You are on page 1of 90

ABV 4.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 1


ABV 4.2

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mengenali berbagai macam alat/cara KB
 Memahami cara kerja, kontraindikasi,
manfaat, keterbatasan, cara penggunaan,
dan efek samping dari setiap alat/cara KB
 Memahami informed choice dan informed
consent dalam pelayanan KB
 Memahami peran serta aktif pria dalam KB
dan kesehatan reproduksi

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 2


ABV 4.3

I. ALAT / CARA KB

1. PIL KB
2. SUNTIKAN
3. SUSUK / IMPLANT
4. KONDOM
5. IUD/AKDR
6. TUBEKTOMI / MOW
7. VASEKTOMI / MOP

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 3


ABV 4.4

1. PIL KB
Pil yang mengandung estrogen dan
progesterone (pil kombinasi) atau
progesterone saja yang diminum setiap
hari selama 21 atau 28 hari.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 4


ABV 4.5

Cara Kerja
 Menekan ovulasi
 Lendir serviks mengental sehingga
sulit untuk dilalui oleh sperma
 Mencegah implantasi
 Pergerakan tuba terganggu sehingga
transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 5


ABV 4.6

Yang Tidak Boleh


Menggunakan/Kontraindikasi
 Hamil/dicurigai hamil
 Tidak diminum bagi mereka yang menderita
penyakit : Hati, tumor, jantung, varises,
darah tinggi, kanker payudara dll.
 Perdarahan vagina yang tidak diketahui
penyebabnya
 Migrain/sakit kepala sebelah.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 6


ABV 4.7

Tingkat Keberhasilan
Efektifitas
Pil KB

Secara ilmiah (Theoretical effectiveness)


yaitu : 99,7%
Efektifitas pemakaian (Use effectiveness)
yaitu : 92%

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 7


ABV 4.8

Manfaat
 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil
dihentikan
 Mengurangi rasa kejang/nyeri perut saat haid
 Terlindung dari penyakit radang panggul dan
kehamilan diluar rahim
 Mudah menggunakannya dan dihentikan setiap saat
 Siklus haid jadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang
 Mengurangi risiko kanker ovarium
 Cocok digunakan untuk menunda kehamilan dari
pasangan muda
 Produksi ASI tidak dipengaruhi oleh pil yang hanya
mengandung progesteron (Pil Mini : excluton )
Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 8
ABV 4.9

Keterbatasan

 Pemakai harus disiplin meminum pil


setiap hari. Jika tidak, kemungkinan
hamil tinggi
 Dapat mengurangi produksi ASI untuk
pil kombinasi
 Tidak dapat mencegah IMS, HBV, HIV/
AIDS.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 9


ABV 4.10

Cara Penggunaan

 Pil pertama diminum setiap hari

 Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21) sebaiknya


minum pil tersebut segera setelah ingat

 Pada Ibu pasca persalinan pil kombinasi


diminum setelah 6 bln dan pil
progresterone diminum setelah 6 minggu.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 10


ABV 4.11

EFEK SAMPING
 Perdarahan terjadi bercak-bercak
darah (spotting)
 Amenorrhea/tidak haid
 Pusing, mual pada minggu pertama
pemakaian
 Air susu berkurang untuk yang
menggunakan pil kombinasi
 Perubahan berat badan
 Flek hitam pada muka

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 11


ABV 4.12

TEMPAT MENDAPATKAN
 TKBK
 Rumah Sakit
 Puskesmas
 Apotik
 Dokter/Bidan Praktek Swasta

ALASAN KEMBALI KE PROVIDER


 Jika persediaan habis
 Jika ada keluhan atau efek samping
atau masalah

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 12


ABV 4.13

2. SUNTIKAN

Obat suntik yang berisi hormon progesteron yang


disuntikkan setiap 2 atau 3 bulan, atau hormon
estrogen dan progresterone yang disuntikan setiap
1 bulan (suntikan kombinasi) pada otot panggul
atau lengan atas.

