You are on page 1of 40

 Asam Barbiturat adalah zat induk barbital-barbital yang

sendirinya tidak bersifat hipnotika.


 Sifat ini baru tampak jika atom-atom hydrogen pada
atom C5 dari inti pirimidinnya digantikan oleh gugus
alkil atau aril.
 Secara kimia barbiturat merupakan derivat asam
barbiturat.
 Dimana inti barbital merupakan hasil kondensasi etilester
dari asam dietilmalonal dengan ureum.

O H
COOC2H5 H2N C N
CO H2C C O + 2C2H5OH
H2C +
C N
H2N O H
COOC2H5
O

C N H R1, R2, R3, R4 adalah


R1 substituen yang
C C O (R4) menentukan struktur
dari barbital
R2
C N R3

O
 Sukar larut dalam air, kecuali garamnya (Na) bereaksi
asam lemah.
 Mudah larut dalam pelarut non polar seperti minyak,
kloroform dan sebagainya.
 Dalam bentuk keto tidak larut dalam air.
 Dalam bentuk enol larut dalam air (suasana basa).
 Bentuk keto larut dalam CHCl3, eter dan etilasetat.
 Garam natriumnya mudah terhidrolisa, apalagi kalau
dipanaskan, misalnya luminal natrium.
 Mudah larut
 Dalam bentuk larutan mudah terhidrolisis
 Jika dipanaskan mudah pecah

C N H O O
R1
R1
C C O + H2O CH C N C NH2 + CO2
H
R2
C N H R2

O O
R1

CH C OH + H2N NH2

R2
 Barbital dapat tersublimasi tergantung suhu, jarak
sublimasi
 Pada suhu yang berbeda dapar mempunyai
bentuk sublimat yang berbeda-beda
  Pemeriksaan pendahuluan
1. tes organoleptis (bentuk, warna, bau, rasa dan kelarutan)
2. tes pirolisis/pemijaran (zat organik atau anorganik)
3. tes pengisi dan bentuk sediaan (obat dalam atau obat luar)
4. isolasi zat aktif
 
 Pemeriksaan golongan
1. reaksi pendahuluan
2. reaksi warna
3. reaksi kristal

 Pemeriksaan gugus fungsi dan ion


1. pemeriksaan anion
2. pemeriksaan kation
3. pemeriksaan gugus fungsi
1. Uji Organoleptis

 Warna
Berupa kristal atau serbuk hablur tak bewarna atau putih
 Bau
Tak berbau, saat dibakar bau amoniak.
 Kelarutan
Garam : larut dalam air tidak dalam eter
Asam : larut dalam eter tak dalam air, dalam NaOH 2N
 Rasa
Agak pahit  pahit
2. Uji Pirolisis/Pemijaran

 Tes pirolisis/pemijaran dilakukan untuk mengetahui apakah


contoh tersebut berisi zat organik atau zat anorganik.
 Cara : zat dalam kurs dipijar dengan api langsung sampai
terjadi pengarangan, pemijaran diteruskan hingga dinding
kurs bersih dari noda bekas pengarangan.
Hasil : sisa pijar putih atau coklat → zat anorganik
tidak ada sisa pijar → zat organik
3. Uji Pengisi

 Tes pengisi dilakukan untuk mengetahui pengisi apa yang


diberikan dalam suatu contoh zat/obat/sampel, sehingga dapat
mempermudah identifikasi selanjutnya bila sudah diketahui
contoh tersebut obat dalam atau obat luar.
 Amilum/pati (OD/OL)
(+) air iod : biru hitam
(+) NaOH : seperti kanji
Sisa pijar : hitam atau mengarang
3. Uji Pengisi

 Saccharum laktis, SL (OD)


Warna : putih
Rasa : manis
Kelarutan : mudah larut dalam air
Dipijar : bau karamel
Mikroskopis dalam air : seperti sel batu
3. Uji Pengisi

 Talkum (OL/OD)
Warna : putih
Dalam tabung reaksi yang berisi air : mendaki dinding tabung
Miroskopis dalam air : mengambang
 Dalam hal obat dalam : asam stearat
4. Isolasi Zat Aktif

