laboratorium:
– Untuk kecurigaan kelainan ginjal,PID.
 Darah,urine.
 Radiologis /imaging.
– Foto lumbosacral.
– CT/MRI
 Neurofisiologis:
– Electromyography (EMG)
– Kecepatan hantaran saraf/nerve conduction velocity (NCV)
PENATALAKSANAAN:

 Penatalaksanaan NPB benigna /non red flag.


 NPB akut:
– Klasifikasi diagnostik.
– Reassurance.
– Aktifitas dini dan progresif:
 tirah baring maksimal 2-3 hari.
– Analgetik:
 Asetaminophen.
 NSAID.
 Dapat dipertimbangkan muscle relaksant
.
 NPB kronik:
– Mengenali yellow flag (adanya aspek
biopsikososial)
– Behavioral therapy.
– Edukasi.
– Intensive exercise therapy (multidisipliner)
Rujukan NBP:

 Dipertimbangkan rujukan bila NPB dengan:


– Sindroma radikuler.
– Red flags.
– NPB kronik.

Prognosa:
90% NPB sembuh spontan atau membaik dalam
6 minggu.
Kurang dari 8 % berkembang menjadi NPB kronik
Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

Dikenal masyarakat sebagai ”syaraf terjepit”, suatu gangguan


akibat merembes (menonjol) atau melelehnya (hernia) lapisan
atau bantalan permukaan ruas tulang belakang (nucleus
pulposus) dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis).
Tonjolan atau merembesnya HNP tersebut dapat menyebabkan
penekanan pada syaraf tulang belakang dan syaraf tepi (yaitu,
saraf yang berasal dari syaraf tulang belakang).

HNP paling sering terjadi di daerah punggung bawah atau disebut


HNP lumbalis, paling sering (90%) mengenai diskus invertebralis
L5-S1 dan L4-L5.
 HNP di daerah punggung atas sampai leher jarang terjadi
hanya sekitar 8% dari seluruh kasus HNP.

 HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu.


Tindakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada
keadaan tertentu.
Tanda-tanda perangsangan meningeal:

a. Tanda Laseque: menunjukkan adanya ketegangan pada


saraf spinal khususnya L5 atau S1. Tanda-tanda perangsangan
meningeal:
a. Tanda Laseque: menunjukkan adanya ketegangan pada
saraf spinal khususnya L5 atau S1.
b. Tes Bragard: Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque.
Caranya sama seperti tes laseque dengan ditambah dorsofleksi
kaki.
c. Tes Sicard: Sama seperti tes laseque, namun ditambah
dorsofleksi ibu jari kaki.
d. Tes valsava: Pasien diminta mengejan/batuk dan dikatakan tes
positif bila timbul nyeri
 Pemeriksaan Radiologis : Foto rontgen biasa (plain photos)
sering terlihat normal atau kadang-kadang dijumpai
penyempitan ruangan intervertebral, spondilolistesis,
perubahan degeneratif, dan tumor spinal.
 Penyempitan ruangan intervertebral kadang-kadang terlihat
bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan
suatu skoliosis akibat spasme otot paravertebral.
 CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra
dan level neurologis telah jelas dan kemungkinan karena
kelainan tulang.

 MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan


akan menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah
saraf dan ahli bedah ortopedi tetap memerlukan suatu EMG
untuk menentukan diskus mana yang paling terkena

You might also like