Cara Kerja :
 Menekan ovulasi
 Mengentalkan lendir mulut rahim
 Menipiskan endometrium
 Menghambat transportasi gamet oleh tuba

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 13


ABV 4.14

Yang Tidak Boleh


Menggunakan/Kontra Indikasi
 Hamil/diduga hamil
 Perdarahan vagina yang belum diketahui sebabnya
 Riwayat kanker payudara
 Menderita penyakit jantung, hepatitis, darah
tinggi, kencing manis
 Sedang menyusui bayi/kurang dari 6 minggu
(setelah melahirkan)
 Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan
sakit kepala
 Wanita usia > 35 tahun yang merokok

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 14


ABV 4.15

Tingkat keberhasilan/Efektivitas

Secara imilah : 99,7% , efectivitas pemakaian :97%

Manfaat :
 Aman efek samping kecil
 Tidak mempengaruhi ASI
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 Mengurangi jumlah perdarahan saat haid dan
Nyeri
 Mencegah anemia, penyakit payudara jinak, kista
ovarium,
 kehamilan ektopik, dan penyakit radang panggul

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 15


ABV 4.16

Keterbatasan
 Kembalinya kesuburan agak terlambat

 Harus kembali ke tempat pelayanan

 Tidak dapat mencegah IMS, HIV dan HBV

 Efek samping serius dapat timbul seperti


serangan jantung, stroke,tumor hati,
bekuan darah pada paru dan otak.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 16


ABV 4.17

Cara Penggunaan
 Obat disuntikkan setiap 3 bulan sekali
untuk DMPA
 Obat disuntikkan setiap 1 bulan untuk
Cyclofem
 Setelah suntikkan pertama tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 1
minggu
 Jika terlambat suntik berikan kondom
untuk berjaga

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 17


ABV 4.18

Efek Samping
 Pusing, mual (jarang terjadi)

 Menstruasi kadang tidak keluar selama


3 bulan pertama

 Kadang perdarahan lebih banyak pada


saat menstruasi

 Perubahan berat badan

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 18


ABV 4.19

Tempat Mendapatkan
 Rumah Sakit, Puskesmas, Pelayanan
TKBK
 Dokter dan Bidan Praktek Swasta

Alasan kembali ke Provider


 Klien harus kembali ke provider untuk
disuntik kembali sesuai jadwal
 Jika ada keluhan atau masalah, segera
kembali ke provider

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 19


ABV 4.20

3. SUSUK/IMPLANT
Satu, dua atau enam batang silastik (sebesar
batang korek api) yang berisi hormon
progesterone dimasukkan di bawah kulit lengan
atas. Implant satu, dua batang dapat digunakan
selama 3 thn dan enam batang selama 5 thn.

Cara Kerja
 Menekan ovulasi
 Lendir serviks menjadi kental
 Mengganggu proses pembentukan lapisan
endometrium/selaput sehingga sulit terjadi
implantasi.
Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 20
ABV 4.21

Yang Tidak Boleh


Menggunakan/Kontraindikasi
 Hamil atau diduga hamil
 Ibu yang sedang menyusui kurang dari 6 minggu
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas
sebabnya
 Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker
payudara
 Yang tidak dapat menerima perubahan pola haid
 Penyakit Mioma uteri dan kanker payudara
 Penyakit dengan gangguan toleransi glukosa
 Penyakit hati, stroke, jantung, yang
menggunakan obat untuk epilepsi/TBC

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 21


ABV 4.22

Manfaat
 Tidak menekan produksi ASI
 Praktis, efektif dan daya guna tinggi
 Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun)
 Kesuburan cepat kembali setelah
Pengangkatan
 Bebas dari pengaruh estrogen
 Klien hanya perlu ke klinik bila ada
kebutuhan
 Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan
kebutuhan

