You are on page 1of 25

Sistem Panasbumi Kawasan G.

Dieng, Jawa Tengah


Kelompok 11 1. Fahrudin Yusuf S. 2. Primasadi sumanto 3. Nabilla Firdaus 4. Fanny Yuliana A 5. Nurkholis Fauzi 6. Ahmad Affandi 7. Risna Pebriati 8. Susiana Damayanti

H1F008006 H1F008007 H1F008036 H1F008039 H1F008043 H1F008048 H1F008067 I1C006012

Latar Belakang
Letak administratif Dieng Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Koordinat Lokasi:712 LS dan 10954 BT

Dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau) merupakan sebuah komplek gunung berapi, berbentuk dataran luas dengan panjang kurang lebih 14 km, lebar 6 km dan memanjang dari arah barat daya tenggara. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut Dieng Plateau berasal dari gunungapi tua (Gunung Prau) yang mengalami penurunan drastis (dislokasi) oleh patahan arah barat laut dan tenggara. Pada bagian yang amblas muncul gunung-gunung kecil yaitu: Gunung Alang, Gunung Nagasari, Gunung Panglimunan, Gunung Pangonan, Gunung Gajahmungkur dan Gunung Pakuwaja.

Maksud dan Tujuan


Mengetahui kondisi geologi daerah Kawasan G. Dieng Mengetahui aspek geokimia dan geofisika daerah Kawasan G. Dieng Mengetahui sistem hidrologi pada daerah Kawasan G. Dieng Mengetahui manifestasi panasbumi yang muncul di permukaan daerah Kawasan G. Dieng Mengetahui dampak lingkungan yang diakibatkan adanya eksplorasi panasbumi di daerah Kawasan G. Dieng

Geologi Kawasan G.Dieng


Kegiatan gunungapi pada komplek G.Dieng dari yang tua hingga yang termuda dapat dibagi dalam tiga episode yang didasarkan pada umur relatif, sisa morfologi, tingkat erosi, hubungan stratigrafi dan tingkat pelapukan, yaitu: 1. Episode pertama (Formasi Pra Kaldera) Produk piroklastika Rogojembangan (Djimat) menutupi daerah utara dan selatan komplek, kemungkinan terbentuk pada Kuarter bawah (Gunawan, 1968). Kawah Tlerep yang terdapat pada batas timur memperlihat terbuka kearah selatan membentuk struktur dome berkomposisi hornblende andesit. Krater vulkanik Prau terletak kearah utara dari Tlerep.Setengah dari kawah bagian barat membentuk struktur kaldera. Prau vulkanik menghasilkan endapan piroklastik dan lava andesit basaltis.

2. Episode kedua Beberapa aktivitas vulkanik berkembang didalam kaldera, diantaranya: G. Bisma, yaitu kawah tua yang terpotong membuka kearah barat, dengan produknya berupa lava dan jatuhan piroklastik. G. Seroja memperlihatkan umur lebih muda dengan tingkat erosi selope yang kurang kuat dibandingkan G.Bisma. Produknya berupa lava berkomposisi andesitis dan endapan piroklastika. G.Nagasari, yaitu gunungapi composite, terdapat diantara Dieng-Batur dan berkembang dari utara ke selatan. G. Palangonan dan Mardada memiliki kawah yang berlokasi kearah timur dari Nagasari, masih memperlihatkan morfologi muda (bertekstur halus), serta menghasilkan lava dan endapan piroklastika.

G. Pager Kandang (Sipandu) memiliki kawah pada bagian utara. Solfatara dan fumarola tersebar sepanjang bagian dalam dan luar kawah dengan suhu 74oC, serta batuan lava berkomposisi basaltis, yang tersingkap di dinding kawah. G. Sileri, merupakan kawah preatik yang memperlihatkan aktivitas hydrothermal berupa airpanas dan fumarola. Kawah ini telah aktif sejak dua ratus tahun terahir, menghasilkan piroklastika jatuhan. G. Igir Binem, adalah gunungapi strato yang memiliki dua kawah, disebut dengan telaga warna, yang tingkat aktivitas hidrothermalnya cukup kuat. Group G. Dringo-Paterangan terletak didalam daerah depresi Batur, terdiri dari kawah komposite, menghasilkan lava andesitis dan piroklastik jatuhan. 3. Episode ketiga Aktivitas gunungapi pada episode ini, menghasilkan lava andesit biotit, jatuhan piroklastik dan aktivitas hydrothermal.

