You are on page 1of 41

CONTRACT DRAFTING

* BUSINESS LAW *

Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S.


1

CONTRACT DRAFTING
Contract hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang mengikatkan diri berdasarkan kesepakatan untuk menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum itu berupa hak dan kewajiban hukum. secara timbal balik antara para pihak. pihak. Fase yang harus dilalui : Fase Pra Contractual : Fase Negosiasi antara kedua belah pihak, tawar menawar, demand and supply. supply. Fase Contractual : Fase Kesepakatan- pemenuhan syarat Kesepakatansahnya contract-pelaksanaan prestasi-berakhirnya contract. contractprestasicontract. Fase Post Contractual : Fase Garansi, pemeliharaan, jaminan cacat tersembunyi dan tuntutan pihak ke tiga ( vrijwaring ).
2

UNSURUNSUR-UNSUR CONTRACT
3 Unsur Contract : Essensialia : unsur yang mutlak harus ada bagi terjadinya
perjanjian. perjanjian. Tanpa unsur ini perjanjian tidak amungkin ada. ada. Contoh : causa yang halal ex Ps 1320 KUHPerdata, harga dan barang yang disepakati dalam perjnjain jual beli, bentuk tertentu dalam perjanjian formal, dsb. dsb. Naturalia : unsur yang tanpa diperjanjikan secara khusus dalam perjanjian secara diam-diam dengan sendirinya dianggap ada diamdalam perjanjian karena sudah merupakan pembawaan atau melekat pada perjanjian. Unsur ini sudah diatur dalam Undangperjanjian. Undangundang, namun dapat disimpangi oleh para pihak. Contoh : pihak. penjual harus menjamin vrijwaring ex Ps 1476 dan 1491 KUHPerdata, namun para pihak dapat menyimpangi ketentuan ini. ini. Accidentalia : unsur yang harus dimuat atau disebut secara tegas atau diperjanjikan secara tegas dalam perjanjian. Contoh : perjanjian. mengenai tempat tinggal atau residence yang dipilih. dipilih.
3

ASASASAS-ASAS PERJANJIAN
Asas hukum : norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif sebagai pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat dan oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. aturanumum. Pada umumnya asas hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang konkrit atau pasal-pasal, seperti pasalmisalnya asas bahwa setiap orang dianggap tahu undangundangundang, asas in dubio pro reo. Beberapa asas hukum yang reo. dituangkan dalam peraturan konkrit, mis : asas presumption of innocence ex. Ps 8 UU No.4 Thn 2004 dan asas nullum delictum ex. No. nulla poena sine praevira lege poenali ex Ps 1 Ayat (1) KUHP. KUHP.

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Ada 4 asas penting dalam suatu kontrak atau perjanjian : asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme, asas mengikatnya perjanjian atau pacta sunt servanda, dan asas itikad baik. servanda, baik. (1) Asas kebebasan berkontrak = otonomi para pihak = partij autonomie = freedom of making contract : penjabaran dari Buku III KUHPerdata yang menganut sistem terbuka ( optional law ). Asas ini dapat disimpulkan dari Ps 1338 Ayat (1) KUHPerdata : Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi undangmereka yang membuatnya .
5

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Dengan menekankan pada kata semua , maka ps ini seolahseolah-olah berisikan suatu pernyataan kepada masyarakat bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja atau tentang apa saja dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang membuatnya sebagai undangundangundang. undang. Dengan kata lain, kita diperbolehkan membuat undangundang-undang bagi kita sendiri. Pasal-pasal Hukum sendiri. PasalPerjanjian hanya berlaku, apabila kita tidak mengadakan sendiri aturan-aturan dalam perjanjian yang kita buat. aturanbuat. Dari kata semua dapat disimpulkan bahwa : setiap orang bebas untuk mengadakan atau tidak mengadakan perjanjian dengan siapapun juga; bebas untuk menentukan sendiri isi juga; dan syarat-syarat perjanjian dan bebas untuk menundukkan syaratdiri kepada ketentuan hukum mana perjanjian yang kita buat itu. itu.
6

