ERGONOMI

1. SEJARAH SINGKAT ERGONOMI

• ASAL MUASAL KONSEPNYA DIMULAI KETIKA MASYARAKAT PRIMITIF MEMBUAT

ALAT DARI BATU DIGUNAKAN UNTUK MEMOTONG HEWAN SEBAGAI MAKANAN
(KAMAL, 2004)
• SELANJUTNYA DITERAPKAN PADA DUNIA INDUSTRI (TH, 1990-AN) OLEH F. W.
TAYLOR DAN FRANK SERTA LILIAN GILBRETH MENGAWALI MENYEBUT KATA
“ERGONOMITS”
• TAYLOR MEMBERIKAN PRINSIP BAHWA HAL ITU SANGAT BAIK DAN TERKAIT
DENGAN METODE DIGUNAKAN UNTUK MELAKUKAN KERJA
• FRANK DAN GILBRETHS MEMFOKUSKAN PADA STUDI GERAK DALAM
MELAKUKAN TUGAS KERJA DI INDUSTRI SEHINGGA MEMILIKI GERAKAN KERJA
YANG EKONOMIS DAN MAPAN (NYAMAN)
• MEREKA MENGANJURKAN AGAR SAAT BEKERJA TIDAK MENGGUNAKAN OTOT
PADA KEDUA TANGAN BERSAMAAN, BERPOSISI SIMETRIS DAN BERGERAK
PELAN (=STATIK) SERTA BERBAGAI GERAKAN YANG BERLEBIHAN HARAP
DIKURANGI AGAR TENAGA LEBIH OPTIMAL DAN EFISIEN
 ERGONOMI

• SEJAK 12 JULI 1949, ERGONOMI ADALAH SUATU INTERDISIPLIN ILMU UNTUK

MENYELESAIKAN PROBLEM MASYARAKAT KERJA
• KEMUDIAN PADA PADA TANGGAL 16 FEBRUARI 1950 ISTILAHA ERGONOMI DIADOPSI
MENJADI DOSIPLIN ILMU YANG DIGUNAKAN DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN (EDHOLM
AND MURREL, 1977 DIKUTIP DAVID J. OBORNE, 1982)
• PERKEMBANGAN ERGONOMI SEKITAR PERANG KEDUA, BANYAK ORANG BERBICARA
TENTANG KEMAMPUAN MANUSIA DENGAN MESIN DAN PERALATAN (TERUTAMA
DITERAPKAN UNTUK PERANGKAT KERAS PERALATAN PERANG SEPERTI BERBAGAI
TANK, PESAWAT TEMPUR, SISTEM KOMUNIKASI DLL)
• JUGA SANGAT BAIK DIGUNAKAN UNTUK MENYESUAIKAN ALAT DENGAN KEMAMPUAN
TENAGA KERJA
• SETIAP TENAGA KERJA YANG DIPEKERJAKAN TERLEBIH DAHULU PERLU DIBERI
LATIHAN DAN MENJELASKAN AGAR TIDAK TERJADI KESALAAN DALAM KERJA
• PERKEMBANGAN ILMU ERGONOMI SEJAK TAHUN 1945 BERTURU-TURUT SBB: 1945,
FORMATION OF ERGONOMI RESEARCH SOCIETY IN THE UK;1957, HUMAN FACTOR
SOCIETY WAS FORMED IN THE USA; 1959, NTERNATIONAL ERGONOMICS ASSOCIASION
(IEA) WAS FORMED TO LINK SEVERAL HUMAN FACTOR AND ERGONOMICS SOCIETIES
IN VARIOUS COUNTRIES
 ERGONOMI