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 22


ABV 4.22

Manfaat
 Mengurangi nyeri haid.
 Mengurangi jumlah darah haid.
 Mengurangi/ memperbaiki anemia
 Melindungi terjadinya kanker endometrium.
 Menurunkankan angka kejadian kelainan
jinak payudara
 Melindungi diri dari beberapa penyebab
penyakit radang panggul.
 Menurunkan angka kejadian endometriosis

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 23


ABV 4.23

Keterbatasan
 Perubahan pola haid, meningkatnya jumlah
darah haid atau tidak haid.
 Timbul keluhan seperti nyeri kepala, berat
badan naik, mual, pusing
 Perubahan perasaan (mood)
 Membutuhkan tindakan minor
 Tidak melindungi terhadap IMS dan HIV
 Efektifitas menurun bila menggunakan
obat-obat TBC atau obat epilepsi

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 24


ABV 4.24

Cara Penggunaan
Implan dapat digunakan :

 Setiap saat selama siklus haid hari ke 2 sampai


hari ke 7
 Setiap saat asal diyakini tidak sedang kehamilan.
 Bila sedang menyusui boleh dipasang setelah 6
minggu pasca persalinan
 Segera setelah keguguran
 Bila klien ingin ganti cara baik setelah pemakaian
kontrasepsi hormonal maupun non hormonal dan
dipastikan tidak terjadi kehamilan.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 25


ABV 4.25

Efek Samping
 Amenorea/tidak haid
 Perdarahan bercak ringan atau spotting
 Ekspulsi
 Infeksi pada daerah insersi
 Perubahan berat badan

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 26


ABV 4. 26

Tempat Pelayanan
 Rumah Sakit
 Puskesmas
 Tim Keluarga Berencana Keliling
 Dokter/Bidan Praktek Swasta

Alasan kembali ke Provider


 Bila ada keluhan setelah pemasangan/
pencabutan
 Bila ingin mencabut implant

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 27


ABV 4.27

4. KONDOM

Kondom pria merupakan selubung/


sarung karet yang terbuat dari lateks
(karet) dan plastik (vinil) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 28


ABV 4.28

Cara Kerja
1. Menghalangi terjadinya pertemuan sperma
dan sel telur dengan cara mengemas diujung
selubung karet yang dipasang pada penis
sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke
dalam saluran reproduksi perempuan.

2. Mencegah penularan mikroorganisme (IMS


termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain (khusus
kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 29


ABV 4.29

Efektifitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara
benar pada setiap kali berhubungan seksual.
Secara ilmiah (Theoretical effeciveness) yaitu
: 98%.
Efektifitas pemakaian (Use effectiveness)
yaitu : 85%.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 30


ABV 4.30

Manfaat
 Efektif bila digunakan secara benar
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Metode kontrasepsi sementara bila metode
kontrasepsi lainnya harus ditunda.
 Memberi dorongan kepada Suami untuk
ikut ber-KB
 Dapat mencegah penularan IMS
 Mencegah ejakulasi dini

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 31


ABV 4.30

Manfaat
 Membantu mencegah terjadinya kanker
serviks (mengurangi iritasi bahan
karsinogenik endogen pada serviks)
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Saling interaksi sesama pasangan
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan
kesehatan khusus
 Mencegah imuno infertilitas
Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 32
ABV 4.31

Keterbatasan
 Cara penggunaan sangat mempengaruhi
keberhasilan kontrasepsi.
 Mengurangi sensitivitas seksual
 Pada beberapa klien bisa menyebabkan
kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
 Harus selalu tersedia setiap kali
berhubungan seksual.
 Beberapa klien malu untuk membeli kondom
di tempat umum.
 Pembuangan kondom bekas mungkin
menimbulkan masalah dalam hal limbah.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 33


ABV 4.32

Cara Penggunaan
 Gunakan kondom setiap akan melakukan
hubungan seksual.
 Agar efek kontrasepsinya lebih baik,
tambahkan spermisida
 Jangan menggunakan gigi, benda tajam
 Pasangkan kondom saat penis ereksi,
tempelkan ujungnya pada glans penis dan
tempatkan bagian penampung sperma
pada ujung uretra.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 34