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Asas kebebasan berkontrak ini merupakan perwujudan dari kehendak bebas dan pancaran hak asasi manusia. Setiap orang bebas untuk manusia. membuat segala jenis perjanjian asal tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban undangumum dan kesusilaan ex Ps 1337 KUHPerdata. KUHPerdata. (2) Asas konsensualisme : Perjanjian lahir, terjadi, timbul, berlaku sejak saat tercapainya kata sepakat diantara para pihak tanpa perlu adanya formalitas tertentu. tertentu. Asas ini disimpulkan dari kata perjanjian yang dibuat secara sah dalam Ps 1338 Ayat (1) yo Ps 1320 Angka (1) KUHPerdata. KUHPerdata.
7

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Oleh karena dalam ps tersebut tidak disebutkan suatu formalitas tertentu di samping kesepakatan yang telah tercapai , maka dpt disimpulkan bhw setiap perjanjian itu sudah sah dalam arti mengikat para pihak, apabila sudah tercapai kesepakatan mengenai hal-hal yang pokok atau halhal yang menjadi obyek perjanjian itu. itu. Dalam membuat kontrak pada umumnya para pihak tidak terikat pada bentuk tertentu. Kontrak tertentu. dapat dibuat secara lisan maupun tertulis. Bentuk tertulis. tertulis secara yuridis hanya dimaksudkan untuk alat bukti tentang terjadinya perjanjian tsb. tsb.
8

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Namun demikian hukum kontrak juga mengenal perjanjian yang harus dibuat dalam bentuk tertentu, yang disebut perjanjian formal, dg ancaman batal. Misal; Perjanjian damai, hibah dan batal. Misal; asuransi. asuransi. Disamping itu hukum kontrak juga mengenal adanya perjanjian riil, yaitu perjanjian yang terjadinya harus disertai dengan penyerahan barang yang menjadi obyek perjanjian, mis. mis. Perjanjian penitipan barang, perjanjian pinjam pakai. pakai.
9

Dalam praktek kontrak selalu dibuat dalam bentuk tertulis. Bahkan sering dibuat MOU sebagai bentuk tertulis. ikatan dasar yang dalam sistem common law disebut juga gentlement agreement, namun dalam sistem hukum Indonesia MOU itu pada hakekatnya juga perjanjian spt yang diatur di dalam KUHPerdata. KUHPerdata. Dalam merumuskan ketentuan dalam kontrak bahasa harus terang atau jelas agar tidak terjadi ambiguity; ambiguity; kalimat harus jelas , agar tdk menimbulkan multi interpretasi; bahasa harus baik dan benar; gunakan interpretasi; benar; bahasa yang sudah lazim dipakai dalam kontrak; bahasa kontrak; terjemahan harus dicarikan padanannya yang tepat, dsb. dsb.
10

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


(3) Asas Pacta Sunt Servanda. Asas ini dapat Servanda. disimpulkan dari kata berlaku sebagai undangundangundang bagi mereka yang membuatnya dalam Ps 1338 Ayat (1) KUHPerdata. Para pihak harus KUHPerdata. mematuhi dan menghormati perjanjian yang dibuatnya karena perj tsb mrpkn Undang-undang Undangbagi kedua belah pihak. Hal ini dikuatkan oleh Ps pihak. 1338 Ayat (2) : perjanjian-perjanjian tidak dapat perjanjianditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh alasanUndangUndang-undang dinyatakan cukup untuk itu. itu.
11

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Asas pacta sunt servanda berkaitan dengan akibat perjanjian. perjanjian. Asas ini sering disebut asas kepastian hukum. hukum. Dengan asas ini tersimpul adanya larangan bagi hakim untuk mencampuri isi perjanjian. perjanjian. Disinilah makna asas kepastian hukum itu. itu. (4) Asas itikat baik = te goeder trouw = in good faith. Asas faith. ini ada 2 : subyektif dan obyektif. Diatur di dalam obyektif. Pasal 1338 Ayat (3) KUHPerdata : perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. baik.
12