• KONGRES ERGONOMIK DILAKSANAKAN IEA PERTAMA TAHUN 1961, PESERTA

YANG HADIR DARI KALANAN PEMERHATI ERGONOMI DAN DARI ORGANISASI
ERGONOMI MENDISKUSIKAN SEKITAR ISU ERGONOMI YANG MENCUAT
KEPERMUKAAN DUNIA JUGA TERJADI INTERAKSI ANTARA PARA PEMERHATI
EGONOMI DAN PARA PROFESIONAL
• IES SEGABAI PENYELENGGARA MEMBERI DUKUNGAN TERHADAP
PENGEMBANGAN ANGGOTA DA PROGAM
• SAMPAI TAHUN 1996, JUMLAH ANGGOTA IES DAN ORGANISASI YANG
TERKAIT SEBANYAK 16.685
• HASIL SURVE DILAKUKAN IEA BAHWA ANGGOTA ERGONOMICS/HUMAN
FACTOR SOCIETIES TERDIRI DARI BERBAGAI DISIPLIN ILMU ANTARA LAIN:
PERMESINAN, ILMU PENGETAHUAN, ERGONOMIK, KESELAMATAN KERJA,
PSIKOLOGI, FISOLOGI, FISIOTRAPI, KESEHATAN, TERAPI TEMPAT KERJA
9OCCUPATIONAL THERAPY) DLL.
• ANGGOTA IEA SEKITAR 30 % DARI KALANGAN AKADEMISI, 10 % DARI
KONSULTAN, DAN 27% DARI PRAKTISI INDUSTRI (BROWN, 1995 DIKUTIP
KAMAL, 2004)
 ERGONOMI

2. DEFINISI ERGONOMI

• ISTILAH ERGONOMI MENURUT DAVID J. OBORNE (1982) TE WORD

ERGONOMICS WAS COINED FROM THE GREEK : ERGON = WORK, NOMOS
= NATURAL LAWS

• IEA MEMBERI DEFINISI SBB : THE STUDY OF THE ANATOMICAL,

PHYSIOLOGICAL DAN PSYCHOLOGICAL ASPECT OF HUMAN IN WORKING
ENVIRONMENT. IT IS CONCERNED WITH OPTIMIZING THE EFFICIENCY,
HEALTH, SAFTY AND COMFORT OF THE PEOPLE AT WORK, AT HOME AND
AT PLAY. THIS GENERALLY REQUIRE THE STUDY OF SYSTEM IN WICH
HUMAN, MACHINES AND THE ENVIRONMEN INTERACT, WITH THE AIM OF
FITTING THE TASK TO THE HUMANS

• OLEH EKO NURMIANTO, (1998) : SEBAGAI STUDI TENTANG ASPEK-ASPEK

MANSIA DALAM LINGKUNGAN KERJANYA YANG DITINJAU SECARA
NATOMI, FISIOLOGI, PSIKOLOGI, ENGINEERING, MANEJEMEN DAN
DESAIN/PERANCANGAN
 ERGONOMI

• OLEH SRITOMO WIGNJOSOEBROTO, (1995) : SEBAGAI DISIPLIN KEILMUAN

YANG MEMPELAJARI MANUSIA DALAM KAITANNYA DENGAN PEKERJAAN

• MENURUT IFTIKAR Z. SUTALAKSANA, ET AL. (1979) : SUATU CABANG ILMU

YANG SISTEMATIS UNTUK MEMANFAATKAN INFORMASI-NFORMASI
MENGENAI SIFAT, KEMAMPUAN DAN KETERBATASAN MANUSIA UNTUK
MERANCANG SUATU SISTEM SEHINGGA ORANG DAPAT HIDUP DAN BEKERJA
PADA SISTEM ITU DENGAN BAIK, YAITU MENCAPAI TUJUAN YANG
DIINGINKAN MELALUI PEKERJAAN ITU, DENGAN EFEKTIF, AMAN DAN
NYAMAN

• MENURUT ADNYANA MANUABA, (2000) : SEBAGAI SUATU UPAYA DALAM

BENTUK ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI UNTUK MENYERASIKAN PERALATAN,
MESIN, PEKERJAAN, SISTEM, ORGANISASI DAN LINGKUNGAN DENGAN
KEMAMPUAN, KEAHLIAN DAN KETERBATASAN MANUSIA SEHINGGA
TERCAPAI SATU KONDISI DAN LINGKUNGAN YANG SEHAT, AMAN, NYAMAN,
EFESIEN DAN PRODUKTIF, MELALUI PEMANFAATAN FUNGSIONAL TUBUH
MANUSIA SECARA OPTIMAL DAN MAKSIMAL
 ERGONOMI

• DARI BERBAGAI PENDAPAT DI ATAS BAHWA ERGONOMI MASIH TETAP TIDAK

LEPAS DARI MAKNA DASAR YAKNI : ERGON ADALAH KERJA (WORK) DAN
NOMOS ADALAH HUKUM-HUKUM ALAM 9NATURAL LAWS)