ABV 4.32

Cara Penggunaan
 Kondom dilepas sebelum penis melembek
 Pegang bagian pangkal kondom sebelum
mencabut penis
 Gunakan kondom untuk satu kali pakai
 Buang kondom bekas pakai pada tempat yang
aman
 Sediakan kondom dalam jumlah cukup
 Jangan gunakan kondom apabila kemasannya
robek atau
 kondom tampak rapuh/ kusut.
 Jangan gunakan minyak goreng, minyak
mineral, atau pelumas
Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 35
ABV 4.33

Efek Samping atau Masalah


 Alergi terhadap lateks atau pelumas atau
spermisida
 Kondom rusak atau diperkirakan bocor
 Kondom bocor atau dicurigai ada curahan
di vagina saat berhubungan.
 Mengurangi kenikmatan seksual

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 36


ABV 4.34

Alasan kembali ke Provider

 Ada masalah dengan pemakaian kondom

 Salah satu pasangan curiga pada


pasangan bahwa pasangannya terpapar
IMS atau HIV

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 37


ABV 4.35

Tempat Mendapatkan
 PAKBD, PPKBD dan TKBK
 Rumah Sakit
 Apotek
 Dokter/Bidan praktek Swasta
 Vending Machine
 Toples Kondom di Puskesmas

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 38


ABV 4.36

4. IUD/AKDR
Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam
rahim terbuat dari plastik kecil fleksibel
yang dililit tembaga dan waktu
penggunaannya 10 tahun
Cara kerja
 Menghambat kemampuan spermatozoa untuk
masuk ke dalam saluran tuba
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai
kavum uteri
 Mencegah sperma dan ovum bertemu
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi ovum
ke uterus.
Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 39
ABV 4.37

Yang tidak boleh menggunakan/


kontra indikasi
 Kehamilan
 Gangguan perdarahan yang tidak diketahui
infeksi alat kelamin
 Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering
menderita PRP atau abortus septik
 Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor
jinak rahim
 Penyakit trofoblas yang ganas
 Menderita TBC pelvic
 Kanker alat reproduksi
 Ukuran rongga rahim kurang· dari 5 cm

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 40


ABV 4.38

Tingat keberhasilan/efektifitas :
Secara ilmiah 98%-99,9%
Manfaat
 Praktis dan ekonomis
 Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil)
 AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
 Kesuburan segera kembali jika dibuka
 Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
 Tidak mengganggu pemberian ASI
 Tidak mempengaruhi hubungan seksual
 Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
hamil
 Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
 Tidak ada interaksi dengan obat-obat
 Membantu mencegah kehamilan ektopik

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 41


ABV 4.39
Ketebatasan
 Tidak mencegah IMS, HIV/AIDS
 Penyakit Radang Panggul (PRP) terjadi sesudah
perempuan dengan IMS memakai AKDR yang dapat
memicu infertilitas
 Prosedur medis pemeriksaan panggul diperlukan
dalam pemasangan AKDR
 Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi
setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang
dalam 2-3 hari
 Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri dan harus
dilakukan provider terlatih
 Kadang AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui
 Ibu harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu
ke waktu.
 Terjadinya komplikasi
Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 42
ABV 4.40

Cara Penggunaan
 Setiap waktu dalam siklus haid
 Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
 Segera setelah melahirkan, selama 48 jam
pertama atau 4 minggu pasca persalinan
 Setelah menderita abortus
 Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama
yang tidak dilindungi

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 43


ABV 4.41

Efek/Akibat Samping
 Keluar bercak–bercak darah setelah 1-2
hari pemasangan
 Perubahan siklus haid, haid lebih lama
dan banyak, nyeri.

