You are on page 1of 25

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

• Standar Auditing
• Standar Atestasi
• Standar Jasa Akuntansi
• Standar Jasa Konsultasi
• Standar Pengendalian Mutu
• Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
Kelima tipe standar profesional yang pertama merupakan standar teknis yang diterbitkan
oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
merupakan aturan moral yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik.
STANDAR AUDITING
• Standar Umum
1. Audit harus dilaksanaknan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
• Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar
yang memadai untuk menyatakan atas laporan keuangan hasil audit.
• Standar Pelaporan
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang
nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor
harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor,
jika ada, dan tingkat tanggungjawab auditor yang bersangkutan.
Sifat Standar Umum
STANDAR UMUM PERTAMA
“Audit harus dilaksanaknan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor ”
Standar umum pertama menegaskan bahwa betapapun tingginya kemampuan
seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan
keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam
standar auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan serta pengalaman dalam
bidang auditing.

PELATIHAN DAN KEAHLIAN AUDITOR INDEPENDEN


Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani
peltihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara memadai mencakup
aspek teknis maupun pendidikan umum.
STANDAR UMUM KEDUA
“Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor ”
INDEPENDENSI
• Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum
(dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian,
ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana
pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak
memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan
pendapatnya.
• Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen
sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan
masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap
auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga
menurun disebabkan oleh keadaan yang oleh mereka yang berpikiran sehat
(reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independen tersebut.
STANDAR UMUM KETIGA
“ Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama ”
standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan
melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran profesionalnya
secara cermat yang seksama.
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menyangkut
apa yang dikerjakan auditor dan bagaiman kesempurnaan pekerjaannya
tersebut.
SKEPTISME PROFESIONAL
Skeptisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit.
Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif menuntut auditor
mempertimbangkan kompetensi dan kecukupan bukti tersebut.
KEYAKINAN MEMADAI
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebasa dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan
atau kecurangan.
Standar Pekerjaan Lapangan
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN PERTAMA
“Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya”
Pertimbangan atas standar pekerjaan lapangan pertama memicu kesadaran
bahwa penunjukkan auditor independen secara dini akan memberikan banyak
manfaat bagi auditor maupun klien.

PERENCANAAN DAN SUPERVISI AUDIT


Standar pekerjaan lapangan pertama berkaitan dengan usaha-usaha untuk
memastikan bahwa penugasan audit telah direncanakan dengan sebaik-baiknya
sehingga dipastikan akan terdapat suatu proses audit yang baik dan supervisi
yang tepat terhadap para auditor pemula.
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN KEDUA
“ Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan “

PEMAHAMAN YANG MEMADAI ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN KLIEN


Jika sanga auditor dapat diyakinkan bahwa klien memiliki suatu sistem
pengendalian intern yang sangat baik maka jumlah bukti audit yang harus
dikumpulkan dapat berkurang secara signifikan dibandingkan bila
pengendalian intern di perusahaan klien tersebut kurang memadai.
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN KETIGA
“ Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan atas laporan keuangan hasil audit ”

BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN KOMPETEN


Keputusan-keputusan tentang seberapa banyak serta tipe bukti audit seperti
apa yang harus dikumpulkan pada serangkaian kondisi tertentu adalah hal-
hal yang membutuhkan pertimbangan profesional seorang auditor.
Standar Pelaporan
STANDAR PELAPORAN PERTAMA
“ Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum ”
Standar pelaporan pertama tidak mengharuskan auditor untuk
menyatakan tentang fakta, namun standar tersebut mengharuskan
auditor untuk menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan
keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi.

KEPATUHAN TERHADAP PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI


INDONESIA
Prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah suatu istilah teknis akuntansi
yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk
membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum diwilayah tertentu pada
saat tertentu.
STANDAR PELAPORAN KEDUA
“ Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam
periode sebelumnya ”

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI


INDONESIA
Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika
daya banding laporan keuangan diantara dua periode dipengaruhi secara
material oleh perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan
perubahan tersebut dalam laporannya.
STANDAR PELAPORAN KETIGA
“ Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit “

PENGUNGKAPAN MEMADAI DALAM LAPORAN KEUANGAN


Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang
memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup bentuk,
susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan.
STANDAR ATESTASI
Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang
yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas
sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi:


• Pemeriksaan
• Review
• Prosedur yang disepakati
PEMERIKSAAN
Pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi harus secara jelas
menyatakan apakah, menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
REVIEW
Dalam memberikan keyakinan negatif, simpulan praktisi harus
menyatakan apakah informasi yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang
dilakukan menunjukkan bahwa asersi tersebut tidak disajikan, dalam
segala hal yang material, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
PROSEDUR YANG DISEPAKATI
Suatu perikatan prosedur yang disepkati adalah perikatan yang
didalamnya akuntan ditugasi oleh klien untuk menerbitkan laporan
temuan berdasarkan prosedur khusus yang dilaksanakan terhadap hal
tertentu tentang unsur, akun, atau pos suatu laporan keuangan.
STANDAR JASA AKUNTANSI
Dalam jasa konsultasi akuntansi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan
dan rekomendasi.
Praktisi jasa konsultasi akuntansi adalah akuntan publik, yang terlibat dalam
penyediaan jasa konsultasi untuk kliennya, atau siapa saja yang menyediakan
jasa konsultasi untuk klien dengan mengatasnamakan aakuntan publik.
Proses konsultasi akuntansi adalah rangkaian kegiatan dengan pendekatan
analitik dalam penyediaan jasa konsultasi.
Jasa konsultasi akuntansi adalah jasa profesional yang disediakan dengan
memadukan kemahiran teknis, pendidikan, pengamatan, pengalaman, dan
pengetahuan praktisi mengenai proses konsultasi.
STANDAR JASA KONSULTASI
• Kecakapan profesional. Setiap perikatan jasa profesional hanya dapat diterima
apabila akuntan publik sebagai praktisi yakin bahwa perikatan tersebut dapat
diselesaikan dengan kompeten dan bertanggungjawab

• Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama. Dalam setiap


pelaksanaan jasa profesional, kemahiran profesional praktisi harus digunakan
dengan cermat dan seksama.

• Perencanaan dan supervisi. Setiap pekerjaan jasa profesional praktisi harus


dilaksanakan dengan perencanaan dan supervisi yang memadai

• Data relevan yang memadai. Data yang relevan harus didapatkan praktisi
dalam jumlah yang memadai sehingga kesimpulan atau rekomendasi selalu
berdasarkan pada pertimbangan yang rasional.
STANDAR PENGENDALIAN MUTU
PENETAPAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENGANDALIAN MUTU
• Independensi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa, pada setiap lapis
organisasi, semua staf profesional mempertahankan indepandensi sebagaimana
diatur di dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik No.1
• Penugasan personel, yang memberikan keyakinan memadai bahwa penugasan
akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan
keahlian teknis untuk penugasan tersebut.
• Konsultasi, yang memberikan keyakinan yang memadai bahwa personel akan
memperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang
memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan yang memadai.
• Supervisi, yang memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan perikatan
memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP.
• Pemekerjaan, yang memberikan keyakinan memadai bahwa semua staf
profesionalnya memiliki karakteristik yang tepat sehingga memungkinkan
mereka melakukan perikatan secara kompeten.
• Pengembangan profesional, yang memberikan keyakinan yang memadai bahwa
personel memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka
memenuhi tanggungjawabnya.
• Promosi, yang memberikan keyakinan yang memadai bahwa personel
terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang di syaratkan
untuk lapis tanggungjawab yang lebih tinggi.

• Penerimaan dan keberlanjutan klien, memberikan keyakinan yang


memadai bahwa perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk
meminimumkan hubungan dengan klien yang manajemennya tidak
memiliki integritas.

• Inspeksi, yang memberikan keyakinan bahwa prosedur yang berhubungan


dengan unsur-unsur pengendalian mutu telah diterapkan secara efektif.
ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN
AKUNTAN PUBLIK
INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS
Independensi, dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa
profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik
yang ditetapkan oleh IAI.

Integritas dan Objektvitas, dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus


mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan
kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material yang
diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.
STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI

Standar umum, anggota KAP harus memenuhi standar berikut ini beserta
interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar
yang ditetapkan IAI:
• Kompetensi Profesional, anggota KAP hanya boleh melakukan
pemberian jasa profesinal yang secara layak diharapkan dapat
diselesaikan dengan kompetensi profesional.
• Kecermatan dan Keseksamaan Profesional, anggota KAP wajib
melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
• Perencanaan dan Supervisi, anggota KAP wajib merencanakan dan
mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa
profesional.
• Data Relevan yang Memadai, anggota KAP wajib memperoleh data
relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau
rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesinalnya.
Kepatuhan Terhadap Standar, Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa
auditing, atestasi, review, kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan, atau
jasa profesional lainnya wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

Prinsip-prinsip Akuntansi, Anggota KAP tidak diperkenankan :


 Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan
atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
 Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang
harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang
berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari
prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan oleh IAI.
TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN

Informasi Klien yang Rahasia, anggota KAP tidak diperkenankan


mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien.
Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:
 Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan
aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi.
 Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi
penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap
ketentuan peraturan yang berlaku.
 Melarang review praktik profesional seorang anggota sesuai dengan
kewenangan IAI.
 Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian
komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP
dalam rangka penegakan disiplin anggota.
Fee Profesional
A. Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : resiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan
untuk melaksankan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan profesional lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan
fee yang dapat merusak citra profesi.
B. Fee Kontinjen
Fee Kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau
hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.
TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI

Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi, anggota wajib memelihara citra profesi,
dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi
rekan seprofesi.
Komunikasi Antarakuntan Publik, anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan
akuntan publik pendahulu bila akan mengadakan perikatan audit menggantikan
akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan
publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.
Perikatan Atestasi, akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan
atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang
dilakukan oleh akuntan yang lebih dulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan
tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan.
TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN

Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan, anggota tidak diperkenankan


melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan
profesi.
Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya, anggota dalam menjalankan
praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan,
melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang
tidak merendahkan citra profesi.

KOMISI DAN FEE REFERAL


A. Komisi, adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya
yang diberikan kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh
perikatandari klien /pihak lain.
B. Fee Referal, adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama
penyedia jasa profesional akuntan publik.

You might also like