• PENGERTIAN KERJA SECARA SEMPIT ADALAH KEGIATAN YANG

MENDAPATKAN UPAH, TETAPI PENGERTIAN KERJA SECARA LUAS ADALAH
SEMUA GERAKAN MANUSIA MERUPAKAN KERJA, MESKI TIDAK MENDAPAT
UPAH

• ERGO (=GERAK)/KERJA) YANG NOMOS (=ALAMIAH) ADALAH GERAKAN YANG

EFEKTIF, EFISIEN, NYAMAN, AMAN, TIDAK MENIMBULKAN KELELAHAN DAN
KECELAKAAN SESUAI DENGAN KEMAMPUAN TUBUH TETAPI MENDAPATKAN
HASIL KERJA YANG LEBIH OPTIMAL. OLEH KARENA ITU DALAM PENDEKATAN
ERGONOMI MEMERLUKAN KESEIMBANAN ANTARA KEMAMPUAN TUBUH DAN
TUGAS KERJA
 ERGONOMI

• BIASANYA, JIKA INGIN MENINGKATKAN KEMAMPUAN TUBUH MANUSIA, MAKA

BEBERAPA HAL DISEKITAR LINGKUNGAN ALAM MANUSIA MISALNYA
PERALATAN, LINGKUNGAN FISIK, POSISI GERAK (KERJA) PERLU DREVISI
ATAU DIMODIFIKASI ATAU DIDESAI ULANG DISESUIKAN DENGAN
KEMAMPUAN TUBUH MANUSIA

• DENGAN KEMAMPUAN TUBUH MENINGKAT SECARA OPTIMAL, MAKA KERJA

YANG DIKERJAKAN JUGA AKAN MENINGKAT, BEGITU JUGA SEBALIKNYA, JIKA
LINGKUNGAN ALAM SEKITAR MANUSIA TIDAK SESUAI DENGAN KEMAMPUAN
ALAMIAH TUBUH MANUSIA, MAKA AKAN MENIMBULKAN HASIL KERJA YANG
TIDAK OPTIMAL
 ERGONOMI

• GAMBAR PENDEKATAN ERGONOMI

TUJUAN :
- OPTIMAL
- EFISIENSI
MANUSIA LINGKUNGAN (PRODUKTIF)
- KESEHATAN
-ANATOMI - KESELAMATAN
-FISIOLOGI
-PSIKOLOGI AMAN
-BIOMEKANIK NYAMAN
-KINESIOLOGI
-ENGINERING
-MANAJEMEN/ORGANISASI
-DESAIN/REDESAIN
 ERGONOMI

• BERDASARKAN BEBERAPA PENDAPAT DI ATAS, TERDAPAT TIGA HAL

PENTING MEMPELAJARI ERGONOMI YAITU :

a. MENITIK BERATKAN MANUSIA

• DITERAPKAN DAN FOKUS PADA MANUSIA HAL UTAMA
• BUKAN PADA MESIN ATAU PERALATAN
• HANYA COCOK BAGI YANG INGIN MENGEMBANGKAN SISTEM KERJA
b. MEMBUTUHKAN BANGUNAN SISTEM KERJA TERKAIT DENGAN
PENGGUNA
• MESIN DAN PERALATAN MERUPAKAN FASILITAS KERJA HARUS
DISESUIKAN DENGAN PERFORMEN MANUSIA
c. MENITIK BERATKAN PADA PERBAIKAN SISTEM KERJA
• SUATU PERBAIKAN PROSES HARUS DISESUIKAN DENGAN PERBEDAAN
KEMAMPUAN DAN KELEMAHAN SETIAP INDIVIDU
• DAN HAL TERSEBUT HARUS DIRUMUSKAN CARA DIUKUR BAIK SECARA
KUALITATIF MAUPUN KUANTITATIF DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU
 ERGONOMI

3. TUJUAN DAN PENTINGNYA ERGONOMI

a. TUJUANNYA:
• MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA SUATU INSTITUSI
ATAU ORGANISASI (KESESUIAN ANTARA PEKERJA DENGAN
PEKERJAANNYA, TENAGA KERJA HARUS DIMOTIVASI DAN
KEBUTUHANNYA DIPENUHI, SEHINGGA MENURUNKAN JUMLAH
KARYAWAN TIDAK MASUK KERJA)
• MEMAKSIMALKAN EFISIENSI KARYAWAN
• MEMEPERBAIKI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
• MENGANJURKAN AGAR BEKERJA AMAN, NYAMAN DAN BERSEMANGAT
• MEMAKSIMALKAN BENTUK KERJA YANG MEYAKINKAN

b. PENTINGNYA :
• MEMBUAT KESERASIAN YANG BAIK (STANDAR) ANTARA MANUSIA
DENGAN MESIN DAN LINGKUNGAN
 ERGONOMI

4. KEMAMPUAN TUBUH DAN PENAMPILAN SESEORANG

a. KEMAMPUAN TUBUH (SESEORANG) BERGANTUNG DARI :