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Asas itikad baik subyektif : kejujuran pada diri seseorang atau niat baik yang bersih dari para pihak, sedangkan asas itikad baik obyektif : pelaksanaan perjanjian itu harus berjalan di atas rel yang benar, harus mengindahkan norma-norma normakepatutan dan kesusilaan. kesusilaan. Asas itikad baik ini secara teoritis sering dikatakan sebagai blanket norm atau norma kabur , shg di dalam praktek sampai sekarang masih menyisakan perdebatan ttg difinisi itikad baik tersebut. tersebut. Di Belanda sendiri asas ini sudah mengalami pergeseran pemaknaannya. pemaknaannya. Belanda tdk lagi menggunakan istilah te goeder trouw seperti di dalam Pasal 1374 Ayat (3) BW Belanda , 1338 Ayat (3) KUHPerdata tapi sudah diganti dg istilah bellijkheid en redelijkheid di dalam Ps 6.248.1 NBW yang berarti 248. kepantasan atau kerasionalan dan kepatutan. kepatutan.
13

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


HR Belanda mengatakan bahwa doktrin te gorder trouw sebenarnya mrpkn doktrin yang merujuk kepada kerasionalan dan kepatutan (redelijkheid en billijkheid) yang billijkheid) hidup dalam masyarakat. Jadi melaksanakan perjanjian masyarakat. dengan itikad baik berarti melaksanakan perjanjian menurut dasar kerasionalan dan kepatutan (volgens de eisen van redelijkheid en billijkheid ). Memperhatikan itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian tidak lain adalah menafsirkan perjanjian menurut ukuran kerasionalan dan kepatutan. O.k.i di Belanda istilah te kepatutan. goeder trouw diganti dg istilah redelijkheid en billijkheid di dalam Ps 6.248.1 NBW : een overeenkomst heeft niet allen de door 248. partijen overeengekomen rechtsvolgen, maar die ook die welke, naar de aard van de overeenkomst, uit de wet, gewondte of de eisen van redelijkheid en billijkheid voortvloeien .
14

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Dalam perkembangan praktek asas itikad baik sudah menguasai pula keadaan sebelum kontrak mencapai kesepakatan ( pra contratuele verhouding ), karena asas ini sudah dirasakan perlunya di dalam fase negosiasi dan penyusunan kontrak. kontrak. Namun demikian perlu diperhatikan penerapan asas ini dalam fase pra kontraktual krn masih menimbulkan berbagai permasalahan. Hal itu permasalahan. berkaitan dg persoalan apakah hubungan pra kontrak termasuk hubungan hukum kontrak atau hubungan hukum lainnya ?. Norma apakah yang mengatur hubungan pra kontrak tersebut ?. Apakah hubungan tsb mrpkn perbuatan melawan hukum dan berkaitan dg asas kecermatan pihak yang satu terhadap yang lain ( duty of care ) dan apakah prinsip itikad baik pra kontrak diderivasi dari hukum kontrak ?.Apakah MOU itu masuk dlm fase pra kontrak ?.

15

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Di Belanda, penafsiran asas itikad baik ( te gorder trouw menjadi redelijkheid en billijkheid ) dalam kontrak oleh Pengadilan muncul dalam perkara Hengsten Vereniging v Onderlinge Paarden en Vee Assurantie ( Artist de Laboureur Arrest ), HR 9 Februari 1923, NJ 1923, 676 ). 1923, 1923, Indonesia dpt dipelajari dalam perkara Ny.Lie Lian Joun v Arthur Ny. Tutuarima, No.91/1970/Perd/PT.B. ( Put PT Bandung ); Perkara No.91/1970/Perd/PT. S.T.Silalahi v Suryono dan kawan-kawan No.3703 K/Pdt/1986 : Risiko kawanNo. K/Pdt/1986 perubahan nilai mata uang dibebankan kepada kedua belah pihak menurut imbangan yang sama dengan menggunakan emas sebagai standar atau patokannya, atas dasar asas itikad baik. baik. Di AS dan Belanda dalam menghadapi ketidakrasionalan dan ketidakpatutan baik dalam negosiasi dan penyusunan kontrak, telah dianut perluasan asas itikad baik ke dalam hubungan pra kontraktual, dengan menggunakan doktrin undue influence atau misbruik van omstandigheden dan unconscionability, karena terjadinya perjanjian yang mengandung unconscionability, unsur tekanan yang tidak patut, tetapi tidak dapat diketegorikan pada paksaan ( duress ).
16

