Professional Documents
Culture Documents
* BUSINESS LAW *
CONTRACT DRAFTING
Contract hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang mengikatkan diri berdasarkan kesepakatan untuk menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum itu berupa hak dan kewajiban hukum. secara timbal balik antara para pihak. pihak. Fase yang harus dilalui : Fase Pra Contractual : Fase Negosiasi antara kedua belah pihak, tawar menawar, demand and supply. supply. Fase Contractual : Fase Kesepakatan- pemenuhan syarat Kesepakatansahnya contract-pelaksanaan prestasi-berakhirnya contract. contractprestasicontract. Fase Post Contractual : Fase Garansi, pemeliharaan, jaminan cacat tersembunyi dan tuntutan pihak ke tiga ( vrijwaring ).
2
UNSURUNSUR-UNSUR CONTRACT
3 Unsur Contract : Essensialia : unsur yang mutlak harus ada bagi terjadinya
perjanjian. perjanjian. Tanpa unsur ini perjanjian tidak amungkin ada. ada. Contoh : causa yang halal ex Ps 1320 KUHPerdata, harga dan barang yang disepakati dalam perjnjain jual beli, bentuk tertentu dalam perjanjian formal, dsb. dsb. Naturalia : unsur yang tanpa diperjanjikan secara khusus dalam perjanjian secara diam-diam dengan sendirinya dianggap ada diamdalam perjanjian karena sudah merupakan pembawaan atau melekat pada perjanjian. Unsur ini sudah diatur dalam Undangperjanjian. Undangundang, namun dapat disimpangi oleh para pihak. Contoh : pihak. penjual harus menjamin vrijwaring ex Ps 1476 dan 1491 KUHPerdata, namun para pihak dapat menyimpangi ketentuan ini. ini. Accidentalia : unsur yang harus dimuat atau disebut secara tegas atau diperjanjikan secara tegas dalam perjanjian. Contoh : perjanjian. mengenai tempat tinggal atau residence yang dipilih. dipilih.
3
ASASASAS-ASAS PERJANJIAN
Asas hukum : norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif sebagai pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat dan oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. aturanumum. Pada umumnya asas hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang konkrit atau pasal-pasal, seperti pasalmisalnya asas bahwa setiap orang dianggap tahu undangundangundang, asas in dubio pro reo. Beberapa asas hukum yang reo. dituangkan dalam peraturan konkrit, mis : asas presumption of innocence ex. Ps 8 UU No.4 Thn 2004 dan asas nullum delictum ex. No. nulla poena sine praevira lege poenali ex Ps 1 Ayat (1) KUHP. KUHP.
Dalam praktek kontrak selalu dibuat dalam bentuk tertulis. Bahkan sering dibuat MOU sebagai bentuk tertulis. ikatan dasar yang dalam sistem common law disebut juga gentlement agreement, namun dalam sistem hukum Indonesia MOU itu pada hakekatnya juga perjanjian spt yang diatur di dalam KUHPerdata. KUHPerdata. Dalam merumuskan ketentuan dalam kontrak bahasa harus terang atau jelas agar tidak terjadi ambiguity; ambiguity; kalimat harus jelas , agar tdk menimbulkan multi interpretasi; bahasa harus baik dan benar; gunakan interpretasi; benar; bahasa yang sudah lazim dipakai dalam kontrak; bahasa kontrak; terjemahan harus dicarikan padanannya yang tepat, dsb. dsb.
10
15
17
PELAKSANAAN KONTRAK
Pelaksanaan : pemenuhan hak dan kewajiban atau prestasi dan kontra prestasi shg tujuan perj tercapai. tercapai. Ps 1234 KUHPerdata menentukan wujud prestasi ada 3 : memberi sesuatu ( mis : dlm perj jual beli ), berbuat sesuatu ( mis : perjanjian perburuhan ) dan tidak berbuat sesuatu ( mis : dlm per perburuhan, buruh tdk boleh melakukan perbuatan hukum tertentu dlm waktu tertentu ) Pelaksanaan perj : dapat dilakukan sendiri, dpt dg bantuan orang lain, dilakukan pihak 3 untuk dan atas nama debitur. debitur.