Komplikasi
 Sakit/kejang setelah 3-5 hari pemasangan
 Perdarahan berat waktu haid

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 44


ABV 4.42

Tempat Pelayanan
 Rumah Sakit,RSB, Puskesmas
 Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK)
 Dokter dan Bidan Praktek Swasta

Alasan kembali ke Provider


 Memeriksakan diri setelah 3 sampai 6
minggu pemasangan atau masa haid
berikutnya
 Jika ada keluhan atau masalah

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 45


ABV 4.43

6. TUBEKTOMI/MOW

Prosedur bedah secara sukarela untuk


menghentikan kesuburan (fertilitas)
seorang wanita.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 46


ABV 4.44

Cara Kerja
Menghambat perjalanan sel telur wanita
sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma

Tingkat Keberhasilan/Efektifitas :
Secara ilmiah 99,5%

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 47


ABV 4.45

Manfaat

 Efektivitas langsung setelah sterilisasi


 Tidak ada efek samping jangka panjang
 Tidak menganggu hubungan seksual
 Mengurangi resiko kanker ovarium

Keterbatasan

 Risiko dan efek samping bedah tetap ada


 Tidak melindungi dari IMS/HIV dan HBV

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 48


ABV 4.46

Yang Tidak Boleh


Menggunakan/Kontraindikasi
 Hamil
 Perdarahan pervaginam
 Tidak boleh menjalankan pembedahan
 Masih ingin anak lagi
 Belum memberikan persetujuan secara
tertulis
 Penyakit Jantung, Paru, infeksi akut

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 49


ABV 4.47

Tempat Pelayanan
 Rumah Sakit
 RSB

Alasan kembali ke Provider


 Kunjungan pemeriksaan secara rutin antara
7 dan 14 hari setelah pembedahan
 Jika ada keluhan atau masalah, klien harus
kembali ke RS atau RSB Sesuai anjuran
dokter atau tenaga medis

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 50


ABV 4.48

7. VASEKTOMI/MOP

Tindakan operasi kecil pemotongan saluran


sperma kanan dan kiri sehingga pada saat
ejakulasi, cairan mani yang dikeluarkan tidak
lagi mengandung sperma sehingga tidak
menyebabkan kehamilan.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 51


ABV 4.49

Cara Kerja

Menghalangi jalannya sel sperma sehingga


tidak dapat membuahi sel telur

Tingkat Keberhasilan/Efektifitas :

Secara ilmiah 99,5%

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 52


ABV 4.50

Manfaat
 Aman, sederhana, mudah dan cepat
 Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit
 Tidak menganggu hubungan seksual

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 53


ABV 4.51

Keterbatasan
 Harus memakai kontrasepsi lain

 Tidak dapat dilakukan pada keluarga yang


masih ingin mempunyai anak lagi.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 54


ABV 4.52

Yang Tidak Boleh


Menggunakan/Kontraindikasi
 Peradangan kulit atau jamur di daerah
kemaluan
 Peradangan pada alat kelamin pria
 Penyakit Kencing Manis
 Kelainan pembekuan darah
 Kondisi jiwa labil
 Masih ingin anak lagi
 Keluarga tidak harmonis

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 55


ABV 4.53

Efek Samping/Akibat
 Timbul rasa nyeri

 Abses pada bekas luka

 Hematoma /pembengkakan kantong biji


zakar karena ·perdarahan

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 56


ABV 4.54

Tempat Pelayanan
 Rumah Sakit
 Fasyankes dasar dengan perawatan
Klinik KB yang melayani vasektomi
 Pelayanan TKBK

Alasan kembali ke Provider


 Seminggu sampai dua minggu setelah
pembedahan
 Jika ada keluhan/masalah, pemakai
harus kembali segera ke klinik

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 57


ABV 4.55

II. INFORMED CHOICE DAN


PERSETUJUAN TINDAKAN
MEDIS (INFORMED CONSENT)
DALAM PELAYANAN KB

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 58


ABV 4.56

 Informed Choice adalah proses agar semua


klien menutuskan untuk diri mereka sendiri
yang terbaik bagi dirinya dan sesuai dengan
kebutuhan mereka, berdasarkan informasi
yang lengkap, jelas, benar dan jujur tentang
berbagai kontrasepsi yang tersedia.