• KARATERISTIK SESEORANG
• KAPASITAS FISIOLOGIS, PSIKOLOGIS, BEOMEKANIK

b. PENAMPILAN SESEORANG DITENTUKAN OLEH :

• INTERAKSI ANTARA KEMAMPUAN TUBUH DENGAN TUNTUTAN
TUGAS/AKTIVITAS
• TUNTUTAN TUGAS/AKTIVITAS TERGANTUNG; KARATERISTIK TUGAS,
ORGANISASI DAN LINGKUNGAN YANG DIHADAPI
• SAMA DENGAN KESEIMBANGAN ANTARA KEMAMPUAN TUBUH (KT)
DENGAN TUNTUTAN TUGAS (TT)
• APABILA TT>KT MAKA TERJADI ; RASA TIDAK NYAMAN(PALING AWAL),
KELELAHAN, KECELAKAAN, CEDERA, RASA SAKIT, PENYAKIT, DAN
PRODUKTIVITAS MENURUN (PALING AKHIR)
 ERGONOMI

• SEBALIKNYA BILA TT<KT MAKA TERJADI UNDERSTRES; KEJENUHAN,

KEBOSANAN, KELESUAN, SAKIT DAN KURANG PRODUKTIF

a. FAKTOR-FAKTOR KEMAMPUAN TUBUH:

a) KARAKTERISTIK SESEORANG; USIA, JENIS KELAMIN, ANTROPOMETRI,
PENDIDIKAN, PENGALAMAN, STATUS, AGAMA/KEPERCAYAAN, STATUS
KESEHATAN DAN KESEGARAN TUBUH

b) KEMAMPUAN FISIOLOGIS; KEMAMPUAN DAN DAYA TEKAN CARDIO-

VASKULER, SEHAT OTOT, PANCAINDRA DLL.

c) KEMAMPUAN PSIKOLOGIS; KEMAMPUAN MENTAL,WAKTU REAKSI,

KEMAMPUAN ADAPTASI, STABILITAS EMOSI DLL.

d) KEMAMPUAN BEOMEKANIK; KEMAMPUAN DAYA TEKAN SENDI DAN

PERSENDIAN, TENDON (URAT DAGING) DAN JALINAN TULANG
 ERGONOMI

b. FAKTOR-FAKTOR TUNTUTAN TUGAS :

a) KARAKTERISTIK JENIS TUGAS/AKTIVITAS; KARAKTER PERALATAN DAN MESIN, TIPE,

KECEPATAN, IRAMA KERJA DLL.

b) ORGANISASI BERHUBUNGAN FISIOLOGIS; JAM KERJA, JAM ISTIRAHAT, KERJA

MALAM DAN BERGILIR, CUTI DAN LIBURAN, MANAJEMEN, DLL.

c) LINGKUNGAN BERKAITAN; FISIK (BISING, GETARAN, PENERANGAN, SUHU, DAN

KELEMBABAB, KECEPATAN UDARA, TEKANAN UDARA, RADIASI, WARNA, DEBU),
KIMIA (GAS, CAIRAN, UAP, KABUT/MIST, ASAP, AROMA), MENTAL FISIOLOGIS (TEMAN
KERJA, SUASANA KERJA, HUBUNGAN DENGAN PENGUSAHA), BIOLOGI (BAKTERI,
VIRUS, JAMUR, CACING, HEWAN, TUMBUH-TUMBUHAN), SOSIO-BUDAYA, TABU,
ADAT DAN KEBIASAAN
• JADI ERGONOMI DITERAPKAN; DALAM DESAIN ALAT, MESIN , SISTEM, AKTIVITAS,
ORGANISASI, DAN LINGKUNGAN, SEMUANYA ITU DIDASARKAN PADA KEMAMPUAN
FUNGSIONAL MANUSIA SECARA MAKSIMAL DAN OPTIMAL
 ERGONOMI