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Misbruik van omstandigheden terjadi manakala seseorang di dalam suatu perjanjian dipengaruhi oleh suatu hal yang menghalangi untuk melakukan penilaian (judgment) yang judgment) bebas dari pihak lainnya, sehingga ia tidak dapat mengambil putusan yang independen. independen. Tekanan terjadi karena salah satu pihak mempunyai kedudukan khusus (fiduciary and confidence) , mempunyai confidence) keunggulan ekonomis dan kejiwaan yang lebih kuat. Bovag kuat. Arrest III, HR 26 Februari 1960, NJ 1965,373; Pts MA 1960, 1965,373; No. No.3341 K/Pdt 1985 : Kasus : Sri Setyaningsih v Ny. Ny. Boesono dan R. Boesono tentang bunga 10 % per bulan tidak sesuai dengan kepatutan. kepatutan.

17

AsasAsas-asas Perjanjian (Lanjutan)


Dalam hukum kontrak, itikad baik memiliki tiga fungsi :
1) Fungsi standart : Semua kontrak harus ditafsirkan sesuai dengan itikad baik; baik; 2) Fungsi menambah ( aanvullende werking van de te goeder trouw ). Hakim dpt menambah isi perjanjian dan menambah katakata-kata peraturan perundang-undangan yang perundangberkaitan dengan perjanjian itu; itu; 3) Fungsi membatasi dan meniadakan ( beperkende en derogerende werking van de te gorder trouw ). Hakim dapat mengesampingkan isi perj atau peraturan perundangperundangundangan yang berkaitan dengan perjanjian jika terjadi perubahan keadaan yang dapat mengakibatkan ketidakadilan. ketidakadilan.
18

TEORI LAHIRNYA KATA SEPAKAT


Arti penting penetuan lahirnya kesepakatan: bagi kesepakatan: penentuan risiko, kesempatan penarikan kembali penawaran, saat mulai dihitungnya jangka waktu kadaluwarsa, menentukan tempat terjadinya perjanjian. perjanjian. Teori Pernyataan (Uitingstheorie). Saat lahirnya perjanjian Uitingstheorie) adalah pada saat telah dikeluarkannya pernyataan tentang penerimaan suatu penawaran. penawaran. Teori Pengiriman (Verzendingstheorie). Saat lahirnya Verzendingstheorie) perjanjian adalah pada saat pengiriman jawaban akseptasi, sehingga orang mempunyai pegangan relatif pasti mengenai saat terjadinya perjanjian . Tanggal cap pos misalnya dapat dipakai sebagai patokan. patokan.
19

TEORI LAHIRNYA KATA SEPAKAT (Lanjutan)


Teori Pengetahuan ( Vernemingstheorie ). Teori ini lahir untuk mengatasi kelemahan dari teori pengiriman. Mnrt pengiriman. teori ini saat lahirnya perj adalah pada saat jawaban akseptasi diketahui oleh orang yang menawarkan, yaitu pada saat jawaban diketahui isinya oleh yang menawarkannya. menawarkannya. Teori Penerimaan ( Ontvangstheorie ). Sbg jawaban atas kelemahan teori pengetahuan, lahirlah teori penerimaan. penerimaan. Berdasarkan teori ini, saat lahirnya perjanjian adalah pada saat diterimanya surat jawaban dari penerima penawaran, tidak peduli apakah surat tsb dibuka atau dibiarkan, yang penting sdh sampai. Teori ini telah menjadi communis sampai. opinio docturum. docturum.
20