 Informed Consent adalah persetujuan


tentang tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap klien, sesuai dengan kontrasepsi
yang dipilihnya (UU No. 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran)

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 59


ABV 4.57

Mengapa informed choice penting :


Klien yang memperoleh informasi akan lebih
baik dalam menentukan alat kontrasepsi yang
digunakan, karena :
1. Didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah
mendapatkan informasi yang lengkap melalui
KIP/K.
2. Proses Informed choice adalah kunci yang baik
menuju pelayanan KB yang berkualitas.
3. Informed choice merupakan proses memahami
kontrasepsi yang akan dipakainya.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 60


ABV 4.57

4. Klien yang mengalami gangguan efek samping,


komplikasi dan kegagalan, tidak akan terkejut
karena sudah memahami.

5. Klien tidak akan terpengaruh oleh rumor

6. klien yang mengalami gangguan efek samping,


komplikasi akan cepat berobat ketempat
pelayanan.

7. Kelangsungan pemakaian kontrasepsi akan


terjaga

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 61


ABV 4.58

Bagaimana sikap petugas kesehatan


untuk mendukung informed choice ?
1. Memberikan informasi yang jelas dan tidak bias
mengenai keuntungan dan kerugian dari berbagai
metoda kontrasepsi serta menjelaskan penggunaan
yang benar dari metoda yang dipilih.

2. Memberikan konseling sesuai dengan kebutuhan


klien dan situasi individual mereka masing-masing.

3. Menahan diri untuk tidak menilai klien dan tidak


menganggap bahwa dirinyalah yang paling tahu, apa
yang terbaik baik klien

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 62


ABV 4.58

4. Menghormati keputusan klien, bahkan jika klien


memilih metoda yang kurang efektif dibandingkan
dengan yang telah disarankan.

5. Menghormati keputusan klien yang ingin ganti


metoda, apalagi jika si klien sering melakukan
pergantian tersebut.

6. Menghormati keputusan klien untuk menolak


sebagian atau seluruh pelayanan.

7. Memberikan metoda KB yang klien inginkan, kecuali


jika secara medis tidak dapat diberikan.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 63


ABV 4.59

Informed Choice Dalam Mekanisme


Pelayanan KB
1. Konseling merupakan aspek yang sangat penting
dalam pelayanan KB dan KR dengan melakukan
konseling berarti :
• Klien memperoleh informasi yang lengkap, jelas
dan benar tentang semua jenis alat dan obat
kontrasepsi

• Dengan KIE, PSP Calon klien KB akan meningkat.


Dengan meningkatnya PSP berarti akan
memberikan keleluasan kepada klien dalam
memutuskan untuk memilah kontrasepsi yang
akan digunakan sesuai dengan pilihannya
(Informed Choice)
Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 64
ABV 4.59

2. Setelah memutuskan memilih kontrasepsi yang


akan digunakan dapat dilakukan pemberian suatu
metoda kontrasepsi dan perlu penapisan klien
untuk menentukan apakah ada keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus

3. Setelah dilakukan penapisan klien, jika kontrasepsi


yang dipilih klien memerlukan tindakan medis
(MOW/MOP, Pasang/Cabut IUD dan Implant serta
Rekanalisasi) diperlukan surat persetujuan medis
(informed Consent.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 65


Bagan 1.1
ABV 4.60
INFORMED CHOICE DALAM MEKANISME
PELAYANAN KB

MEMILIH DAN PENAPISAN PESERTA


SUMBER MEMUTUSKAN
KLIEN KB
INFORMASI BER-KB/
LAIN KLIEN PAKAI
(KLIEN KB)
KONTRASEPSI

PSP INFORMED
KIE MENINGKAT
CONCENT

TERTULIS :
- KONTAP TINDAKAN
PLKB/KADER - IMPLANT PELAYANAN
- IUD KONTRASEPSI

INFORMED TIDAK
KIP/K TERTULIS :
CHOICE MEMILIH - SUNTIK
TIDAK - PIL
BER-KB - KONDOM
PROVIDER
INFORMASI
LENGKAP
JELAS
BENAR