4. PERANCANGAN TEMPAT KERJA PENDEKATAN ERGONOMI

a. TUJUANNYA
• AGAR TERJADI KESERASIAN ANTARA MANUSIA DENGAN SISTEM KERJA
(MAN-MACHINE SYSTEM)
• ATAU DESAIN SISTEM KERJA HARUS MENJADIKAN TENGA KERJA DAPAT
BEKERJA SECARA LAYAK
• INI MEMERLUKAN KEHALIAN DESAIN ALAT DAN PERLENGKAP, PENATAAN
(LAYOUT) RUANG KERJA. PENATAAN ORGANISASI KERJA SEHINGGA
TENAGA KERJA DAPAT BEKERJA DENGAN BAIK DAN EFISIEN
• TENAGA KERJA AKAN BEKERJA SECARA TERUS MENERUS PADA SETIAP
HARI KERJA DI TEMPAT KERJA TERSEBUT (PERANCANGAN TEMPAT
KERJA MENJADI PENTING
• UNTUK MENYELESAIKAN SUATU PEKERJAAN DITENTUKAN OLEH
KEOPTIMALAN TENAGA KERJA
 ERGONOMI

b. DIANE (2004) MEMBERIKAN 12 PRINSIP ERGONOMI DALAM

PERANCANGAN TEMPAT KERJA AGAR EFISIEN YAITU :

a). PASTIKAN SUATU BENDA YANG ADA MUDAH DIGUNAKAN

b). BEKERJA DENGAN KETEPATAN YANG TINGGI
c). HINDARKAN EKSES KERJA TERULANG-ULANG (MENGURANGI TUGAS
KERENA ADA KESALAHAN)
d). POSTUR KERJA HARUS BAIK (TEPAT)
e). HINDARI ATAU KURANGI DARI PAPARAN GETARAN
f). MINIMKAN KELELAHAN DAN KETEGANAN OTOT (HINDARI KERJA MELEBIHI
JAM KERJA
g). MINIMKAN DARI TEKANAN SECARA LANGSUNG
h). PERALATAN DALAM RUANG KERJA DAPAT DISETEL (ADJUSTABLE)
i). PERLENGKAPAN KERJA HARUS STANDAR
y). PERBAIKI ORGANISASI KERJA
k). PERBAIKI DESAIN TEMPAT KERJA
l). BERILAH LATIHAN (TRAINING) BILA BEKERJA MASIH BELUM SMPURNA
 ERGONOMI

c. STUDI METODE KERJA PERLU DIPELAJARI

• AGAR KELELAHAN KERJA DAPAT DIKURANGI

• MENGHINDARI MASALAH TIMBUL PADA SISTEM KERANGKA OTOT
• MENDAPATKAN HASIL PEKERJAAN YANG LEBIH BAIK
• HAL DI ATAS AKAN DAPAT DICAPAI DENGAN CARA MEMBERIKAN PELATIHAN PADA
TENAGA KERJA (HARUS DIBERIAN PADA TENAGA KERJA BARU DAN PERUSAHAN
MENDATANGKAN MESIN-MESIN BARU)

d. ANTROPOMETRI
• MERUPAKAN DATA UKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA
• SANGAT BERGUNA DALAM PERANCANGAN SUATU PRODUK (MENCARI KESERASIAN
PRODUK DENGAN PEMAKAINYA ATAU MEMBERIKAN KEPUASAN JUGA PADA
PEMBUAT PRODUK)
• UNTUK MENDAPATKANPERANCANGAN OPTIMUM HAL-HAL HARUS DIPERHATIKAN;
PANJANG DARI SUATU DIMENSI TUBUH MANUSIA BAIK DALAM KEADAAN STATIS
MAUPUN DINAMIS
• DIMENSI PERLU DIHAMATI; BERAT DAN PUSAT MASA (CENTER OF GRAVITY) DARI
SUATU SIGMEN TUBUH, BENTUK TUBUH, JARAK UNTUK GERAKAN MELINGKAR DARI
TANGAN DAN KAKI DLL
 ERGONOMI