Peta Geologi Kawasan G. Dieng

Aspek Geokimia
Komposisi suatu fluida panasbumi dikontrol oleh reaksi-reaksi antara fluida dan mineral yang berfifat tergantung pada temperatur (temperaturedependent reactions), dan membentuk mineral-mineral hidrotermal. Mineral-mineral ubahan yang umumnya terbentuk adalah : mineral lempung, kalsit/karbonat, klorit, pirit, oksida besi, kuarsa sekunder, anhidrit, gypsum, ilit, zeolit dan epidot, silika, seng, strotium, rubidium, lithium, potasium, magnesium, timah hitam, mangan, tembaga, boron, perak, tungsten, emas, secium, dan barium (J. Michael Canty and Dr. Leland, 2006) Salah satu conto lempung yang berasal dari Kawah Candradimuka menunjukan kandungan Cu 564 ppm Keberadaan kelompok mineral alunit (natro alunit, alunit dan jarosit) pada batuan terubah hidrotermal (argilik lanjut) di sekitar Kawah-kawah Sikidang, Sileri dan Candradimuka, menguatkan indikasi bahwa telah terjadi interaksi batuan dengan air asam sulfat tersebut Kandungan Au pada limbah padatan (slurry) dari salah satu sumur, menunjukan kandungan Au 1273 ppb, dan kandungan Au dari conto slurry dan slurry gel dari sumur lainnya bervariasi antara 99 ppb 678 ppb. Produksi slurry diperkirakan 165 ton/bulan dengan perkiraan kandungan ratarata Au 0,477 ppm dapat dihasilkan Au 78,7 gram/bulan (komunikasi lisan staff PT Geo Dipa Energi).

Berdasarkan diagram segitiga dapat diketahui bahwa air kawah Sileri, Sikidang dan Candradimuka tersusun oleh anion utama SO4 , sehingga dapat dikatagorikan sebagai tipe air panas sulfat. Penelitian yang pernah dilakukan bahwa air kawah yang mengandung sulfat dengan menambahkan batu kapur (CaCO3) dapat menghasilkan gipsum sintetis. Reaksinya adalah : CaCO3 + air kawah -- CaSO4.2H2O (Budhy Agung S, 2000) Lapangan panasbumi di dieng ini menghasilkan fluida dua fasa (uap-air).

Aspek Hidrologi
Di Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdapat sumber mata air yang merupakan hulu dari Kali Serayu dengan sumber dari Bisma Lukar yang merupakan hulu dari kali Tulis dgn sumber air dari kaki Gunung Perahu. Sumber-sumber air di Kawasan Dataran Tinggi Dieng banyak dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kawasan utuk pengairan areal pertanian.

Manifestasi Permukaan Panasbumi


Terdapat berbagai manifestasi permukaan kegiatan hidrotermal, termasuk danau, fumarol / solfatara dan mata air panas. Daerah ini juga dikenal untuk pengembangan sumber daya geotermal dan letupan gas maut. Macam macam manifestasi permukaan yang muncul di Kawasan G.Dieng: 1. Mata air panas Bitingan 2. Mata air panas Siglagah 3. Mata air panas Pulosari 4. Mata air panas Jojogan 5. Kawah Pakuwaja 6. Kawah Sileri 7. Kawah Sikidang 8. Kawah Sibanteng 9. Kawah Sinila 10. Kawah Candradimuka 11. Kawah Timbang

Peta kawah-kawah di Kompleks Gunung Dieng

Dampak Lingkungan
Proyek Panasbumi Kawasan Dieng telah menyebabkan : 1. Tiga danau mengering yaitu Telaga Cebong, Telaga Warna dan Pengilong. Kini danau tersebut telah berubah menjadi lapangan sepak bola dan tempat pembuangan sampah (TPS) 2. Hutan gundul, dimana pada saat sekarang ditanami kentang dan sayuran oleh penduduk 3. Pada tahun 1979 sejarah mencatat, terjadi erupsi freatik pada kawah Sinila yang menghasilkan bermacam jenis gas, khususnya CO2. Tingginya akumulasi gas CO2 ketika itu menyebabkan 149 penduduk yang tinggal disekitar daerah letusan tersebut tewas menjadi korban gas beracun yang tidak kasat mata dan tidak berwarna. Pada tahun 2011, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis peta sebaran gas CO2 di kompleks vulkanik Dieng

Peta Sebaran Gas CO2 di komplek Vulkanik Dieng (BNPB,2011)