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 66


ABV 4.61

III.PERAN SERTA AKTIF PRIA


DALAM KB DAN KESEHATAN
REPRODUKSI

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 67


ABV 4.62

 Pria merupakan pasangan dalam proses


reproduksi

 KB-KR tanggung jawab pria dan wanita

 Partisipasi pria dalam KB & KR masih


rendah.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 68


ABV 4.63

No. Negara Persen Kontrasepsi


Pria
1. Korea 27 %
2. Sri Lanka 26 %
3. Filipina 24%
4. Bangladesh 18%
5. Nepal 18%
6. Malaysia 16,8%
7. China 11%
8. Thailand 9%
9. Pakistan 9%
10. Indonesia 4%
Population Reports volume 32, 2004

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 69


ABV 4.64

PERAN SERTA PRIA

A. PERAN SERTA PRIA DALAM KB

B. PERAN SERTA PRIA DALAM KR

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 70


ABV 4.65

A. PERAN SERTA PRIA DALAM KB

1. Sebagai peserta KB
2. Mendukung isteri dalam ber KB
3. Merencanakan jumlah dan jarak
anak

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 71


ABV 4.66

1. Sebagai Peserta KB
Menggunakan salah satu metode kontrasepsi
antara lain:

 Kondom
 Vasektomi / MOP / Kontap Pria
 Sanggama terputus
 Pantang berkala

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 72


ABV 4.67

2. Mendukung Istri dalam ber KB


Mendukung & memberikan kebebasan pada isteri untuk
menggunakan kontrasepsi atau metode KB, dengan cara :

 Memilih kontrasepsi yang cocok & sesuai dengan


keinginan dan kondisi isteri.
 Membantu isteri menggunakan kontrasepsi secara
benar.
 Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek
samping maupun komplikasi.
 Mengantar isteri ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk kontrol atau rujukan.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 73


ABV 4.68

3. Merencanakan jarak dan


jumlah anak
 Harus dibicarakan antara suami-isteri.
 Pertimbangkan aspek kesehatan, pendidikan,
kehidupan yang layak.
 Perhatikan usia reproduksi isteri.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 74


ABV 4.69

Merencanakan jarak dan jumlah


anak dengan memperhatikan usia
reproduksi isteri

a. Usia isteri dibawah 20 tahun


 Menunda kehamilan anak pertama hingga
umur isteri mencapai 20 tahun.
 Gunakan kontrasepsi yang reversibilitas
dan efektifitasnya tinggi
 Kondom, Pil KB, IUD, KB Alamiah

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 75


ABV 4.70

b. Usia Isteri 20 - 30 tahun


Kontrasepsi untuk mengatur jarak
kelahiran anak berikutnya.
Gunakan kontrasepsi yang efektivitas dan
reversibilitasnya tinggi, dapat dipakai 3-4
th dan tidak mengganggu produksi ASI.
IUD, Pil KB, Suntikan, Implant, Kondom,
KB Alamiah.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 76


ABV 4.71

c. Usia isteri di atas 30 tahun

 Kontrasepsi untuk mengakhiri


kesuburan hingga isteri mengalami
menopause.
 Kontrasepsi yang disarankan :
Vasektomi, Tubektomi, IUD, Implant

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 77


ABV 4.72

B. PERAN SERTA PRIA DALAM


KESEHATAN REPRODUKSI
1. Pada calon pengantin
2. Pada pasangan baru menikah
3. Pada keluarga hamil
4. Pada keluarga melahirkan
5. Dalam pola asuh

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 78


ABV 4.73

1. Pada Calon Pengantin


 Mendapatkan informasi tentang hak reproduksi

 Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah

 Menghindarkan diri dari PMS termasuk HIV/AIDS

 Mengikuti kursus calon pengantin di BP4-KUA untuk


mendapatkan informasi tentang kesehatan
reproduksi,jumlah anak ideal, jumlah anak yang
diinginkan, jarak kelahiran, metode kontrasepsi