DESAIN PRODUK (PERALATAN) ERGONOMI BERDASAR ANTROPOMETRI

APABILA TIDAK ERGONOMIS MENIMBULKAN BERBAGAI DAMPAK NEGATIP BAGI MANUSIA

ANTARA LAIN :
• DAMPAK NEGATIF AKAN TERJADI BAIK DALAM WAKTU JANGKA PENDEK MAUPUN
JANGKA PANJANG
• NYERI, KELELAHAN, BAHKAN KECELAKAAN
• RICHARD (2001), SAAT INI TERDAPAT 80 % ORANG HIDUP SETELAH DEWASA
MENGALAMI NYERI BAGIAN TUBUH BELAKANG (40 % ORANG TIDAK MASUK KERJA)
• GEMPUR (2001), SEBANYAK 20,8% TENAGA KERJA BUBUT MANUAL POSISI BERDIRI
TEGAK TIDAK ERGONOMIS MENGALAMI KELELAHAN OTOT BIOMEKANIK PADA BAHU
KANAN (PRODUKTIVITAS KERJA MENURUN)
• Lord (1997), TERDPAT LEBIH DARI 50% PASIEN DI CALIFORNIA MENGALAMI LORDOSIS
AKIBAT KERJA DALAM POSISI BERDIRI DIBANDING POSISI DUDUK PADA KONDISI TIDAK
ERGONOMIS (KURANGNYA JANGKAUAN DAN MOTION DALAM KERJA)
• YASSIERLI (2000), TENAGA KERJA DI BENGKEL PERMESINAN DI BANDUNG 80%
RESPONDEN MENGALAMI KECELAKAAN PADA PINGGANG SEBESAR 72%
 ERGONOMI

GAMBAR DESAIN PRODUK ERGONOMI BERDASARKAN ANTROPOMETRI

• UKURAN SUATU ALAT (PRODUK) BAIK BERUPA BENDA KERJA MAUPUN

INSTALASI SEHARUSNYA DIDESAIN SESUAI DENGAN UKURAN TUBUH
MANUSIA (ANTROPOMETRI)

• BUKAN MANUSIA DISESUIKAN ALAT, TETAPI ALAT HARUS DISESUAIKAN

DENGAN MANUSIA

• MAKA MENDESAIN PRODUK HARUS DISESUIKAN DENGAN UKURAN

TERBESAR TUBUH (95TH PERCENTILE) DAN UKURAN TERKECIL TUBUH (5 TH
PERCENTILE)

• ATAU HASIL KALIBRASI UKURAN SETIAP BAGIAN TUBUH (ANTROPOMETRI)

• PRODUK YANG DIDESAIN DENGAN HASIL KALIBRASI ANTROPOMETRI

DISEBUT DESAIN PRODUK ERGONOMI
 ERGONOMI

GAMBARNYA :

PRODUK : MANUSIA PENGGUNA

- BENDA KERJA PRODUK
- INSTALASI

KALIBRASI ANTROPOMETRI TUBUH

PENGGUNA PRODUK:
- MEAN
- STANDAR DEVIASI
- UKURAN ANTROPOMETRI
BESAR (95THPERCENTILE)
- UKURAN ANTROPOMETRI KECIL
(5TH PERCENTILE)

PRODUK ERGONOMI
 ERGONOMI

CONTOH :
MENDESAIN TEMPAT TIDUR UNTUK PEMUDA SURABAYA USIA 19-24 TAHUN,
MEMERLUKAN BEBERAPA DATA ANTROPOMETRI ANTARA LAIN:
• TINGGI BADAN, UNTUK UKURAN PANJANG TEMPAT TIDUR
• SETENGAHA DEPA, UNTUK UKURAN LEBAR TEMPAT TIDUR
• DAN LIPAT LUTUT TELAPAK KAKI, UNTUK UKRAN TINGGI TEMPAT TIDUR

APABILA KITA GUNAKAN DATA ANTROPOMETRI PADA TABEL 4 DI ATAS, YAKNI ;

JENIS ANTROPOMETRI RATA-RATA SD 5 TH 95TH

TINGGI BADAN 165,2 5,93 155,5 174,5
LIPAT LUTUT TELAPAK KAKI 40,1 2,35 36,2 43,9
DEPA 170,2 5,51 161,1 179,2
 ERGONOMI

MAKA UKURAN TEMPAT TIDUR ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

• PANJANG TEMPAT TIDUR DALAM (RONG) = 174,5 CM DIBULATKAN = 175 CM

(PAKAI PERCENTILE 95TH AGAR OARANG BERBADAN TINGGI JUGA MUAT)

• LEBAR TEMPAT TIDUR (SETENGAH DEPA = 179,2 : 2 CM = 89,6 CM

DIBULATKAN =90 CM (PAKAI PERCENTILE 95TH, AGAR ORANG YANG
BERLENGAN PANJANG JUGA MUAT)