 Cara pengocokan

Zat/tablet + H2SO4 0,5N → tarik dengan eter atau


kloroform → larutan eter/kloroform kocok dengan
Na2CO3 → terbentuk garam Na → keringkan
dengan Na2SO4 eksikatus → uapkan
4. Isolasi Zat Aktif

 Cara Pesez

larutan zat dalam kloroform + 2 tetes pereaksi


[Co(NO3)2 10% + CoCl310%] + 1 tetes alkali →
enol biru → sentrifugasi → endapan cuci
4. Isolasi Zat Aktif

 Cara Zwikker

zat dilarutkan dalam piridin + pereaksi (lar. CuSo4


+ piridin + air) → tepi tabung digores-gores →
endapan cuci dengan air + piridin + alkohol70%
→ tambah H2SO4 0,5N → kocok dengan eter /
kloroform
1. Reaksi pendahuluan

a. Reaksi Parri
dasarnya adalah pembentukan garam Co-barbital
basa yang berwarna ungu
zat + CO(NO3)2 yang dilarutkan dalam metanol +
uap NH4OH → ungu
Pada sulfonamid bewarna ungu-hijau
Alkaloid bewarna ungu
1. Reaksi pendahuluan

b. Reaksi Zwikker → Zat dilarutkan dalam


metanol/alkohol + beberapa tetes pereaksi
Zwikker, terbentuk warna ungu biru.
Positif untuk barbiturat, sulfonamida, turunan
purin dan pirimidin
1. Reaksi pendahuluan

c. Reaksi Buchi-Perlia
Zat dilarutkan dalam CHCl3 + pereaksi yang
terdiri dari 0,5 mL CaNO3 0,001 molar dalam
metil alkohol absolute + 0,5 mL molar
isobutilamin dalam CHCl3 terbentuk warna ungu
biru.
1. Reaksi pendahuluan

d. Zat + piridin-isoprofilamin dalam CHCl3 + laruta


CuSO4 → kocok → lapisan CHCl3 Berwarna
ungu
Pada antibiotika bewarna merah, antihistamin
kuning-coklat
1. Reaksi pendahuluan

e. Reaksi Millon
50 mg zat dilarutkan dalam air atau aseton +
pereaksi millon (Hg(NO3)2 / Hg-asetat / HgSO4) ,
terbentuk endapan.
Endapan yang terbentuk kalau dipanaskan
mengendap lagi: jika ditambahkan pereaksi
millon berlebih, larut lagi membentuk kompleks.
2. Reaksi warna

 H2SO4 p + α-naftol
- ungu biru : Luminal
- ungu rosa : Alonal, Bromevalum
- kuning ungu : Veramon
- kuning hijau (gas) : Dilantin Na.
- kuning hijau rosa : Veronal, Adalin
 
2. Reaksi warna

 AgNO3
- ungu : Bromevalum, Cibalgin
 FeCl3

- ungu rosa : Alonal


- coklat (gas) : Dilantin Na
2. Reaksi warna

 Parri
- ungu : Luminal, Isopral, Veronal, Dilantin Na
(harus bebas air)
- ungu langsung : Luminal Na
3. Reaksi Kristal

 NaOH – HAc biang


 Air brom
 Air barit (Zat padat dimasukan dalam 1 tetes air barit
jenuh, khas untuk Dial).
 Air iod
 Fe-kompleks
 AgNO3
 Zwikker (Ca-pyridin kompleks)
 Cu-kompleks
 Bi-kompleks
1. Gugus Halogen (Br / I) ditentukan secara elementer :
untuk Br → uji Beilstein
untuk I → a. dalam lar Basa + Na-nitroprusid
→ ungu
b. dalam KCNS + HCl +
NH4-molibdat → ungu
2. Gugus tidak jenuh
a. hilangnya warna Brom (merah cioklat)
b. hilangnya warna KMnO4 suatu basa / asam
3. Gugus fenil (luminal, rutonal, prominal)
a. Reaksi Ekkert
Barbital + H2SO4 + formalin → panaskan →
merah anggur
b. Dengan KMnO4 dalam basa.
Kelebihan KMnO4 dihilangkan dengan
Na2SO3 → kocok dengan eter → keringkan.
Asam benzoat t’bntk nyatakan dg sublimasi