23
MENAFSIRKAN KONTRAK
1. Jika kata-kata dalam suatu perjanjian jelas, tdk katadiperkenankan menyimpang daripadanya dg jalan menafsirkan ( Ps 1342 KUHPdt ); 2. Jika kata-kata suatu perjanjian dpt diberikan arti berbagai katamacam pengertian, harus dipilih menyelidiki maksud kedua belah pihak yang membuat perjanjian, dari pada memegang teguh arti kata-kata menurut huruf ( Ps 1343 kataKUHPdt ); 3. Jika sesuatu perjanjian dapat diberikan dua macam pengertian, maka harus dipilih pengertian yang sedemikian rupa yang memungkinkan janji itu dilaksanakan dari pada memberikan pengertian yang tidak memungkinkan suatu pelaksanaan ( Ps 1344 KUHPdt );
24
MENAFSIRKAN KONTRAKKONTRAKLANJUTAN
4. 5. 6. 7. 8. Jika kata-kata dapat diberikan dua macam pengertian, maka harus katadipilih pengertian yang paling selaras dengan sifat perjanjian ( Ps 1345 KUHPdt ); Apa yang diragukan harus ditafsirkan menurut apa yang menjadi kebiasaan dalam negeri atau di tempat, di mana perjanjian telah dibuat ( Ps 1346 KUHPdt ); Hal-hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan, dianggap Halsecara diam-diam dimasukkan dalam perjanjian, meskipun tidak diamdengan tegas dinyatakan ( Ps 1347 KUHPdt ); Semua janji yang dibuat dalam suatu perj, hrs diartikan dalam hubungan satu sama lain, tiap2 janji hrs ditafsirkan dlm rangka perj tiap2 seluruhnya ( Ps 1348 KUHPdt ); Jika ada keraguan, maka suatu perj hrs ditafsirkan atas kerugian orang yang telah meminta diperjanjikannya suatu hal dan utk keuntungan orang yang telah mengikatkan dirinya untuk itu ( Ps 1349 KUHPdt ).
25
WANPRESTASI
Wanprestasi , ingkar janji, wanprestatie, default, prestasi buruk artinya tdk melakukan kewajiban kontratualnya sesuai dg kesepakatan yang dibuatnya. dibuatnya. Debitur dikatakan wanprestasi, hrs dipenuhi dua syarat :
1. Syarat materiil : adanya kesalahan ( sengaja dan lalai ). Sengaja : perbuatan yang dilakukan memang diketahui dan dikehendaki. dikehendaki. Lalai : yang diketahui hanya perbuatan itu mungkin menimbulkan kerugian bagi orang lain. Untuk adanya kesalahan lain. hrs dipenuhi dua syarat : a. perbuatan tsb hrs dapat dihindarkan; dihindarkan; b. perbuatan tsb hrs dpt diperslahkan kepada si pelaku. pelaku. 2. Syarat formil : adanya teguran atau penetapan lalai atau somatie dari kreditur kepada debitur. debitur.
26
WANPRESTASI - LANJUTAN
Wujud wanprestasi dapat berupa : 1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya; dilakukannya; 2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana diperjanjikan; diperjanjikan; 3. Melakukan apa yang diperjanjikannya, tetapi terlambat; terlambat; 4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. dilakukan.
27
WANPRESTASI - LANJUTAN
Akibat hukum debitur wanprestasi : 1. membayar ganti rugi; 2. pembatalan perjanjian; 3. peralihan risiko; 4. pembayaran biaya perkara.
28
OVERMACHT
Overrmacht , Force majeure : keadaan atau kejadian yang tidak dapat diduga terjadinya sebelumnya, shg menghalangi seorang debitur untuk melaksanakan prestasinya di luar kesalahannya. kesalahannya. Overmacht dpt sbg alasan debitur utk dibebaskan dari kewajiban membayar ganti rugi. rugi. Overmacht ada dua :
1. Absolut overmacht , obyektif ( tetap ) : apabila perj sama sekali tdk mungkin dilaksanakan, prestasi tdk mungkin dilaksanakan, mis : barang hilang, dirampok, dicuri, dsb. dsb. 2. Relatief overmacht, subyektif ( tdk tetap ) : debitur masih mungkin melaksanakan prestasi tapi membutuhkan pengorbanan yang sangat besar , mis : krisis ekonomi, sakit, dsb. dsb.
29
BERAKHIRNYA KONTRAK
Ada 6 cara mengakhiri kontrak :
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ditentukan lebih dahulu di dalam kontrak; Ditentukan oleh undang-undang ; undangDengan pernyatan menghentikan perjanjian (opzeging ); Perjanjian hapus karena keputusan hakim; Perjanjian hapus karena telah tercapai tujuan perjanjian itu; Perjanjian hapus karena persetujuan para pihak.
30
BERAKHIRNYA KONTRAKKONTRAKLANJUTAN
Perjanjian baru benar-benar berakhir jika seluruh isi perjanjian telah benarditunaikan. ditunaikan. Isi perjanjian itu adalah perikatan. Ps 1381 KUHPdt perikatan. mengatur cara hapusnya perikatan : 1. Pembayaran; Pembayaran; 2. Penawaran pembayaran tunai diikuti penyimpanan; penyimpanan; 3. Pembaharuan utang atau Novasi; Novasi; 4. Percampuran utang; utang; 5. Pembabasan utang; utang; 6. Pembebasan utang; utang; 7. Musnahnya benda yang menjadi obyek perikatan; perikatan; 8. Syarat batal dalam setiap perjanjian; perjanjian; 9. Berlakunya syarat batal; batal; 10. Karena lampaunya waktu. 10. waktu.