SYARAT SAHNYA KONTRAK


Syarat sahnya kontrak diatur di dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Ada 4 syarat sahnya kontrak : 1. kesepakatan mereka yang mengikatkan diri; 2. kecakapan mereka yang membuat kontrak; 3. suatu hal tertentu; 4. suatu sebab yang halal. Syarat 1 dan 2 disebut syarat subyektif, karena menyangkut subyek pembuat kontrak. Syarat 3 dan 4 disebut syarat obyektif, karena menyangkut obyek kontrak.
21

Syarat Sahnya Kontrak (Lanjutan)


Akibat hukum tdk dipenuhinya syarat subyektif kontrak dpt dibatalkan (vernietigbaar), artinya akan dibatalkan atau vernietigbaar), tdk terserah pihak yang berkepentingan , sedang jika tidak dipenuhi syarat obyektif maka kontrak itu batal demi hukum, artinya kontrak itu sejak semula dianggap tidak pernah ada. ada.
22

PELAKSANAAN KONTRAK
Pelaksanaan : pemenuhan hak dan kewajiban atau prestasi dan kontra prestasi shg tujuan perj tercapai. tercapai. Ps 1234 KUHPerdata menentukan wujud prestasi ada 3 : memberi sesuatu ( mis : dlm perj jual beli ), berbuat sesuatu ( mis : perjanjian perburuhan ) dan tidak berbuat sesuatu ( mis : dlm per perburuhan, buruh tdk boleh melakukan perbuatan hukum tertentu dlm waktu tertentu ) Pelaksanaan perj : dapat dilakukan sendiri, dpt dg bantuan orang lain, dilakukan pihak 3 untuk dan atas nama debitur. debitur.
23

MENAFSIRKAN KONTRAK
1. Jika kata-kata dalam suatu perjanjian jelas, tdk katadiperkenankan menyimpang daripadanya dg jalan menafsirkan ( Ps 1342 KUHPdt ); 2. Jika kata-kata suatu perjanjian dpt diberikan arti berbagai katamacam pengertian, harus dipilih menyelidiki maksud kedua belah pihak yang membuat perjanjian, dari pada memegang teguh arti kata-kata menurut huruf ( Ps 1343 kataKUHPdt ); 3. Jika sesuatu perjanjian dapat diberikan dua macam pengertian, maka harus dipilih pengertian yang sedemikian rupa yang memungkinkan janji itu dilaksanakan dari pada memberikan pengertian yang tidak memungkinkan suatu pelaksanaan ( Ps 1344 KUHPdt );
24

MENAFSIRKAN KONTRAKKONTRAKLANJUTAN
4. 5. 6. 7. 8. Jika kata-kata dapat diberikan dua macam pengertian, maka harus katadipilih pengertian yang paling selaras dengan sifat perjanjian ( Ps 1345 KUHPdt ); Apa yang diragukan harus ditafsirkan menurut apa yang menjadi kebiasaan dalam negeri atau di tempat, di mana perjanjian telah dibuat ( Ps 1346 KUHPdt ); Hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan, dianggap Halsecara diam-diam dimasukkan dalam perjanjian, meskipun tidak diamdengan tegas dinyatakan ( Ps 1347 KUHPdt ); Semua janji yang dibuat dalam suatu perj, hrs diartikan dalam hubungan satu sama lain, tiap2 janji hrs ditafsirkan dlm rangka perj tiap2 seluruhnya ( Ps 1348 KUHPdt ); Jika ada keraguan, maka suatu perj hrs ditafsirkan atas kerugian orang yang telah meminta diperjanjikannya suatu hal dan utk keuntungan orang yang telah mengikatkan dirinya untuk itu ( Ps 1349 KUHPdt ).

25

WANPRESTASI
Wanprestasi , ingkar janji, wanprestatie, default, prestasi buruk artinya tdk melakukan kewajiban kontratualnya sesuai dg kesepakatan yang dibuatnya. dibuatnya. Debitur dikatakan wanprestasi, hrs dipenuhi dua syarat :
1. Syarat materiil : adanya kesalahan ( sengaja dan lalai ). Sengaja : perbuatan yang dilakukan memang diketahui dan dikehendaki. dikehendaki. Lalai : yang diketahui hanya perbuatan itu mungkin menimbulkan kerugian bagi orang lain. Untuk adanya kesalahan lain. hrs dipenuhi dua syarat : a. perbuatan tsb hrs dapat dihindarkan; dihindarkan; b. perbuatan tsb hrs dpt diperslahkan kepada si pelaku. pelaku. 2. Syarat formil : adanya teguran atau penetapan lalai atau somatie dari kreditur kepada debitur. debitur.

