You are on page 1of 39

Laporan Kasus

Enterokolitis Nekrotikans dan Kolestasis

Oleh : Henny Aprina, S.Ked

Pembimbing : dr. Pudji Andayani, Sp.A

Enterokolitis Nekrotikans (EKN)

Definisi, Prevalensi, dan Predisposisi


Definisi

Proses inflamasi pada saluran gastrointestinal neonatus. Kelainan berupa bercak atau nekrosis difus pada mukosa atau submukosa kolon

Bayi prematur Prevalensi Bayi cukup bulan (10-15%)


Asfiksia Ketidaknormalan metabolik Kelainan jantung kongential IUGR - Gastroschizis - Polisitemia - Hipoglikemia - Sepsis - Transfusi tukar - ITP - Alergi susu - KPD
3

BCB

Predisposisi EKN pada bayi cukup bulan dengan ketiadaan penyakit jantung kongenital

Patogenesis

Patogenesis EKN

Gejala Klinis
Distensi abdomen Intoleransi makanan dengan peningkatan residu Emesis Keluar darah melalui rektum Perdarahan gastrointestinal Diare Letargi Ketidakstabilan suhu Memburuk -> episode apne dan bradikardi sampai dekompensasi berat kardiovaskuler

Gambaran pneumotosis

Gambaran usus dengan EKN. Area kistik pada lapisan mukosa seperti kantong-kantong gas hidrogen yang secara radiologis terlihat sebagai pneumotosis.

Radiografi antero-posterior yang menggambarkan gambaran pneumotosis intestinalis.

Gambaran radiologi

Kolestasis

Kolestasis
Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk duodenum dalam jumlah normal.
Kolestasis pada neonatus didefinisikan sebagai peningkatan kadar bilirubin direct yang berkepanjangan dalam serum sesudah umur 14 hari pertama.

Predisposisi Kolestasis
Kolestasis biasanya terjadi pada bayi yang mendapat komplikasi medis seperti : Gawat napas Sepsis Hipoksia Asidosis Enterokolitis nekrotikans

Patofisiologi kolestasis

Laporan Kasus

Nama

Bayi Ny. K
4000 gr 156 x/

umur 12 hari 50 cm 41 x/
37,7 C

BB/PB/LK

HR/RR/T/CRT

2 detik

Keluhan Utama

Perut Kembung dan Kuning

Riwayat Penyakit
RPS (Umur 12 hari)
Perut kembung Bayi kuning. Kuning dari mata, muka, badan, tangan sampai kaki. Kadang-kadang demam. Residu (+) coklat Tangisan bayi kurang kuat Kurang bergerak aktif. Riwayat Persalinan dan kehamilan Kala II lama SC a/i CPD Tidak langsung menangis Dari rekam medis : Afiksia sedang dan gawat napas. Skor apgar : 3-5-7 SD = 6 Sepsis : didapatkan leukosit setelah lahir 43.900 ribu/ul, ibu mengalami ketuban pecah dini > 12 jam serta adanya keputihan gatal dan berbau pada saat hamil Kultur : Klebsiella Pneumonia

Pemeriksaan Fisik
Kulit Kepala Rambut Mata Telinga Ikterik (+) mesosefali, caput suksedaneum (-), sefal hematom (-) hitam, beberapa sisi menggumpal anemis (-/-), ikterik (+/+) simetris, lipatan pinna jelas, recoil cepat kembali simetris, pernafasan cuping hidung (+) celah bibir (-), sianosis (-) tortikolis (-), kaku kuduk (-)

Hidung
Mulut Leher

Thoraks

simetris, retraksi ringan (+) subcostal

Payudara

jaringan mammae kedua belah pihak menonjol, areola berbintik-bintik


S1 dan S2 tunggal, bising (-)

Jantung

Paru

suara nafas bronkovesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen

Distensi (+), tegang, bising usus (+)

Genitalia

Laki-laki, tidak ada kelainan

Anus

(+)

Ekstremitas

akral hangat, edem (-/-) parese (-/-)

Hasil Pemeriksaan Darah 17 September 2011


Jenis Pemeriksaan Hematologi Hb Lekosit Eritrosit Hematokrit Trombosit RDW CV MCV MCH MCHC Hitung Jenis Basofil % Eosinofil % Neutrofil % Limfosit % Kimia Darah Albumin Elektrolit Natrium Kalium Clorida 8.5 7.5 2.75 25.6 87 17.7 93.4 30.9 33.2 Hasil Nilai Rujukan 11,0 14,0 4 10,5 3,9 5,5 35 45 150 450 11,5 14,7 80,0 97,0 27,0 32,0 32,0 38,0 Satuan g/dl ribu/ul juta/ul vol % ribu/ul % fl pg %

62.1 30.1
3,8 138 3.7 102

0,0-1,0 1,0-3,0 50 70 25 40
3,9-4,4 135-146 3,4-5,4 95-100

% % % %
g/dl mmol/l mmol/l mmol/l

Hasil Pemeriksaan Urine tgl 17 September 2011


Jenis Pemeriksaan Urinalisa Warna BJ pH Keton Protein/ albumin Glukosa Bilirubin Darah samar Nitrit Urobilinogen Leukosit Sedimen Urine Leukosit Eritrosit Silinder Epitel Bakteri Kristal Lain-lain Hasil Kuning jernih 1.005 8.0 2+ 1+ Negative Negative Negative Negative 0,2 Negative 0-2 / LPB 1/ LPB Negative 1+ Negative Negative Negative Nilai Rujukan Kuning jernih 1.005-1.030 5.0-8.5 Negative Negative Negative Negative Negative Negative 0.2-2.0 Negative (0-3) (0-2) Negative 1+ Negative Negative Negative