31
Contoh Kasus
Bahwa Bank A Cabang Singapura, telah memberikan kredit kepada PT.X dengan limit US $ 4.000.000,--. 4.000.000,--. PT.X.1. yang berkedudukan di Indonesia kemudian bertindak sebagai Penjamin ( Morgator ) dengan memberikan Hipotik kepada bank A , atas fasilitas kredit tersebut. Demikian pula PT.X.1. juga memberikan kuasa untuk memasang hipotik atas aset PT.X.1. yang berada di Jl. Sirping, Porong, Pasuruhan , Jawa Timur.
32
Contoh Kasus
Bahwa bersamaan dengan itu ditandatangani pula General Agreement Governing Banking Facilities dan Agreement Governing Overdraft Facility, pada tanggal 17 Juli 1995. Bahwa PT.X. adalah salah satu pendiri PT.X.1. yang berkedudukan di Indonesia tersebut dengan penyertaan saham senilai 95 % dari modal yang ditempatkan.
33
Contoh Kasus
Sebagai tindak lanjut dari Fasilitas Kredit tsb, kemudian dibuat Akta Pengalihan Hak antara PT.X.1. selaku Pihak Pertama/Pemberi Hak/Debitur dengan Bank A selaku Pihak Kedua/Penerima Hak/Kreditur. Obyek hak yag dialihkan sbg jaminan hutang itu adalah : tanah di daerah Porong tersebut seluas kurang lebih 25.000 m2.
34
Contoh Kasus
Cessie atas hak atas tanah tsb baru bisa dilaksanakan oleh Penerima Hak apabila Pemberi Hak atau Debitur dalam keadaan wan prestasi sesuai dg yg ditentukan dalam Perjanjian Kredit. Dg Cessie , Pemberi hak memberi Kuasa kepada Penerima Hak untuk mengajukan permohonan hak atas tanah atas nama Penerima Hak atau yang ditunjuk apabila Pemberi Hak wan prestasi.
35
Contoh Kasus
Dengan Cessie, Penerima Hak juga dibolehkan mengalihkan hak atas tanah tsb kepada pihak lain. Memasukkan hasil penarikan uang sewa dll kedlm rekening Pemberi Hak/Debitur yang ada di Penerima hak atau Cabangnya. Melakukan segala tindakan yang dpt dijalankan Pemberi Hak/Debitur, satupun tdk ada yg dikecualikan.
36
Contoh Kasus
Pengalihan Hak tetap berlaku dan mengikat para pihak selama Penerima Hak/Debitur masih terikat dlm hubungan Pinjam meminjam. Di dalam Akta Hipotik ditentukan bahwa Pemberi Hipotik dengan ini memberi kuasa penuh yang tidak dapat dicabut kembali, untuk menjual secara lelang umum atas tanah yg dihipotikkan dan melakukan perbuatan hukum sesuai dg Akta Hipotik. Akta Hipotiknya sdh keluar Sertifikat Hipotiknya.
37
Contoh Kasus
Bahwa saat ini PT.X di Singapura, dalam proses likuidasi dan pailit di Pengadilan Singapura. Bersamaan dengan itu, PT.X.1. di Indonesia memiliki sengketa dg Serikat Pekerjanya. Berdasarkan Putusan P4P, PT.X.1. diwajibkan membayar upah dan pesangon kepada Pekerja yang telah di PHK. PT.X.1. tdk melaksanakan putusan P4P tsb.
38
Contoh Kasus
Kemudian Serikat Pekerja menempuh upaya hukum dengan melaksanakan eksekusi atas tanah tsb ke PN Pasuruhan. Saat ini PN Pasuruhan telah mengeluarkan Sita Eksekusi atas tanah dan bangunan yang dikuasai dan dmiliki oleh PT.X.1. yang terletak di Porong tersebut. Bahwa berdasarkan Ps 95 UU.No.13 Thn 2003 Tg Ketenagakerjaan, hak pekerja adalah hak preferen.
39
Contoh Kasus
Kemudian Serikat Pekerja PT.X.1. menawarkan kepada Bank A untuk damai dg membagi hasil lelang 50 : 50. Bahwa setelah diteliti kemudian terdapat perbedaan pencantuman nama Pihak Debitur, dimana dlm Perjanjian Kredit disebutkan yang menjadi Borrower adalah PT.X di Singapura, namun dalam Sertifikat Hipotik tertulis PT.X.1.
40
Contoh Kasus
Permasalahannya : Bagaimana status hukum Sertifikat Hipotik tersebut, dlm kaitannya dengan hak preferen Bank A atas hasil eksekusi lelang atas tanah yg menjadi obyek hipotik , dikaitkan dengan hak mendahului dari Serikat Pekerja berdasarkan Ps 95 UU No.13 Tahun 2003 tsb ?. Jika Bank A menerima tawaran Serikat Pekerja untuk membagi 2 hasil lelang tersebut, apakah Bank A masih berhak atas kekurangannya terhadap aset PT.X.1. ?.
41