You are on page 1of 18

PTERYGIUM

Yudit Setiawan
N 111 17 138

Pembimbing Klinik:
dr. Bastiana, M.Kes, Sp.THT-KL
PENDAHULUAN

 Pterygium merupakan pertumbuhan  Pterygium dilaporkan dua kali lebih terjadi

fibrovaskular konjungtiva yang bersifat pada laki-laki dibandingkan dengan


perempuan.
degeneratif dan invasif.
 Pasien yang lebih tua dari 40 tahun
memiliki prevalensi pterygium lebih tinggi,
sementara pasien usia 20-40 tahun
dilaporkan memiliki insidensi pterygium
tertinggi
ANATOMI
KONJUNGTIVA
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :

• Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva


tarsal ini sukar digerakkan dari tarsus.

• Konjungtiva bulbi, menutupi sclera dan mudah


digerakan dari sclera dibawahnya.

• Konjungtiva forniks, merupakan tempat peralihan


konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi
ANATOMI
KORNEA
Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus
cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan
Kornea dipersyarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf
siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan
suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membrane
bowman melepaskan selubung schwannya
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola
mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea,
dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan
oleh kornea
ANATOMI
LAPISAN KORNEA
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
 Menurut kamus kedokteran Dorland, pterygium  Pterygium dilaporkan dua kali lebih terjadi pada
adalah bangunan mirip sayap, khususnya untuk laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Jarang
lipatan selaput berbentuk segitiga yang abnormal pada pasien dengan pterygium sebelum usia 20
dalam fisura interpalpebralis, yang membentang tahun. Pasien yang lebih tua dari 40 tahun
dari konjungtiva ke kornea, bagian puncak memiliki prevalensi pterygium lebih tinggi,
(apeks) lipatan ini menyatu dengan kornea sementara pasien usia 20-40 tahun dilaporkan
sehingga tidak dapat digerakkan sementara memiliki insidensi pterygium tertinggi.
bagian tengahnya melekat erat pada sclera, dan
kemudian bagian dasarnya menyatu dengan
konjungtiva.
LANJUTAN…
Gambar Pterygium
LANJUTAN…
ETIOLOGI

 Pterygium diduga disebabkan  Pterygium diduga merupakan


fenomena iritatif akibat sinar
iritasi kronis akibat debu, cahaya
ultraviolet, pengeringan dan
sinar matahari, dan udara
lingkungan dengan angin banyak.
panas. Etiologinya tidak Faktor lain yang menyebabkan
diketahui dengan jelas dan pertumbuhan pterygium antara lain

diduga merupakan suatu uap kimia, asap, debu dan benda-


benda lain yang terbang masuk ke
neoplasma, radang, dan
dalam mata
degenerasi
LANJUTAN…
PATOGEESIS LANJUTAN…..

 Konjungtiva bulbi selalu berhubungan dengan  Histopatologi kolagen abnormal pada


dunia luar. Kontak dengan ultraviolet, debu, daerah degenerasi elastotik menunjukkan
kekeringan mengakibatkan terjadinya penebalan
basofilia bila dicat dengan hematoksin dan
dan pertumbuhan konjungtiva bulbi yang
eosin.
menjalar ke kornea
 Patofisiologi pterygium ditandai dengan
degenerasi elastotik kolagen dan proliferasi
fibrovaskular, dengan permukaan yang menutupi
epithelium
LANJUTAN…
MANIFESTASI KLINIK

Gejala klinis pterygium pada tahap awal • timbul astigmatisme akibat kornea tertarik

biasanya ringan bahkan sering tanpa oleh pertumbuhan pterygium tersebut,


biasanya astigmatisme with the rule
keluhan sama sekali (asimptomatik).
ataupun astigmatisme irreguler sehingga
Beberapa keluhan yang sering dialami
mengganggu penglihatan
pasien antara lain:
• pada pterygium yang lanjut (derajat 3 dan
• mata sering berair dan tampak merah
4) dapat menutupi pupil dan aksis visual
• merasa seperti ada benda asing sehingga tajam penglihatan menurun.
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK
LANJUTAN…
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
 Penderita dapat melaporkan adanya peningkatan rasa  Adanya massa jaringan kekuningan akan terlihat pada
sakit pada salah satu atau kedua mata, disertai rasa lapisan luar mata (sclera) pada limbus, berkembang
gatal, kemerahan dan atau bengkak menuju ke arah kornea dan pada permukaan kornea.
 Sensasi benda asing dapat dirasakan, dan mata Sclera dan selaput lendir luar mata (konjungtiva) dapat
mungkin tampak lebih kering dari biasanya. penderita merah akibat dari iritasi dan peradangan
juga dapat melaporkan sejarah paparan berlebihan  Berbentuk segitiga yang terdiri dari kepala (head) yang
terhadap sinar matahari atau partikel debu mengarah ke kornea dan badan.
LANJUTAN…
DERAJAT PTERYGIUM Terapi Konservatif

• Derajat 1 : Jika pterygium hanya terbatas pada limbus Pada pterygium yang ringan tidak perlu di
kornea
obati. Untuk pterygium derajat 1-2 yang

• Derajat 2 : Jika pterygium sudah melewati limbus mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan
kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea obat tetes mata kombinasi antibiotik dan
steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari.
• Derajat 3 : Jika pterygium sudah melebihi derajat dua
Diperhatikan juga bahwa penggunaan
tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam
keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm) kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita
dengan tekanan intraokular tinggi atau
• Derajat 4 : Jika pertumbuhan pterygium sudah melewati
mengalami kelainan pada kornea
pupil sehingga mengganggu penglihatan.10
LANJUTAN…
Operatif INDIKASI

 Pada pterygium derajat 3-4 dilakukan • Pterygium yang menjalar ke kornea sampai
tindakan bedah berupa avulsi pterygium. lebih 3 mm dari limbus
 Tujuan utama pengangkatan pterygium • Pterygium mencapai jarak lebih dari
yaitu memberikan hasil yang baik secara separuh antara limbus dan tepi pupil
kosmetik, mengupayakan komplikasi • Pterygium yang sering memberikan keluhan
seminimal mungkin, angka kekambuhan mata merah, berair dan silau karena
yang rendah. astigmatismus
• Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.
LANJUTAN…
TEKNIK OPERASI KOMPLIKASI

Komplikasi dari pterygium meliputi sebagai


Bare sclera
berikut
Autograft konjungtiva • Gangguan penglihatan-Mata kemerahan
• Iritasi
Cangkok membrane amnion
• Gangguan pergerakan bola mata.
• Timbul jaringan parut kronis dari
konjungtiva dan kornea
• Dry Eye sindrom
Diagnosis Banding
Pinguekula Pseudopterygium

Penebalan terbatas pada konjungtiva bulbi, Pseudopterygium merupakan perlekatan


berbentuk nodul yang berwarna kekuningan konjungtiva dengan kornea yang cacat akibat
ulkus
KESIMPULAN
PENCEGAHAN PROGNOSIS

Pada penduduk di daerah tropik yang Pterygium adalah suatu neoplasma yang
bekerja di luar rumah seperti nelayan, benigna. Umumnya prognosis baik.
petani yang banyak kontak dengan debu Kekambuhan dapat dicegah dengan
dan sinar ultraviolet dianjurkan memakai kombinasi operasi dan sitotastik tetes
kacamata pelindung sinar matahari mata atau beta radiasi
TERIMA
KASIH

You might also like