26

WANPRESTASI - LANJUTAN
Wujud wanprestasi dapat berupa : 1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya; dilakukannya; 2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana diperjanjikan; diperjanjikan; 3. Melakukan apa yang diperjanjikannya, tetapi terlambat; terlambat; 4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. dilakukan.
27

WANPRESTASI - LANJUTAN
Akibat hukum debitur wanprestasi : 1. membayar ganti rugi; 2. pembatalan perjanjian; 3. peralihan risiko; 4. pembayaran biaya perkara.

28

OVERMACHT
Overrmacht , Force majeure : keadaan atau kejadian yang tidak dapat diduga terjadinya sebelumnya, shg menghalangi seorang debitur untuk melaksanakan prestasinya di luar kesalahannya. kesalahannya. Overmacht dpt sbg alasan debitur utk dibebaskan dari kewajiban membayar ganti rugi. rugi. Overmacht ada dua :
1. Absolut overmacht , obyektif ( tetap ) : apabila perj sama sekali tdk mungkin dilaksanakan, prestasi tdk mungkin dilaksanakan, mis : barang hilang, dirampok, dicuri, dsb. dsb. 2. Relatief overmacht, subyektif ( tdk tetap ) : debitur masih mungkin melaksanakan prestasi tapi membutuhkan pengorbanan yang sangat besar , mis : krisis ekonomi, sakit, dsb. dsb.

29

BERAKHIRNYA KONTRAK
Ada 6 cara mengakhiri kontrak :
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ditentukan lebih dahulu di dalam kontrak; Ditentukan oleh undang-undang ; undangDengan pernyatan menghentikan perjanjian (opzeging ); Perjanjian hapus karena keputusan hakim; Perjanjian hapus karena telah tercapai tujuan perjanjian itu; Perjanjian hapus karena persetujuan para pihak.

30

BERAKHIRNYA KONTRAKKONTRAKLANJUTAN
Perjanjian baru benar-benar berakhir jika seluruh isi perjanjian telah benarditunaikan. ditunaikan. Isi perjanjian itu adalah perikatan. Ps 1381 KUHPdt perikatan. mengatur cara hapusnya perikatan : 1. Pembayaran; Pembayaran; 2. Penawaran pembayaran tunai diikuti penyimpanan; penyimpanan; 3. Pembaharuan utang atau Novasi; Novasi; 4. Percampuran utang; utang; 5. Pembabasan utang; utang; 6. Pembebasan utang; utang; 7. Musnahnya benda yang menjadi obyek perikatan; perikatan; 8. Syarat batal dalam setiap perjanjian; perjanjian; 9. Berlakunya syarat batal; batal; 10. Karena lampaunya waktu. 10. waktu.

31

Contoh Kasus
Bahwa Bank A Cabang Singapura, telah memberikan kredit kepada PT.X dengan limit US $ 4.000.000,--. 4.000.000,--. PT.X.1. yang berkedudukan di Indonesia kemudian bertindak sebagai Penjamin ( Morgator ) dengan memberikan Hipotik kepada bank A , atas fasilitas kredit tersebut. Demikian pula PT.X.1. juga memberikan kuasa untuk memasang hipotik atas aset PT.X.1. yang berada di Jl. Sirping, Porong, Pasuruhan , Jawa Timur.