• TINGGI TEMPAT TIDUR DAN TEBAL KASUR = 43,9 DIBULATKAN = 44 CM (PAKAI

PERCENTILE 5TH , AGAR ORANG LIPAT LUTUTNYA PENDEK JUGA DAPAT NAIK
TEMPAT TIDUR DENGAN TIDAK SULIT/NYAMAN)
 ERGONOMI

CARA MENDAPATKAN DATA ANTROPOMETRI YANG TELITI ,SEHINGGA DAPAT

DIGUNAKAN SEBAGAI UKURAN DESAIN SUATU ALAT, PRODUK, ATAUPUN
PERANCANGAN DISPLAY, ANTARA LAIN:
• JUMLAH SAMPEL MEMENUHI
• SAMPEL PADA MASYARAKAT TERTENTU (RANDOM)
• DAPAT DGENERALISASI PADA POPULASI

AGAR DAPAT DIGUNAKAN SAMPEL ANTROPOMETRI DIKALSIFIKASIKAN

DIBUAT BERDASARKAN PERBEDAAN TERPENTING UKURAN MANUSIA :
• JENIS KELAMIN
• SUKU BANGSA (ETHNIC)
• USIA
• JENIS PEKERJAAN
• PAKAIAN
• KEHAMILAN (UNTUK WANITA)
• CACAT FISIK TUBUH
 ERGONOMI

CARA KALIBERASI ANTROPOMETRI :

• ADA NILAI RATA-RATA (MEAN)

• SD (STANDAR DEVIASI) DARI SUATU DISTRIBUSI NORMAL

BEBEPERAPA PENERTIAN :
• PERCENTIL : SUATU NILAI MENYATAKAN BAHWA PERSENTASE TERTENTU
DARI SEKELOMPOK ORANG YANG DIMENSINYA LEBIH BESAR ATAU SAMA
DENGAN NILAI TERSEBUT (95 PERCENTIL ≥ 95% UKURAN ….. (TUBUH), INI
MENUNJUKAN UKURAN TUBUH BESAR)

• 5 PERSENTIL ≥ 5% UKURAN…..(TUBUH), INI MENUNJUKAN TUBUH

BERUKURAN KECIL
 ERGONOMI

CONTOH 1:

TINGGI BADAN PRIA DEWASA ORANG INGGRIS USIA 19-45 TAHUN ADALAH
BERDISTRIBUSI NORMAL, MEAN (X) = 1.745 M, SD = 69 MM
BERAPA TINGGI 95 PERCENTIL (UKURAN PALING TINGGI) DARI POPULASI
TERSEBUT?

JAWAB :

PERSENTIL 95:

95 TH = X + 1,645. SD (LIHAT TABEL DISTRIBUSI NORMAL)

= 1.745 + 1,645 (69) = 1.859 MM

 ERGONOMI

CONTOH 2:

TINGGI BADAN WANITA DEWASA HONGKONG BERDISTRIBUSI NORMAL (X)

= 1,555 M , SD = 60 MM

BERAPA TINGGI BADAN 5 PERCENTIL (TINGGI TERENDAH)?

JAWAB:

5 TH = X – 1,645 . SD (LIHAT TABEL DISTRIBUSI NORMAL)

= 1.555 – 1,645 . (60) = 1.456 MM

 ERGONOMI

RUMUS TABEL DISTRIBUSI NORMAL (STEVENSON, 1989 DIKUTIP EKO, 1991) :

PERCENTILE CALCULATION
1 ST X - 2,325 DX
2,5 TH X - 1,960 DX
5 TH X - 1,645 DX
10 TH X - 1,280 DX
50 TH X
90 TH X + 1,280 DX
95 TH X + 1,645 DX
97,5 TH X + 1,960 DX
99 TH X + 2,325 DX
 ERGONOMI

CARA MENCARI STANDAR DEVIASI :

RUMUS UNTUK MENCARI STANDAR DEVIASI (SD) DATA TUNGGAL YANG SEMUA
HASIL SKORNYA (HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI) BERFREKUAENSI
LEBIH SBB:

SD = E f x2
N

E = JUMLAH HASIL PERKALIAN ANTARA FREKUENSI MASING-MASING

SKOR, DENGAN DEVIASI SKOR YANG TELAH DIKUADRATKAN
N = NUMBER OF CASES