4. Gugus sikloheptanil
Dengan Na-nitroprusid + H2SO4 → merah
1. Asam sulfat → panaskan → warna
2. Marquis → panaskan → merah dengan fluoresensi
hijau
3. pDAB HCl + H2SO4 → panas → merah –merah tua
4. Vanilin-H2SO4 → panas → merah
5. Salisilaldehid-H2SO4 → merah
6. Furfural-H2SO4 → ungu (fenodorm) ; merah coklat
(fnobarbital, pentasal)
7. Fenol-H2SO4 → ros (fenodorm, kemital, evipan) ;
jingga (siklopal)
8. Metanitrobenzaldehid-H2SO4 → merah (nembutal,
evipan)
 Alonal
 Amital
 Dial
 Luminal(Phenobarbital)
 Nembutal
 Pentotal natrium
 Rutonal
 Soneril(Butetal)
 Veronal(Barbital)
 Fenitoin
 Dilantin
 Tiopental
Barbiturat
Barbiturat

Reaksi Zwikker positif

Menghilangkan warna larutan KMnO4 basa dingin

Positif Negatif

Reakasi dengan Reakasi


Reakasidengan pereaksi
dengan
Deniges
pereaksi Deniges pereaksi Deniges

Positif Negatif Positif


Positif Negatif
Negatif

Siklobarbital
Siklobarbital Heksobarbital
Heksobarbital Fenobarbital Metilfenobarbital
Fenobarbital Metilfenobarbital

Warna merah-coklatsetelah
Warna merah-coklat setelah dipanaskan dengan dengan
dipanaskan
formaldehida/asam (1:4) sulfat di penangas air.
formaldehida/asam (1:4) sulfat di penangas air.
 Reaksi pendahuluan:
Luminal + CHCl3 atau HNO3, dikocok
Lapisan CHCl3 diuapkan + parri : (+) ungu

 Gugus fenil : Reaksi Ekkert


Luminal + H2SO4 + formalin → panaskan →
merah anggur
 Asam : air 1:1000 (1:40 pada 1000C), 1:8 etanol,
1:15 aseton, eter 1:20, kloroform 1:70
 Garamnya : air 1:2, etanol 1:10, tak larut dalam
aseton dan eter, kloroform 1:1000
 Asam : C12H12N2O3 (232,2)
TtitikLeleh : 174 – 1780C
Kristal tak bewarna atau putih, atau bubuk putih,
rasa agak pahit.
 Garamnya : NaC12H12N2O3 (254,2)

Kristal tak bewarna atau bubuk kristal putih,


higroskopis, rasa agak pahit yang melekat agak
lama.
 Reaksi warna

Luminal + H2SO4 p + α-nafto  ungu biru


Luminal + Pereaksi Parri  ungu
Luminal (harus bebas air)  ungu langsung :
Luminal Na
 Asam C8H12N2O3 (184,2)
Titik leleh : 188 – 1920C
 Garamnya : NaC8H12N2O3(206,2)

Pemerian : garam dan asamnya berupa kristal tak


bewarna atau putih, rasa agak pahit.
 Asam : air 1:200, etanol 1:8 aseton, 1:12, eter
1:30, kloroform 1:130
 Garam natrium : air 1:6, tak larut dalam etanol,
aseton, eter, kloroform.
 Asam : C12H16N2O3 (236,3)
Titik lebur : 145-1480C
 Garamnya : NaC12H15N2O3 (258,3)

Pemerian : bubuk kristal putih, tidak berbau, tak


berasa, garam nariumnya higroskopis dan
bewarna jika dibiarkan di udara terbuka.
Asam: Larut dalam etanol, aseton, eter,
kloroform, tak larut dalam air
 Garam: tak larut dalam eter, larut dalam air,
etanol, aseton, kloroform.
 Rumus: C13H14N2O3 (246,3)
 Titik lebur : 177-1800C
 Pemerian : bubuk kristal putih
 Kelarutan : Larut dalam etanol, aseton, eter,
kloroform, tak larut dalam air
Jangan lupa untuk banyak membaca literatur
yang terkait, semakin banyak membaca maka
akan semakin banyak wawasan yang kita
miliki sehingga akan lebih sistematis dalam
menyelesaikan permasalahan khususnya
dalam analisis dan identifikasi senyawa obat.

You might also like