Pada Juni 2011 kemaren, Kawah Timbang mengeluarkan juga gasnya yang telah sekian tahun tidak dikeluarkan dengan kandungan gas CO2 1,95 persen volume. Sedangkan batas aman kandungan CO2 hanya 0,5 persen volume. Keterangan Gambar Kiri : Kondisi normal Pertanian jarak 3km dr kawah Timbang Gambar Kanan : Gas CO, di Kawah Timbang

Potensi Lapangan Panas Bumi Kawasan G.Dieng


Panas Bumi di daerah ini telah diusahakan oleh PT GEODIPA ENERGI untuk pembangkit tenaga listrik, dengan kapasitas 1 x 60 Mwe yang dijual ke PLN dan telah terintegrasi dalam sistem jaringan interkoneksi Jawa Madura Bali. Sementara sebagian besar potensi lainnya hingga kini belum dimanfaatkan. Pada bulan April 2008, Penelitian bahan galian pada lapangan panas bumi di Dieng yang dilakukan Kelompok Program Penelitian Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, di antaranya dengan melakukan analisis kandungan logam pada lumpur silika hasil endapan fluida berasal dari PLTP, didapatkan kadar yang signifikan beberapa unsur logam. Analisis terhadap tujuh sampel, diperoleh kadar rata-rata: Au 0,477 ppm, perak 3,14 ppm, Hg 1,982 ppm, As 69,14 ppm, Sb 46,14 ppm, Pb 115,43 dan As 199 ppm.

Kesimpulan
Kegiatan gunungapi pada komplek G.Dieng dari yang tua hingga yang termuda dapat dibagi dalam 3 episode
Berdasarkan diagram segitiga dapat diketahui bahwa air kawah Sileri, Sikidang dan Candradimuka tersusun oleh anion utama SO4 , sehingga dapat dikatagorikan sebagai tipe air panas sulfat. Keberadaan kelompok mineral alunit (natro alunit, alunit dan jarosit) pada batuan terubah hidrotermal (argilik lanjut) di sekitar Kawah-kawah Sikidang, Sileri dan Candradimuka, menguatkan indikasi bahwa telah terjadi interaksi batuan dengan air asam sulfat.

Manifestasi permukaan yang muncul di Kawasan ini adalah kegiatan hidrotermal, termasuk danau, fumarol / solfatara dan mata air panas. Daerah ini juga dikenal untuk pengembangan sumber daya geotermal dan letupan gas maut. Macam macam manifestasi permukaan yang muncul di Kawasan G.Dieng: 1. Mata air panas Bitingan 2. Mata air panas Siglagah 3. Mata air panas Pulosari 4. Mata air panas Jojogan 5. Kawah Pakuwaja 6. Kawah Sileri 7. Kawah Sikidang 8. Kawah Sibanteng 9. Kawah Sinila 10. Kawah Candradimuka 11. Kawah Timbang

Hidrologi Di Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdapat sumber mata air yang merupakan hulu dari Kali Serayu dengan sumber dari Bisma Lukar yang merupakan hulu dari kali Tulis dgn sumber air dari kaki Gunung Perahu. Sumber-sumber air di Kawasan Dataran Tinggi Dieng banyak dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kawasan utuk pengairan areal pertanian.

Dampak Lingkungan yang yang di timbulkan akibat eksplorasi panas bumi Kawasan Dieng antara lain yaitu mengeringnya tiga danau yaitu Telaga Cebong, Telaga Warna dan Pengilong. Kini danau tersebut telah berubah menjadi lapangan sepak bola dan tempat pembuangan sampah (TPS), serta penggundulan hutan dimana pada saat sekarang ditanami kentang dan sayuran oleh penduduk. Tingginya akumulasi gas CO2 pada saat kawah Sinilla dan Kawah timbang terjadi erupsi freatik menyebabkan sebagian penduduk yang tinggal disekitar daerah letusan tersebut tewas menjadi korban dan lahan pertanian pun menjadi terancam panen.

Potensi Panas Bumi di Kawasan G.Dieng ini telah diusahakan oleh PT GEODIPA ENERGI untuk pembangkit tenaga listrik, dengan kapasitas 1 x 60 Mwe yang dijual ke PLN dan telah terintegrasi dalam sistem jaringan interkoneksi Jawa Madura Bali.

TERIMA KASIH

FANNY UCUP RISNA FAUZI NABILLA ANDON PRIMA Mba DAMA

You might also like