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 79


ABV 4.74

2. Pada Pasangan Baru Menikah


 Suami berhak mendapat pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi baik untuk pria maupun
wanitanya.
 Suami perlu memberi perhatian dan kasih sayang
terhadap keluarganya pada saat ibu
hamil/melahirkan/nifas, bayi dan balita, remaja.
 Suami harus membantu istri mendapatkan
pelayanan kesehatan reproduksi yang baik.
 Suami perlu bersama istrinya memilih cara
kontrasepsi yang tepat dan pria memiliki hak dan
peluang yang sama dengan istri untuk menjadi
pengguna alat kontrasepsi.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 80


ABV 4.75

3. Pada Keluarga Hamil


a. Membantu mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan ibu hamil.
b. Merencanakan persalinan yang aman oleh
tenaga kesehatan.
c. Menghindari keterlambatan dalam mencari
pertolongan medis. Paham tentang 3
Terlambat, 4 Terlalu dan Suami Siaga.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 81


ABV 4.76

4. Pada Keluarga Melahirkan


 Mengetahui apa yang dimaksud dengan
kelahiran genap bulan, kurang bulan dan
lebih bulan.
 Mengetahui tanda-tanda proses kelahiran.
 Mengetahui kebutuhan isteri menjelang
kelahiran.
 Mengetahui pencegahan tetanus pada
bayinya.
 Mengetahui dan memperhatikan serta
menjaga kebersihan isteri pada masa nifas.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 82


ABV 4.77

5. Dalam Pola Asuh


 Mengetahui tumbuh kembang balita, anak,
dan remaja, masa akil baliq, serta
perubahan jasmani dan kejiwaan anak.

 Menjadi sumber informasi bagi anak


remajanya tentang :
 Alat reproduksi
 Kemaluan dan pengetahuan seksual
 Resiko kehamilan
 Pencegahan kehamilan
 PMS termasuk HIV/AIDS

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 83


ABV 4.78
C. KAPAN SEBAIKNYA PRIA
HARUS BER KB ?
 Setiap saat baik untuk menunda kehamilan,
menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan
 Jumlah anak dianggap cukup dan isteri tidak cocok
menggunakan jenis alat kontrasepsi apapun.
 Suami sayang kepada isteri dan tidak ingin
menambah beban isteri dengan bertambahnya
jumlah anak.
 Suami sayang kepada isteri dan tidak ingin
menambah beban isteri dengan pemakaian alat
kontrasepsi.
 Suami-isteri mempertimbangkan kemampuan
ekonominya dalam membesarkan dan membiayai
pendidikan anak.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 84


ABV 4.79

Apa cara ber KB yang dapat


digunakan para suami ?
1. Vasektomi/MOP/Kontap Pria
 Adalah Operasi kecil pemotongan dan pengikatan
saluran sperma pria kanan dan kiri, sehingga
cairan mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi
tidak lagi mengandung sperma, sehingga tidak
terjadi kehamilan.

 Aman, efektif dan tidak mengganggu fungsi


seksual.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 85


ABV 4.80

SEBELUM

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 86


ABV 4.81

SESUDAH

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 87


ABV 4.82

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 88


ABV 4.83

2. Kondom
Efektif bila digunakan dengan benar
Fungsi Dual Protection :
1. Sebagai alat kontrasepsi
2. Pencegahan PMS dan HIV/AIDS

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 89


ABV 4.84

3. Sanggama terputus (coitus interuptus)

 Yaitu Metode KB dengan cara segera menarik


penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi
sehingga cairan mani dikeluarkan di luar liang
vagina.
 Kurang efektif
 Memerlukan kesepakatan antara suami isteri
dan kontrol diri yang kuat.

Modul 4 : Pelatihan KIP/Konseling KB-KR (ABV : KB) 90

You might also like