32

Contoh Kasus
Bahwa bersamaan dengan itu ditandatangani pula General Agreement Governing Banking Facilities dan Agreement Governing Overdraft Facility, pada tanggal 17 Juli 1995. Bahwa PT.X. adalah salah satu pendiri PT.X.1. yang berkedudukan di Indonesia tersebut dengan penyertaan saham senilai 95 % dari modal yang ditempatkan.
33

Contoh Kasus
Sebagai tindak lanjut dari Fasilitas Kredit tsb, kemudian dibuat Akta Pengalihan Hak antara PT.X.1. selaku Pihak Pertama/Pemberi Hak/Debitur dengan Bank A selaku Pihak Kedua/Penerima Hak/Kreditur. Obyek hak yag dialihkan sbg jaminan hutang itu adalah : tanah di daerah Porong tersebut seluas kurang lebih 25.000 m2.
34

Contoh Kasus
Cessie atas hak atas tanah tsb baru bisa dilaksanakan oleh Penerima Hak apabila Pemberi Hak atau Debitur dalam keadaan wan prestasi sesuai dg yg ditentukan dalam Perjanjian Kredit. Dg Cessie , Pemberi hak memberi Kuasa kepada Penerima Hak untuk mengajukan permohonan hak atas tanah atas nama Penerima Hak atau yang ditunjuk apabila Pemberi Hak wan prestasi.
35

Contoh Kasus
Dengan Cessie, Penerima Hak juga dibolehkan mengalihkan hak atas tanah tsb kepada pihak lain. Memasukkan hasil penarikan uang sewa dll kedlm rekening Pemberi Hak/Debitur yang ada di Penerima hak atau Cabangnya. Melakukan segala tindakan yang dpt dijalankan Pemberi Hak/Debitur, satupun tdk ada yg dikecualikan.
36

Contoh Kasus
Pengalihan Hak tetap berlaku dan mengikat para pihak selama Penerima Hak/Debitur masih terikat dlm hubungan Pinjam meminjam. Di dalam Akta Hipotik ditentukan bahwa Pemberi Hipotik dengan ini memberi kuasa penuh yang tidak dapat dicabut kembali, untuk menjual secara lelang umum atas tanah yg dihipotikkan dan melakukan perbuatan hukum sesuai dg Akta Hipotik. Akta Hipotiknya sdh keluar Sertifikat Hipotiknya.

37

Contoh Kasus
Bahwa saat ini PT.X di Singapura, dalam proses likuidasi dan pailit di Pengadilan Singapura. Bersamaan dengan itu, PT.X.1. di Indonesia memiliki sengketa dg Serikat Pekerjanya. Berdasarkan Putusan P4P, PT.X.1. diwajibkan membayar upah dan pesangon kepada Pekerja yang telah di PHK. PT.X.1. tdk melaksanakan putusan P4P tsb.
38

Contoh Kasus
Kemudian Serikat Pekerja menempuh upaya hukum dengan melaksanakan eksekusi atas tanah tsb ke PN Pasuruhan. Saat ini PN Pasuruhan telah mengeluarkan Sita Eksekusi atas tanah dan bangunan yang dikuasai dan dmiliki oleh PT.X.1. yang terletak di Porong tersebut. Bahwa berdasarkan Ps 95 UU.No.13 Thn 2003 Tg Ketenagakerjaan, hak pekerja adalah hak preferen.
39

Contoh Kasus
Kemudian Serikat Pekerja PT.X.1. menawarkan kepada Bank A untuk damai dg membagi hasil lelang 50 : 50. Bahwa setelah diteliti kemudian terdapat perbedaan pencantuman nama Pihak Debitur, dimana dlm Perjanjian Kredit disebutkan yang menjadi Borrower adalah PT.X di Singapura, namun dalam Sertifikat Hipotik tertulis PT.X.1.
40

Contoh Kasus
Permasalahannya : Bagaimana status hukum Sertifikat Hipotik tersebut, dlm kaitannya dengan hak preferen Bank A atas hasil eksekusi lelang atas tanah yg menjadi obyek hipotik , dikaitkan dengan hak mendahului dari Serikat Pekerja berdasarkan Ps 95 UU No.13 Tahun 2003 tsb ?. Jika Bank A menerima tawaran Serikat Pekerja untuk membagi 2 hasil lelang tersebut, apakah Bank A masih berhak atas kekurangannya terhadap aset PT.X.1. ?.
41

You might also like