Hasil Pemeriksaan Radiologi


Foto BNO (11 September 2011) Pre peritoneal fat, psoas line dan kontur ginjal tidak jelas Distribusi udara dalam usus berlebih dengan sebagian dinding yang menebal Pneumatosis intestinalis (+) pada abdomen kiri atas Udara dalam gaster tampaknya normal Kesan : Curiga NEC grade II

Diagnosis sementara
I. BCB II.SMK III.SC a/i CPD IV. NEC

Terapi
I
Rawat inkubator ( jaga suhu 36,5 o C -37,5 o C )

II

O2 (+) CPAP PEEP 6 cm H2O Fi O2 21 % Infus : IVFD D10 % : NaCl 4:1 + Ca Glukonas + KCl 17,3 tpm Protein : Aminoleban 3 gr, 6 cc/jam Inj. Meropenem 3 x 125 mg Inj. Omeprazole 1x2,68 mg Inj. Ranitidin 3x4 mg Inj. Metronidazole 2x32 mg Inj. Vit K 1x1 mg

III

IV

Monitor Keadaan umum, tanda vital, tanda hipoglikemia, tanda hipotermia, tanda gawat napas

VI

Program: puasa, rawat tali pusat, minimal handling Cek DL,Elektrolit, USG abdomen

DISKUSI

EKN

kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak atau nekrosis difus pada mukosa atau submukosa kolon yang didapat

Predisposisi EKN pada BCB


Asfiksia Ketidaknormalan metabolik, kelainan jantung kongenital, intrauterine growth retardation (IUGR), gastroschisis, polisitemia, hipoglikemia, Sepsis, transfusi tukar, infus tali pusat, Ketuban pecah dini dengan dan tanpa chorioamnionitis Diabetes gestasional

Tanda umum EKN :

a. Distensi perut atau adanya nyeri tekan


b. Toleransi minum yang buruk c. Muntah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa lambung d. Darah pada feses

Diskusi
Teori Distensi abdomen Intoleransi makanan dengan peningkatan residu Ketidakstabilan suhu Kasus Hari perawatan ke 5 perut bayi distensi. Residu (+) coklat Suhu naik turun.

Diskusi
Teori Kasus Tanggal 11 September Foto rontgen terdapat 2011 dilakukan foto BNO, tanda patognomonis dari terdapat gambaran EKN, yaitu pneumotosis pneumotosis intestinal intestinal atau suspect NEC grade II. pneumoperitonium.

Pemeriksaan Darah tanggal 20 September 2011


Parameter Hasil Unit Nilai Rujukan

Bilirubin total

19.73

mg/dL

0.2

Bilirubin direk

11.18

* mg/dL

<0.25

Bilirubin indirek

8.55

* mg/dL

< 0.75

Diskusi
Teori Kasus Bayi ikterik

Kolestasis pada neonatus didefinisikan sebagai peningkatan kadar bilirubin direct yang berkepanjangan dalam serum sesudah umur 14 hari pertama.

Hari ke-20 dengan hasil laboratorium bilirubin direct yang meningkat (11,18 mg/dL).

Bayi didiagnosis NEC dan Kolestasis

PENATALAKSANAAN:
Puasa Dekompresi lambung Pengawasan tanda vital dan kondisi abdomen Pengawasan perdarahan saluran cerna Perbaikan kondisi respiratorik Perbaikan kondisi sirkulasi Pemberian antibiotik

Diskusi
Teori Pemberian antibiotik spektrum luas Ampisilin dan gentamisin serta metronidazole atau meropenem. Kasus Antibiotika lini III yaitu meropenem 3 x 152 mg {Antibotik lini I (ampicilin 2x200 mg dan gentamicin 20 mg/36 jam selama 4 hari) Ceftazidime 200 mg/12 jam selama 7 hari } Injeksi Ranitidin, OMZ, Vit K dan Metronidazole

Diskusi
Teori Kasus Perawatan hari ke 19, trombosit: 87.000/uL, Hb 8.5 mg/dl diberikan transfusi TC dan PRC. Trombositopeni pada 87% pasien.

Perawatan hari ke-23


-Diet 25 cc/kgBB -Kuningnya agak berkurang, -Menangis sudah mulai kuat gerakan juga mulai aktif -HR :152 kali/menit, RR : 48 kali/menit, 36,8 oC dan residu (-) Sehingga bayi dipindahkan ke level II B dan bisa bernapas tanpa oksigen nasal

Perawatan hari ke-30, bayi sudah rawat box dan dipindahkan ke ruang level II A (Ruang Teratai) karena sudah mulai stabil. Perawatan hari ke-32 bayi masih belum gerak aktif dan menangis kuat tetapi bayi dapat menyusu dengan kuat. Bayi dapat bergerak aktif dan menangis kuat pada perawatan hari ke-33 dan diperbolehkan pulang pada hari ke-34 dalam keadaaan baik

Kesimpulan
Telah dilaporkan sebuah kasus BCB SMK SC atas indikasi CPD dengan NEC dan kolestasis, jenis kelamin laki-laki yang dirawat di ruang perinatologi RSUD Ulin Banjarmasin. Telah mendapatkan terapi antibiotik ampisilin, gentamisin, ceftazidim, dan meropenem. Mendapat terapi ranitidin, metronidazole, omeprazole serta Vit.K. Selain itu juga mendapatkan nutrisi aminoleban. Serta transfusi PRC dan TC untuk menambah hemoglobin dan trombosit. Bayi pulang setelah perawatan hari ke-34 dalam keadaan baik.

You might also like